Anda di halaman 1dari 14

ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI

“PROSEDUR KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN


PADA ASUHAN NIFAS DAN LAKTASI”

DISUSUN OLEH :
2B KEBIDANAN

CHANDRA AGI SUPENI (NIM P07224219 1916)

DODEN PENGAMPU:
MARDIAH,SKM.,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI D/III KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Prosedur
keterampilan dasar kebidanan pada asuhan nifas dan laktasi” dapat selesai seperti waktu yang
telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini Tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Selain itu untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun,makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas.makalah ini membahas tentang Prosedur keterampilan dasar
kebidanan pada asuhan nifas dan laktasi Tak ada gading yang tak retak penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya.kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan Untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

Tanjungpinang,15 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengkajian Data Fisik dan Pikologis.............................................................................3
2.2 Riwayat Kesehatan Ibu..................................................................................................5
2.3 Pemeriksaan Fisik..........................................................................................................7
2.4 Pengkajian psikologis dan pengkajian ibu.....................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir
dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi, seluruh organ kandungan
baru pulih kembali seperti sebelum hamil, dalam waktu 3 bulan setelah bersalin. Masa
nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-
organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses
kehamilan dan persalinan.
Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pasca nifas, masa nifas dini dan
masa nifas lanjut, yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu. Pasca nifas adalah
masa setelah persalinan sampai 24 jam sesudahnya (0-24 jam sesudah melahirkan). Masa
nifas dini adalah masa permulaan nifas, yaitu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari
lamanya (1 minggu pertama). Masa nifas lanjut adalah 1 minggu sesudah melahirkan
sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.
Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru melahirkan sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Fungsi perawatan masa nifas yakni
memberikan fasilitas agar proses penyembuhan fisik dan psikis berlangsung dengan
normal, mengamati proses kembalinya rahim ke ukuran normal, membantu ibu untuk
dapat memberikan ASI dan memberi petunjuk kepada ibu dalam merawat bayinya.
Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak plasenta lahir, dengan menghindarkan
adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan setelah melahirkan dan infeksi. Bila ada
luka robek pada jalan lahir atau luka bekas guntingan episiotomi, dilakukan penjahitan
dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada
sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, khususnya untuk mengatasi kemungkinan
terjadinya perdarahan.
Sesudah bersalin, suhu badan ibu dapat naik 0,5 derajat C, tapi tidak melebihi 38
derajat C. Sesudah 12 jam pertama, suhu badan akan kembali normal. Bila suhu melebihi
dari 38 derajat C, kemungkinan telah terjadi infeksi. Rasa mulas di perut setelah
melahirkan timbul akibat kontraksi rahim dan biasanya lebih terasa saat menyusui.
Keluhan ini dapat dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Rasa mulas ini juga dapat
timbul jika masih terdapat sisa selaput ketuban, plasenta atau bekuan darah di dalam

5
rongga rahim. Bila mulas tersebut sangat mengganggu, dapat diberikan obat antinyeri dan
penenang, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur.
Setelah melahirkan, ibu harus segera buang air kecil sendiri. Kadang-kadang timbul
keluhan kesulitan berkemih yang disebabkan pada saat persalinan otot-otot kandung
kemih mengalami tekanan oleh kepala janin, disertai pembengkakan kandung kemih. Bila
kandung kemih terisi penuh sedangkan si ibu tidak dapat buang air kecil, sebaiknya
dilakukan pemasangan kateter (selang kencing), untuk mengistirahatkan sementara otot-
otot tersebut, yang berikutnya diikuti dengan latihan berkemih. Ketidakmampuan
berkemih dapat menyebabkan terjadinya infeksi, sehingga harus diberikan antibiotika.
Dalam 3-4 hari setelah bersalin, ibu harus sudah buang air besar. Bila ada sembelit dan
tinja mengeras, dapat diberikan obat pencahar atau dilakukan klisma (pembersihan usus).
Demam dapat muncul jika tinja tertimbun lama di usus besar.
Pada ibu yang bersalin secara normal (bukan operasi), sebaiknya dianjurkan untuk
kontrol kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Pemeriksaan meliputi keluhan, selera
makan, gangguan berkemih dan buang air besar, ASI (payudara dan puting susu), luka
jalan lahir, keputihan, riwayat demam dan perdarahan, dan pemeriksaan organ
kandungan. Pemeriksaan tersebut tidak merupakan pemeriksaan terakhir, terlebih jika
ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui Tanda bahaya masa nifas dan laktasi
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang deteksi dini pada masa nifas 6jam , 6hari ,

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian Data Fisik dan Psikososial


1. Pengkajian Data Fisik
Pengkajian data fisik terdiri dari pemeriksaan yang akan menilai :
a. Data Subyektif
Biodata yang mencakup identitas pasien
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu panggilan sehari-hari agar tidakkeliru dalam
memberikan penanganan.
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurangdari 20 tahun,
alat-alat reproduksi belum matang, mental danpsikisnya belum siap.Sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentansekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbingatau mengarahkan
pasien dalam berdoa.
(4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahuisejauh-mana ringkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
(5) Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari hari.
(6) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
(7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
b. Data Obyektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien , seorang bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil.

7
(1) Keadaan umum pasien
Mengetahui keadaan pasien secara umum, untuk menentukan tindakan yang harus
dilakukan pada pasien.
(2) Kesadaran pasien
(3) Compos Mentis
Keadaan dimana pasien mengalami kesadaran penuh dengan memberikan respon
yang cukup.
(4) Apatis
Pasien bersikap acuh tak acuh dengan keadaan sekitarnya.
(5) Samnolen
Pasien memiliki kesadaran yang lebih rendah ,
(6) Sopor
Pasien memberikan sedikit respon terhadap rangsangan yang kuat. Hal tersebut bisa
ditandai dengan adanya reflex pupil terhadap cahaya yang masih positif.
(7) Koma
Pasien tidak dapat bereaksi yerhadap stimulus atau rangsangan apapun. Refleks pupil
terhadap cahaya sudah tidak ada.

2. Pengkajian Data Psikososial


Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami
banyak perubahan emosi / psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri
menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah
kelahiran. Postpartum Depression dan Postpartum Blues merupakan dua jenis gangguan
mood pasca persalinan.
Postpartum Depression merupakan depresi yang dialami wanita selama kehamilan,
single parent, konsumsi rokok atau obat-obatan terlarang selama masa kehamilan, menderita
suatu penyakit selama kehamilan ,kelainan psikologis ,serta adanya riwayat postpartum
depression sebelumnya.Gejalanya berupa depresi, sering menangis, muntah, insomnia,
gangguan nafsu makan, kecenderungsn bunuh diri, dan sering berpikir tentang
kematian.Gejala ini muncul sepanjang hari, dimulai saat minggu ke-4 pasca persalinan atau 3
bulan setelah persalinan yang berlangsung selama minimal 2 minggu.
Postpartum blues merupakan suatu gangguan psikologis sementara yang ditandai
dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama postpartum.Gejala yang dapat muncul
antara lain insomnia , sering menangis, cemas consentrasi menurun dan mudah

8
marah.Postpartum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang
dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya.
Hal ini sering terjadi diakibatkan oleh sejumlah faktor. Penyebab yang paling
menonjol adalah :
1. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan
wanita selama kehamilan dan persalinan.
2. Rasa sakit masa nifas awal.
3. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum pada kebanyakan
Rumah sakit. Di Rumah Sakit biasanya diakibatkan oleh kebijakan kunjungan yang
kaku, kebijakan perawatan yang tidak fleksibel dan tidak ada ketetapan untuk berada
di Ruang.
4. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan
rumah sakit
5. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.

Adapun data lain yang terkait dengan data psikososial antara lain :
-Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya
-Ibu dapat beradaptasi dengan kondisi yang dialami
-Harapan ibu semoga cepat sembuh dan cepat pulang kerumah
-Hubungan dengan suami baik
-Hubungan dengan lingkungan baik

2.2 Riwayat kesehatan ibu


1. Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit
akut, kronis seperti : Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada
masa nifas ini.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.

9
3. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit
keluarga yang menyertainya.
4. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,
berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah
masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya,jenis
makananmakanan pantangan.
b. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi
frekuensi,warna, jumlah.
c. Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan
sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat
tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu
masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.

d. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada
daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
e. Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh
aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses
pengembalian alat – alat reproduksi.

10
2.3 Pemeriksaan fisik
1. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini
akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit – penyakit lain
yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.

b. Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya
disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu
melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang
diperpanjang selama awal persalinan.Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post
partum suhu tubuh kembali normal.Kenaikan suhu yang mencapai > 38 º C adalah
mengarah ketanda tanda infeksi.

c. Nadi
Nadi berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa
nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa
diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang
berlebihan .Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena
adanya vitium kordis.Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami
bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40
sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang
mungkin, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah
suatu kelainan.

d. Pernapasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20 – 30x/menit.

11
2. Payudara
Meliputi pemeriksaan kesimetrisan antara payudara kiri dan kanan, puting susu,
hiperpigmentasi pada areola mammae, ada atau tidaknya kolostrum pada saat putting susu
dipencet.

3. Uterus
Memperhatikan apakah uterus berkontraksi dengan baik atau tidak. Evaluasi abdomen
terhadap involusi uterus, diatesis recti dan kandung kemih. Untuk involusi uterus periksa
kontraksi uterus, posisi dan tinggi fundus uteri. Involusi uterus merupakan suatu proses
dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot atau beratnya hanya 60 gram.

4. Kandung Kemih
Kandung kemih pada peurperium mempunyai kapasitas yang meningkat secara relative.
Oleh karena itu, disten si yang berlebihan, urine residual yang berlebihan, dan pengosongan
yang tidak sempurna, harus diwaspadai dengan seksama,. Ureter dan pelvis renalis yang
mengalami distensi akan kembali normal pada dua sampai delapan minggu setelah
persalinan.
Edema dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun
selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan , laserasi
vagina atau episotomi juga menurunkan refleks bekemih pada masa pasca partum tahap
lanjut distensi berlebihan dapat mengakibatkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi
sehingga menganggu proses berkemih normal

5. Genetalia
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua
organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan tugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul
kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
Memperhatikan kebersihan vulva, ada tidaknya edema dan varises, jahitan perineum, dan
pengeluaran lokia. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke
ukuran sebelum hamil sampai 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat
pada minggu ke empat.
6. Perineum

12
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perenium sudah
mendapatkan kembali sebagaian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur pada keadaan
sebelum melahirkan.
Memperhatkan jahitan pada perineum jika ada, ada tidaknya edema dan varises.Tanda-tanda
infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas). Atau tepian insisi tidak saling mendekat
bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam 2-3 minggu.

7. Ekstremitas Bawah
Lakukan pemeriksaan pada ekstremitas bawah dengan melihat apakah ada oedema atau
tidak, adanya varices atau tidak serta memeriksa refleks patella dan nyeri tekan atau panas
pada betis adanya tanda human. Tanda homan didapatkan dengan meletakkan satu tangan
pada lutut ibu, dan lakukan tekanan ringan untuk menjaga tungkai tetap lurus. Dorsifleksi kai
tersebut jika terdapat nyeri pada betis maka tanda homan positif

2.4 Pengkajian Psikologis Dan Pengkajian Ibu


1. Pengkajian Psikologis
Mengetahui keadaan psikologis ibu postpartum,bagaimana respon ibu terhadap
kelahiran anaknya, dapatkah ibu segera beradaptasi terhadap peran barunya , bagaimana
komunikasi dan interaksi ibu dengan suami dan anggota keluarga, adakah gangguan yang
terjadi pada psikologinya, misalnya stress, insomnia dan beberapa tanda atau gejala yang
akan menjurus kearah  postpartum blues atau bahkan depression postpartum.
2. Pengkajian Pengetahuan Ibu
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan terhadap
dirinya sendiri serta bayinya setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan selama
masa nifas.
Mengkaji pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas ,misalnya
perdarahan pada masa nifas, tanda dan gejala infeksi, kemungkinan adanya reaksi
terhadap pengobatan yang diberikan, gangguan perasaan (Baby Blues dan Depression
Postpartum).
Mengkaji pengetahuan ibu tentang perawatan payudara serta pemberian ASI Ekslusif
dan cara menyusui bayi yang benar, gizi yang diperlukan selama masa nifas, kapan boleh
dilakukannya hubungan seksual. Membekali ibu cara perawatan bayinya , terutama
perawatan tali pusat Dan juga membekali ibu cara perawatan bayinya sehari-hari.

13
Apabila dalam pengkajian tersebut masih ditemukan kekurangan,maka bidan harus
memberikan KIE lagi untuk ibu tersebut agar dapat mengerti betul tentang perawatan
terhadap dirinya sendiri serta banyinya dan beberapa hal-hal penting lainnya yang sangat
penting untuk diketahui ibu pada masa nifas.Hal tersebut untuk sedikit membantu
mencegah kegawatan yang mungkin akan terjadi pada ibu nifas dan bayinya.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak 2 jam setelah plasenta lahir dan
berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan.
Prosedur keterampilan Dasar kebidanan pada asuhan nifas dan laktasi
1. Pengkajian data fisik dan psikososial
2. Riwayat kesehtan ibu
3. Pemeriksaan fisik
 Tanda-tanda vital
 Payudara
 Uterus
 Kandung kemih
 Genitalia
 Perineum
 Ekstremitas bawah
4. pengkajian psikologis dan pengkajian ibu
3.2 SARAN
Bagi para pembaca diharapkan agar dengan membaca makalah ini,pengetahuan
menjadi bertambah dan bermanfaat bagi pembaca.Dan apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah, penulis mohon saran dan kritiknya.

15

Anda mungkin juga menyukai