Radiasi Non Pengion - Raufita Heriyah - 3D4A
Radiasi Non Pengion - Raufita Heriyah - 3D4A
Disusun Oleh :
Jalan Hang Jebat III Blok F No.3, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru, RT.4/RW.8,
Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1220
1. Pengertian Radiasi Non Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di
sekeliling kehidupan kita. Jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang
radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi), gelombang
mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone),
sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas), cahaya tampak
(yang bisa kita lihat), dan sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari) (BATAN,
2008).
Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk
membentuk /membuat formasi ion baru (Handley,1997)
Radiasi non pengion dapat didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi
yang bila melalui suatu media dan terjadi proses penyerapan, berkas energi radiasi
tersebut tidak akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media
tersebut.
2. Jenis Radiasi Non Pengion
Radiasi ini berupa gelombang elektromagnetik seperti gelombang mikro
(microwave), sinar ultra violet, sinar infra merah & sinar laser
1. sinar ultra violet
a. Pengertian Sinar Ultra Violet
Radiasi ultraungu (sering disingkat UV, dari bahasa Inggris: ultraviolet) adalah
radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari
daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil.
Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380–200 nm)
dan UV vakum (200–10 nm). Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi
UV terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang
sering dibagi lagi kepada UVA (380–315 nm), yang juga disebut "Gelombang
Panjang" atau "blacklight"; UVB (315–280 nm), yang juga disebut "Gelombang
Medium" (Medium Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut "Gelombang
Pendek" (Short Wave).
Istilah ultraviolet berarti "melebihi ungu" (dari bahasa Latin ultra, "melebihi"),
sedangkan kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari
cahaya dari sinar tampak. Beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan
serangga seperti lebah dapat melihat hingga mencapai "hampir UV". Banyak
buah-buahan, bunga dan benih terlihat lebih jelas di latar belakang dalam
panjang gelombang UV dibandingkan dengan penglihatan warna manusia.
Sinar Ultraviolet (UV) adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian
energi yang berasal dari matahari. Sinar UV dapat membakar mata, rambut,
dan kulit jika bagian tubuh tidak dilindungi, atau jika mereka terlalu banyak
terkena sinar matahari. Meskipun demikian, sinar UV sangat berguna dalam
ekosistem kita.
Sinar UV membantu tubuh kita dalam membuat vitamin D, yang memperkuat
tulang dan gigi dan membantu tubuh kita membangun kekebalan terhadap
penyakit seperti rakhitis dan kanker usus besar. Sinar UV juga digunakan
untuk mengobati psoriasis, sinar memperlambat pertumbuhan sel-sel kulit.
Sinar UV telah digunakan dalam berbagai hal komersial juga, termasuk
sterilisasi dan desinfeksi. Beberapa hewan dapat melihat sinar UV, dan UV
membantu lebah untuk mengumpulkan serbuk sari dari bunga.
Radiasi ultraungu (sering disingkat UV, dari bahasa Inggris: ultraviolet) adalah
radiasi elektromagnetik terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari
daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar X yang kecil.
b. Sumber radiasi UV
Ada 2 Sumber radiasi UV yaitu
• Sumber radiasi UV alam adalah matahari, tetapi karena serapan atom
oksigen
sehingga membentuk lapisan ozon, maka radiasi matahari yang sampai ke
bumi (terestrial) intensitasnya lebih rendah yang meliputi UV dengan panjang
gelombang 290 – 400 nm, sedangkan panjang gelombang yang lebih
pendek diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagai penyerap utama radiasi UV,
lapisan gas ini berfungsi sebagai pelindung bumi dari pajanan sebagai
radiasi UV yang lebih pendek dari 340 nm. Semakin berkurangnya lapisan
ozon sebagai akibat dari pelepasan chloofluorocarbon (CFC) hasil buatan
manusia ke atmosfer akan memperkecil tingkat proteksi ozon terhadap sinar
UV dan menyebabkan tingkat kerusakan akibat pajanan radiasi UV semakin
besar (De Grujl, 2000).
• Sumber radiasi UV buatan manusia pada dasarnya terdiri dari 3
jenis yaitu
incandescent, seperti lampu halogen tungsten; lampu neon, seperti seperti
lampu intensitas tinggi yang digunakan pada industri untuk
fotopolimerisasi
dan lampu germisidal untuk sterilisali dan untuk mengelas metal; dan
lampu UV seperti excimer laser (Alatas & Lusiyanti, 2001).
Sumber : sinar matahari, kegiatan pengelasan, lampu pijar, pekerjaan laser.
c. Manfaat Sinar Ultra Violet (UV)
Seringkali kita hanya mengerti bahwa sinar matahari mengandung ultraviolet
yang berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya hanya penting bagi pembentukan
vitamin D bagi tubuh. Faktanya adalah pembentukan vitamin D mutlak
memerlukan sinar ultraviolet. Apa saja manfaat sinar matahari bagi tubuh kita,
berikut ulasannya.
• Membantu pembentukan vitamin D yang dibutuhkan oleh tulang.
• Dalam dunia kesehatan digunakan sebagai seterilisator untuk alat-alat
kesehatan dan seterilisasi ruangan operasi.
• Membunuh bakteri-bakteri patogen pada air minum.
• Sumber utama vitamin D.Sinar ultraviolet ternyata membantu
mengubah kolesterol yang tersimpan di kulit menjadi vitamin D. Hanya dengan
berjemur selama 5 menit di pagi hari, tubuh kita mendapatkan 400 unit vitamin
D.
• Mengurangi kolesterol darah. Proses pembentukan vitamin D dimana
mengubah
• kolesterol di dalam darah maka akan mengurangi kadar kolesterol dalam
tubuh kita.
• Penawar infeksi dan pembunuh bakteri.
Sinar ultraviolet ternyata juga membantu membasmi virus-virus penyebab
kanker. Secara umum, sinar matahari mampu membunuh bakteri, virus, dan
jamur yang berpotensi menyebabkan TBC, peritonitis, pneumonia, dan asma
saluran pernapasan.
• Mengurangi gula darah.
Sinar matahari membantu penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh yang
merangsang glukosa menjadi glikogen sehingga secara langsung berperan
d. Bahaya sinar Ultra Violet
• Bahaya Sinar UV Pada Kulit
Pada dasarnya, kulit manusia dilengkapi dengan perlindungan alami dari sinar
matahari yaitu pigmen melanin. Kulit yang gelap menandakan kandungan
pigmen dalam jumlah banyak, begitu juga sebaliknya. Penelitian membuktikan
bahwa semakin banyak pigmen, semakin kecil kemungkinan seseorang terkena
kanker kulit karena pigmen berfungsi sebagai penangkal dampak sinar UV yang
dipancarkan matahari. Sering beraktivitas di bawah sinar matahari tanpa
pelindung kulit, akan menyebabkan kulit lebih cepat mengalami penuaan. Kulit
jadi cepat berkerut dan timbul bercak-bercak hitam yang kita kenal sebagai flek
hitam.
Sinar UV juga bisa membuat kulit tidak mulus karena menebal atau menipis.
Bisa juga muncul benjolan-benjolan kecil yang ukurannya bervariasi. Benjolan-
benjolan atau flek pada kulit bisa berkembang menjadi tumor jinak bahkan
kanker kulit. Khususnya pada orang yang banyak bekerja di bawah terik
matahari atau sering berjemur di pantai. Tidak heran bila bintik awal kanker
kulit timbul di bagian tubuh yang terbuka seperti wajah, kepala, tangan dan
bagian yang banyak terpapar sinar matahari.
Sinar Matahari tidak sepanjang hari merusak kulit, sebelum pukul 09.00 pagi
justru penting untuk tulang. Kita justru harus waspada pada pancaran sinar
yang berlansung sejak pukul 09.00 hingga 15.00, sebab disaat waktu tersebut
sinar matahari mengandung sinar UV yang dapat merusak kulit.
e. Bahaya Sinar UV Pada Mata
Paparan UV bisa berakibat:
iritasi mata (conjungtivitis fotoelektrika), mata berair/lakrimasi dan penderita
menghindari paparan cahaya. Tetapi gejala ini akan kembali normal dalam
beberapa hari. Kulit merah terbakar (erythema). Pigmen kulit dapat melindungi
dari sinar UV. Pada paparan kronis UV dapat merusak struktur kulit dan
menyebabkan kulit mengalami penuaan dini dan kanker kulit.
Pekerja yg berisiko : pekerja yang selalu terpapar sinar matahari, menggunakan
pakaian lengan pendek & celana pendek terutama bila bekerja di musim panas.
Pekerja dalam ruang dimana lampu UV digunakan untuk membunuh bakteri :
perawat, tukang daging, penjamah makanan, tukang daging, pekerja pabrik
obat & tembakau dan tukang las.
f. Pencegahan :
Memakai kaca mata anti UV
lotion sunblock
2. Sinar inframerah
a. Pengertian Inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi
inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang
antara 700 nm dan 1 mm.
b. Karakteristik Inframerah
• Tidak dapat dilihat oleh mata manusia
• Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang
• Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas
• Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang
berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami
kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan.
• Memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterfensi oleh cahaya
matahari.
c. Sumber Inframerah
Sinar matahari langsung mengandung 93 lumens per watt flux radian, yang
termasuk di dalamnya inframerah (47%), cahaya tampak (46%), dan cahaya
ultra violet (6%) . Sinar inframerah terdapat pada pada cahaya api, cahaya
matahari, radiator kendaraan atau pantulan jalan aspal yang terkena panas.
Saraf pada kulit kita dapat menginderai perbedaan suhu permukaan kulit,
namun kita tidak dapat merasakan sinar inframerah.
Sinar inframerah dapat digunakan untuk memanaskan makanan, misalnya
pada restauran cepat saji. Inframerah juga dapat dimanfaatkan untuk melihat
benda, yaitu dengan detektor inframerah. Setiap benda akan memantulkan
dan/atau menyerap inframerah sehingga detektor menangkap panjang
gelombang yang berbeda sesuai suhu yang dikeluarkan benda. Karena sumber
utama sinar inframerah merupakan radiasi termal ataupun radiasi panas, setiap
benda memiliki suhu panas tertentu bahkan yang kita kira tidak cukup panas
untuk meradiasikan cahaya tampak dapat mengeluarkan energi dan terlihat
pada detektor.
Ketika cahaya putih dikirim melalui prisma, ia terbagi menjadi warna yang berbeda
setelah melewati prisma. Warna cahaya yang berbeda ini memiliki panjang gelombang
yang berbeda.
Frekuensi dan panjang gelombang tergantung pada jumlah energi yang terlibat.
Frekuensi yang lebih tinggi dan panjang gelombang yang lebih pendek menunjukkan
energi yang lebih tinggi.
Daftar Pustaka
https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/R0013013_bab2.pdf
https://www.academia.edu/36607071/NON_PENGION