Dengan mengucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT atas rahmat dan
karunia-NYA refarat ini yang berjudul “Purpura Idiopatik Trombositopenia”
dapat diselesaikan pada waktunya, sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Bagian Ilmu
Kedokteran Kulit dan Kelamin di RSUD Dr RM Djoelham Binjai, Fakultas
Kedokteran Universitas Batam.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing dr. Hj Hervina. Sp KK. Atas bimbingan dan arahannya selama
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Bagian Ilmu Kedokteran Kulit dan
Kelamin di RSUD Dr RM Djoelham Binjai, dan serta dalam penyusunan refarat
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Purpura Trombositopenia Imun (PTI) merupakan suatu kelainan didapat yang berupa
trombosit dan megakariosit secara dini akibat adanya autoantibodi yang mengenali antigen
menurunkan angka produksi trombosit yang biasanya berasal dari immunoglobulin G.1
Berdasarkan etiologinya, PTI dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder.
Berdasarka onset penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau sama dengan
6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan (umumnya
Insidensi PTI pada anak antara 4,0-5,3 per100.000, PTI akut umumnya terjadi pada anak usia
2-6 tahun. 7-28% anak-anak dengan PTI akut berkembang menjadi kronik 15-20%. Purpura
Trobositopenia Imun (PTI) pada anak berkembang menjadi bentuk PTI kronik pada
beberapa kasus menyerupai PTI dewasa yang khas. Insidensi PTI kronis pada anak
Insidensi PTI kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru per satu juta populasi pertahun (5,8-6,6
per 100.000) di Amerika dan serupa yang ditemukan di Inggris. Purpura Trombositopenia
Imun (PTI) kronik pada umumnya terdapatt pada orang dewasa dengan median rata-rata usia
40-45 tahun. Ratio antara perempuan dan laki-laki adalah 1:1 pada penderita PTI akut dan
3
Purpura Trombositopenia Imun dapat terjadi pada ekstremitas inferior terutama bagian
ekstensor. Gambaran klinis penyakit ini adalah timbulnya bercak kemerahan atau bercak
biru kehitaman, dan bintik-bintik kemerahan pada kulit. Diagnosis PTI dapat ditegakkan
prednison 60 mg/hari atau deksametason oral dosis tinggi yaitu 40 mg/hari. Dan splenektomi
bagi orang dewasa yang relaps atau tidak berespon dengan kortikosteroid.1
Purpura Trombositopenia Imun (PTI) dapat memiliki komplikasi yang cukup serius. Seperti
perdarahan pada gusi, darah menstruasi yang berlebihan, pembesaran limpa bahkan PTI dapat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
trombosit dalam darah atau darah tidak mempunyai platelet yang cukup. Purpura
artinya perdarahan kecil yang ada di dalam kulit, membrane mukosa atau
permukaan serosa.2
ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari penghancuran
ITP adalah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh timbulnya petekia atau
ekimosis di kulit ataupun pada selaput lendir dan adakalanya terjadi pada
berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak
diketahui.2
2.2 ETIOLOGI
2.3 EPIDEMIOLOGI
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita. Tipe pertama umumnya
5
Sedangkan ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi
dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan.2
ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP. Batasan
yang dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut ITP dan diatas 6 bulan
disebut kronik ITP. Akut ITP sering terjadi pada anak-anak sedangkan kronik ITP
trombositopenia, yaitu biasanya terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, yang lebih
2.5 DIAGNOSIS
2.5.1 Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan terdapat bercak coklat kehitaman dan bintik-
6
Gambar 2 purpura5
. Pemeriksaan Penunjang
Secara Histopatologi
Kasus ITP ini, diobati dengan steroid, menunjukkan pulpa merah dengan banyak
histiosit berbusa. Dalam kasus yang tidak diobati dari folikel limfoid ITP dengan pusat
germinal terlihat. Tetapi dalam kasus ITP yang dirawat ini tidak ada folikel limfoid
hiperplastik yang terlihat.1
Pemeriksaan Laboratorium
7
Pada Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah :2
Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi hapusan darah tepi merupakan
pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong. Karena dengan cara ini dapat
penyebabny
8
2.6 PATOFISIOLOGI
Diatas telah di singgung bahwa trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan
antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan
senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan
jaringnnya sendiri).Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup
trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan –gangguan
autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, paling sering menyerang
unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait
dengan penyakit ITP, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam
sirkulasi dengan trombosit hospes.2
9
Dermatitis Medikamentosa : preparat sulfa sering menimbulkan purpura di
kulit.7
Gambar 5. Petechiae.8
2.8 PENATALAKSANAAN
2.8.1 Farmakologi
A. ITP Akut :2
1. Ringan: observasi tanpa
pengobatan → sembuh spontan.
2. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik,
maka berikan kortikosteroid.
3. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin per IV.
B. ITP Kronik :2
10
1. Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal: prednisone 2 – 5
mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid
berikan immunoglobulin (IV).
2. Imunosupressan: 6 merkaptopurin
2,5 - 5 mg/kgBB/hari peroral.
a. Azatioprin 2 - 4 mg/kgBB/hari per oral.
b. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral.
2.8.2 Non-Farmakologi
Tranfusi Trombosit.2
1.9.3 Edukasi
pendarahan,
2.9 KOMPLIKASI
1. Hemorrhages
2. Penurunan kesadaran
3. Splenomegali
2.10 PROGNOSIS
11
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
4. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta : EGC;
2005.
7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22984/Chapter
%20II. pdf?sequence=4
13