Makalah Ppi Nosocomial
Makalah Ppi Nosocomial
Oleh:
Kelompok 5
1. Duwi Kristiana P1337424420040
2. Marantika Fitriani P1337424420047
3. Eva Erviana P1337424420054
4. Desinta Hayu Pramesthi P1337424420060
5. Riana Imawati P1337424420060
6. Intan Nuraini Haka P1337424420067
7. Dewi Karunia Widhia P1337424420166
8. Tiara Bella Murbha A P1337424420173
9. Delvia Lutfiawaliah P1337424420177
10. Nada Amalia Mudrikah P1337424420181
11. Alfiatur Rofi'ah P1337424420182
12. Adinda Rizki Tiffali P1337424420195
13. Eryca Dea Laksmi S P1337424420201
2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul “Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI) Nosokomial”
dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan
sebaik baik nya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum senpurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LatarBelakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Pengertian Infeksi Nosocomial.....................................................................4
B. Penularan Infeksi...........................................................................................4
C. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosocomial......................................6
D. Kewaspadaan Isolasi.....................................................................................7
E. Kebersihan Tangan.....................................................................................11
F. Pengobatan dan Komplikasi infeksi Nosokomial.......................................13
G. Asepsis atau Teknik Aseptik.......................................................................14
H. Langkah-langkah Pemprosesan Peralatan...................................................14
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
”Health-care Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi
yang paling sering terjadi di pelayanan kesehatan. HAIs selama ini dikenal
sebagai Infeksi Nosokomial atau disebut juga sebagai Infeksi di rumah
sakit ”Hospital-Acquired Infections” merupakan persoalan serius karena
dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian
pasien. Kalaupun tak berakibat kematian, pasien dirawat lebih lama
sehingga pasien harus membayar biaya rumah sakit yang lebih banyak.
HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit
infeksi yang tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48
jam dan empat hari setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat
pelayanan kesehatan lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah pasien
keluar dari rumah sakit. Dalam hal ini termasuk infeksi yang didapat dari
rumah sakit tetapi muncul setelah pulang dan infeksi akibat kerja terhadap
pekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Angka kejadian terus meningkat mencapai sekitar 9% (variasi 3-
21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh
dunia.Kondisi ini menunjukkan penurunan mutu pelayanan kesehatan.
Tak dipungkiri lagi untuk masa yang akan datang dapat timbul tuntutan
hukum bagi sarana pelayanan kesehatan, sehingga kejadian infeksi di
pelayanan kesehatan harus menjadi perhatian bagi Rumah Sakit.
Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien
merupakan kelompok yang berisiko mendapat HAIs. Infeksi ini dapat
terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien
lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas
kepada pasien. Dengan demikian akan menyebabkan peningkatan angka
morbiditas, mortalitas, peningkatan lama hari rawat dan peningkatan biaya
rumah sakit.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian dari infeksi nosocomial itu?
2. Bagaimana prinsip dan pencegahan infeksi nosocomial?
3. Apa tujuan dari pencegahan infeksi nosocomial?
3
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian infeksi nosocomial
2. Mengetahui prinsip dan pencegahan infeksi nosocomial
3. Mengetahui tujuan pencegahan infeksi nosocomial
4. Mengetahui pengertian asepsis dan teknik aseptic
5. Mengetahui langkah-langkah pemprosesan peralatan perawatan pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Penularan Infeksi
Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting karena
apabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat
dicegah atau dihentikan. Komponen yang diperlukan sehingga terjadi
penularan adalah:
1. Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi. Pada manusia dapat berupa bakteri , virus,
ricketsia, jamur dan parasit. Dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
patogenitas, virulensi, dan jumlah (dosis, atau load).
2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh,
berkembang biak dan siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang
paling umumadalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah,
air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada manusia: permukaan
kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina.
3. Port of exit (Pintu keluar) adalah jalan dari mana agen infeksi
meninggalkan reservoir. Pintu keluar meliputi : saluran pernafasan,
saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan
membrana mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport
agen infeksi dari reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada
beberapa cara penularan yaitu :
4
5
D. Kewaspadaan Isolasi
Mikroba penyebab HAIs dapat ditransmisikan oleh pasien
terinfeksi/ kolonisasi kepada pasien lain dan petugas. Bila kewaspadaan
isolasi diterapkan benar dapat menurunkan risiko transmisi dari pasien
infeksi/ kolonisasi. Tujuan kewaspadaan isolasi adalah menurunkan
transmisi mikroba infeksius di antara petugas dan pasien. Kewaspadaan
Isolasi harus diterapkan kewaspadaan isolasi sesuai gejala klinis,sementara
menunggu hasil laboratorium keluar.
Kewaspadaan Isolasi merupakan kombinasi dari :
1. Standard Precautions / Kewaspadaan Standar
gabungan dari:
8
E. Kebersihan Tangan
Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di RS.
Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah
penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial.
Kepatuhan terhadap kebersihan tangan merupakan pilar pengendalian
infeksi. Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah.
Dapat memakai antiseptik, dan air mengalir atau handrub berbasis alkohol.
Kebersihan tangan merupakan prosedur terpenting untuk mencegah
transmisi penyebab infeksi (orang ke orang;objek ke orang). Banyak
penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan menunjang penurunan insiden
MRSA, VRE di ICU.
Kondisi yang dibutuhkan untuk mencuci tangan antara lain:
1. Segera setelah tiba di rumah sakit
2. Sebelum masuk dan meninggalkan ruangan pasien
12
a. Endokarditis
b. Osteomielitis
c. Peritonitis
d. Meningitis
e. Sepsis
f. Abses paru
g. Gagal organ
h. Gangren
A. Kesimpulan
1. Infeksi nosocomial dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau
terjadi di rumah sakit.
2. Komponen penularan penyakit meliputi agent, reservoir, pintu keluar
dan masuk, cara penularan dan penjamu.
3. Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di rumah sakit.
Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah
penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi
nosokomial. Kepatuhan terhadap kebersihan tangan merupakan pilar
pengendalian infeksi.
4. Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah dan 4
gerakan serta dapat memakai antiseptik, dan air mengalir atau handrub
berbasis alkohol.
5. Asepsis/ teknik aseptik merupakan segala upaya yang dilakukan untuk
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan berpotensi
menimbulkan infeksi.
6. Langkah pemprosesan peralatan meliputi dekontaminasi, cuci bilas dan
disinfeksi tingkat tinggi (DTT) baik dengan cara merebus, mengukus
dan kimiawi atau sterilisasi (panas kering dan autoklaf)..
B. Saran
Dalam meningkatkan pelayanan dan keamanan pasien
dibutuhkan kesadaran bagi tenaga kesehatan untuk menerapkan prinsip-
prinsip pencegahan infeksi. Hal ini tidak hanya akan bermanfaat untuk
tenaga kesehatan untuk melindungi dirinya sendiri, tetapi juga pasien. Tak
lepas juga dengan diperhatikan tata cara pemprosesan peralatan perawatan
yang benar agar kuman mikroorganisme dapat dihilangkan sehingga
meminimalisir resiko infeksi nosocomial tersebut.
19
DAFTAR PUSTAKA
20