POST PARTUM
Disusun oleh :
Selvita Berlian Desta
SN201203
Nifas
Adaptasi Adaptasi
fisiologis psikologis
Taking in,
Uterus Laktasi Episiotomi / taking hold,
insisi taking on
Kontraksi uterus
Perubahan
Progesteron dan Cemas
Adekuat Tidak adekuat psikologis
estrogen
Suplai O2 Terputusnya
Adekuat In adekuat
jaringan kontinyuitas
ASI keluar ASI tidak jaringan
Kelelahan keluar
Laserasi
Intoleransi Efektif
Inefektif
aktivitas laktasi Jahitan pada Jalan masuk
laktasi
perinium kuman
Kurang
Kurang pengetahuan Nyeri Resiko
pengetahuan perawatan infeksi
payudara
Menyusui
tidak efektif
E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1. Penatalaksanaan medis
a. Golongan darah ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko
terhadap inkompatibilitas
b. Tes serologi Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan
kelamin.
c. Skrining Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
d. Urinalisis Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan,
infeksi, diabetes, penyakit ginjal).
e. Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah,
lakukan pijatan uterus, beri uterotonika 10 IV dilanjutkan infus 20
ml dalam 500 cc NS/RL dengan tetesan 40 tetes/menit).
f. Berikan antibiotik profilaksis (Ampicilin 2 gr IV/oral +
metronidazole 1 g supp/oral).
g. Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan kontriksi
serviks yang kuat, tetapi siapkan infus fluothane atau eter untuk
menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi siapkan infus
oksitosin 20 untuk 500 NS atau RL untuk mengantisipasi
gangguan kontraksi uterus yang mungkin timbul.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Pada perdarahan akibat robekan jalan lahir penanganannya adalah :
a. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan
sumber perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan berikan larutan antiseptik.
c. Jepit dengan klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan
benang yang dapat diserap.
d. Lakukan penjahitan
1) Pada ruptura perineal tingkat I (robekan pada mkosa vagina
dan kulit), robekan dijahit dengan benang catgut dan memekai
jarum bundar
2) Pada roptura perineal tingkat II (ruptura perinei sub totalis) ikut
robek pula dasar panggul seperti : luka jahit dua lapis dengan
benang catgut halus secara simpul atau jelujur dengan jarum
bundar, kulit dijahit dengan benang sutera dan memakai jarum
yang tajam
3) Pada ruptur perineal tingkat III (ruptur perinei totalis) yang
robek selain spingter ani externa. Sebelum memulai menjahit
harus ditemukan dulu kedua pangkal m.stingter ani externa
yang terpoting. Otot ini dijahit dengan benang cromik secara
simpul, penjahitan harus dilakukan secara cermat agar otot
tersebut tersambung dengan baik. Kemudian dijahit seperti
menjahit ruptura perinei II. Bila mucosa rectum ikut robek
maka harus dijahit terlebih dahulu dengan benang catgut halus
secara simpul.
e. Bila ada ruptur peritonium dan robekan dinding vagina
1) Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan
sumber perdarahan.
2) Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptic.
3) Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap.
4) Lakukan penjahitan luka dari bagian yang paling distal.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu
syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi
komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi
dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada
perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat
terjadi kegagalan fungsi organ-organ seperti gagal ginjal mendadak.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian pasca melahirkan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Bagaimana keadaan ibu saat ini ?
2) Bagaimana perasaan ibu setelah melahirkan ?
b. Pola nutrisi dan metabolik
1) Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan ?
2) Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan ?
3) Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual ?
4) Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan ?
c. Pola aktivitas dan istirahat
1) Apakah ibu tampak kelelahan, keletihan ?
2) Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau ringan ?
3) Apakah ibu tampak mengantuk ?
d. Pola eliminasi
1) Apakah ada diuresis pasca persalinan ?
2) Adakah nyeri dalam BAB pasca persalinan ?
e. Neuro sensori
1) Apakah ibu merasa tidak nyaman ?
2) Apakah ibu merasa nyeri di bagian tubuh tertentunya ?
3) Bagaimana nyeri yang ibu rasakan ?
4) Kaji melalui pengkajian P, Q, R, S, T ?
a) P : Palitaif yaitu yang meningkatkan atau mengurangi
nyeri
b) Q : Qualitas / Quantitas yaitu frekwensi dan lamanya
keluhan dirasakan, deskripsi sifat nyeri
c) R : Regional / tempat yaitu lokasi sumber dan
penyebarannya
d) S : Skala yaitu derajat nyeri dengan menggunakan rentang
nilai
e) T : Time yaitu kapan keluhan dirasakan dan lamanya
keluhan berlangsung.
5) Apakah nyerinya mengganggu aktivitas dan istirahatnya ?
f. Pola persepsi dan konsep diri
1) Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini ?
2) Adakah permasalahan yang berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuhnya saat ini ?
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) Pemeriksaan tanda–tanda vital
b) Pengkajian tanda-tanda anemia
c) Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
d) Pemeriksaan reflek
e) Kaji adanya varises
f) Kaji CVAT (cortical vertebra area tenderness).
2) Payudara
a) Pengkajian daerah areola
b) Kaji adanya nyeri tekan
c) Kaji adanya abses
d) Observasi adanya pembengkakan atau ASI terhenti
e) Kaji pengeluaran ASI
3) Abdomen atau Uterus
a) Observasi posisi uterus atau tinggi fundus uteri
b) Kaji adanya kontraksi uterus
c) Observasi ukuran kandung kemih
4) Vulva atau Perineum
a) Observasi pengeluaran lokhea
b) Observasi penjahitan laserasi atau luka episiotomi
c) Kaji adanya pembengkakan
d) Kaji adanya luka
e) Kaji adanya hemoroid
h. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium bisa segera dilakukan pada periode
pasca partum. Nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali
dibutuhkan pada hari pertama pada postpartum untuk mengkaji
kehilangan darah pada saat melahirkan.
2) Pemeriksaan urin
Pengambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan
kateter atau dengan teknik pengambilan bersih (clean – cath)
spesimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas
terutama jika cateter indwelling dipakai selama paska inpartum.
Selain itu catatan prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan
status rubella dan rhesus dan kebutuhan terapi yang mungkin
(Bobak, 2014).
2. Diagnosa keperawatan
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi ditandai dengan menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran (D.0111)
b. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan
ketidaktepatan posisi duduk ditandai dengan tampak meringis (D.
0076).
c. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai
dengan tampak meringis (D.0077)
d. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan Ketidakadekuatan
suplai ASI ditandai dengan ASI tidak menetes/memancar ( D.
0029).
e. Resiko perdarahan ditandai dengan tindakan pembedahan (D.0012)
f. Resiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif (D.0142)
3. Tujuan dan Kriteria Hasil
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam (I.12383)
kurang terpapar masalah keperawatan defisit Observasi
informasi ditandai pengetahuan dapat Meningkat - Identifikasi kesiapan dan
dengan menunjukkan dengan kriteri Hasil : kemampuan menerima
perilaku tidak sesuai Tingkat Pengetahuan informasi
anjuran (D.0111) (L.12111) - Identifikasi faktor-faktor
- Perilaku sesuai anjuran dari yang apat meningkatkan
menurun menjadi meningkat dan menurunkan
- Verbalisasi minat dalam motivasi perilaku hidup
belajar dari menurun bersih dan sehat.
menjadi meningkat Terapeutik :
- Kemampuan menjelaskan - Sediakan materi dan
pengetahuan tentang suatu media pendidikan
topik dari menurun menjadi kesehatan.
meningkat - Jadwalkan pendidikan
- Perilaku sesuai dengan kesehatan sesuai dengan
pengetahuan dari menurun kesepakatan.
menjadi meningkat - Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan.
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
- Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
2 Ketidaknyamanan Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi (I.09326)
pasca partum keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
berhubungan dengan masalah keperawatan - Identifikasi teknik
ketidaktepatan posisi ketidaknyamanan pasca partum relaksasi yang pernah
duduk ditandai dengan dapat Meningkat, dengan efektif digunakan
tampak meringis (D. Kriteria Hasil : - Identifikasi kesediaan,
0076). Status Kenyamanan Pasca kemampuan, dan
Partum (L.07061) penggunaan teknik
- Keluhan tidak nyaman dari sebelumnya.
menurun menjadi meningkat - Monitor respon terhadap
- Meringis dari menurun terapi relaksasi
menjadi meningkat Terapeutik :
- Berkeringat dari menurun - Ciptakan lingkungan
menjadi meningkat tenang dan tanpa
- Merintih dari menurun gangguan dengan
menjadi meningkat pencahayaan dan suhu
ruang yang nyaman.
- Gunakan pakaian
longgar
- Berikan informasi
tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik
relaksasi
Edukasi :
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman.
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai