Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO 4

PERDARAHAN PERSALINAN
Seorang pasien usia 27 tahun datang ke IGD RSUD dengan keluhan nyeri pada perut sejak 3 jam
yang lalu disertai dengan keluar darah dari kemaluan. Usia kehamilan dihitung dari haid terakhir
didapatkan 34 minggu. Pasien melakukan Antenatal Care di Puskesmas sebanyak 4 kali dan
terakhir kontrol satu minggu yang lalu. Pasien juga pergi ke paraji dan periksa terakhir sebelum
ke RS untuk diurut. Selama kehamilan pasien mengalami kenaikan berat badan 10 kg dan tidak
ada edema pada tungkai. Dari riwayat penyakit keluarga diketahui tidak ada riwayat penyakit
jantung, ginjal, DM, dan hipertensi dalam keluarganya. Dilakukan pemeriksaan fisik dengan
hasil pasien tampak sakit sedang dan didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi
110 kali per menit, suhu 37oC dan nafas 20 kali permenit. Dari status obstetri didapatkan tinggi
fundus uteri 28 cm, denyut jantung janin tidak jelas. Dilakukan pemeriksaan inspekulo tampak
darah warna merah kehitaman mengalir dari OUI dan pembukaan cerviks tidak ada. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan penunjang USG dengan hasil kehamilan tunggal dengan janin presentasi
kepala dan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan protein urin negatif. Dari pemeriksaan
CTG didapatkan kesan gawat janin

Kata Sulit :
1. Antenatal care: peemriksaan kehamilan untuk memeriksa Kesehatan ibu dan janin secara
berkala yang diikuti dengan kelainan yang ditemukan, rata rata pemeriksaan yang dilakukan
4x(Sastro,2005). juga merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas (Kemenkes,2018)
2. Cardiotocography : pemeriksaan untuk melihat denyut jantung janin dan kontraksi dan
gerakan Rahim ibu
3. Gawat janin : suatu keadaan pada janin tidak memperoleh oksigen yang cukup sehingga
sesak dan mengancam Kesehatan janin, denyut jantung janin – dari 100 per menit / lebih dari
180 per menit (Nugroho, 2012)
4. Afebris : tidak ada demam (Hasanah,2013)
5. Paraji (KBBI): dukun anak / bidan. Jabatan adat di suku sunda yang berrtugas melakukan
pekerjaan bidan (Mustapa,1985)
Pertanyaan
1. Mengapa dilakukan pemeriksaan protein urin?
2. apa saja tanda tanda dari gawat janin ?
3. mengapa denyut jantung janin tidak jelas?
4. bagaimana cara penanganan gawat janin?
5. apakah gejala yang dialami pasien ada hubungannya dengan pasien pergi ke paraji?
6. apakah ada hubungannya di urut dengan perdarahan pervaginam tsb?
7. kapan pemeriksaan ANC dilakukan ?
8. apa saja factor penyebab gawat janin?
9. apa akibat yang terjadi jika tidak ditangani secara cepat?
10. apa yang dapat menyebabkan perdarahan ibu hamil?
11. bagaimana pencegahan perdarahan persalinan?

Jawaban
1. bertujuan mengetahui komplikasi pre eklamsia pada ibu hamil yang seringkali menyebabkan
masalah dalam kehamilan maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan ibu dan
bayi bila tidak segera di antisipasi
2. pertama, meconium konsistensi kenyal, berwarna hijau. Yang kedua denyut jantung janin
takikardi. Yang ketiga asidosis janin, yang terakhir berkurangnya gerak janin.
3. yang abnormal disebabkan oleh : hipoksia, asidosis, hipertermia, dan infeksi intrauterine
sekunder
4. a. cara pemantauan : I. kasus resiko rendah : auskultasi bjj selama persalinan setiap 15 menit
kala 1, setiap setelah his kala 2 selama 1 menit setelah his selesai.
II. kasus resiko tinggi : gunakan pemantauan djj elektronik secara
kesinambungan.
III. hendaknya pemeriksaan ph darah janin disediakan
b. interpretasi data dan pengelolaan : I. memperbaiki aliran darah uterus : pasien dibaringkan
ke kiri, untuk memperbaiki sirkulasi plasenta.
II. hentikan oksitoksin (jika sebelumnya diberikan)
III. berikan oksigen 6 – 8 liter per menit
IV. untuk memperbaiki hipotensi ibu (setelah pemberian anasthesia antidural)
segera berikan infus rl 1 liter
V. kecepatan infus cairan cairan intra vascular sebaiknya dinaikan untuk
meningkatkan aliran darah dalam arteri uterine

c. untuk memperbaiki aliran darah fundiculus : I. pasien dibaringkan miring kekiri untuk
memperbaiki aliran darah plasenta.
II. berikan ibu oksigen 6 – 8 liter per menit
III. perlu kehadiran dokter sp.a resusitasi intrauterine
dilakukan selama 20 menit

5dan6. merupakan sebuah etiologi / penyebab robeknya pembulu darah di vagina. Kedatangan
ibu datang ke paraji ada hubungannya dengan gejala yang dialami karena diurut dapat
menyebabkan trauma pada abdomen dan dapat merangsang kontraksi uterus.
7. pemeriksaan anc dilakukan sebanyak 4x selama periode kehamilan, pembagiannya, 1x
trimetester pertama, 1x trimester kedua, 2x trimester ketiga.
8. gangguan pada plasenta, kontraksi yang terjadi terlalu cepat dan kuat, kehamilan premature
dan postmature, bisa juga kehamilan kembar
9. komplikasi apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan : asfiksia, kematian
janin, syok hipovolemik karena perdarahan yang hebat adalah komplikasi yang fatal pada
pristiwa tsb.
10. jika usia < 20 mg : terjadi mola dan abortus spontan
Jika lebih dari 20 mg : terjadi plasenta previa, solusio placenta dan vasa previa
11. pencegahan perdarahan postpartum dapat dilakukan dengan managemen aktif kala III.
Managemen aktif kala 3 adalah : kombinasi pemberian uterotonica segera setelah bayi lahir,
peregangan tali pusat terkendali, dan melahirkan plasenta. Setiap komponen dalam managemen
aktif kala 3 mempunyai peran dalam pencegahan perdarahan postpartum. Semua wanita
melahirkan harus diberikan uterotonica selama kala3 persalinan untuk mencegah perdarahan
postpartum, oksitoksin direkomendasikan sebagai uterotonica pilihan, tujuannya ada 3 :
mencegah, menghentikan perdarahan, menghentikan syok hipovolemik.

Hipotesis
Pemberian antenatal care pada ibu hamil sebaiknya diberikan 4x, dari pemeriksaaan tersebut
dapat ditemukan kelainan gawat janin. Selanjutnya penatalaksanaan pemantauan dan terapi
farmakologis dapat dilakukan. Apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan
komplikasi dari perdarahan dalam kehamilan.

Learning Objective

L.O 1. M&M perdarahan dalam kehamilan


1.1 Definisi
1.2 epidemiologi
1.3 etiologi
1.4 klasifikasi
1.5 patofisiologi
1.6 manifestasi
1.7 diagnosis & db
1.8 tatalaksana
1.9 komplikasi
1.10 pencegahan
1.11 prognosis
L.O 2. M&M gawat janin
2.1 definisi
2.2 Etiologi & factor resiko
2.3 manifestasi klinis
2.4 tatalaksana

Buku Williams

Anda mungkin juga menyukai