Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hamdhani Nino

NIM : 061840411413
Kelas : 6 EGB
Mata Kuliah : Praktikum Teknik Konversi Eneegi
Dosen Pengampu : Tahdid,S.T.,M.T
Tanggal : 6 April 2021

1. Energi Surya
Sumber energi berjumlah besar dan bersifat kontinyu terbesar yang tersedia bagi
manusia adalah energi surya, khususnya energi elektrimagnetik yang dipancarkan oleh
matahari.sementara energi surya belum dipakai untuk sumber primer energi bahan bakar
pada saat ini (Gunadarma.ac.id)
Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah "energi surya" istilah ini sedikit
membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan langsung
dari cahaya matahari. Tenaga surya dapat Digunakan untuk:
- Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
- Menggunakan menghasilkan pembangkit listrik tenaga panas surya
- Menghasilkan listrik menggunakan menara surya
- Memanaskan gedung, secara langsung
- Memanaskan gedung, melalui pompa panas
- Memanaskan makanan, menggunakan oven surya. (wikipedia.org)

Jelas matahari tidak memberikan energi konstan untuk setiap titik di bumi, sehingga
penggunaannya terbatas. Sel surya sering digunakan untuk daya baterai, karena kebanyakan
aplikasi lainnya akan membutuhkan sumber energi sekunder, untuk mengatasi padam.
Beberapa pemilik rumah menggunakan tata surya yang menjual energi ke grid pada siang
hari, dan menarik energi dari grid di malam hari, inilah keuntungan untuk semua orang,
karena permintaan listrik AC tertinggi pada siang hari.

Sedangkan, energi surya dapat dikonversikan ke bentuk energi lain. Ada 3 proses
dalam pengkonversian nya, yaitu : Proses Helochemical, Proses Helioelectrical, dan proses
Heliothermal (Anynomous,1997).
- Proses Helochemical. Reaksi helochemical yang utama adalah proses foto
sintesa.Proses ini adalah sumber dari semua bahan bakar fosil.
- Prosesn Helioelectrical. Reakasi Helioelectrical yang utama adalah produksi
listrik oleh sel – sel surya
- Proses Heliotermal adalah penyerapan radiasi matahari dan pengkonversian energi
ini menjadi energi termal.
2. Sel Surya
Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah
sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan
energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya”
mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik
untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan
“photovoltaic” (photo- cahaya, voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan
pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi
konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang
membentuk dasar listrik.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon,
sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling
tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu bermuatan
negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik menyeberang sambungan
diantara dua lapisan menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Makin kuat
cahaya, makin kuat aliran listrik.
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi.
Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang
sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari
mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru
sedang yang benar-benar cerah.
3. Pemanfaatan Energi Surya
Karena sel surya sanggup menyediakan energi listrik bersih tanpa polusi, mudah
dipindah, dekat dengan pusat beban sehingga penyaluran energi sangat sederhana serta
sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai karakteristik cahaya matahari yang baik
(intensitas cahaya tidak fluktuatif) dibanding tenaga angin seperti di negara-negara 4 musim,
utamanya lagi sel surya relatif efisien, tidak ada pemeliharaan yang spesifik dan bisa
mencapai umur yang panjang serta mempunyai keandalan yang tinggi.
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah
diterapkan, yaitu:
 Teknologi energi surya fotovoltaik
Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air,
televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ±
6 MW.
 Teknologi energi surya termal
Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya),
mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan)
dan memanaskan air.(dunia listrik.blogspot.2008)

4. Proses Kerja Energi Surya

Sel surya yang sering kita lihat adalah sekumpulan modul sel photovoltaic (photo =
cahaya, voltaic = listrik) yang disusun sedemikian rupa dan dikemas dalam sebuah frame. Sel
photvoltaic ini yang nantinya akan merubah secara langsung energi matahari menjadi listrik.

Sel photovoltaic ini terbuat dari bahan khusus semikonduktor yang sekarang banyak
digunakan dan disebut dengan silikon. Ketika cahaya mengenai sel silikon, cahaya tersebut
akan diserap oleh sel ini, hal ini berarti bahwa energi cahaya yang diserap telah ditransfer ke
bahan semikonduktor yang berupa silikon. Energi yang tersimpan dalam semikonduktor ini
akan mengakibatkan elektron lepas dan mengalir dalam semikonduktor. Semua sel
photovoltaic ini juga memiliki medan elektrik yang memaksa elektron yang lepas karena
penyerapan cahaya tersebut untuk mengalir dalam suatu arah tertentu. Elektron yang
mengalir ini adalah arus listrik, dengan meletakkan terminal kontak pada bagian atas dan
bawah dari sel photovoltaic ini akan dapat dilihat dan diukur arus yang mengalir sehingga
dapat digunakan untuk menyuplai perangkat eksternal. Hal diatas adalah dasar perubahan
energi surya menjadi listrik oleh semikonduktor silicon (Alpensteel.com)
Gambar 4. Sel Photovoltaic

5. Dari Cahaya Menjadi Listrik

Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p
dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran
electron, nah aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Sedangkan struktur
dari solar cell adalah seperti ditunjukkan dalam gambar 1

Gambar 5.1. Struktur Lapisan Tipis Solar Cell Secara Umum

Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber
(penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap
efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang
elektromagnetik yang secara spectrum dapat dilihat pada gambar 2. Oleh karena itu absorber
disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar radiation yang berasal dari cahaya
matahari.

Gambar 5.2. Spektrum Radiasi Sinar Matahari

Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika
menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber), akan diserap, dipantulkan atau dilewatkan
begitu saja (lihat gambar 3), dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan
membebaskan electron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi
tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan
utk mengeluarkan electron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik.
Untuk membebaskan electron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc/v harus sedikit lebih
besar atau diatas daripada energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi
band-gap, maka extra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel.
Karenanya sangatlah penting pada solar sel untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu
dengan memodifikasi struktur molekul dari semikonduktor yang dipergunakan.

Gambar 5.3. Radiative Transition dari Solar Cell


Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang berasal dari sinar
matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan
remombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya.Untuk bisa membuat agar foton
yang diserap dapat sebanyak banyaknya, maka absorber harus memiliki energi band-gap
dengan range yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang
mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak
diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan salah satu dari direct semiconductor.

Gambar 5.4. Bagian-bagian dari Sel Photovoltaic

Dari begitu banyak keuntungan solar cell seperti telah diuraikan diatas ternyata tidak
polemik tidak kemudian berhenti begitu saja, masih ada yang mengatakan memang benar
solar cell ketika melakukan proses perubahan energi tidak ada polusi yang dihasilkan, tetapi
sudahkah kita menghitung berapa besar polusi yang telah dihasilkan dalam proses
pembuatannya, dibandingkan kecilnya efisiensi yang dihasilkan. Nah tantangannya disini
adalah memang bagaimana untuk menaikkan efisiensi, yang tentunya akan berdampak
kepada nilai ekonomisnya. (Rusminto Tjatur, 2011).

Anda mungkin juga menyukai