HEPATITIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I
Oleh
191FK01012
2020-2021
HEPATITIS
A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
Jadi Hepatitis adalah suatu proses peradangan atau inflamsi hati dapat terjadi karena
infeksi virus, reaksi toksik terhadap obat-obatan serta biokimia.
B. ETIOLOGI
1. Hepatitis A
Disebabkan oleh virus hepatitis A yang merupakan virus RNA dari family
enterovirus. Virus hepatitis A menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat
buruknya tingkat kebersihan. Di negara berkembang sering terjadi wabah yang
penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
2. Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang merupakan virus DNA
yang berkulit ganda. Virus ini ditularkan melalui darah atau produk darah.
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Penularan bisa terjadi diantara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik secara bersamaan atau diantara mitra
seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Selain itu pula bisa terjadi
pada ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama
proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus
hepatitis B.
3. Hepatitis C
Disebabkan oleh virus hepatitis C yang merupakan virus RNA kecil
terbungkus lemak. Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah.
Virus hepatitis C ini sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan
jarum bersama-sama. Jarang terjadi melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang
belum jelas, penderita penyakit hati alkoholik seringkali menderita hepatitis C.
4. Hepatitis D
Disebabkan oleh virus hepatitis D yang merupakan RNA detektif yang
membutuhkan kehadiran hepatitis B.
5. Hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A
yang hanya terjadi dinegara-negara berkembang.
Nyeri Anoreksia
Perubahan nutrisi :
Glikogenesis Glukoneogenesis kurang dari kebutuhnan
menurun
menurun
Glikogenolisis menurun
H. KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati
hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b . d anoreksia.
Ds: klien mengeluh hilang napsu makan,
Do : penurunan berat badan (45kg menjadi 40kg) ,mual/muntah
2. Nyeri b . d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan
vena porta.
Ds: klien mengeluh nyeri.
Do: nyeri tekan pada kuadran kanan atas,mialgia, sakit kepala, gelisah dan wajah
meringis kesakitan.
3. Hipertermi b . d penyakit ( hepatitis)
Ds : klien mengeluh demam.
Do :demam(380c), kelelahan.
K. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b . d anoreksia.
Goal : klien tidak akan mengalami Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
Ojektif : klien tidak akan mengalami anoreksia selama dalam perawatan
Outcome : dalam jangka waktu 1x24 jam perawatan : napsu makan meningkat,
peningkatan berat badan( 40kg menjadi 42kg).
Intervensi :
a. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
b. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan
tawarkan pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastrointestinal dan
menurunkan kapasitasnya.
c. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah bau dan rasa tak sedap
yang menurunkan nafsu makan.
d. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
e. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan
lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
2. Nyeri b . d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena
porta.
Goal : klien bebas dari nyeri
Objektif : klien tidak mengalami pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta selama dalam perawatan
Outcome : dalam jangka waktu 1x24 jam perawatan: klien tidak mengeluh nyeri,
klien tidak mengalami nyeri tekan pada kuadran kanan atas ,tidak mialgia, tidak
mengalami sakit kepala lagi, tidak gelisah dan wajah berseri-seri.
Intervensi :
a. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan
untuk intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena
terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu
yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif untuk
mengurangi nyeri.
b. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
- Akui adanya nyeri
- Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan
bahwa ia mengalami nyeri
c. Berikan informasi akurat dan
- Jelaskan penyebab nyeri
- Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui .
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri
yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien
yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek
hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk
mengurangi nyeri.
L. EVALUASI
Hasil yang diharapan meliputi:
1. napsu makan meningkat, peningkatan berat badan( 40kg menjadi 42kg).
2. klien tidak mengeluh nyeri,klien tidak mengalami nyeri tekan pada
kuadran kanan atas ,tidak mialgia, tidak mengalami sakit kepala lagi , tidak
gelisah dan wajah berseri-seri.
3. suhu tubuh klien normal (380c menjadi 37,50c),tidak mengalami kelelahan.
M. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, “Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan”,
EGC,Jakarta.
NANDA internasional, 2010, “Diagnosa keperawatan : klasifikasi 2009-2011”,
EGC,Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,” Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit”,EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, 2001, “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Brunner dan
Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8,EGC, Jakarta.
Doenges, Marlynn E, 1999,”Rencana Asuhan Keperewatan : Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasiaan Perawatan Pasien”,edisi , EGC, Jakarta.