Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Korosi
Korosi adalah reaksi redoks spontan yang mengakibatkan terbentuknya karat dari
besi, perak sulfida dari sulfida, dan patina (tembaga karbonat) dari tembaga. Korosi
merupakan proses yang terjadi secara alami dan tidak akan bisa berhenti selama logam
tersebut masih berada di lingkungan bersifat korosif. Korosi mengakibatkan kerusakan
parah pada bagunan, kostruksi, gedung, kapal dan mobil. Proses perusakan material yang
terjadi menyebabkan turunnya kualitas material logam tersebut. Banyak cara telah
diupayakan untuk mencegah atau mengurangi dampak dari korosi itu sendiri. (Raymond,
2003).
Menurut Haryono (2010), faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses
korosi antara lain, yaitu :
a. Suhu
Kenaikan suhu akan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal ini
terjadi karena makin tinggi suhu maka energi kinetik dari partikel-partikel yang
bereaksi akan meningkat sehingga melampaui besarnya harga energi aktivasi dan
akibatnya laju kecepatan reaksi (korosi) juga akan makin cepat, begitu juga
sebaliknya.
b. Kecepatan alir fluida atau kecepatan pengadukan
Laju korosi cenderung bertambah jika laju atau kecepatan aliran fluida bertambah
besar. Hal ini karena kontak antara zat pereaksi dan logam akan semakin besar
sehingga ion-ion logam akan makin banyak yang lepas sehingga logam akan
mengalami kerapuhan (korosi).
c. Konsentrasi bahan korosif
Hal ini berhubungan dengan pH atau keasaman dan kebasaan suatu larutan. Larutan yang
bersifat asam sangat korosif terhadap logam dimana logam yang berada didalam
media larutan asam akan lebih cepat terkorosi karena karena merupakan reaksi
anoda. Sedangkan larutan yang bersifat basa dapat menyebabkan korosi pada reaksi
katodanya karena reaksi katoda selalu serentak dengan reaksi anoda.
d. Oksigen
Adanya oksigen yang terdapat di dalam udara dapat bersentuhan dengan permukaan
logam yang lembab. Sehingga kemungkinan menjadi korosi lebih besar. Di dalam
air (lingkungan terbuka), adanya oksigen menyebabkan korosi.
e. Waktu kontak
Aksi inhibitor diharapkan dapat membuat ketahanan logam terhadap korosi lebih
besar. Dengan adanya penambahan inhibitor kedalam larutan, maka akan
menyebabkan laju reaksi menjadi lebih rendah, sehingga waktu kerja inhibitor
untuk melindungi logam menjadi lebih lama. Kemampuan inhibitor untuk
melindungi logam dari korosi akan hilang atau habis pada waktu tertentu, hal itu
dikarenakan semakin lama waktunya maka inhibitor akan semakin habis terserang
oleh larutan.

2-1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Utomo (2009), beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya korosi antara lain:
1. Pengecatan
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan
udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena
keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan oli atau gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan plastik
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang
tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu
utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka
timah justru mendorong atau mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena
potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Sn =
-0,44 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu
sel elektrokimia dengan besi sebagai anode.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan seng)
Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda
dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak
utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katoda.
Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang
kontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-
mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium plating juga
dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini
digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal
laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
8. Penambahan inhibitor
Inhibitor adalah senyawa tertentu yang ditambahkan pada elektrolit untuk
membatasi korosi bejana logam. Inhibitor terdiri dari anion atom-ganda yang dapat
masuk kepermukaan logam, dengan demikian dapat menghasilkan selaput lapisan
tunggal yang kaya oksigen.

LABORATORIUM DIAGRAM ALIR DAN PEMILIHAN 2-2


BAHAN
TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FV-ITS
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
9. Modifikasi lingkungan
Karena oksigen (O2) dan kelembapan udara merupakan faktor penting dalam proses
pengaratan, mengurang kadar oksigen atau menurunkan kelembapan udara dapat
memperlambat proses pengaratan.
2.2 Elektroplating
Elektroplating didefinisikan perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik
melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada benda padat konduktif membentuk
lapisan logam. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda
logam ke dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai
katoda. Lapisan logam yang mengendap disebut juga sebagai deposit. Dalam pembahasan
selanjutnya digunakan istilah pelapisan logam atau elektroplating (Sutomo, 2010).
Dalam melaksanakan proses electroplating ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu arus yang dibutuhkan untuk melapis (rapat arus), temperatur larutan,
waktu pelapisan dan konsesntrasi larutan. Semakin besar arus densitas maka semakin besar
pelapisan logam yang terjadi karena semakin banyak ion dari anoda sebagai bahan pelapis
yang tereduksi dan terbawa menempel di permukaan logam induk sebagai katoda
(Manurung, 2015).
Menurut Sutomo (2010) pada prinsipnya pelapisan logam dengan cara lapis listrik
adalah merupakan rangkaian dari : arus listrik, elektroda (anoda dan katoda), larutan
elektrolit dan benda kerja ditempatkan sebagai katoda. Keempat gugusan ini disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu rangkaian sistem lapis listrik listrik dengan
rangkaian sebagai berikut :
a. Anoda dihubungkan pada kutub positif dari sumber listrik
b. Katoda dihubungkan pada kutub negatif pada sumber listrik
c. Anoda dan katoda direndamkan dalam larutan ektrolit

Gambar 2.1 Rangkaian Proses Elektroplating


(Sumber : Sutomo, 2010)
Bila arus listrik (potensial) searah dialirkan antara kedua elektroda anoda dan
katoda dalam laruan elektrolit, maka muatan ion positif ditarik oleh elektroda katoda.
Sementara ion bermuatan negatif berpindah ke arah elektroda bermuatan positif. Ion-ion
tersebut dinetralisir oleh kedua elektroda dan larutan elektrolit yang hasilnya diendapkan
pada elektroda katoda. Hasil yang terbentuk meruapakan lapisan logam dan gas hidrogen.
(Sutomo, 2010)

2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Elektroplating

LABORATORIUM DIAGRAM ALIR DAN PEMILIHAN 2-3


BAHAN
TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FV-ITS
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ngatin (2017) faktor yang memengaruhi elektroplating adalah :
a. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi kesesuaiannya jalannya reaksi dan melindungi lapisan.
Keseimbangan suhu ditentukan oleh beberapa faktor seperti ketahanan, jarak anoda
dengan katoda, serta besarnya arus yang mengalir ke dalam larutan elektrolit. Suhu
yang semakin tinggi akan menghasilakn lapisan yang kasar yang hitam.
b. Rapat arus
Rapat arus yang baik adalah arus yang tetap pada saat awal sampai pada akhir
proses, sehingga produk lapisan menjadi merata dan baik.
c. Konsentrasi ion
Konsentrasi ion berpengaruh pada struktur deposit, dengan naiknya konsentrasi ion
logam dapat menaikkan mobilitas ion dalam larutan.
d. Agitasi
Agitasi akan membantu proses elektroplating, terutama untuk menjaga lapisan agar
semua permukaan menjadi rata dan gas yang terbentuk di permukaan elektroda
dapat langsung dikeluarkan dari material logam dan tidak menganggu lapisan yang
terbentuk.
e. Throwing power
Throwing power adalah kemampuan larutan penyalur untuk menghasilkan lapisan
dengan ketebalan merata dan selama proses pelapisan terjadi aliran arus yang
membawa ion-ion ke permukaan elektroda atau benda kerja yang dilapisi.
f. Konduktivitas
Konduktivitas larutan bergantung kepada konsentrasi larutan. Semakin tinggi
konsentrasi larutan, maka konduktifitas akan semakin tinggi.
g. pH
Nilai pH merupakan faktor penting dalam menjaga kestabilan proses pelapisan.
h. Passivitas
Gejala passivitas sering ditemui pada logam yang mengalami korosi, karena itu
elektroda harus benar-benar bersih dan bebas dari korosi.
i. Waktu
Waktu pelapisan berperngaruh kepada ketebalan lapisan
j. Elektroda yang digunakan
Bagian elektroda yang mempengaruhi adalah bentuk, ukuran dan jenis elektroda.
Ada dua jenis elektroda yaitu elektroda larut dan tidak larut (inert). Elektroda yang
larut akan berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dan menaikkan jumlah kation
yang terdapat di dalam larutan plating, sehingga efisiensi proses elektroplating akan
naik.
Selain itu, kualitas lapisan yang dibuat dari proses plating dapat dipengaruhi oleh
adanya surfaktan atau zat aktif permukaan yang berfungsi sebagai zat pembasah atau
wetting agent. Surfaktan jenis anionik mampu mencegah terbentuknya gelembung
hidrogen pada katoda. Gelembung ini menyebabkan terjadinya pitting pada endapan
(Adamson, 1990).

2.4 Macam-Macam Elektroplating

LABORATORIUM DIAGRAM ALIR DAN PEMILIHAN 2-4


BAHAN
TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FV-ITS
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Fontana (1987) macam-macam pelapisan logam ada dua yaitu :
a. Pelapisan Anorganik dan Logam.
Pada umumnya pelapisan tipis dari logam dan materi anorganik dapat menyediakan
sebuah kendala yang sering terjadi antara logam dengan lingkungannya. Hal utama
dari pelapisan adalah (terlepas dari pengorbanan logam pelapis seperti zinc) untuk
menyelesaikan sebuah kendala secara efektif. Pelapisan logam diaplikasikan dalam
pengendapan logam menggunakan arus listrik (electro deposition), penyalutan
(cladding), penceluban panas (hot dipping), dan pengendapan logam dengan uap
(vapor deposition). Material anorganik diaplikasikan atau dibentuk oleh
pembakaran, difusi atau pengkonversi reaksi kimia. Penyemprotan (spraying)
biasanya dibentuk dari pembakaran pada suhu yang tinggi. Pelapisan logam
biasanya menunjukkan beberapa kemampuan pembentukan, padahal material
anorganik mempunyai sifat yang rapuh. Dari dua kasus di atas harus diatasi.
Pengeroposan atau pengerusakan lainnya pada logam bisa disebabkan dari
pengerusakan pada bagian dasar logam yang dipercepat karena dampak dari dua
atau lebih logam lainnya. beberapa contoh dari pelapisan logam yaitu pelapisan
logam pada bumper mobil dan hiasan, alat-alat rumah tangga, pelapisan kaleng
dengan timah. Sementara macam-macam dari pelapisan anorganik dan logam ini
meliputi :
1. Pelapisan Logam (Electrodeposition)
Electrodeposition disebut juga electroplapting. Electroplating adalah pelapisan
logam dengan cara pengendapan logam lainnya ke logam seabagai pelapis logam
tersebut dengan menggunakan aliran arus listrik. Proses ini dikenal juga dengan
istilah elektrolisis. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengendapan logam pada
electroplating yaitu suhu, aliran arus listrik, waktu dan kadar dari palarut yang
digunakan pada electroplating. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pelapisan logam tersebut dapat diatur untuk mengahsilkan pelapisan logam yang
tebal, tipis, lunak atau tajam. Pada pelapisan yang keras digunakan untuk mencegah
erosi korosi. Pada pelapisan dapat digunakan logam tunggal, beberapa campuran
logam atau beberapa komposisi aloy, misalnya campuran pada pelapisan bemper
mobil, mempunyai sebuah lapisan utama berupa tembaga pada permukaannya,
kapisan nickel pada bagian tengahnya dan pada bagian atasnya terlapisi logam
krom yang tipis. Seng, nikel, timah dan kadmium pada pelapisan logam diatas
untuk mendapatkan hasil pelapisan yang kuat. Pelapis berupa emas, perak dan
platina adalah sering digunakan. Pada umumnya dari beberapa logam bisa
diaplikasikan dengan electroplating atau pelapisan logam dengan menggunaka
sumber arus listrik.
2. Pengalasan (Flame Spraying)
Proses ini dikenal juga dengan istilah metallizing, dimana bijih logam dipanasi
dengan apai atau dijadikan bubuk kemudian diluruhkan dengan api sehingga logam
berubah menjadi cairan logam (liquid) dan disemprotkan pada permukaan logam
yang akan dilapisi.
3. Penyalutan (Cladding)

LABORATORIUM DIAGRAM ALIR DAN PEMILIHAN 2-5


BAHAN
TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FV-ITS
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Proses ini melibatkan sebuah sebuah lapisan permukaan dari beberapa lembar
logam yang biasanya diletakkan oleh penggelinding pada dua lembar logam yang
diletakkan secara bersama-sama pada benda yang akan dilapisi.
4. Pencelupan (Hot Dipping)
Pencelupan dengan cairan logam panas diaplikasikan kepada logam yang
dicelupkan pada penampungan yang berisi leburan logam yang teridiri dari
berbagai campuran leburan logam lainnya, misal seng, timah, timah hitam dan
aluminium. Hot Dipping merupakan salah satu metode pelapisan logam yang paling
tua dan pelapisan seng adalah salah satu contohnya.
5. Pengendapan dengan metode uap (Vapor Deposition)
Proses ini dilakukan pada ruangan hampa dengan uap temperatur tinggi. Pelapis
logam diupakan oleh pemanas elektrik dan pelapis logam akan diendapkan pada
bagian yang akan dialpisi, metode pelapisan mengahbiskan biaya yang lebuh mahal
daripada metode pelapisan logam yang lainnya. contoh dari pelapisan jenis ini
biasanya digunakan pada pelapisan bagian dari kerangka roket.
6. Penyebaran (Diffusion)
Pelapisan dengan metode penyebaran melibatkan pemanasan pada bentukan alloy
yang kemudian dipanasakan dan disebarkan dari satu alloy ke permukaan logam
lainnya yang akan dilapisi.
7. Reaksi Kimia (Chemical Conversion)
Pelapisan logam melalui reaksi kimia dilakukan untuk menghindari dari perkaratan
“corrosion” pada sebuah permukaan logam.
8. Modifikasi Permukaan (Surface Modification)
Perlakuaan pada permukaan logam untuk pelapisan logam membutuhkan energi
langsung guna meningkatkan daya tahan logam tersebut. misalnya saja ingin
melapisi logam dengan alloy atau chrom sehingga tahan karat.
9. Penanaman Ion (Ion Implantation)
Pengaplikasian penanaman ion pada permukaan logam untuk memodifikasi
permukaan logam agar tahan karat.
b. Pelapisan Organik
Pelapisan jenis ini melibatkan beberapa subtrat alami dan lingkungan. Pengecatan
(paints), pernis (varnishes), pemberian pernis (lacquers) dan pelapisan yang sejenis
untuk melindungi logam dan pencegahan terhadap korosi. Permukaan pada bagian
luar yang dilapisi sering kita jumpai, tapi pelapisan pada bagian dalam sering juga
kita gunakan. Salah satu jenis pelapisan organik yang sering digunakan yaitu
pengecatan. Proses pengecatan dapat mencegah proses korosi.

LABORATORIUM DIAGRAM ALIR DAN PEMILIHAN 2-6


BAHAN
TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FV-ITS
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Aplikasi Industri
PENGARUH PENCAMPURAN KONSENTRASI H2CRO4 DAN GELATIN DALAM
ELEKTROLIT GEL TERHADAP KETEBALAN DAN KEKUATAN LEKAT
LAPISAN KROM PADA BAJA DENGAN METODE ELEKTROPLATING
Kikin Hermanto dan Sulistijono
Jurusan Teknik Material & Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS)
2015

Dalam dunia industri, perlindungan terhadap korosi dengan cara


memperlambat timbulnya korosi pada material merupakan suatu hal yang penting
untuk dilakukan. Proses pelapisan dengan elektroplating dilakukan dengan cara
merendam benda yang akan dilapisi menggunakan larutan elektrolit selama beberapa
waktu lamanya. Jenis pelapisan dengan elektroplating ini memiliki kinerja yang cukup
baik dalam memperlambat laju korosi, namun proses pelapisan dengan cara merendam
benda kerja dalam larutan elektrolit tersebut memiliki kelemahan, salah satunya adalah
ketika suatu komponen benda kerja telah terpasang pada benda kerja dan lapisan
pelindungnya mengalami kecacatan, maka komponen tersebut harus dibongkar
kembali dari susunan benda kerjanya. Penelitian ini menggunakan metode alternatif
elektroplating, yaitu elektrolit gel. Elektrolit gel merupakan metode elektroplating tanpa
perlu melakukan pencelupan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi H2CrO4 (250 g/l; 300 g/l; 350 g/l) dan gelatin sebagai gelling agent (40,5 g/l;
81 g/l; 121,5 g/l) dalam elektrolit gel H 2CrO4 terhadap ketebalan dan kualitas
lapisan krom hasil elektroplating pada baja.
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah preparasi spesimen uji, preparasi
elektrolit gel H2CrO4, pembuatan elektrolit gel, proses elektroplating, pengujian SEM
deposit lapisan, pengujian ketebalan dan pengujian kelekatan. Pembersihan spesimen
bertujuan untuk membersihkan spesimen dari kotoran, karat/oksida, dan minyak yang
melekat pada permukaan sehingga proses elektroplating pada spesimen dapat
berlangsung dengan baik dan deposit lapisan hasil elektroplating dapat menempel
dengan baik. Pada penelitian ini digunakan densitas arus 0,45 A/cm 2 dan waktu kontak
efektif selama 15 menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam kromat dalam elektrolit
gel akan memberikan pengaruh terhadap ketebalan deposit lapisan, yaitu semakin besar
konsentrasi asam kromat dalam elektrolit gel maka ketebalan dari deposit lapisan krom
juga akan semakin tebal. Penambahan konsentrasi asam kromat dalam elektrolit gel akan
menurunkan nilai kelekatan deposit krom pada spesimen. Konsentrasi gelatin dalam
elektrolit gel akan berpengaruh terhadap ketebalan deposit lapisan, yaitu dengan
semakin besar konsentrasi gelatin dalam elektrolit gel maka ketebalan dari deposit
lapisan krom akan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh sifat gelatin yang berfungsi
sebagai bahan tambahan proses elektroplating. Nilai kelekatan maksimal didapatkan
dari spesimen dengan konsentrasi gelatin 81 g/liter dan penambahan atau pengurangan
gelatin dari konsentrasi tersebut akan menurunkan nilai kelekatan deposit lapisan krom.
Penurunan nilai kelekatan deposit lapisan ini disebabkan oleh penambahan konsentrasi

LABORATORIUM DIAGRAM ALIR DAN PEMILIHAN 2-7


BAHAN
TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FV-ITS
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
gelatin pada elektrolit gel asam kromat. Gelatin sebagai senyawa organik dalam
elektrolit gel akan menghambat deposisi asam kromat pada permukaan spesimen.

LABORATORIUM DIAGRAM ALIR DAN PEMILIHAN 2-8


BAHAN
TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FV-ITS

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 3 FERMENTASI DONAT
    Bab 3 FERMENTASI DONAT
    Dokumen7 halaman
    Bab 3 FERMENTASI DONAT
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Dan Daftar Fermentasi
    Abstrak Dan Daftar Fermentasi
    Dokumen7 halaman
    Abstrak Dan Daftar Fermentasi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Fermentasi Donat
    Bab 1 Fermentasi Donat
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Fermentasi Donat
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 FERMENTASI DONAT
    Bab 2 FERMENTASI DONAT
    Dokumen8 halaman
    Bab 2 FERMENTASI DONAT
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Dan Daftar Fermentasi
    Abstrak Dan Daftar Fermentasi
    Dokumen7 halaman
    Abstrak Dan Daftar Fermentasi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Sni Donat
    Sni Donat
    Dokumen1 halaman
    Sni Donat
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Abstrak, Daftar2
    Abstrak, Daftar2
    Dokumen11 halaman
    Abstrak, Daftar2
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Buat PPT PPM
    Buat PPT PPM
    Dokumen1 halaman
    Buat PPT PPM
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Platting
    Bab 3 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Platting
    Dokumen5 halaman
    Bab 3 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Platting
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 New
    Bab 1 New
    Dokumen1 halaman
    Bab 1 New
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Buat PPT PPM
    Buat PPT PPM
    Dokumen1 halaman
    Buat PPT PPM
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • MSDS HCL Fixed
    MSDS HCL Fixed
    Dokumen2 halaman
    MSDS HCL Fixed
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Jenis Elektroda
    Jenis Elektroda
    Dokumen4 halaman
    Jenis Elektroda
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • 155958enersyn SF-C 15 PDF
    155958enersyn SF-C 15 PDF
    Dokumen9 halaman
    155958enersyn SF-C 15 PDF
    Abro Andriadi Harahap
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Asidi
    Bab 1 Asidi
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Asidi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Asidi
    BAB 5 Asidi
    Dokumen1 halaman
    BAB 5 Asidi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Asidi
    BAB 5 Asidi
    Dokumen1 halaman
    BAB 5 Asidi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Asidi
    BAB 5 Asidi
    Dokumen6 halaman
    BAB 5 Asidi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Asidi
    Bab 1 Asidi
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Asidi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Buffer
    Bab 3 Buffer
    Dokumen4 halaman
    Bab 3 Buffer
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Sds Id Id Naoh
    Sds Id Id Naoh
    Dokumen11 halaman
    Sds Id Id Naoh
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Asidi
    BAB 5 Asidi
    Dokumen1 halaman
    BAB 5 Asidi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Asidi
    Bab 1 Asidi
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Asidi
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • BAB I Edta
    BAB I Edta
    Dokumen2 halaman
    BAB I Edta
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • BAB I Spektro Nitrat
    BAB I Spektro Nitrat
    Dokumen1 halaman
    BAB I Spektro Nitrat
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 PRINT HAL 3
    Bab 3 PRINT HAL 3
    Dokumen5 halaman
    Bab 3 PRINT HAL 3
    Anadiah Salsabila
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Chichi2406
    Belum ada peringkat