Anda di halaman 1dari 10

Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Aida Syarif,M.

T
Nama : Hamdhani Nino
NIM : 061840411413
Kelas : 4EGB Tanggal :05 Juni 2020

SOAL KUIS 1

1. URAIKAN PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI HINGGA MENJADI SUMBER


DAYA ENERGI BAHAN BAKAR

2. BUAT DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

3.URAIAKAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PROSES PENAMBANGAN,


PENGOLAHAN DAN PENGGUNAAN MINYAK BUMI

4. BAGAIAMANA PENANGULANGAN LIMBAH CAIR .PADAT DAN GAS DALAM


PENGGUNAAN MNYAK BUMI SEBAGAI BAHAN BAKAR

Pembahasan :

1. Proses pengolahan minyak mentah menjadi sumber daya energi bahan bakar akan dijelaskan
lebih lanjut pada pembahasan dibawah ini:

1). Proses Destilasi

Tahap pertama adalah destilasi. Destilasi adalah proses pemisahan fraksi-fraksi yang ada
di minyak bumi, dimana pemisahan fraksi tersebut berdasarkan pada perbedaan titik didih. Pada
proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap terhadap udara.
Awalnya minyak mentah akan dialirkan ke dalam tabung tersebut dan kemudian dipanaskan dalam
tekanan 1 atmosfer pada suhu 370 derajat Celcius.

Selanjutnya hasil dari fraks-fraksi tersebut nantinya dipisahkan, dimana fraksi yang memiliki titik
didih terendah akan menempati bagian atas tabung, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih
tinggi akan menempati bagian dasar tabung. Hasil dari proses destilasi ini antara lain adalah gas,
bensin, minyak tanah, diesel, oli, lilin dan aspal. Dimana semua hasil tersebut belum menjadi
bahan siap pakai karena belum melewati tahap-tahapan selanjutnya.
2). Proses Cracking

Tahap kedua adalah cracking. Cracking adalah proses pengolahan minyak bumi yang
bertujuan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul
hidrokarbon yang lebih kecil. Proses crakcing ini sering disebut sebagai proses refinery. Secara
umum proses cracking ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

Thermal Cracking – Thermal cracking adalah proses pemecahan rantai senyawa


hidrokarbon yang memiliki rantai panjang menjadi senyawa hidrokarbon dengan rantai yang lebih
kecil melalui proses katalis / pemanasan. Adapun suhu yang dapat digunakan yaitu 800 derajat
Celcius dan dalam tekanan 700 kpa. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan fraksi
minyak bumi dengan cara boiling range yang lebih rendah dari umpannya.

Catalytic Cracking – Catalytic cracking adalah proses cracking yang menggunakan suhu
tinggi dengan tekanan yang rendah. Proses ini menggunakan katalis sebagai media untuk
mempercepat laju reaksi fraksi. Pada umumnya reaksi proses perengkahan katalis ini
menggunakan mekanisme perengkahan ion karbonium, dimana pada mulanya katalis yang bersifat
asam akan menambahkan proton ke dalam molekul olevin ataupun menarik ion hidrida dari
senyawa alkana sehingga hal ini menyebabkan terbentuknya ion karbonium.

Hidrocracking – Hidrocracking adalah kombinasi dari proses thermal cracking dan


catalytic cracking yang menghasilkan senyawa jenuh. Proses hidrocracking ini dilakukan dalam
tekanan yang tinggi, beberapa hasil dari proses hidrocracking ini antara lain bensin dan bahan
bakar jet. Kelebihan dari proses ini adalah memiliki kandungan sulfur yang terdapat pada fraksi,
dimana sulfurnya akan diubah menjadi senyawa hidrogen sulfida sehingga proses pelepasan sulfur
akan menjadi lebih mudah.

3). Proses Reforming

Setelah melalui proses cracking maka selanjutnya adalah proses reforming. Proses
reforming adalah proses merubah struktur pada molekul fraksi yang mutunya buruk menjadi
molekul fraksi yang mutunya lebih baik. Pada proses reforming ini dapat dilakukan dengan
menggunakan katalis atau proses pemanasan. Karena proses reforming ini bertujuan untuk
merubah struktur pada molekul fraksi maka proses reforming ini dapat disebut juga sebagai proses
isomerasi.
4). Proses Polimerasi dan Alkilasi

Proses selanjutnya setelah perbaikan / perubahan struktur molekul fraksi adalah proses
polimerasi dan alkilasi. Proses alkilasi adalah proses penambahan jumlah atom pada suatu fraksi
sehingga molekul sebuah fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan bercabang. Pada proses alkilasi
ini menggunakan bahan tambahan katalis asam yang kuat seperti H2SO4, HCL atau AlCl3 (asam
Lewis).

Sedangkan proses polimerasi adalah proses penggabungan antara molekul-molekul kecil menjadi
molekul yang lebih besar dalam sebuah fraksi sehingga mutu dari produk akhir menjadi
meningkat. Jadi pada tahap ini molekul fraksi akan melalui tahap alkilasi terlebih dahulu lalu
kemudian melalui tahap polimerasi sehingga membentuk sebuah molekul fraksi yang panjang
dimana molekul fraksi tersebut mutunya sudah meningkat.

5). Proses Treating

Proses kelima adalah treating. Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi
melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat dalam proses pengolahan. Bahan-
bahan yang dihilangkan dalam proses treating ini antara lain bau tidak sedap yang dihilangkan
melalui proses copper sweetening and doctor treating, parafin yang dihilangkan melalui proses
solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid treatment, aspal yang
dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir belerang melalui proses desulfurizing. Inti
dari proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang tidak memberikan mutu dalam proses
pengolahan minyak mentah ini sehingga hasil akhirnya nanti mutunya akan bertambah.

6). Proses Blending

Tahapan terakhir dalam proses pengolahan minyak bumi adalah blending. Blending adalah
proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan cara menambahkan
bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi. Salah satu bahan aktif yang digunakan adalah
TEL (tetra ethyl lead). TEL ini merupakan bahan aditif yang digunakan untuk menaikkan bilangan

oktan bensin. Setelah melalui proses ini maka hasil dari pengolahan minyak bumi mutunya
menjadi lebih baik dan menjadi bahan yang siap pakai.

Sumber : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/proses-pengolahan-minyak-mentah
2. Diagram Alir Proses Pengolahan Minyak Bumi
Keterangan Diagram Alir Proses Pengolahan Minyak Bumi:
ARHDM Atmospheric Residue Hydrodemetalization (unit penghilang kandungan metal yang
ada di produk atmospheric residue/long residue)
CDU Crude Distillation Unit
CN Coker Naphtha (Produk Naphtha dari DCU)
CCR Continuous Catalytic Regeneration
DCO Decant Oil
DCU Delayed Coking Unit
FCC Fluid Catalytic Cracking
GO HDT Gas Oil Hydrotreater
HCC Hydrocracking Complex
HCGO Heavy Coker Gas Oil
HCN Heavy Cracked Naphtha
HGO Heavy Gas Oil
HN Heavy Naphtha
HOMC High Octane Mogas (Motor Gasoline) Component
HVGO Heavy Vacuum Gas Oil
Kerosene Minyak Tanah
KHDT Kerosene Hydrotreater
LBO Lube Base Oil
LCGO Light Coker Gas Oil
LCN Light Cracked Naphtha
LCO Light Cycle Oil
LGO Light Gas Oil
LN Light Naphtha
LPG Liquid Petroleum Gas
LR Long Residue
LSWR Low Sulphur Waxy Residue (biasanya dijual untuk dipakai sebagai bahan bakar)
LVGO Light Vacuum Gas Oil
NHDT Naphtha Hydrotreating unit
NRU Naphtha Rerun Unit
OR Atau (pilihan proses)
RCC Residual Catalytic Cracking
Sour HCN Fraksi HCN yan lebih berat
SRN Straight Run Naphtha
UCO Unconverted Oil (produk bottom kolom fraksinasi HCC)
VDU Vacuum Distillation Unit

Sumber :Buku Petroleum dan Refinery Polsri


3. Dampak Lingkungan Dalam Proses Penambangan,Pengolahan,dan Penggunaan Minyak Bumi
:

1). Dampak Penambangan :


Dampak Terhadap Lingkungan Pesisir dan Perairan Laut. Polutan dari minyak ini
secara spesifik menunjukan pengaruh negatif yang penting terhadap lingkungan agar dalam
pelaksanaan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di lapangan eksplorasi nantinya pasti
akan membawa banyak dampak baik dampak positif dalam terhadap sebagian besar
dampak‐dampak dan memberikan dokumentasi yang. Eksplorasi dan Pembangunan
(ESIA) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan, proyek ini mengantisipasi berbagai dampak
buruk terhadap lingkungan hidup. Government NPV dari minyak bumi menunjukkan nilai
982.52 MMUS$, sedangkan dari gas bumi menunjukkan nilai 476.
Eksplorasi minyak bumi jika terdapat di dekat lingkungan sekolah. Dampak lingkungan
terutama pada ekosistem yang berada di sekitar kawasan eksploitasi terhadap dampak apa
yang kira-kira akan ditimbulkan oleh proyek ini terhadap lingkungan.
Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu
sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan aliran
permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Pembangunan dan penataan sarana-sarana
fisik yang tidak teratur dan pengguanaan lahan yang tidak seimbang di kota-kota besar
seperti Jakarta merupakan salah saru sebab ibu kota negara ini tidak pernah absen dari
bencana banjir. Contoh:
· Tidak diperhatikannya aspek drainase
· Banyaknya bangunan di bantaran sungai
· Berubahnya fungsi lahan dan lain-lain.
· Penebangan liar

Sumber : http://muhamadevikjulvikar.blogspot.com/2011/06/normal-0-false-false-false-en-
us-x-none.html

2). Dampak Pengolahan :


a Dampak Positif
Minyak bumi memiliki beberapa keuntungan saat di kelola diantaranya adalah :
• Pengelolahan dari minyak bumi dan gas alam sebenarnya dilakukan dengan
beberapa cara yang sangat ringan dibandingkan dengan pengelolahan yang dilakukan
untuk sumber daya lain uang juga memiliki pengaruh besar untuk kehidupan manusia.
• Minyak bumi sebenarnya sangat mudah dalam proses pendistribusian sehingga
sumber pengelolahan dari pusat pengolalah dilakukan degan jaringan pipa yang kemudaian
ditanamkan dalam pusat pengelolah yang kusus. Agar berbeda dengan sistem pengolahand
ari sumber daya yang lain.
• Minyak bumi sebenarnya memiliki manfaat dalam pembangaun pembangkit tenaga
listirk karena memiliki sitem penyaluran bahan bakar yang cukup ringan dan juga cukup
cepat serta dalam proses yang mudah. Bahkan dalam sistem untuk pembangkit tenag listirk
bisa dipasangan dikasawan manapun.
b Dampak Negatif
Walaupun sangat banyak keuntungannya ada beberapa kerugian dair pengelolahan bahan
bakar diantaranya adalah :
• Sumber daya minyak bumi dan gas memerlukan waktu yang cukup lama
dalamproses membentuknya kembali. Karena minyak bumi sebenarnya memiliki sifat
sekalo pakai yang tidak baik. Sehingga sumber minyak bumi bisa habis kapanpun.
• Dalam proses pengelolahan bisanya menimbulkan beberapa efek buruk untuk
kesehatan dan mebuat pemanasan global karena menimbulkan polusi dan pencemaran.
• Pengelolahannya juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga akan
menghabiskan dana yang banyak dibandingkan dengan beberapa proses pengelolahan
lainnya yang ada didari sumber daya manusia.

Sumber : http://direktoritraining.com/keuntungan-dan-kerugian-pengolahan-minyak-
bumi/

3). Dampak Penggunaan Minyak Bumi


a Dampak Positif
• Sebagai sumber bahan bakar utama untuk menghasilkan energi.
• Digunakan dalam industri petrokimia untuk pembuatan polimer maupun bahan
baku chemical lainnya.
• Residu dari proses pengolahannya (Aspal), dapat dijadikan sebagai perekat yang
kuat untuk pembuatan jalan raya.
• Penggunaan nya dapat menggerakkan perekonomian suatu negara dan pengaruhnya
sangat besar.
b Dampak Negatif
• Gas karbondioksida (CO₂) hasil dari reaksi pembakaran dapat menyebabkan
pemanasan global dan Gas karbon monoksida (CO) dari kendaraan akan menyebabkan
gangguan pernapasan.
• Ketergantungan yang sangat tinggi pada SDA ini menyebabkan sedikit penggunaan
dari SDA yang terbarukan.
• Gas H₂S yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi dapat menyebabkan
kematian jika terhirup oleh manusia dalam jumlah yang tinggi.
• Dapat menyebabkan krisis jika terjadi kekurangan produksi minyak bumi.

Sumber : Makalah Energi dan Lingkungan kelompok 1 kelas 4EGB Angkatan 2018

4. . Penanggulangan Limbah Cair,Padat dan Gas dalam Penggunaan Minyak Bumi sebagai Bahan
Bakar

Limbah gas hasil penggunaan bahan bakar yaitu salah satunya ialah asap kendaraan bermotor
dengan komposisi zat secara umum seperti berikut :
Zat yang berbahaya dari komposisi tersebut antara lain,debu,Sulfur Dioksida,karbon dan
zat berbahaya lainnya,zat-zat tersebut harus diminimalisir ataupun dihilangkan seluruhnya agar
gas yang terbuang ke udara itu tidak berdampak buruk bagi lingkungan,sehingga diperlukannya
filter yang tersambung dengan mesin agar zat-zat tersebut tersaring dan tidak ikut terbuang ke
udara.

Pertama yaitu pengolahan limbah secara bioremediasi atau secara biologi yang
menggunakan mikroba untuk mengurangi racun pada lumpur minyak bumi. Bakteri ini akan
mendegredasi hidrokarbon yang ada hingga menjadi rantai hidrokarbon yang terurai menjadi
senyawa C, H, dan O. Bioremediasi juga dapat digunakan pada lahan.

Selain bioremediasi dapat juga dilakukan secara “Fitoremediasi” yaitu pemanfaatan tumbuhan
dengan konsep meremediasi tanah yang terkontaminasi limbah karena tanaman mempunyai
kemampuan menyerap logam dan mineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulator dan
fitochelator.

Lalu pengolahan limbah secara Incineration. Dalam pengolahan ini berhubungan dengan
penguraian liquid wastes, pembakaran di dalam alat yang telah di desain dengan bagus agar
menghasilkan limbah yang memenuhi peraturan pencemaran (effluent).

Selanjutnya itu melakukan pengolahan limbah secara dilution atau dispersi limbah cair. Limbah
diencerkan hingga tidak menimbulkan bahaya atau racun terhadap lingkungan. Peralatan yang
digunakan biasanya open end pipes dengan nozzle. Atau diffuser system sederetan pipa-pipa kecil
dengan lubang-lubang atau celah. Limbah harus dapat di buang pada sudut yang baik terhadap
aliran air agar terencer sempurna.

Untuk pengolahan secara Deep Well Disposal biasanya digunakan untuk limbah asam lemah
dengan cara pemompaan limbah ke dalam lapisan tanah sampai pada lapisan tanah yang cocok
untuk menampung limbah tersebut

Kemudian cara pirolisis atau dekomposisi bahan organik melalui proses pemanasan tanpa oksigen.
Dalam proses pirolisis ini akan menghasilkan minyak yang bisa digunakan lagi untuk penyulingan
minyak bumi

Anda mungkin juga menyukai