Anda di halaman 1dari 10

“Perspektif, Issue dan Trendserta Peran dan

Keperawatan Maternitas Fungsi Keperawatan Maternitas”


1. Pengertian Keperawatan

Maternitas Keperawatan maternitas merupakan persiapan persalinan serta kualitas pelayanan kese
hatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, kelua
rga dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990)

Keperawatan maternitas adalah aspek professional berkualitas yang difokuskan pada kebutuhan, a
daptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi atay kehamilan, melahirkan, keluarga dan
perawatan bayi baru lahir yang menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan
2. Perspektif Keperawatan Maternitas

A. Masalah etis dan hukum Keperawatan maternitas dan perihal sering dihadapkan dengan
masalah – masalah etis, hukum dan berbagai masalah didalam area keperawatan. Pelaya
nan Maternitas dan perinatal memiliki cakupan yang luas dalam memberikan jasa pelay
anan keperawatan dengan aturan bentuk praktik yang berbeda.

B. Etika dan Hukum Sebelum dihadapkan dengan diskusi tentang area yang kompleks dari
pertimbangan etis dan legal dalam praktik pelayanan kesehatan reproduksi.
-Etika
-Hukum
c. Aspek Hukum Perawatan Maternitas dan Perinatal
diperlukan pertimbangan yang matang untuk sebuah keputusan. Selain iyu, dibutuhkan kelengkapan alat m
edis demi keselamatan pasien. Misalnya, beberapa rumah sakit sedang menghadapi krisis keuangan sehing
ga dapat membahayakan klien. Kondisi tersebut masih ditambah dengan tidak tersedianya alat medis yang
memadai.

- Praktik dan akuntabilitas keperawatan


Telah dibuat sebuah peraturan daerah untukmembingkai tindakan-tindakan medis secara mandiri dalam pra
ktik keperawatan.

- Pertimbangan Etis dan Hukum Sebelum Konsepsi


Sering ditemukan adanya pasangan yang mengalami kesulitan untuk saling memahami tentang masalah rep
roduksi.

- Inseminasi buatan
Pembuahan buatan dengan menyuntikkan sperma secara langsung ke dalam uterus
melalui cervix uteri menggunakan alat mekanis dapat dilakukan melalui dua metode.
Pertama, adalah metode yang disebut Artificial Insemination Husband (AHA). Metode
yang kedua adalah pembuahan buatan dengan menyuntikkan sperma secara langsung
kedalam uterus melalui serviks uteri menggunakan alat mekanis.
3. Issue dan Trend
Pelayanan Aborsi dan Aspek Ilegal
Hukum di 131 negara berkembang mengizinkan tindakan aborsi dilakukan dengan pertimbangan kea
daan tertentu. Mulai dari pertimbangan sosial dan ekonomi sampai yuridis. Kebanyakan negara terse
but mengizinkan aborsi untuk menyelamatkan kehidupan calon ibu dan 50 negara diantaranya mengi
zinkan aborsi akibat perkosaan atau inses.
Berikut ini langkah praktis menyediakan pelayanan aborsi legal di rumah sakit :

a. Membangun dukungan masyarakat untuk pelayanan aborsi ilegal. Sebisa mungkin memberikan pe
njelasan terkait alasan menyediakan pelayanan aborsi legal pada kelompok yang berkepentingan s
eperti tenaga kesehatan, pembuat kebijakan, aktivis perempuan dan kelompok religius.

b. Kumpulkan data tentang kekerasan seksual dan kebutuhan dalam pelayanan aborsi.

c. Semua hasil diskusi disajikan dalam informasi yang jelas dan padat. Tujuannya supaya praktisi pela
yanan kesehatan memahami masalah aborsi secara jernih.
d. Selain itu juga perlu diadakan lokakarya untuk identifikasi penyimpangan dari penyajian data tentang preval
ensi kekerasan seksual dan kebutuhan potensial untuk pelayanan yang mungkin berguna dalam membentuk
dukungan untuk aborsi legal.

e. Berkoordinasi dengan kelompok perempuan yang berfokus pada kekerasan dan isu relevan lainnya untuk m
enjelaskan besarnya masalah dan kebutuhan pelayanan.

f. Mengembangkan peraturan lokal yang memungkinkan penerapan hukum nasional. Jika hukum nasional terk
esan masi samar mengenai hal-hal yang diperlukan dalam menyediakan pelayanan aborsi, dapat bekerja sam
a dengan Departemen Kesehatan untuk membuat protokol.

g. Meminta dukungan dari Departemen Kesehatan dan kelompok profesional jika rumah sakit, tempat akan di
kembangkan pelayanan aborsi dimilikioleh swasta atau kelas internasional (PMA). Buat hubungan kerja sama
dengan pemilik rumah sakit tersebut menggunakan pendekatan administratif. Fokuskan pada menerapkan h
ukum yang ada daripada memperdebatkan nilai aborsi.

h. Membentuk tim di dalam fasilitas kesehatan dengan cara bertemu dengan direktur rumah sakit, komite etik,
bagian kebidanan dan kandungan, perawat, pekerja sosial dan komite kematian ibu. Buat mereka menjadi pe
ka dengan masalah ini, diskusikan keuntungan dan kerugian program aborsi legal, bentuk tim, buat pekerjaa
n rutin baru berdasarkan kasus yang disantipasi. Libatkan staf dalam menemukan cara supaya program berjal
an.
i. Jika hukum dibutuhkan, bentuk komite aborsi dalam rumah sakit. Jika komite dibutuhk
an, bentuk dengan melibatkan multidisipliner yang memungkinkan kelompok menyeles
aikan masalah medis dan legalitas dari setiap kasus.

j. Membangun protokol rumah sakit supaya dapat menjalankan aborsi legal. Pertimbang
an aliran pasien, masalah staf dan administrasi rumah sakit yang berhubungan dengan
pelayanan baru.

k. Melatih tim yang terdiri dari para profesional untuk pelayanan komprehesif. Yakinkan
bahwa tim ini akan siap untuk merespon kebutuhan yang bervariasi,

l. Mengumpulkam dan menggunakan data statistik untuk evaluasi pelayanan.

m. Menyebarkan informasi tentang pelayanan atau publikasi adanya pelayanan aborsi ke


pada masyarakat di wilayah tersebut.
4. Peran dan fungsi Keperawatan Maternitas

Peran dipengaruhi oleh keadaan social, baik dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dala praktik, dimana telah
menyelasaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk menja
lani tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Seti
ap peran dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
A. Peran perawat dalam keperawatan maternitas (Reeswe, 1997)

1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Role model bagi ibu
5. Perumus masalah
6. Ahli keperawatan

B. Tanggung jawab perawat maternitas

1. Perawat maternitas bertanggung jawab membantu dan keluarga dalam menginterprestasikan infor
masi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan atas tindakan yang diberikan
2. Perawat maternitas mempertahankan dan melindungi hak hak klien.

Anda mungkin juga menyukai