Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode


sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir
tahun 2012 lalu. Pergantian Kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah.
Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di
Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang
setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah.
Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa.
Oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan
di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah
yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum
tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem.
Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari
kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari
landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan
kurikulum.
Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada
sekolah yang ditunjuk Pemerintah, maupun sekolah yang siap melaksanakannya.
Artinya sampai Bulan September 2013 ini, sudah 3 bulan kurikulum baru
dilaksanakan.
Dalam merespon fenomena yang terjadi pada realitas masa kini manusia
berpacu mengembangkan pendidikan disegala ilmu termasuk dalam kehidupan
sehari-hari. Namun seiring dengan munculnya krisis multi dimensi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara peranan serta efektifitas agama di sekolah
sebagai pemberi nilai spiritual pada peserta didik dipertanyakan. Maka berangkat
dari hal tersebut agar kurikulum pendidikan agama Islam sesuai dengan tujuan
situasi dan kondisi zaman untuk dapat merespon kehidupan yang kaya problem
PAI menghadirkan Kurikulum Tingkat Satuan Pandidikan (KTSP). Alasannya

1
mungkin jika pendidikan agama dilakukan denganbaik, maka kehidupan
masyarakatpun akan lebih baik.

Kurikulum bertujuan pada apa yang hendak dicapai. Seperti halnya KBK
bertujuan untuk tercapainya kompetensi peserta didik dalam menangkap materi
yang disampaikan. Sama dengan kurikulum PAI yang berbasis kompetensi juga
memiliki tujuan yang sama dengan KTSP hanya saja terdapat tambahan kalau
KBK untuk berkompetensi dalam mencapai materi yang berpendidikan umum dan
orientasinya pada kecerdasan untuk berkompetisi di dunia masyarakat setelah
siswa keluar (lulus) dari dunia pendidikan.

Namun pada kurikulum PAI ada hal yang lebih pokok yang memang
diharapkan dan bukan hanya dalam target tujuan PAI tapi juga sebagai pendidikan
yang lahir dari agama Islam diharapkan dapat berkompetensi jasmani dan rohani,
artinya berkompetensi dalam hal sikap, skill, pengetahuan secara afektif, kognitif,
psikomotorik sesuai dengan ajaran agama Islam dalam aspek jasmani.

Namun juga melebihi ha litu berkompetensi dalam aspek rohani mereka


mampu berkompetensi untuk mengisi kehidupan atau sebagai bekal untuk
akhiratnya, dan aspek kedua ini sangat hirarki dengan aspek pertama. Maka tujuan
PAI adalah tercapainya kompetensi keduanya yakni dunia dan akhirat.

Menurut Muhammad Al-Munir menjelaskan tujuan Pendidikan Agama


Islam (PAI) sebagai berikut:

1. Tercapainya manusia seutuhnya, karena Islam itu adalah agama yang


sempurna
2. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, merupakan tujuan yang
seimbang.
3. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi, dantakut kepada-Nya.

Kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum pendidikan PAI memiliki


landasan yang sama berdasarkan negara yang didudukinya, landasan kedua
kurikulum tersebut adalah:

2
Landasan Agama

Penting landasan agama dalam sebuah kurikulum adalah untuk menjaga


agar supaya tidak terjadi penurunan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial
yang selalu diagungkan oleh Indonesia.

Landasan Filosofis

Pendidikan bertujuan untuk mendidik manusia yang “baik” apakah yang


dimaksud dengan “baik” pada hakikatnya maka hal itu harus berorientasi pada
filsafat yang dijadikan dasar dan landasan dalam kurikulum.

Landasan Psikologis

Landasan psikis memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anak


dalam berbagai aspek serta cara belajar agar bahan yang diberikan dapat dicerna
dan dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangan.

Landasan Sosiologis

Landasan ini memberikan dasar untuk menentukan hal-hal yang akan


dipelajari peserta didik sesuai kebutuhan masyarakat, kebudayaan dan
perkembangan IPTEK dan teknologi. Karena anak didik tidak hidup sendiri, tapi
hidup dalam dunia masyarakat.

Landasan Sains dan Teknologi

Landasan ini dimaksudkan untuk memacu pembangunan menuju


terwujudnya masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera.

3
BAB II

Telaah Perbedaan dan Perubahan Kerangka Dasar, Hakikat, Landasan,


Prinsip dan Struktur Kurikulum 2006 dan 2013

A. Kurikulum 2006 (KTSP) dan 2013 (K13)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi


dan bahan pelajaran yang dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan
kerja.

1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa


Yunani.1Pada awalnya istilah ini digunakan untuk dunia olahraga, yaitu berupa
jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Pada masa Yunani dahulu kala istilah
“kurikulum” digunakan untuk menunjukkan tahapan-tahapan yang harus dilalui
atau ditempuh oleh seorang pelari dalam perlombaan estafet yang dikenal dalam
dunia atletik, proses lebih lanjut istilah ini ternyata mengalami perkembangan,
sehingga penggunaan istilah ini merambah ke dunia pendidikan. Sejauh ini belum
diketahui secara pasti kapan istilah kurikulum masuk dalam ranah pendidikan.
Persoalan ini memerlukan penelitian sejarah kurikulum yang lebih mendalam
untuk melihat lebih jauh mengenai sejarah istilah kurikulum yang dari awalnya
telah berkembang dari bahasa Yunani.

Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculum


dalam bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari
bahasa latin currere yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan
berusaha untuk. Dari sudut terminologi, pengertian kurikulum menurut S.
Nasution2 ialah sebagai “sejumlah mata pelajaran yang atau bahan ajar yang harus

1Lias Hasibuan. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan.(Jakarta: Gaung Persada. 2010)


hlm. 1-3
2Ibid,. Kurikulum dan Pendidikan. hlm. 6

4
dikuasai murid dan diajarkan oleh guru untuk mencapai suatu tingkatan atau
ijazah”.

Sedangkan pengertian kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003:


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.3

2. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.4
Kurikulum tersebut telah diberlakukan secara berangsung-angsur mulai tahun
pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan definisi tersebut, maka pihak sekolah diberikan kewenangan
penuh untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum.
Implementasi KTSP menuntut kemampuan sekolah dengan cara memberikan
otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum,
karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang kondisi satuan
pendidikannya.
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai
berikut.5
1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk
mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, petensi daerah, dan
peserta didik.
3 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
4 Masnur Muslich. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bumi Aksara. Jakarta. 2007)
hlm. 17
5E. Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. (Bandung
:Rosdakarya.2007) hlm. 20

5
3. Pengertian Kurikulum 2013
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, kurikulum
memiliki dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan dimensi yang kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang
diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.6
Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang
digariskan dalam haluan negara.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan


tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong
peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa
kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka
bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.7

Dalam kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, asumsi


merupakan parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan
dispesifikasikan. Konsistensi dan validitas setiapa kompetensi harus sesuai
dengan asumsi, meskipun tujuannya selalu diuji kembali berdasarkan masukkan
yang memungkinkan terjadinya perubahan.

Dengan demikian, kurikulum 2013 diharapkan dapat menyelesaikan


berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini,
terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai macam
tantangan.

6 UU Sisdiknas No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
7E.Mulyana. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.(Bandung:
Rosdakarya.2013). hlm. 164

6
B. Perbedaan dan Perubahan Kurikulum 2006 (KTSP) dan 2013 (K13)
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada kompoenen tertentu),
tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen
kurikulum. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan
konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural.
Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen
tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem
penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup
perubahan semua komponen kurikulum. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun
1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004, 2006 dan tak
ketinggalan juga kurikulum terbaru yang akan diterapkan di tahun ajaran
2013/2014. Sebelum pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 ini, pemerintah
melakukan uji publik
untuk menentukan kelayakan kurikulum ini di mata public. Kemudian
pada akhirnya di tahun 2013 akan mulai diberlakukan kurikulum ini secara
bertahap.

1. Kerangka Dasar Kurikulum


Kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam proses pendidikan.
Dalam pekembangannya suatu kurikulum yang akan diterapkan harus memiliki
kerangka dasar. Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk
mengembangkan dokumen kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi
kurikulum. Kerangka dasar juga digunakan sebagai pedoman untuk
mengembangkan kurikulum tingkat nasional, daerah, hingga satuan pendidikan.8
Saat ini Indonesia menerapkan dua kurikulum sesuai dengan intruksi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 5 Desember
2014 yaitu kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. Maka terkait hal itu akan
dibahas terkait kerangka dasar kedua kurikulum tersebut.

8
Akhmad Sudrajat, Kerangka Dasar Kurikulum 2013, dalam
http://emtha1110.blogspot.com diakses tanggal 13 Oktober 2017

7
a. Kurikulum 2006 (KTSP)

Setelah pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional


mengeluarkan Peraturan No. 24 Tahun 2006 tertanggal 2 Juni 2006 tentang
Pelaksanaan Permen No. 22 ahun 2006 tentang standar isi dan Permen No. 23
tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Peraturan tersebut lalu mulai dilaksanakan pada tahun ajaran
2006/2007.9Inilah awal mula diberlakukannya Kurikulum Tingakat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang dimaksud kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar,
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri dari :

a. Kelompok mata pelajaran Agama dan akhlak mulia; yang dilaksanakan


melalui kegiatan agama, kewaganaegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan
dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; yang
dilaksanakan melalui kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan,
bahasa, deni dan budaya, serta pendidikan jasmani.
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan; yang dilaksanakan melalui
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta
muatan lokal yang relevan.
d. Kelompok mata pelajaran estetika; yang dilaksanakan melalui kegiatan
bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.

9 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2009), hlm. 11

8
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan; yang
dilaksanakan melalui kegiatan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan,
ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yag relevan.10

Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara menyeluruh


(holistic), sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mempengaruhi
pemahaman dan penghayatan peserta didik, dan semua kelompok mata pelajaran
sama pentingnya dalam menentukan kelulusan. Kurikulum dalam berbagai jenis
dan jenjang pendidikan menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran
membaca serta menulis, kecakapan berhitung dan kecakapan berkomunikasi.

b. Kurikulum 2013 (K13)

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, kurikulum


memiliki dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan dimensi yang kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang
diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.11
Kerangka dasar kurikulum SD/MI merupakan landasan filosifis, sosiologis,
psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan
Struktur Kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada
tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas


peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

10 Op.Cit,.UU Sisdiknas No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum
11 Ibid,. UU Sisdiknas No. 67 Tahun 2013

9
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.12

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan


bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan
generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat
dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan

12Op.Cit,.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. hlm. 167

10
akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar,
dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di


atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang
sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan
ummat manusia.

b. Landasan Teoritis

11
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.13

c. Ladasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:14

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

13 Ibid,.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. hlm. 170


14 Ibid,. hlm.173

12
2. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kedalam mauatan
kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap tahun pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum.15
Tidak terlepas dengan dua kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini
tentunya antara kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 memiliki perbedaan. Hal
tersebut dapat terlihat dari definisi dan muatan yang ada di dalamnya.

a. Kurikulum KTSP

Di dalam kurikulum KTSP, yang dimaksud Struktur kurikulum merupakan


pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam
kegiatan pelayanan kedalam muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran
dituangkan dalam kompetensi kompetensi yang dimaksud, terdiri atas standar
Kompetensi, kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan
standar kompetensi lulusan yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.16
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan
kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi
mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan


pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal

15 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT. Raja Rosda Grafika, 2008), hlm. 228

16Niamul Huda, Pengertian Struktur Kurikulum, dalam


http://Pengertianpengertian.blogspot.com, diakses taggal 13 Oktober 2017

13
ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan
mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA
Terpadu” dan “IPS Terpdu”.
c. Pembelajaran pada kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada kelas IV s,d VI dilaksanakan melalui pendekatan
mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.17

Struktur Kurikulum Mata Pelajaran di SD

NO KOMPONEN KELAS Dan Alokasi Waktu

A MATA PELAJARAN I II III IV V IV

17 Op.Cit. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.hlm. 50-51

14
1 Pendidikan Agama 3 3 3

PENDIDIKAN
2 KEWARGANEGARAAN 2 2 2

3 BAHASA INDONESIA 5 5 5

4 MATEMATIKA 5 5 5

5 ILMU PENGETAHUAN ALAM 4 4 4

6 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 3 3 3

7 SBdP 4 4 4

8 PJOK 4 4 4

B Muatan Lokal 2 2 2

C Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

Jumlah 26 27 28 32 32 32

b. Kurikulum 2013

Dalam Permendikbud No. 67 Tahun 2013, yang dimaksud Struktur


Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan pengorganisasian
kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan muatan
pembelajaran pada setiap Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.18
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Yang masuk dalam struktur kurikulum adalah beban belajar. Beban belajar
merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

18 Op.Cit UU Sisdiknas No.67 Tahun 2013

15
a. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam
jam pembelajaran per minggu.

1. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.


2. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
3. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
4. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pembelajaran.
5. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

b. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
d. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.
e. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.

Struktur Kurikulum Mata Pelajaran di MI

NO KOMPONEN KELAS

A MATA PELAJARAN I II III IV V IV

1 AL-QUR`AN HADIST 2 2 2 2 2 2

2 AKIDAH AKHLAK 2 2 2 2 2 2

3 FIQIH 2 2 2 2 2 2

SEJARAH KEBUDAYAAN
- - 2 2 2 2
4 ISLAM

5 BAHASA ARAB 2 2 2 2 2 2

PENDIDIKAN
6 KEWARGANEGARAAN 5 5 6 5 5 5

7 BAHASA INDONESIA 8 9 10 7 7 7

8 MATEMATIKA 5 6 6 6 6 6

9 ILMU PENGETAHUAN ALAM - - - 3 3 3

16
10 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL - - - 3 3 3

11 SBdP 2 2 2 3 3 3

12 PJOK 4 4 4 4 4 4

B. MUATAN LOKAL

1. BAHASA JAWA 2 2 2 2 2 2

2.

3.

Jumlah 34 36 40 43 43 43

C.PENGEMBANGAN DIRI

1. PRAMUKA

2. DRUMBAND, HADROH

3. SILAT,TARI, LUKIS

4. DHUHA,INFAK

5. B INGGRIS

6. TIK

7. BATIK

Pendekatan tematik mencakup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,


Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan Seni Budaya dan Prakarya.
Sedangkan Pendidikan Agama berdiri sendiri. Struktur kurikulum di MI dan SD
berbeda dikarenakan untuk MI, mata pelajaran PAI terurai menjadi mata pelajaran
Al Qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan bahasa
Arab. Dan itupun tidak dapat diajarkan dengan pendekatan tematik.
Dalam struktur kurikulum masih ada kompetensi dasar dan muatan lainnya
yang tidak dapat dibahas secara detail dalam makalah ini. Untuk keterangan
lainnya dapat dilihat pada Peraturan Menteri Agama No. 912 Tahun 2013 tentang
kurikulum madrasah 2013 dan lampiran permendikbud No. 67 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD.
      Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP dinilai dari aspek
keseluruhan :

17
a. Pada kurikulum 2013 SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih
dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan
Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan
dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013.Sedangkan KTSP
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun
2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui
Permendiknas No 23 Tahun 2006

b. Pada kurikulum 2013 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills
dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan , Sedangkan KTSP lebih menekan pada aspek pengetahuan.

c. Pada kurikulum 2013 di tingkatan SD tematik terpadu untuk kelas I-VI ,


Sedangkan KTSP tingkatan SD tematik terpadunya untuk kelas I-III

d. Pada kurikulum 2013 jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan
jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibandingkan KTSP .

e. Pada kurikulum 2013 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan


semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan
pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.Sedangkan KTSP Standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi .

f. Pada kurikulum 2013 mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan


Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran .Sedangkan KTSP TIK sebagai mata pelajaran .

g. Pada kurikulum 2013 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu


mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

18
berdasarkan proses dan hasil.Sedangkan KTSP Penilaiannya lebih dominan
pada aspek pengetahuan.

h. Pada kurikulum 2013 pramuka menjadi ekstrakuler wajib , sedangkan KTSP


pramuka bukan ekstrakulikuler wajib .

i. Pada kurikulum 2013 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang


SMA/MA , sedangkan KTSP penjurusan mulai kelas XI.

j. Pada kurikulum 2013 BK lebih menekan mengembangkan potensi sswa


sedangkan KTSP BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa .

k. Sekarang pada kurikulum 2013 diwajibkan mata pelajaran bermutan local dan
mulok menekankan pada aspek psikomotorik .19

      Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP dinilai dari aspek guru
dan sekolah :
1. terkait dengan penataan sistem perbukuan.
biasanya selama ini buku ditentukan oleh penerbit, baik menyangkut isi
maupun harga, sehingga beban berat dipikul peserta didik dan orang tua.
Menyangkut isi, karena keterbatasan wawasan dan kepekaan para penulis,
kegaduhan terhadap isi buku pun sering terjadi.
2. Penataan sistem perbukuan dalam implementasi Kurikulum 2013 dikelola oleh
Pusat Kurikulum dan Perbukuan dan substansinya diarahkan oleh tim
pengarah dan pengembang kurikulum. Tujuannya agar isi dapat dikendalikan
dan kualitas lebih baik. Selain itu, harga bisa ditekan lebih wajar .
3. penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) di dalam
penyiapan dan pengadaan guru.
4. penataan terhadap pola pelatihan guru.

19 Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group. hlm. 28 - 30

19
Pengalaman pada pelaksanaan pelatihan instruktur nasional, guru inti, dan
guru sasaran untuk implementasi Kurikulum 2013, misalnya, banyak
pendekatan pelatihan yang harus disesuaikan, baik menyangkut materi
pelatihan maupun model dan pola pelatihan.
5. memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler,
dan ekstrakurikuler, serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling
(BK).
6. terkait dengan memperkuat NKRI. Melalui kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaanlah, peserta didik diharapkan mendapat porsi tambahan
pendidikan karakter, baik menyangkut nilai-nilai kebangsaan, keagamaan,
toleransi dan lainnya
7. memperkuat integrasi pengetahuan-bahasa-budaya.
Pada Kurikulum 2013, peran bahasa Indonesia menjadi dominan, yaitu
sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber
kompetensi kepada peserta didik, sehingga bahasa berkedudukan sebagai
penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain.20

BAB III
PENUTUP
20 Ibid,. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.hlm. 30- 31

20
1. KESIMPULAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan
pengertian kurikulum menurut para ahli kurikulum adalah perangkat pendidikan
yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat.
Setiap kurikulum memiliki kerangka dasar yang berbeda dan bisa memiliki
pengertian yang berbeda. Misalnya saja pada kurikulum KTSP kerangka dasar
adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan dokumen kurikulum,
implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Sedangkan pada kurikulum
2013 kerangka dasar memiliki pengertian sebagai landasan filosifis, sosiologis,
psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan
Struktur Kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada
tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah/Madrasah.
Struktur kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 juga berbeda. Selain itu
implementasinya di Sekolah Dasar dan di Madrasah Ibtidaiyah juga berbeda
dikarenakan Mata Pelajaran PAI di MI terurai menjadi mata pelajaran Al Qur’an
Hadis, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Dan
ketika mata pelajaran yang lain diajarkan dengan pendekatan tematik, mata
pelajaran PAI di SD maupun mata pelajaran PAI yag sudah terurai di MI tidak
dapat diajarkan secara tematik.
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi banyak perubahan
dalam sistem pendidikan di Indonesia. Antara kurikulum yang satu dengan
lainnya terdapat perbedaan, tetapi juga masih ada persamaan di antara kurikulum
itu. Antara kurikulum KBK dengan KTSP terdapat beberapa persamaan seperti,
sama-sama menekankan pada aspek kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
dan sama-sama berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang hayat. Dan juga
persamaan antara KTSP dan Kurikulum 2013, seperti, Kurikulum 2006 (KTSP)
dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir KD.

2. Saran

21
Dunia pendidikan terus menerus mengalami perubahan dan penegembangan
seperti halnya arus globalisasi yang terus berkembang pesat dengan adanya
teknologi dan informasi yang membuat pendidikan juga ikut berkembang ke arah
yang lebih baik demi mewujudkan cita - harapan bangsa. Penulis berharap bacaan
ini bisa dipahami dan dijadikan dasar awal kita untuk terus mengembangkan
pengetahuan dalam bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

22
Hasibuan, Lias. 2010.Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan.Jakarta: Gaung
Persada.

Muslich, Masnur.2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi Aksara.


Jakarta.

Mulyasa, E. 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan


Praktis.Bandung :Rosdakarya.

Mulyasa E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung:


Rosdakarya.

Mulyasa, E.2009.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: Rosdakarya.

UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

UU Sisdiknas No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur


Kurikulum

Akhmad Sudrajat, Kerangka Dasar Kurikulum 2013, dalam


http://emtha1110.blogspot.com diakses tanggal 13 Oktober 2017

Niamul Huda, Pengertian Struktur Kurikulum, dalam


http://Pengertianpengertian.blogspot.com, diakses taggal 13 Oktober 2017

23

Anda mungkin juga menyukai