Anda di halaman 1dari 12

Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Aida Syarif,M.

T Nama : Hamdhani Nino


Mata Kuliah : Energi dan Lingkungan Kelas : 4EGB
Tanggal : 03/04/2020

Latihan Soal:

1. Pelajari tentang gas alam sebagai sumber daya energi !


Pembahasan:

Gas alam merupakan salah satu bahan bakar yang potensial untuk digunakan di
Indonesia. Berdasarkan data dari Oil and Gas Statistic tahun 2019 menunjukkan
produksi gas alam di Indonesia sebesar 2,9 juta MMSCF pada tahun 2018 yang
digunakan terutama untuk memenuhi konsumsi dalam negeri di sektor industri
dan atau energi, pembangkit listrik, gas kota dan lainnya (DEN, 2019).

Perkembangan eksplorasi dan eksploitasi gas alam untuk pemanfaatan telah


memicu terjadinya perubahan lingkungan. Misalnya pada saat proses pengeboran
gas alam. Proses pengeboran dapat berdampak terhadap lingkungan sekitar tempat
pengeboran. Kegiatan pengeboran sumur menghasilkan polusi udara dan dapat
mengganggu satwa liar (Oil and Gas Management, 2017). Selain dampak yang
disebabkan pada saat pengeboran gas alam, kandungan zat pengotor yang terdapat
dalam komposisi gas alam mentah juga memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan. Dimana gas alam mentah mengandung sejumlah karbon dioksida
(CO2), serta sulfur yang komponennya meliputi antara lain Hidrogen Sulfida
(H2S) dan mercaptan (Angelika, 2016). Adanya kandungan sulfur yaitu gas
hidrogen sulfida dan mercaptan dalam penggunaan skala rumah tangga
merupakan zat sangat beracun dan bersifat korosif pada logam. Pada proses
produksi gas CO2 juga tidak diinginkan karena menjadi racun pada katalis seperti
pada sintesa amoniak dan metanol, serta dapat mengurangi nilai bakar dari gas
alam (Fatimura dan Fitriyanti, 2018). Oleh karena itu, diperlukan pengolahan
lebih lanjut terhadap gas alam mentah untuk mengurangi dampak yang terjadi.
Pengolahan gas alam diperlukan untuk mendapatkan spesifikasi gas alam sesuai
dengan persyaratan produk yang baku, melindungi peralatan pengolahan gas alam
serta memastikan gas buang dari pengolahan gas alam tidak merusak lingkungan
(Persatuan Insinyur Indonesia, 2016).
Gas alam dalam penggunaanya telah memengaruhi banyak hal, mulai dari
proses pengeboran, pengolahan pendistribusian dan lainya. Oleh karenanya, pada
makalah ini akan membahas mengenai dampak yang diberikan oleh gas alam dari
berbagai aspek, serta solusi untuk meminimalisir dampak negatif dari gas alam.

2. Kaji Potensi Produksi dan Komsumsi!

Pembahasan:

Produksi dan konsumsi gas Indonesia menunjukkan tren kenaikan dari


tahun ke tahun. Menurut data British Petroleum (BP), pada 1970 produksi gas
domestik hanya 1,1 Million Tonnes oil equivalent/MToe (juta ton setara minyak)
sementara konsumsi 1,08 MToe. Sejak 1977, produksi gas alam menunjukkan tren
kenaikan seiring meningkatnya eksplorasi ladang migas. Pada 2018, produksi gas
alam nasional naik 0,4% menjadi 62,9 MToe atau setara 73,2 Billion cubic metres
(Bcm) dari tahun sebelumnya. Sementara konsumsi gas meningkat 1,1% menjadi
33,5 MToe atau setara 39 Bcm.Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor
gas alam. Tahun lalu, ekspor gas nasional mencapai 20,8 Bcm atau sekitar 4,8%
dari total ekspor gas global yang mencapai 431 Bcm.

3. Analisa Sumber Daya Dampak dan Penanggulangan dari Proses Gas sebagai
Sumber Daya Energi !
Pembahasan:

 Dampak dari Gas Alam


aPenambangan Gas Alam
1 Dampak Terhadap Lingkungan

Menurut Sudrajat (2010), berdasarkan identifikasi dan pengalaman


dampak lingkungan yang disebabkan oleh adanya aktivitas industri pertambangan
antara lain : berubahnya morfologi alam, ekologi, hidrologi, pencemaran air,
udara, dan tanah.

Gambar 1. Perubahan Morfologi Tanah dari Pengeboran Gas Alam


Ketika ahli geologi mengeksplorasi deposit gas alam di darat, mereka pasti
akan merusak tanah dan vegetasi dengan kendaraan mereka. Misalnya untuk
pembukaan jalan, pembersihan, dan perataan daerah sebagai tempat pengeboran.
Selain itu, pada saat eksploitasi gas alam akan terjadi perubahan morfologi atau
bentang alam pada sekitaran tempat penegboran. Misalnya kegiatan eksploitasi
dilakukan pada morfologi perbukitan, tetapi karena adanya aktivitas penggalian
maka akan berubah menjadi dataran, kubangan atau kolam-kolam besar.
Perubahan morfologi menjadi lubang besar dan dalam, tentu saja akan
menyebabkan terjadinya perubahan sistem ekologi dan hidrologi di daerah
tersebut.

Pengeboran gas alam juga dapat mengakibatkan kontaminasi pada sejumlah besar
volume air. Air ini harus ditangani dengan baik, disimpan, dan disterilkan
sehingga tidak mencemari tanah dan air. Kegiatan pengeboran sumur
menghasilkan polusi udara. Debu dari aktivitas pengeboran juga dapat
mengakibatkan polusi udara.
Gambar 2. Polusi Udara di Sekitar Tempat Pengeboran
2 Dampak Terhadap Sosial Masyarakat
Masuknya industri gas di berbagai daerah tertentu, terutama di daerah
sekitaran Blok Cepu, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, juga
memberikan dampak sosial masyarakat. Sebab mayoritas masyarakat disekitar
tempat pengeboran migas Blok Cepu adalah petani. Mereka hanya
menggantungkan hidup dari lahan pertanian. Namun, sekarang ini masyarakat
petani itu harus kehilangan lahan pertanian akibat adanya pembebasan lahan yang
dilakukan oleh pihak pertambangan.
Hal ini diperparah dikarenakan mereka belum disiapkan secara matang untuk
menerima perubahan itu. Masyarakat tidak memiliki keterampilan memadai
untuk mengikuti pesatnya laju industri di desanya. Akibatnya mereka sering
terdampak dari kegiatan yang sedang berlangsung.

3 Terhadap Ekonomi

Dampak ekonomi terdiri dari perubahan pendapatan dan kesejahteraan


masyarakat. Kehadiran perusahaan pertambangan di suatu daerah niscaya
membawa kemajuan terhadap warga di sekitarnya. Berdiri atau beroperasinya
sebuah pertambangan di suatu daerah akan menghadirkan kehidupan yang lebih
sejahtera, keamanan yang terjamin, dan kehidupan sosial yang lebih baik (Elsam,
2003). Seperti yang terjadi pada daerah sekitaran Blok Cepu. Terlihat sekali
selama tiga tahun terakhir ini mengalami peningkatan ekonomi yang sangat luar
biasa. Kemajuan signifikan itu dapat dilihat di bidang pendidikan, kesehatan
maupun infrastruktur. Hal itu tentu saja karena adanya kenaikan APBD
Bojonegoro setelah dareahnya menjadi daerah penghasil migas. Perlu diakui,
proyek migas sangat memberikan sumbangsih banyak untuk pemasukan daerah.
Contohnya di Desa Gayam, di desa itu akan dibangun program pembangunan
dari dana APBD karena menjadi desa penghasil. Selain itu, banyak kemajuan
yang nampak pada kehidupan masyarakat disana. Sudah banyak masyarakat yang
menggunakan sepeda motor, baik itu ke sawah atau melakukan aktivitas lain.
Selain itu sepanjang jalan yang dulunya hanya selebar 3 - 4 meter, kini menjadi 7
- 8 meter. Bahkan jalan-jalan poros desa dan lingkungan di sekitar tempat
pengeboran telah banyak yang tersentuh program paving. Hal ini menunjukkan
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berhasil membuat program yang memberikan
kesejahteraan masyarakat (Suara Banyu Urip, 2013)
b Pengolahan Gas Alam
Gas alam mentah yang belum diolah dari sumur pengeboran masih
mengandung senyawa lain, termasuk hidrogen sulfida yang merupakan gas sangat
beracun. Gas alam yang padat hidrogen sulfida biasanya akan menyala berkobar.
Pembakaran gas alam secara langsung akan menghasilkan CO2, SO2, nitrogen
oksida, dan senyawa lain tergantung pada komposisi kimia dari gas alam. Untuk
meminimalisir dampak buruk dari pembakaran gas alam secara langsung maka
gas alam mentah harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan
bakar.
Terhadap Lingkungan
Proses pengolahan gas alam adalah proses industri yang kompleks dirancang
untuk membersihkan gas alam mentah atau purifikasi. Proses purifikasi
dilakukan dengan memisahkan kotoran atau kontaminan dan hidrokarbon yg
lebih berat akan diolah lagi untuk keperluan komersial sehingga menghasilkan
dry natural gas. Hal ini memberikan dampak yang cukup baik terhadap
lingkungan karena kotoran yang terdapat di dalam gas alam mentah sudah
dihilangkan terlebih dahulu.
c Pendistribusian Gas Alam
Gas alam yang telah diolah kemudian disimpan dengan metode penyimpanan
Natural Gas Underground Storage, yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah
yang lazim disebut sebagai salt dome atau kubah-kubah di bawah tanah yang
terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah diolah. Bagi perusahaan
penyedia gas alam, cara ini sangat membantu untuk menjaga stabilitas operasional
pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas alam.Pada dasarnya pendistribusian
atau transportasi gas alam meliputi, transportasi melalui pipa salur, transportasi
dalam bentuk LNG dengan kapal tanker untuk pengangkutan jarak jauh, serta
transportasi dalam bentuk CNG, baik di daratan dengan road tanker maupun
dengan kapal tanker di laut, untuk jarak dekat dan antar pulau.
1. Terhadap Lingkungan
Pendistribusian gas alam menggunakan pipa salur memberikan dampak
yang cukup signifikan dibandingkan dengan pendistribusian dengan
menggunakan LNG dan CNG. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)
Sudirman Said menilai gas alam dengan jenis pipa salur dinilai bersih dan
memiliki risiko yang lebih kecil dari pada penggunaan LPG. Tekanan gas pipa
salur lebih rendah ketimbang tekanan tabung LPG. Dengan begitu, gas pipa
jauh lebih aman untuk digunakan dalam rumah tangga.
Namun, pendistribusian gas alam menggunakan pipa salur juga dapat
memberikan perubahan terhadap lingkungan. Pembangunan pipa salur gas
dapat merusak kontruksi tanah dan jalan.

Gambar 2. Pendistribusian Gas Alam Transportasi Pipa Salur


Seperti halnya pembangunan pipa gas di Muara Karang - Muara Tawar.
Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menggunakan bagian pinggir saluran air
di Jalan Tugu Raya, Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta
Utara diprotes warga kampung Beting dikarenakan pembangunan tersebut
menutup saluran air warga sehingga rentan menimbulkan banjir saat hujan
deras turun. Warga protes karena pengerjaan pemasangan pipa gas sangat
mengganggu dan merusak lingkungan. 

2. Terhadap Ekonomi
Pendistribusian gas alam menggunakan transportasi melalui LNG
memberikan dampak yang cukup baik terhadap perekonomian negara. Produksi
LNG diprediksi akan melesat jauh dibanding pendistribusian menggunakan pipa
salur. Pasar gas alam berjenis LNG akan mengalami perubahan tren karena para
produsen lebih tertarik mengirimkan komoditas melalui tanker, ketimbang jalur
pipa. Di Eropa, pasar gas yang paling menguntungkan di dunia, impor pipa
salur dapat jatuh pada 2040 ketika pasar LNG tumbuh dan energi terbarukan
mengikis pangsa bahan bakar fosil dalam bauran energi.
Menurut IEA (International Energy Agency) dilansir dari Bloomberg,
permintaan untuk LNG akan meningkat tiga kali lipat dari kecepatan gas pipa.
Segmen tersebut akan tumbuh 3,5% per tahun hingga 2040, IEA memprediksi
dalam laporannya, sementara transaksi pipa jarak jauh hanya akan meningkat
sebesar 1% setiap tahun.
 Analisis Penanganan Dampak Gas Alam
a Penambangan Gas Alam
Sebelum melakukan eksplorasi dan eksploitasi yang bertujuan untuk proses
penambangan gas alam, perusahan penambangan gas alam tentulah sudah
mengantongi surat izin pembukaan lahan serta mengetahui aturan-aturan
mengenai lingkungan hidup. Perusahaan sebagai salah satu pelaku dalam
pembangunan khususnya pembangunan ekonomi, secara khusus ada kaitan yang
erat dengan lingkungan hidup dimana perusahaan itu melaksanakan kegiatan
usahanya. Seringkali perusahaan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan
berupa kerusakan lingkungan, pencemaran lingkungan atau setidak-tidaknya
penurunan daya dukung lingkungan. Pada hakikatnya pembangunan merupakan
upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya guna
meningkatkan mutu kehidupan rakyat. Oleh karena itu, pembangunan yang
bijaksana harus dilandasi wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai
kesinambungan dan menjadi jaminan bagi kesejahteraan generasi sekarang dan
mendatang. Pada bagian konsideran menimbang dari Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup diakui adanya hubungan
antara aktivitas perusahaan dengan lingkungan hidup dan menegaskan bahwa
dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan
kesejahteraan umum dan untuk mencapai kebahagiaan hidup perlu dilaksanakan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.

Selain itu, pengeboran gas alam juga dapat meninggalkan bekas pada lahan
yang telah digunakan. Oleh karena itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi Pasca Tambang
Keputusan dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Nomor 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik
Dan Pengawasan Pertambangan Mineral Dan Batubara. Tujuan diterbitkannya
dua beleid tersebut sangat jelas, agar dampak negatif dari aktivitas pertambangan
dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Proses pengeboran gas alam ini juga berdampak bagi kehidupan sosial
masyarakat sehingga perusahaan juga harus menyiapkan pertanggungjawaban
untuk masyarakat. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR (Corporate
Sosial Responsibility). CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya
untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula
untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan
berkelanjutan. CSR adalah sebuah tanggung jawab sosial perusahaan yang
seharusnya wajib dilaksanakan oleh setiap perusahaan, dengan melakukan
program-program pemberdayaan masyarakat atau kemitraan.
b Pendistribusian Gas Alam
Dampak pendistribusian gas alam melalui pipa salur terhadap lingkungan
tidak akan terjadi bila para pekerja membuat pipa salur sesuai dengan aturan yang
berlaku. Sebelum pemasangan pipa salur ke dalam tanah, perusahaan harus
memiliki lokasi dan perizinan, termasuk izin menggunakan lahan. Selain
perizinan, juga dilakukan upaya koordinasi dengan instansi terkait yang memiliki
prakonstruksi jaringan perpipaan dan kabel di sekitar lokasi jalur pipa tersebut,
seperti Telkom, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), PLN dan lain-lain.
Pada saat pemasangan pipa salur, peemasangan harus sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang berlaku di Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas
Bumi, Kementerian ESDM. Setelah proses pemasangan, dilakukan perbaikan
jalan atau kerusakann yang diperbuat selama proses pemasangan.

4. Analisa Pemanfaatan Sumber Daya Gas sebagai Sumber Daya


PLTGU.Lengkapi dengan Bagan Prosesnya!

Pembahasan:

Diagram Alir PLTGU:

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah gabungan


antara PLTG dengan PLTU, dimana panas dari gas buang dari PLTG digunakan
untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian
yang digunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery
Steam Generator). PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi
untuk mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi
energi listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan
penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan
uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG
(Heat Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh
kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Gas yang
dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi
energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair
(BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat
efisiensi pembakaran dan prosesnya.

Prinsip Kerja PLTGU

Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan


kedalam kompresor dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu
tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara
dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar.
Disini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar
dengan udara atau tidak.

Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu
pada burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara
ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi
(enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh
turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik.

Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui


cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka
pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari
lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini,
maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium,
Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).
5. Kebijakan-kebijaan Apa Terkait dengan Energi Gas dan Lingkungan !

Pembahasan:

a. Peraturan Menteri ESDM No.14 Tahun 2019 tentang Harga Jual Gas Bumi
Melalui Pipa pada Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

b. Peraturan Menteri ESDM No.18 Tahun 2018 tentang Pemeriksaan Keselamatan


Instalasi dan Peralatan pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi

c. Peraturan Menteri ESDM No.45 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lumpur Bor,
Limbah Lumpur, dan Serbuk Bor pada Kegiatan Pengeboran Minyak dan Gas
Bumi

Pada rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Menteri ESDM memaparkan
draf revisi UU Migas yang disusun Pemerintah. Menurut pemikiran pemerintah,
penyusunan Rancangan Undang-Undang ini dilatar belakangi oleh keinginan
untuk memberikan kepastian hukum, memperbaiki iklim investasi, dan
meningkatkan ketahanan energi (Partowidigdo, 2008: 23). Draf RUU Migas versi
pemerintah tersebut mengatur tiga hal pokok tentang kegiatan hulu, hilir, dan
pembentukan aggregator gas sebagai badan atau lembaga baru yang diusulkan
oleh RUU ini.

Pengertian gas alam menurut UU Migas No 22 tahun 2000, Pasal 1 angka


2 adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan
temperatur atmosfer berupa fase gas yang diperoleh dari proses penambangan
minyak dan gas alam. Gas alam atau yang sering juga disebut sebagai gas rawa,
adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutamaterdiri dari metana CH 4.
Iadapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas alam. Mirip dengan minyak
mentah dan batubara, gas alam adalah bahan bakar fosil yang berasal dari sisa-sisa
tanaman,hewan dan mikroorganisme yang tersimpan dalam di bawah tanah
selama jutaan tahun. Namun tidak seperti bahan-bahan bakar fosil lainnya, gas
alam adalah salah satu sumber energi yang paling bersih (memiliki intensitas
karbon yang rendah), teraman, dan paling berguna dibanding semua sumber
energi lain
SUMBER REFERENSI:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Gas_dan_Uap(Diakses
tanggal 03 April 2020,)

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/04/berapa-produksi-dan-
konsumsi-gas-alam-indonesia(Diakses tanggal 03 April 2020,)

http://taufikkiilham.blogspot.com/2012/09/proses-pembangkit-listrik-tenaga-
gas.html(Diakses tanggal 03 April 2020,)

Dewan Energi Nasional (DEN). 2019. Outlook Energy 2019. Jakarta.

Suara Banyu Urip. 2013. Menakar Dampak Positif Negatif Industri Migas Blok
Cepu. URL: https://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/menakar-dampak-
positif-negatif-industri-migas-blok-cepu-1 Diakses pada 6 Maret 2020.

Sudrajat. 2010. Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut Hukum.


Pustaka Yustisia : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai