Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian Rem


Rem adalah suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan
gerakan roda. Karena gerak roda diperlambat, secara otomatis gerak
kendaraan menjadi lambat. Energi kinetik yang hilang dari benda yang
bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan. Pada rem
regeneratif, sebagian energi ini juga dapat dipulihkan dan disimpan dalam
rodagila (flywheel), kapasitor, atau diubah menjadi arus bolak balik oleh suatu
alternator, selanjutnya dilalukan melalui suatu penyearah (rectifier) dan
disimpan dalam baterai untuk penggunaan lain.
Energi kinetik meningkat sebanyak pangkat dua kecepatan (E =
½m·v2). Ini berarti bahwa jika kecepatan suatu kendaraan meningkat dua kali,
ia memiliki empat kali lebih banyak energi. Rem harus membuang empat kali
lebih banyak energi untuk menghentikannya dan konsekuensinya, jarak yang
dibutuhkan untuk pengereman juga empat kali lebih jauh.
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan
menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir
kendaraan ditempat yang menurun. Peranan rem sangat penting dalam sistem
mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya.
Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong,
hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab
terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan
terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang
remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.
Adapun fungsi sistem pengereman pada sepeda motor adalah untuk
mengurangi atau menghentikan laju dari kendaraan.
Pada kenyataannya, sistem pengereman motor terdapat dua jenis,
yakni rem tromol dan rem cakram. Adapun cara kerja sistem rem tromol
merupakan rangkaian pengereman sistem konvesional yang sekarang sudah
mulai di tinggalkan di gantikan oleh rem cakram yang katanya lebih efisien
daripada sistem kerja pada rem tromol.
 Jenis sistem pengereman sepeda motor
Seperti yang sudah saya katakan diatas bahwa terdapat dua jenis
sistem pengereman sepeda motor, antara lain:
1. Rem cakram
Rem cakram adalah rem yang memanfaatkan piringan atau cakram untuk
melakukan breaking. Prinsip kerja rem cakram, dengan melakukan
jepitan pada piringan menggunakan kanvas rem.
2. Rem tromol
Rem tromol adalah jenis rem yang menggunakan drum atau tromol yang
memiliki bidang lebih besar.
 Prinsip kerja pengereman
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin
dibebaskan dengan pemindah daya (kendaraan cenderung tetap bergerak).
Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan
gerak kendaraan hingga berhenti. Rem mengubah energi kinetik kembali
menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak
putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua objek.
Rem bekerja dengan memanfaatkan perubahan energi gerak menjadi
energi panas. Untuk melakukan perubahan ini, rem menggunakan gaya gesek
sebagai metode. Saat dua material bergerak saling bergesekan, maka gerakan
keduanya akan terhambat dan menimbulkan friksi serta panas.
Pada kenyataannya, sistem pengereman motor terdapat dua jenis,
yakni rem tromol dan rem cakera. Adapun cara kerja sistem rem tromol
merupakan rangkaian pengereman sistem konvesional yang sekarang sudah
mulai di tinggalkan di gantikan oleh rem cakram yang katanya lebih efisien
daripada sistem kerja pada rem tromol.
 Cara Kerja Sistem Rem Tromol Sepeda Motor
Dilihat dari cara kerjanya, sistem rem tromol memiliki beberapa tipe
antara lain:
1. Rem tromol tipe Uni Servo
2. Rem tromol tipe Duo Servo
3. Rem tromol tipe Single Leading
4. Rem tromol tipe Two Leading
Keempat tipe rem tromol tersebut memiliki cara kerja yang berbeda –
beda untuk masing – masing tipe. Dari keempat tipe tersebut Single Leading
dan Two Leading merupakan tipe yang biasa di pakai di sepeda motor.
Rem tromol tipe single leading
Rem tipe ini adalah yang paling banyak di pakai pada rem belakang
sepeda motor. Tipe ini dikenal memiliki konstruksi lebih simple dibandingkan
tipe lain. Ciri rem single leading ini adalah, memiliki satu buah cam atau nok
yang berfungsi menggerakan sepatu rem di salah satu ujung. Sementara ujung
lainya diletakan pivot pin sebagai engsel.

2.2 Macam – Macam Rem


1. Rem cakram
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini.
Biasanya piranti seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru
sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.
Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada
mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah
memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah
dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui
caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake
pads) ke cakram.
a. Kelebihan rem cakram
Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir
semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya.
selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada
kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.
Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar
(terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju,
ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk)
atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih
maksimal digunakan.
Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan
kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan
kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan
pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak
mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya
b. Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur
menempel, lama kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat
kinerja pengeraman sampai merusak komponen pada bagian caliper,
seperti piston bila dibiarkan lama.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.
2. Rem tromol
Rem tromol adalah jenis rem yang menggunakan drum atau tromol yang
memiliki bidang lebih besar. Sistem rem tromol banyak digunakan pada
mobilmobil berukuran besar seperti bus dan truk. Selain mobil, rem tromol
juga sering diaplikasikan pada rem belakang sepeda motor. Rem Drum atau
Rem tromol.
Tromol rem (brake drum) pada umumnya dibuat dari besi tuang (cast
iron). Tromol rem ini dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan
sepatu rem dan tromol yang berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka
firodo rem akan menekan terhadap permukaan dalam tromol, mengakibatkan
terjadinya gesekan dan menimbulkan panas pada tromol tinggi 200 -300 °C.
Oleh karena itu, untuk mencegah tromol ini terlalu panas ada semacam tromol
yang disekeliling bagian luarnya di beri sirif, dan ada pula yang dibuat dari
paduan aluminium yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi.
Permukaan tromol rem dapat menjadi tergores atau cacat, tetapi hal ini dapat
diperbaiki dengan jalan membubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.

Gambar 2. 1 Rem Drum Seopatu Dalam


a. Kelebihan rem tromol
Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan
kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional seperti
bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan
pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara
maksimal.
Adapun kelebihan lain dari rem tromol :
1. Lebih awet karena memiliki kampas rem yang lebar
2. Permukaan kampas rem lebar membuat daya pengereman cukup
kuat serta lembut, sehingga cocok dipakai pada mobil berbobot
besar
3. Lebih bersih (aman dari kotoran luar) karena sistem rem ini
bersifat tertutup
b. Kekurangan rem tromol
Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam
prosesnya. Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang
tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harus
membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau
kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol
sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah
rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan
menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem
tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat
digunakan kembali.
Adapun Kekurangan lain dari rem tromol :
1. Sifatnya yang tertutup membuat pelepasan panas sedikit terganggu
2. Karena arah gerakan saling menjauhi, membuat rem kurang
responsif
3. Memiliki efisiensi lebih buruk dibandingikan rem cakram, karena
arah gerakan ini akan menimbulkan sedikit kerugian tenaga.
c. Jenis Rem Tromol
Jika dilihat beradasarkan dari konstruksinya maka ada 6 macam rem
tromol, diantaranya :
1. Tipe leading Trailing

Gambar 2. 2 Rem Tromol Tipe Leading


Trailing
Sesuai namanya, satu sepatu rem berperan sebagai leading dan
satunya sebagai trailing. Leading shoe artinya sepatu rem menekan
tromol dengan putaran tromol melawan arah gerakan kampas.
Sementara trailing menekan tromol dengan putaran tromol searah
dengan gerakan kampas.
Ciri rem tipe leading trailing, adalah memiliki satu silinder
roda di bagian atas dan ujung bawah sepatu rem itu fixed (dibaut) pada
backing plate. Sehingga permukaan yang efektif menekan tromol
adalah permukaan kampas  bagian atas.
2. Tipe leading shoes

Gambar 2. 3 Rem Tromol Tipe Leading


Shoes
Tipe ini, memiliki dua silinder roda yang terletak di ujung atas
dan bawah sepatu rem. sehingga, saat rem ditekan baik permukaan
atas atau permukaan bawah kampas rem seluruhnya akan tertekan ke
permukaan tromol rem.
Tipe leading shoes juga dibagi menjadi dua tipe, yakni :
 Single leading, artinya masing-masing silinder roda hanya
memiliki satu buah piston. Sehingga hanya mampu
menggerakan salah satu sisi dari kampas rem.
 Dual leading, artinya masing-masing silinder memiliki dua
buah piston. Sehingga semua permukaan kampas rem akan
sempurna tertekan ke arah tromol rem.
3. Tipe servo

Gambar 2. 4 Rem Tromol Tipe Servo


Tipe servo adalah tipe rem tromol yang memiliki floating
adjuster. Artinya, adjuster atau penyetel celah rem bisa bergerak ke
kanan dan kekiri.
Tipe ini memiliki konstruksi sama seperti leading trailing,
dengan satu silinder roda yang terletak di bagian atas dan sebuah
adjuster dibagian bawah. namun adjuster ini, tidak dibaut ke backing
plate. Sehingga bisa bergerak ke kanan dan kekiri dengan bebas.
Fungsi dari floating adjuster ini, sebenarnya merupakan
penyempurnaan dari tipe leading trailing agar lebih banyak permukaan
kampas rem yang dapat menekan permukaan tromol.
Tipe servo juga memiliki dua tipe lagi, yakni ;
 Uni servo, hanya memiliki satu silinder roda dengan satu
piston.
 Duo servo, memiliki satu silinder roda dengan dua buah
piston.
Sementara kalau dikategorikan berdasarkan metode
penggerak, maka ada dua tiga macam sistem rem tromol, yakni :
1. Rem tromol Mekanis
Rem mekanis adalah rem yang masih digerakan oleh kawt
secara mekanis. Konstruksi rem mekanis cukup sederhana, karena
hanya menggunakan sebuah kawat untuk menghubungkan pedal
rem/tuas rem ke aktuator rem.
Namun kekurangannya, ada pada efisiensi pengereman. Sistem
ini memiliki banyak kerugian tenaga, sehingga perlu menekan pedal
rem cukup keras untuk mengentikan laju kendaraan. Selain itu, sifat
kawat yang memuai membuat penyetelan rem ini harus dilakukan
secara terus menerus.
Meski demikian, pada sepeda motor sistem rem tromol
mekanis masih digunakan. Khususnya pada motor matic.
2. Rem tromol hidrolik
Rem hidrolik adalah sistem penggerak rem yang
memanfaatkan fluida sebagai pemindah tenaga. Karena fluida ini tidak
dapat dikomporesi serta tidak dapat memuai maka efisiensi penyaluran
tenaga dari tuas rem akan berlangsung 100%.
Selain itu, sistem hidrolik juga sangat fleksibel dan juga bisa
digabungkan dengan sistem rem cakram hidrolik. Sehingga rem
cakram dan rem tromol dapat sama-sama berfungsi ketika pedal rem
diinjak.
Karena efisiensinya, hampir semua mobil yang diproduksi saat
ini menggukanan sistem hidrolik sebagai penggerak sistem rem.
3. Rem angin
Sistem rem angin, merupakan penggerak rem yang
memanfaatkan tekanan udara untuk menggerakan tuas rem. kelebihan
sistem rem angin, ada pada tenaga pengeremannya.
Hal ini karena untuk menekan tuas rem, tidak menggunakan
tenaga manusia melainkan menggunakan tekanan angin yang bisa
diset cukup besar. Dalam hal ini, tenaga manusia hanya digunakan
untuk mengatur katup yang membuka angin bertekanan tersebut untuk
menekan tuas rem.
Dari hal tersebut, rem angin ini banyak digunakan pada mobil-
mobil berbobot besar seperti truk tronton dan bus.
2.3 Cara Kerja Sistem Rem Tromol
Rem tromol merupakan sistem rem yang telah menjadi metode
pengereman standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil pada
beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol
sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari
komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas
pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol
(backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada
umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan
batang (rod) penggerak.
Konstruksi dan cara kerja rem tromol seperti terlihat pada gambar di
bawah ini:

Gambar 2. 5 Kontruksi Rem Tromol


Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan
tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran
roda.Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau
tuas rem memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi
mengembang dan kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol.
Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti
menahan atau menghentikan putaran roda.
2.4 Komponen Utama Sistem Rem Tromol

Gambar 2. 6 Komponen Rem Tromol


1. Brake Pedal (Pedal Rem),
2. Operating Rod (Batang Penghubung),
3. Brake Lever (Tuas Rem),
4. Brake Shoe (sepatu rem)
5. Drum (Tromol).
2.5 Cara Kerja Rem Tromol Motor Matik
Prinsipnya sama seperti rem tromol seperti pada motor biasa yaitu, pada
saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan tromol tidak
saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda.Tetapi saat
kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem memutar
cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan
kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol
dapat ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan
putaran roda.
Ketika handle rem ditekan kemudian kabel rem belakang menarik tuas
rem dan menggerakan kedua kanvas rem sehingga bergesekan dengan drum
sehingga menghentikan putaran ban, seperti terlihat pada gambar berikut:
Keterangan :
1. Brake shoes
2. Lining brake
3. Brake cam shaft
4. Pivot side
5. Brake lever
6. CVT
7. Stang
8. Rear brake cable
9. Brake handle

Gambar 2. 7 Rem Tromol Automatic

2.6 Efek Pengereman


Suatu kendaraan yang sedang bergerak memiliki energi kinetik. Energi
kinetik ini berbanding lurus dengan massa dan kuadrat kecepatannya. Untuk
memperlambat atau menghentikan kendaraan yang sedang bergerak
diperlukan suatu mekanisme pengereman sehingga energi kinetik dapat
diubah menjadi energi lain. Perubahan energi kinetik tersebut dapat terjadi
karena adanya gesekan antara material gesek rem dengan tromol atau drum
pada kendaraan yang menghasilkan panas. Kemampuan rem meredam energi
kinetik kendaran per satuan waktu dinamakan daya pengereman.
Untuk memperbesar daya pengereman, maka gaya gesek antara bidang
gesek perlu diperbesar pula, oleh sebab itu gaya penekanan pada sepatu rem
terhadap tromol harus besar.
Gaya gesek yang terjadi dipengaruhi pula oleh material yang
bersinggungan atau berkontak, oleh sebab itu harus dipilih suatu material yang
memiliki koefisien gesek yang besar dan permukaan yang halus agar dapat
meningkatkan gaya gesek serta meringankan pengemudi dalam
mengoperasikan kendaraannya. Selain itu perlu juga dipertimbangkan
masalah tekanan maksimum yang dapat diterima material gesek, karena setiap
material mempunyai batas kerja maksimumnya.

2.7 Bahan Benda Gesek


Bahan benda gesek untuk rem atau klos harus mempunyai perilaku
berikut, sampai suatu tingkat yang tidak tergantung pada berat pelayanannya:
1. Koefisien gesekan yang tinggi dan merata.
2. Sifat bahan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, kondisi, seperti
kelembaban.
3. Daya tahan terhadap suhu yang tinggi, bersama-sama dengan
penghantaran (conductivity) panas yang baik.
4. Kekenyalan (resilency) yang baik
5. Ketahanan yang tinggi terhadap keausan, goresan, penggumpalan.
Tabel 2.1 mencatat sifat-sifat dari lapisan rem yang khas. Lapisan tersebut
bisa terdiri dari campuran serat asbes untuk membuat kekuatan dan

Tabel 2. 1 Beberapa Sifat Lapisan Rem


kemampuan bertahan terhadap suhu yang tinggi, berbagai partikel-partikel

Tabel 2. 2 Koefisien Gesek Bahan Rem


gesekan untuk mendapatkan suatu tingkat ketahanan terhadap keausan dan
juga koefisien gesek yang lebih tinggidan bahan pengikat.
2.8 Rumus-Rumus
1. Momen akibat gaya normal :

Keterangan :
pa = tekanan pada kanvas
b = lebar muka kanvas (rem)
r = jari-jari rem
2. Momen akibat gaya gesek :

Keterangan :
MF = momen akibat gaya gesek
f = koefisien gesek
pa = tekanan pada kanvas
b = lebar muka kanvas (rem)
r = jari-jari rem
3. Besar gaya pengereman :

Keterangan :
MF = momen akibat gaya gesek
c = jarak antar pin
MN = momen akibat gaya normal
4. Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kanan :

Keterangan :
f = koefisien gesek
pa = tekanan pada kanvas
b = lebar muka kanvas (rem)
r = jari-jari rem
5. Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kiri :

Keterangan :
f = koefisien gesek
pa = tekanan pada kanvas
b = lebar muka kanvas (rem)
r = jari-jari rem
6. Kapasitas pengereman, T:

Keterangan :
TR = Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kanan
TL = Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kiri
7. Perlambatan saat pengereman
Vt = V0 – a . t
Keterangan :
Vt = Kecepatan akhir pengereman
Vo = Kecepatan awal sepeda motor
a = Perlambatan saat pengereman
t = Lama pengereman
8. Perlambatan radial
a
α=
r
Keterangan :
α = Perlambatan radial
a = Perlambatan saat pengereman
r = Jari – jari roda

Anda mungkin juga menyukai