Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam upaya meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat


dan sasaran kegiatan, diperlukan upaya perbaikan penyelenggaraan kegiatan
UKM Puskesmas. Hal terkait dengan perkembangan kebutuhan dan harapan
masyarakat, perubahan regulasi, perkembangan teknologi, sehingga perlu
dilakukan upaya inovatif untuk memperbaiki perencanaan maupun
pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas.
Usulan kegiatan inovatif untuk perbaikan dapat diperoleh melalui
masukan dari masyarakat, forum-forum komunikasi dengan masyarakat,
lintas program ataupun lintas sektoral terkait.
Panyakit TBC Paru telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia,
WHO memperkirakan 9 Juta penderita TBC Paru setiap tahunnya dan
menyebabkan kematian sekitar 3 juta orang, diperkirakan 95% penderita TBC
berada di Negara berkembang dan 25% penderita TBC Paru menyerang usia
produktif 15-45 tahun.
Di Puskesmas Pulau Kijang tahun 2017 dari 46.751 jiwa penduduk
diperkirakan jumlah suspek yang diduga terinfeksi TBC adalah 58 orang dan
25%nya menjadi BTA positif atau sekitar 15 orang. Hal ini sangat jauh dari
target yang seharusnya 74 orang penemuan pasien TBC baru.Dan yang
meninggal pada tahun ini karena TBC ada 3 orang.Hal ini jg seperti fenomena
gunung es di Reteh,karena sangat banyak pasien TBC yang tidak terdata dan
meninggal dunia karena TBC.
Jika dilihat data diatas pada tahun 2017 hasil penjaringan dan
penemuan kasus TBC paru di Puskesmas Pulau Kijang masih jauh dari
pencapaian target. Sangat sedikitnya jumlah penderita TBC di Puskesmas
Pulau Kijang menyebabkan kegiatan penemuan pasien TBC tidak hanya
boleh dilakukan secara pasif saja di Puskesmas tapi juga secara aktif dengan
kunjungan rumah,sesuai dengan Juknis Penemuan Aktif TBC Integrasi
Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) Tahun
2018.Hal ini tidak hanya sebatas mencari Pasien TBC saja,tetapi juga
peningkatan pengawasan Pengobatan terutama pasien putus obat yang

1
membuat tingkat kesembuhan pasien TBC yang pada tahun 2017 di
Puskesmas Pulau Kijang hanya 66% dapat meningkat nantinya.
Pengobatan TBC meliputi berbagai aspek pendukung.Hal ini juga
berkaitan dengan pengetahuan pasien tentang penyakit TBC,cara minum obat,
efek samping obat,bahaya putus obat,cara pencegahan penularan,faktor
lingkungan, dan kebutuhan gizi. Semua Faktor pendukung ini bila dipahami
oleh Penderita TBC akan meningkatkan persentasi kesembuhan pasien dan
menurunkan mortalitas pada pasien TBC.

A.GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

UPT Puskesmas Pulau Kijang merupakan salah satu dari 28


Puskesmas yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir, memiliki Visi yang
diemban secara umum adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju Visi
Kabupaten yaitu “Indragiri Hilir Berjaya dan Gemilang tahun 2025”.
Kecamatan sehat gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan yaitu masyarakat yang ingin hidup
dalam lingkungan dan prilaku sehat, bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, indikasi kecamatan sehat
yang akan dicapai mencakup 4 indikator :
a. Prilaku sehat
b. Lingkungan sehat
c. Pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Promosi kesehatan
Puskesmas Pulau Kijang sebagai penggerak pembangunan kesehatan
diseluruh wilayah kerja Puskesmas sebagai pusat penggerak pemberdayaan
dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
dengan menjalin kemitraan dengan lintas sektor, pusat pelayanan kesehatan
masyarakat dan individu tingkat pertama disemua bentuk kegiatan pelayanan
dalam dan diluar gedung melalui kegiatan pelayanan kesehatan rawat jalan,
persalinan, pelayanan laboaratorium rutin dan kimia klinik, pembinaan dan
kunjungan dokter ke Pustu, Posyandu, Posbindu dan sekolah-sekolah
diwilayah kerja Puskesmas.

2
B.GEOGRAFIS

UPT Puskesmas Pulau Kijang Kecamatan Reteh terletak di


Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, tepatnya di arah selatan ibukota
provinsi Riau, Pekanbaru. Puskesmas Pulau Kijang di bangun pada tahun
1970 dengan luas wilayah 71.207 KM2 yang terdiri dari 3 Kelurahan dan
11 desa.
UPT Puskesmas Pulau Kijang berlikasi dijalan Kesehatan NO.1
Kelurahan Pulau Kijang Kecamatan Reteh yang mempunyai batas-batas
wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sungai Batang
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanjab Provinsi Jambi
c. Sebelah timur berbatasan dengan selat berhala Provinsi Jambi
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Keritang
Dalam

Dalam pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Pulau Kijang memiliki


wilayah kerjadiantaranya :

1. Kelurahan Pulau kijang 8.Desa seberang Pulau kijang


2. Kelurahan metro 9.Desa sungau undan
3. Kelurahan madani 10.Desa sungai asam
4. Desa Sanglar 11.Desa Pulau ruku
5. Desa seberang sanglar 12.Desa sungai terab
6. Desa mekar sari 13.Desa tanjung Labuh
7. Desa pulau kecil 14.Desa sungai mahang

Puskesmas Pulau Kijang terdiridari 11 Puskesmas Pembantu


(PUSTU), 1 Pos bersalin desa (POLINDES), 1 Pos kesehatan desa
(POSKESDES), 1 rumah tunggu bersalin serta 36 posyandu.

3
C. SUMBER DAYA MANUSIA

Tabel1.1Ketersediaan ketenagaan UPT Puskesmas Pulau Kijang Tahun


2018

STATUS
NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH
KEPEGAWAIAN
2 PNS
1 Dokter umum
1 PTT
2 Dokter gigi 1 HONORER
3 Apoteker 1 PNS
1 PNS
Sarjana keperawatan
2 HONORER
SKM Kesling 1 PNS
SKM Promkes 1 HONORER
Sarjana Administrasi 1 HONORER
2 PNS
D4 Kebidanan
4 HONORER
11 PNS
D3 Kebidanan 2 PTT
8 HONORER
3 PNS
D3 Keperawtan 2 PTT
6 HONORER
1 PNS
D3 Analis
2 HONORER
Kesehatan Lingkungan 1 HONORER
Asisten farmasi 1 HONORER
SPK 3 PNS
SPG 1 PNS
3 PNS
SLTA
1 HONORER
JUMLAH 62

D. KONDISI WILAYAH
1.KEADAAN ALAM

Kecamatan reteh merupakan daerah yang beriklim tropis basah


dengan udara agak lembab.Pada tahun 2017 curah hujan tertinggi di

4
Kecamatan reteh terjadi pada bulan Agustus dengan hari tertinggi yaitu 20
hari.

Keadaan di daerah ini sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan
endapan sungai serta rawa-rawa.Terletak ditepi-tepi sungai dan muara
parit-parit banyak terdapat tumbuh-tumbuhan seperti pohon nipah.Adapun
transportasi di kecamatan ini untukke Kelurahan/desa ada yang bias
ditempuh dengan trasportasi jalan darat dan ada yang hanya bisa dengan
transportasi air.

2.DEMOGRAFI

Penduduk asli kecamatan Reteh adalah suku melayu, merupakan


penduduk asli Kabupaten Indragiri Hilir yang sering disebut melayu
Riau.Suku melayu di daerah kecamatan Reteh mempunyai kekerabatan
yang bersifat parental dan beragama islam.

Seiring perkembangan zaman banyak suku-suku yang datang dan


menetap dan langsung berbaur atau asimilasi antara suku melayu denga
nsuku-suku bugis, suku banjar,suku minang, suku jawa,suku batak serta
warga Negara keturunan Tionghoa. Berdasarkan data Biro Pusat
Statistika, jumlah penduduk di Kecamatan Reteh adalah 46.751,dengan
rincian sebagai berikut:

Tabel 1.2JumlahPendudukKecamatanReteh

NAMA
LAKI-
NO KELURAHAN/ PEREMPUAN JUMLAH
LAKI
DESA
1 Pulau kijang 7095 7625 14720
2 Metro 1034 978 2012

5
3 Madani 968 936 1904
Seberang pulau
4 546 572 1118
kijang
5 Sanglar 2985 3089 6075
6 Seberang sanglar 2313 1809 4122
7 Melar sari 534 434 968
8 Pulau kecil 2603 2346 4949
9 Sungai undan 1034 1090 2124
10 Sungai asam 756 808 1564
11 Pulau ruku 1234 1545 2779
12 Sungai terab 231 195 426
13 Tanjung labuh 421 239 660
14 Sungai mahang 663 663 1326
Jumlah 22618 22129 46.751

BAB II

ISI

A. DATA PERMASALAHAN KEGIATAN


Penyakit TBC merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah di masyarakat di Indonesia.Penyakit TBC merupakan penyakit
menular yang menjadi salah satu permasalahan tertinggi di Kecamatan
Reteh tinggi, hal ini di sebabkan oleh
1. Pengobatan tidak sesuai standar
2. Rendahnya Penemuan Pasien TBC
3. Masih ditemukannya banyak Pasien Putus obat

6
4. Jarak yang jauh ke Fasilitas Kesehatan
5. Pengadaan stok obat yang tidak terpantau
6. Malunya masyarakat untuk memeriksakan ke Fasilitas Kesehatan
kesehatan
7. Kepadatan penduduk dan rumah berdempet-dempet yang
menimbulkan lingkungan yang tidak sehat
8. Tidak ada kepatuhan untuk minum obat
9. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penularan penyakit TBC
10. Kurangnya kerjasama antara Lintas sektor dan Praktek swasta dengan
Puskesmas.

B. KARYA INOVASI
Dari Latar Belakang masalah tersebut Puskesmas Pulau Kijang
berinisiatif mendahulukan kegiatan inovatif dalam penanganan kasus TBC
tersebut dengan istilah KELAPA TUA,Kegiatannya yaitu:
K : KetuklacakPasienTBCdenganKalender

E : Edukasidan PMT PasienTBC

LA: Layanan CALL center TBC

P : PenyuluhanKeluarga

A : Aktifkan Kader di Post TBC

TU: TuntunPasienkePoliTBC

A : Ajak LSM,Lintas sector dan Praktek swasta bekerja sama

Hal ini tidak hanya di lakukan oleh satu pihak Program TBC saja tetapi
juga mencakup seluruh program Puskesmas seperti Program
imunisasi,Prolanis,Lansia,Gizi,Kesling,Bidan desa,Kader,Praktek
swasta,LSM dan Tentunya Lintas sektor.
Dengan semua Permasalahan yang ada di Program TBC di
Puskesmas Pulau Kijang, kami berupaya untuk meningkatkan berbagai
Kegiatan dengan nama KELAPA TUA, yaitu:

7
1. K : Ketuk lacak Pasien TBCdenganKalender.
Petugas kesehatan melakukan kunjungan kerumah – rumah pasien
untuk memeriksakan pasien suspek TBC yang tidak mau datang ke
Puskesmas.Hal ini dilakukan berdasarkan data Pasien pada TB06 dan
yang sedang mendapatkan Pengobatan di Puskesmas Pulau
Kijang,informasi petugas puskesmas,informasi masyarakat
langsung,informasi kader,Lintas sektor/LSM dan informasi bidan desa.
Petugas Puskesmas melakukan Kunjungan rumah dengan
membawa Form Home visit pasien,stetoskop,dan Pot dahak.Petugas
langsung memintak sample dahak pasien suspek TBC untuk langsung di
periksakan. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan Mikroskopik di
Puskesmas oleh Analis laboratorium atau Pemeriksaan dahak langsung
dirumah Pasien dengan cara fiksasi lansung oleh Petugas laboratorium.
Pertanyaan di Form Home visite pasien juga berhubungan dengan
riwayat imunisasi,pengetahuan tentang TBC,kesehatan lingkungan,dan
penyakit komorbid.Apabila ditemukan permasalahan di beberapa hal
tersebut dokter atau petugas kesehatan yang terlibat langsung memberikan
penyuluhan.Hal ini juga berkaitan untuk mengurangi jumlah Penularan
Pasien TBC dan keberhasilan pengobatan.
Petugas Kesehatan melakukan juga Pengawasan pengobatan pasien
melalui Form TB01 dan KALENDER TBC.apabila menemukan pasien
putus obat petugas langsung melacak pasien dengan menelepon atau
kunjungan langsung kerumah,dengan menanyakan alasan pasien tidak
datang dan memberikan motivasi agar tidak putus obat.Hal ini juga
bekerja sama dengan seluruh petugas kesehatan Puskesmas Pulau
kijang,Kader,dan bidan desa.

2. E : Edukasidan PMT Pasien TBC


Edukasi pada pasien TBC bertujuan untuk meningkatkan
persentasi kesembuhan pasien dan menurunkan kasus Pasien Putus
Berobat sehingga menurunkan juga resiko Tuberkulosis MDR.
Edukasi ini akan di berikan oleh Dokter di ruang Poli TBC pada
setiap Pasien Kasus baru dan Pasien kontrol untuk ambil obat. Penjelasan

8
juga disertai memberikan brosur yang dapat dibawa oleh Pasien Pulang
agar Pasien bisa terus mengingat Penjelasan yang telah diberikan oleh
Dokter.Edukasi berupa penjelasan tentang:
1. Penyakit TBC, seperti apa itu TBC,penyebab TBC, cara
penularan, faktor resiko TBC,dan etika batuk.
Proses Penyebaran TBC terjadi melalui udara, saat pasien
batuk atau bersin (dan mengeluarkan percikan dahak),
kemudian terhirup oleh orang lain. Proses penularan terhadap
orang lain sangat ditentukan dari banyaknya kuman yang
keluar dari pasien.Karena itu, sangat penting bagi pasien untuk
mengetahui etika batuk, seperti menggunakan masker serta
menutup mulut dengan lengan saat batuk dan bersin.
2. Efek samping obat, cara minum obat, tanggal pasien harus
kembali,bahaya putus obat.
Penjelasan tentang efek samping obat sangat diperlukan agar
pasien tidak putus sepihak minum obat karena efek samping
yang dirasakan. Penjelasan cara minum obat yang tepat akan
meningkatkan keberhasilan pengobatan karena sering sekali
dijumpai pasien salah dalam meminum obat karena tidak
mengerti.
Setiap pasien datang ambil obat juga akan ditulisakan tanggal
pasien harus datang kembali, hal ini untuk memudahkan pasien
dan petugas untuk mengawasi keberlangsungan Pengobatan.
Tanggal harus kembali dapat ditulis di TBC02 pasien dan Di
Kalender TBC Petugas di Poli TBC.Bahaya putus obat juga
harus di jelaskan agar pasien lebih teratur dalam pengobatan.
3. Faktor Resiko Lingkungan untuk Penularan TBC
Lingkungan sangat mempengaruhi penularan TBC. Faktor
kepadatan Kamar tidur, Pencahayan rumah, kelembapan dan
sirkulasi udara, serta kebersihan rumah menjadi faktor yang
sangat penting yang harus diperhatikan penderita dan keluarga
agar pasien tidak menularkan ke anggota rumah lainnya.

9
Kamar yang padat mempengaruhi jumlah oksigen dan
penularan, kamar tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari 2
orang kecuali ditambah anak umur 2 tahun dan sebaiknya
pasien TBC tidur sendiri selama pengobatan berlangsung dan
dinyatakan sembuh.
Rumah yang lembab dapat meningkatkan 10x lipat resiko
terkena TBC.Pencahayan dapat membunuh kuman-kuman dan
bakteri penyebab TBC. Jendela harus sering dibuka agar
cahaya matahari masuk. Kuman TBC akan mati bila terkena
cahaya matahari.Lantai yang kotor dapat dijadikan perkembang
biakan bakteri. Lantai rumah sebaiknya di naikkan 20cm dari
permukaan tanah dan terjaga kebersihannya.
4. Edukasi Gizi pasien TBC. Pada dasarnya pelayanan gizi yang
diberikan kepada pasien TBC prosesnya sama dengan pasien
lainnya yaitu Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT).Pelayanan gizi pasien TBC yang dilakukan di
Puskesmas meliputi pengkajian gizi, diagnosis gizi,intervensi
berupa edukasi gizi dan Pemberian Makanan Tambahan. Setiap
kali pasien TBC datang untuk pengambilan obat dilakukan
pemeriksan status gizi pasien dengan cara penimbangan berat
badan, pengukuran IMT, penegakan diagnosis gizi, dan
dilakukan intervensi gizi.Pencatatan dilakukan di Kartu
Kontrol asuhan gizi pasien TBC dan disimpan di Fasilitas
Kesehatan.Setelah itu pasien TBC juga mendapatkan makan
tambahan berupa susu dan telur sebagai pelengkap gizi
seimbang.

3. L : Layanan CALL center Pasien TBC


Untuk mempermudah pasien berkonsultasi tentang masalah dalam
pengobatan TBC, Puskesmas Pulau Kijang memberikan layanan Call
Center ke nomor 082170356261/085274453434. Hal ini bertujuan agar
Pasien dengan jarak rumah jauh dari Puskesmas lebih mudah untuk
mempertanyakan keluhan – keluhannya kepada Dokter. Layanan Call

10
center ini juga diberikan untuk pengaduan masyarakat, kader dan Lintas
sektor yang menemukan pasien terduga TBC yang tidak mau datang ke
Puskesmas. Petugas Puskesmas Pulau Kijang dan Dokter bersedia untuk
mengunjungi pasien kerumahnya secara gratis. Dengan layanan call center
ini juga meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan pasien dengan
Petugas kesehatan sehingga pasien mau berobat dan tidak Putus obat
sehingga meningkatkan keberhasilan Pengobatan dan menurunkan resiko
pasien TBC MDR.

4. P : Penyuluhan Keluarga
Kegiatan ini dilakukan dengan Penyuluhan ke daerah Kantong TBC
dan penyuluhan langsung ke keluarga pasien TBC ketika melakukan
kunjungan rumah.Penyuluhan ini berisikan informasi tentang:
 Apa itu penyakit TBC
 Gejala Penyakit TBC
 Cara Pencegahan Penularan
 Etika Batuk
 Cara minum obat TBC
 Kelompok Rentan terkena TBC
Penyuluhan di Daerah Kantong TBC dilakukan dengan
bekerjasama dengan Lintas sektor sebagai Penyedia Sarana dan
Prasarana.Hal ini membuktikan bahwa adanya peran serta Lintas sektor
membantu dalam kegiatan ini

5. A : Aktifkan Kader di Post TBC


Kader TBC adalah Anggota masyarakat yang bekerja secara
sukarela dalam membantu pengendalian TBC sesuai dengan
kemampuannya. Kader TBC ini bertugas untuk membantu menemukan
pasien TBC baru, membantu dalam pengawasan dan pelacakan pasien
TBC putus obat,dan juga sebagai PMO jika pasien tidak mempunyai
PMO.
Kegiatan Refresh Kader ini dilakukan 1 kali sebulan setiap tanggal
25 di Aula Puskesmas Pulau Kijangsebagai POST TBC.Kegiatan ini yaitu

11
berupa Peningkatan ilmu Kader tentang TBC dan pengumpulan laporan
terduga TBC dari Kader.

6. TU : Tuntun Pasien Ke Poli TBC


Pelayanan Pasien TBC yang berobat ke Puskesmas Pulau Kijang
memiliki Alur tersendiri, yaitu:
1. Ketika Pasien TBC datang dan mendaftar di Pendaftaran Pasien
TBC langsung di beri masker oleh petugas Pendaftaran.
2. Setelah mendaftar pasien di arahkan untuk menunggu di ruang
tunggu khusus pasien TBC yang berbeda dari ruang tunggu
pasien lainnya. Ruang tunggu pasien TBC ini lebih terbuka dan
terkena cahaya matahari langsung. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi resiko penularan dengan pasien lainnya.
3. Setelah itu pasien di panggil masuk ke Poli TBC bertemu
dengan Dokter Ketua Tim TBC Dots dan Penaggung Jawab
Program TBC. Dokter dan Petugas TBC juga menggunakan
masker. Kemudian Pasien mendapatkan di periksa oleh Dokter
dan mendapat Pelayanan Edukasi.
4. Selesai Berobat Dokter memberikan Resep obat pasien Kepada
Penanggung jawab Program TBC untuk di ambilkan ke
Apotek. Pasien di persilahkan kembali menunggu di Ruang
Tunggu pasien TBC.
5. Setelah obat Pasien siap di kemas petugas Apotek obat pasien
TBC akan di berikan dengan Petugas Penanggung Jawab
Program TBC, yang kemudian akan memberikan langsung
kepada pasien dan menjelaskan ulang cara meminum obat
seperti yang sudah dijelaskan dokter di dalam Poli TBC.
6. Setelah itu pasien diberi Makanan Tambahan berupa 2 butir
telur dan 1 kaleng susu.

7. A : Ajak LSM, Lintas Sektor dan Praktek swasta bekerja sama


Menjalin hubungan kerjasama TBC dengan Praktek swasta
bertujuan untuk meningkatkan Penemuan Pasien TBC dan Meningkatkan

12
Pengobatan sesuai standar.Hal ini dilakukan kerjasama dalam
Penandatanganan MOU yang berisikan jika Praktek Swasta menemukan
Pasien suspek TBC makan dilakukan rujukan pasien ke Puskesmas untuk
mendapatkan pemeriksaan secara Mikroskopis.Dan beberapa Hal
perjanjian yang tercantum dalam MOU kerjasama.

Gambar 2.1Hubungan Kerjasama Program TBC dengan Lintas


Program dan Lintas Sektor

KELAPA TUA DOKTER PROGRAM


KESLING
K :KETUK DAN LACAK
RUMAH PASIEN BIDAN PROGRAM
TBC DESA PROMKES

E : EDUKASI PASIEN
TBC KADER
PROGRAM
L A : LAYANAN CALL IMUNISASI
CENTER
PRAKTEK
P : PENYULUHAN PROGRAM SWASTA
KELUARGA GIZI

Lintassektor
PROGRAM /LSM
PROLANIS
C. PENCATATAN DAN LAPORAN
Pencapaian program direalisasikan dalam bentuk pencatatan dan
pelaporan, yaitu semua pasien saspek TBC, penemuan penderita TBC
baru, konfersi dan kesembuhan dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten
indragiri hilir setiap 3 bulan untuk di evaluasi.

D. EVALUASI

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai


keberhasilan pelaksanaan program.Pemantauan dilaksanakan secara
berkala dan terusmenerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah
dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan supaya dapat

13
dilakukan tindakan perbaikan.Hasil evaluasi sangat berguna untuk
kepentingan perencanaan program, pemantauan, dengan mengolah
laporan, pengamatan dan wawancara dengan petugas pelaksana maupun
dengan masyarakat.Evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan
dan target yang telah ditetapkan, evaluasi dilakukan satu priode dalam
waktu tertentu dan biasanyasetiap 6 bulan hingga 1 tahun.

E. ANGGARAN
Kegiatan pada Program TBC dibiayai dari anggaran/dana BOK UPT
Puskesmas pulau kijang kabupaten indragiri hilir ,donatur dari Tokoh
masyarakat, LSM dan NU.

F. HASIL INOVASI
Dari kegiatan Inovasi yang dilakukan Puskesmas Pulau Kijang terjadi
peningkatan pada Persentasi Penemuan Pasien baru dan Keberhasilan
Pengobatan. Hal ini dapat dilihat dari

Tabel 2.1 Target dan Data PasienTBC

TERDIA PASIEN
TERDIAG PASIEN PASIEN PASIEN PASIEN
TARGET SUSPEK PASIEN GNOSIS PENGOBA
TAHUN NOSIS SUSPEK MENING PUTUS PENGOBATA
PASIEN TBC TBC BAKTERI TAN
KLINIS MDR GAL OBAT N LENGKAP
OLOGIS SEMBUH
2017
72 58 15 10 5 0 3 4 4 4

2018 74 249 45 13 32 7 2 0 15 28

Tabel 2.2Capaian Program TBC

NO PROGRAM INDIKATOR TARGET PENC TARGET PENCAPAIAN

14
APAI
AN
2017 2017 2018 TW 1 TW2 TW3 TW4
Penemuan
1 TBC PARU pasien TBC 100% 20% 100% 20,8% 36,1% 51,3% 62,5%
Baru
Pengobatan
100% 66% 100% 68% 88% 100% 100%
pasien TBC
Layanan Call
- - 100% - 100% 100% 100%
center
Penyuluhan
- - 100% 25% 50% 75% 100%
Keluarga
Refresh Kader - - 100% 100% 100% 100% 100%
Tuntun Pasien
- - 100% - 100% 100% 100%
ke Poli TBC
MOU Praktek
- - 100% 30% 100% 100% 100%
swasta

Gambar 2.2 Grafik Capaian Program TBC

15
120

100

80

60

40

20 2017
2018
0
TB TB TB TB ga r B ta
n n n n ar de li T as
sie sie sie sie elu Ka o w
pa P a P a P a K sh ke
P ks
si an fre te
ua
n an ka er e n
ra
k
m b at u ent l uh R asie P
ne o Ed ll c yu P ou
Pe eng Ca Pe
n
tu
n m
P an n
an Tu
y
La

BAB III

PENUTUP

16
A.KESIMPULAN

Kegiatan inovatif yang dilakukan UPT Puskesmas Pulau Kijang


dalam penanganan kasus TBC disebut dengan istilah KELAPA
TUA.Rincian kegiatannya ini meliputi:

1. Ketuk lacak pasien TBC dengan Kalender. Penemuan pasien TBC baru
BTA (+) dalam kegiatan ini berkeja sama dengan Program
Anak,Pralnis,lansia,Gizi,kesling,Bidan desa,kader,Lintas sektor dan
praktek swasta untuk bersama-sama mencari pasien TBC baru dan
Pemantauan Pasien Putus Obat.
2. Edukasi dan PMT pada pasien TBC bertujuan untuk meningkatkan
persentasi kesembuhan pasien dan menurunkan kasus Pasien Putus
Berobat sehingga menurunkan juga resiko TBC MDR. Penjelasan juga
disertai memberikan brosur yang dapat dibawa oleh Pasien Pulang
agar Pasien bisa terus mengingat Penjelasan yang telah diberikan oleh
dokter.
3. Layanan Call Center TBC. Untuk mempermudah konsultasi pasien
TBC dengan dokter dan Pengaduan masyarakat dalam Penemuan
Pasien TBC.
4. Penyuluhan tentang TBC yang dilakukan di luar gedung bekerja sma
dengan lintas sektor dan Program Promkes.
5. Refresh Kader TBC,hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
kader tentang TBC dan bersama-sama dalam penemuan dan
pemantauan pengobatan pasien.
6. Pelayanan Pasien TBC yang berobat ke Puskesmas Pulau Kijang
memiliki Alur tersendiri hingga sampai ke Poli TBC. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi Penularan dengan Pasien lainnya.
7. Kerjasama LSM, Lintas Sektor dan Praktek swasta, Hal ini bertujuan
dalam bekerjama pencarian pasien TBC baru dengan pengrujukan
pasien suspek TBC dari praktek swasta ke puskesmas dan sebagai
Donatur PMT Pasien TBC.
Kegiatan ini semua untuk Meningkatkan Presentasi Penemuan Pasien
TBC baru dan Pengobatan pasien TBC sesuai SPM.

17
B.SARAN

Kita ketahui bahwa penderita TBC yg telah di upayakan


layanannya di Puskesmas Pulau Kijang semakin membaik dari tahun
ketahun, Pastinya kita semua (tenaga medis) harus berperan secara aktif
dalam mengupayakan penemuan dan pengobatan penderitaTBC yang
sesuai standar agar tidak lagi menjadi masalah di lingkungan masyarakat.
Keberhasilan kegiatan program TBC tergantung pada komitmen yang
kuat dari semua pihak terkait khususnya lintas kerjaPuskesmas Pulau
Kijang dan Lintas Sektoral pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Tabrani, 2010,IlmuPenyakitParu,Jakarta : Trans info Media,

18
DirektoratJendralPencegahandanPengendalianPenyakit,KementrianKesehatan RI,
2014,BukuSaku Kader TBC,Jakarta

DirektoratJendralPencegahandanPengendalianPenyakit,KementrianKesehatan RI,
2014,StandarPelayananLaboratoriumTuberkulosis, Jakarta

DirektoratJendralPencegahandanPengendalianPenyakit, KementrianKesehatan RI,


2014,BukuSakuPasienTBCResistenObat, Jakarta

DirektoratJendralPencegahandanPengendalianPenyakit, KementrianKesehatan RI,


2017,Materiinti 1 PenemuanPasienTuberkulosis, Jakarta

DirektoratJendralPencegahandanPengendalianPenyakit, KementrianKesehatan RI,


2017,Materiinti 2 PengobatanPasienTuberkulosis, Jakarta

DirektoratJendralPencegahandanPengendalianPenyakit, KementrianKesehatan
RI,2017,Materiinti 3 ManajemenTuberkulosis di FKTP, Jakarta

DirektoratJendralPencegahandanPengendalianPenyakit, KementrianKesehatan RI,


2014, PedomanPelayananGiziPadaPasienTuberkulosis, Jakarta

Bizar, 2017, PemberantasandanPenanggulanganTuberkulosis, Yogyakarta


:Gosyen Publishing

DirektoratJendralPencegahandanPengendalianPenyakit,KementrianKesehatan
RI, ,JuknisPenemuanAktifTBC Integrasi Program Indonesia
SehatMelaluiPendekatanKeluarga (PISPK),Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai