TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Korosi
Korosi adalah reaksi redoks spontan yang mengakibatkan terbentuknya karat dari
besi, perak sulfida dari sulfida, dan patina (tembaga karbonat) dari tembaga. Korosi
merupakan proses yang terjadi secara alami dan tidak akan bisa berhenti selama logam
tersebut masih berada di lingkungan bersifat korosif. Korosi mengakibatkan kerusakan
parah pada bagunan, kostruksi, gedung, kapal dan mobil. Proses perusakan material yang
terjadi menyebabkan turunnya kualitas material logam tersebut. Banyak cara telah
diupayakan untuk mencegah atau mengurangi dampak dari korosi itu sendiri. (Raymond,
2003).
Menurut Haryono (2010), faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses
korosi antara lain, yaitu :
a. Suhu
Kenaikan suhu akan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal ini
terjadi karena makin tinggi suhu maka energi kinetik dari partikel-partikel yang
bereaksi akan meningkat sehingga melampaui besarnya harga energi aktivasi dan
akibatnya laju kecepatan reaksi (korosi) juga akan makin cepat, begitu juga
sebaliknya.
b. Kecepatan alir fluida atau kecepatan pengadukan
Laju korosi cenderung bertambah jika laju atau kecepatan aliran fluida bertambah
besar. Hal ini karena kontak antara zat pereaksi dan logam akan semakin besar
sehingga ion-ion logam akan makin banyak yang lepas sehingga logam akan
mengalami kerapuhan (korosi).
c. Konsentrasi bahan korosif
Hal ini berhubungan dengan pH atau keasaman dan kebasaan suatu larutan. Larutan yang
bersifat asam sangat korosif terhadap logam dimana logam yang berada didalam
media larutan asam akan lebih cepat terkorosi karena karena merupakan reaksi
anoda. Sedangkan larutan yang bersifat basa dapat menyebabkan korosi pada reaksi
katodanya karena reaksi katoda selalu serentak dengan reaksi anoda.
d. Oksigen
Adanya oksigen yang terdapat di dalam udara dapat bersentuhan dengan permukaan
logam yang lembab. Sehingga kemungkinan menjadi korosi lebih besar. Di dalam
air (lingkungan terbuka), adanya oksigen menyebabkan korosi.
e. Waktu kontak
Aksi inhibitor diharapkan dapat membuat ketahanan logam terhadap korosi lebih
besar. Dengan adanya penambahan inhibitor kedalam larutan, maka akan
menyebabkan laju reaksi menjadi lebih rendah, sehingga waktu kerja inhibitor
untuk melindungi logam menjadi lebih lama. Kemampuan inhibitor untuk
melindungi logam dari korosi akan hilang atau habis pada waktu tertentu, hal itu
dikarenakan semakin lama waktunya maka inhibitor akan semakin habis terserang
oleh larutan.
2-1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Utomo (2009), beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya korosi antara lain:
1. Pengecatan
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan
udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena
keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan oli atau gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan plastik
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang
tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu
utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka
timah justru mendorong atau mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena
potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Sn =
-0,44 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu
sel elektrokimia dengan besi sebagai anode.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan seng)
Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda
dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak
utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katoda.
Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang
kontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-
mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium plating juga
dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini
digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal
laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
8. Penambahan inhibitor
Inhibitor adalah senyawa tertentu yang ditambahkan pada elektrolit untuk
membatasi korosi bejana logam. Inhibitor terdiri dari anion atom-ganda yang dapat
masuk kepermukaan logam, dengan demikian dapat menghasilkan selaput lapisan
tunggal yang kaya oksigen.