A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Osteoporosis merupakan penurunan masa tulang yang disebabkan
ketidakseimbangan resorpsi tulang dan pembentukkan tulang. Pada osteoporosis terjadi
peningkatan resorporsi tulang atau penurunan pembentukan tulang (Asikin;dkk 2012:
101).
Osteoporosis yang lebih dikenal dengan keropos tulang menurut WHO adalah
penyakit sekeletal sistemik dengan karakteristik masa masa tulang yang rendah dan
perubahan mikroarsitektur dari jaringan tulang dengan akibat meningkatnya fragilitas
tulang dan meningkatnya kerentanan terhadap patah tulang (Lukman, ningsih 2013: 141).
2. Etiologi
Osteoporosis dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor menurut (Asikin;dkk2012:
103). Ada3 faktor utama yang mempengaruhi osteoporosisyaitu :
a. Defesiensi kalsium yaitu dapat disebabkan oleh:
1. Asupan kalsium dalam makanan yang tidak adekuat sehinga mudah
mempercepat penurunan masa tulang.
2. Tidak adekuatnya asupan vitamin D.
3. Pengunaan obat tertentu, misalnya pengunaan kortikoteroid dalam jangka
panjang
b. Kurangnya latihan teratur yaitu mobilitas dapat menyebabkan proses
penurunannya massa tulang. Sedangkan olahraga yang teratur dapat mencegah
penurunan masa tulang. Tekanan mekanisme pada latihan akan membuat otot
berkonstrasi yang dapat merangsang formasi tulang.
c. Perbedaan jenis kelamin yaitu kekuatan tulang dipengaruhi oleh horman
reproduksi. Pada perempuan postmenopause, hormon reproduksi dan timbunan
kalsium tulang menurun.hormon reproduksi yang dimaksud yaitu estrogen. Hal
ini menyebabkan resorpsi tulang yang berlebihan tanpa disertai pembentukan
tulang yang cukup. Oleh karena itu, perempuan lebih cepat mengalami
osteoporosis dibandingkan dengan laki-laki.
Selain tiga hal tesebut, gangguan pada kelenjar endokrin; kurangnya terkena sinar
matahari: banyak mengonsumsi alkohol, nikotin atau kafein.
4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, proses resorpsi dan proses pembentukkan tulang
(remodeling) terjadi secara terus-menerus dan seimbang. Jika terdapat perubahan dalam
keseimbangan ini, misalnya proses resorpsi lebih besar dibandingkan dengan proses
pembentukan, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Remodeling tulang normal
pada orang dewasa akan meningkatkan masa tulang sampai sekitar usia 35 tahun.
Sementara itu, proses pembentukan secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun
untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pada bagian trebekula. Setelah itu, secara
berlahan resorpsi tulang akan lebih cepat dibandingkan dengan pembentukan tulang.
Pucak masa tulang akan dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi, pilihan gaya hidup, serta
aktivitas fisik (Asikin;dkk2012: 106).
6. Manifestasi Klinis
Kepadatan tulang berkurang secara berlahan (terutama pada penderita
osteoporosis senilis), sehinga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala pada
beberapa penderita. Jika kepadatan tulang sangat berkurang yang menyebabkan tulang
menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk
(Lukman,ningsih 2013: 144).
7. Diagnosis
Pada seorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan
berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut
mungkin diperlukan untuk menyingkirnya keadaan lainnya yang menyebabkan
osteoporosis.Pemeriksaan yang paling akurat adalah dual-energy x-ray
absorptimetri((DXA). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri bisa dilakukan
dalam waktu 5-15 menit (Lukman, ningsih 2013: 145)
9. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Asikin; dkk2012: 107)yaitu, sejumlah pemeriksaan penunjang yang
dilakukan pada osteoporosis yaitu pemeriksaan sinar X, CT scan densitas tulang, rontgen,
pemeriksaan laboratorium, dan penilaian masa tulang
3S adalah singkatan dari "Saatnya memulai dari dini", "Sediakan nutrisi yang cukup dan
menerapkan pola hidup yang sehat" dan "Suplementasi dengan vitamin D dan kalsium". 1.
Saatnya memulai dari dini Pencegahan osteoporosis harus dimulai pada saat kehamilan
demi ibu dan anak. Sebab, nutrisi ibu hamil bisa mempengaruhi kepadatan tulang anak
hingga ia dewasa. Sejak lahir hingga pada masa kanak-kanak, pertumbuhan tulang akan
sangat pesat. Bahkan pada saat akhir pubertas, ketika berusia 18-19 tahun, terjadi
pertumbuhan pesat pada tulang mencapai 95 persen dan akan terus berlanjut hingga
berusia 30 tahun. Baru ketika memasuki usia 40 tahun, kadar tulang akan berkurang 0,5
persen setiap tahunnya. 2. Sediakan nutrisi yang cukup dan menerapkan pola hidup yang
sehat Tulang merupakan jaringan yang hidup dan bersifat dinamis, seperti bagian tubuh
manusia yang lainnya. Buktinya, tulang bisa melakukan pelepasan massa dan perbaikan
secara mandiri. Baca juga: Osteoporosis di Rongga Mulut Meningkat pada Lansia
Perempuan, Ini Penyebabnya Tulang terdiri dari komponen mineral, protein, jaringan ikat,
serabut saraf dan pembuluh darah serta ada sumsum di bagian tengah tulang. Untuk
memelihara seluruh komponen ini, pola hidup sehat dan gizi yang seimbang sangat
diperlukan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memakan makanan yang segar untuk
mendapatkan asupan nutrisi yang mendukung kesehatan tulang, serta melakukan akitivitas
dan latihan fisik secara teratur. 3. Suplementasi dengan vitamin D dan kalsium Vitamin D
dan kalsium tidak bisa dipisahkan dalam upaya pencegahan osteoporosis. Seperti yang kita
semua ketahui, tulang mengandung 99 persen kalsium pada tubuh. Oleh karena itu,
dibutuhkan sekitar 600-1200 miligram kalsium per hari untuk mempertahankan massa dan
kepadatan tulang. Anda bisa mendapatkan kalsium dari yogurt, susu, bok choi, kacang
merah dan bayam. Sementara itu, vitamin D dibutuhkan sebagai sinyal hormonal. Tanpa
adanya asupan vitamin D yang cukup, maka penyerapan kalsium di usus halus tidak akan
bisa maksimal. Anda bisa mendapatkan vitamin D secara gratis edngan berjemur di bawah
matahari. "Namun sayangnya, kandungan nutrisi di Indonesia pada umumnya mengandung
kalsium dan vitamin D dalam level rendah," tutur Saptawati. Oleh karena itu, perempuan
Indonesia pun dianjurkan untuk mengkonsumsi suplementasi yang mengandung kalsium
dan vitamin D sebagai tambahan, bila membutuhkan atau tidak bisa memenuhinya dari pola
makan dan gaya hidup.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mencegah Osteoporosis Itu Mudah,
Ingat 3S untuk Perempuan Indonesia", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/22/200600623/mencegah-osteoporosis-
itu-mudah-ingat-3s-untuk-perempuan-indonesia?page=all.
Penulis : Dinda Zavira Oktavia
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
R Riyanto. 2019. Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Nyeri pada Kasus Osteoporosis.
Laporan TA. D III Keperawatan.Poltekkes Tanjung Karang.Lampung.