BAB 2 METOPEl - Khoirunnisa Hasibuan
BAB 2 METOPEl - Khoirunnisa Hasibuan
KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Matematika
a. Hakekat Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika
yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang
berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema
yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
mathematika berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir
sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti
ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio
(penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil
observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang
berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.
Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua dan dianggap
sebagai induk atau alat dan bahasa dasar banyak ilmu. Matematika
terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang yang merupakan suatu
disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan cabang dari
ilmu pengetahuan alam.
Pengertian Matematika menurut Roy Hollands, ”matematika
adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang
mempunyai banyak cabang.”1
1
Roy Hollands, 1995Kamus Matematika, Jakarta: Erlanga. hal . 225
1
Matematika pada suatu tingkat rendah terdapat ilmu hitung,
ilmu ukur dan aljabar (bagian dari matematika dan perluasan dari ilmu
hitung, yang banyak digunakan diberbagai bidang disiplin lain, misal
fisika, kimia, biologi, teknik, komputer, industri, ekonomi, kedokteran
dan pertanian).
Banyak cabang Matematika baru yang bertambah seperti:
1. Topologi (cabang-cabang matematika yang mempelajari
posisi dan posisi relatif unsur-unsur dalam himpunan).
2. Mekanika (suatu cabang ilmu yang mempelajari kerja gaya
terhadap benda, kesetimbangan dan gerakan).
3. Dinamika (mempelajari penyebab dan sebab benda-benda
nyata bergerak).
4. Statistika (cabang matematika yang menangani segala
macam data numeris yang penting bagi masalah dalam
berbagai cabang kehidupan manusia, misal cacah jiwa,
angka kematian, angka produktivitas, pertanian, angka
perdagangan).
5. Peluang (kebolehjadian atau angka banding banyaknya cara
suatu kejadian dapat muncul dan jumlah banyaknya semua
kejadian yang dapat muncul).
6. Analisis (cara memeriksa suatu masalah, untuk menemukan
semua unsur dasar dan hubungan antara unsur-unsur yang
bersangkutan), serta.
7. Logika, ilmu ukur segitiga, dan banyak lagi yang lainnya.
Menurut para ahli pendidikan matematika, matematika adalah
ilmu yang membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan
(order). Sekali lagi hal ini menunjukkan bahwa guru matematika harus
memfassilitasi siswanya untuk belajar berpikir melalui keteraturan
(pattern) yang ada. Sedangkan The (Siswono, 2012:2) juga mencatat
2
kumpulan pengertian matematika yang dibuat oleh ahli-ahli pada
tahun 1940-an sampai dengan 1970an.
Pengertian matematika dikelompokkan:
1. matematika sebagai ilmu tentang bilangan dan ruang,
2. matematika sebagai ilmu tentang besaran (kuantitas),
3. matematika sebagai ilmu tentang bilangan, ruang,
besaran, dan keluasan,
4. matematika sebagai ilmu tentang hubungan (relasi),
5. matematika sebagai ilmu tentang bentuk yang abstrak,
dan
6. matematika sebagai ilmu yang bersifat deduktif.
Perbedaan pengertian ini juga dipengaruhi terhadap objek-
objek keahlian dari matematikawan sendiri. Meskipun kesepakatan
pengertian tidak bisa dicapai, tetapi ciri-ciri dari matematika itu dapat
ditemu kenali. Matematika memiliki ciri-ciri, Soedjadi (2000), yaitu:
1. memiliki objek yang abstrak
2. bertumpu pada kesepakatan
3. berpola pikir deduktif
4. memiliki simbol-simbol yang kosong arti
5. memperhatikan semesta pembicaraan
6. konsisten dalam sistemnya.
Objek matematika adalah objek mental yang tidak dapat
diindera, seperti dilihat, disentuh, atau dirasakan. Matematika
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang
ilmu lain maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri.
Penguasaan materi matematika oleh peserta didik menjadi suatu
keharusan yang tidak bisa ditawar lagi di dalam penataan nalar dan
3
pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif
pada saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang hanya untuk keperluan
dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat untuk sebagian amat besar
untuk ilmu-ilmu lain. Dengan makna lain bahwa matematika
mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama
adalah sains dan teknologi.
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) telah
disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada
semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Matematika merupakan ilmu
pendidikan yang paling dasar harus dipahami seseorang untuk
memulai sesuatu, matematika sangat besar pengaruhnya untuk
keberlangsungan kehidupan sesorang baik diberbagai bidang
manapun.
Matematika merupakan sistem ilmu yang berjenjang sehingga
harus diajarkan secara bertahap dan berkelanjutan. Maka dari itu
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Oleh
karenanya, pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik sehingga diharapkan para peserta didik memiliki
kemampuan berpikir secara logis, sistematis, kritis, kreatif, rasional
dan percaya diri serta mampu untuk bekerja sama.
“Matematika merupakan pelajaran yang menuntut logika
berpikir secara sistematis. Dengan pelajaran matematika, siswa
diharapkan dapat berpikir logis, analitis, dan sistematis yang akan
4
berdampak positif bagi perkembangan masa depan siswa”.2 Akan
tetapi belajar matematika sering dianggap sesuatu yang menakutkan
dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika
hanya cenderung berupa menghitung angka yang seolah-olah tidak ada
makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berpikir untuk
memecahkan berbagai persoalan. Padahal dengan belajar matematika,
siswa dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam
memecahkan suatu permasalahan atau suatu persoalan. Serta dapat
melatih kejujuran, keuletan, dan ketekunan
2
Istiqomah, (2007), Matematika SD ringkasan teori teori soal & pembahasan, Jakarta : PT Kawan
Pustaka, h.1.
5
soal secara algoritmik saja. Pemahaman fungsional merupakan pemahaman di
mana siswa mampu menerapkan suatu rumus untuk menyelesaikan kasus
yang berbeda (Jihad, 2008: 167). Pengerjaan komputasional dicontohkan saat
siswa mengerjakan soal matematika dalam bentuk angka, siswa hanya dituntut
untuk menyelesaikan pola yang sudah ada. Sedangkan pengerjaan fungsional
lebih menuntut siswa untuk kreatif dalam memecahkan masalah. Dimisalkan
dalam pengerjaan soal cerita atau bentuk gambar, dimana siswa menganalisis
soal dan mengerjakannya menggunakan rumus yang sudah ia ketahui.
Konsep sendiri yaitu suatu abstraksi yang mewakili satu kelas
objekobjek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang memiliki atribut yang
sama. Definisi lain menyimpulkan bahwa konsep adalah suatu gagasan atau
buah pemikiran seseorang berdasarkan pengalamannya terhadap suatu objek
atau kejadian yang bersifat abstrak.3 Jadi konsep merupakan sesuatu yang
tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian
sehingga peserta didik dapat dikatakan memiliki kemampuan pemahaman
konsep matematika apabila ia dapat merumuskan strategi penyelesaian,
menerapkan perhitungan sederhana, menggunakan symbol dalam
mempresentasikan konsep serta mengubah suatu wujud seperti pecahan dalam
pelajaran matematika.4
Konsep-konsep yang terdapat pada kurikulum matematika SD dapat
dibagi tiga kelompok besar yaitu, penanaman konsep dasar, pemahaman
konsep dan pembinaan keterampilan. Tujuan akhir pembelajaran matematika
di SD yakni supaya peserta didik dapat terampil dalam menggunakan berbagai
konsep matematika dalam kehidupan kedepan, namun untuk menuju tahap
keterampilan harus menempuh langkah yang
3
Ida Fiteriani, Studi Komparasi Perbedaan Pengaruh Pemahaman Konsep Dan Penguasaan
Keterampilan Proses Sains Terhadap Kemampuan Mendesain Eksperimen Sains, TERAMPIL Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, Vol. 4 No.1 (2017)
4
2Siti Mawaddah, Kemampuan Konsep Matematis Siswa SMP Dalam Pembelajaran Menggunakan
Model Penemuan Terbimbing (Discovery Learning), EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.4,
No. 1, April 2016
6
benar dan sesuai dengan kemampuan dan lingkungan peserta didik.
Dibawah ini merupakanpemaparan pembelajaran yang ditekankan pada
konsep matematika:
a. Penanaman Konsep Dasar Pembelajaran suatu konsep baru
matematika, yaitu saat peserta didik belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan
yang dapat menghubungkan kemampuan kognitif peserta didik yang
konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Media dan alat
peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola
pikir peserta didik.
b. Pemahaman Konsep Pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep
memiliki tujuan agar peserta didik bisa memahami suatu konsep
matematika. Pemahaman konsep sendiri terdiri dari dua pengertian.
Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep
dalam satu pertemuan. Kedua, pembelajaran pemahaman konsep
dilakukan pada pertemuan yang berbeda namun masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep, pada pertemuan ini penanaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
c. Pembinaan Keterampilan Pembelajaran pembinaan keterampilan
bertujuan supaya peserta didik dapat terampil dalam menggunakan
berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep,
pembinaan keterampilan juga terdiri dari dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan pembelajaran penanaman konsep dan
pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Kedua, pembelajaran
pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda
namun masih merupakan kelanjutan dari penanaman dan pemahaman
konsep, pada pertemuan ini penanaman dan pemahaman konsep
dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
7
Kemampuan awal matematika peserta didik adalah
kemampuan atau pengetahuan yang berlangsung, pemberian tes
kemampuan awal matematika peserta didik bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan peserta didik sebelum pembelajaran dan
untuk memperoleh kesetaraan rata-rata kelompok peserta didik yang
pembelajarannya diberikan perlakuan khusus dan yang tidak.
Menurut penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen
Depdiknas ada 7 indikator yang dicantukan dari kemampuan
pemahaman konsep diantaranya:
a. Mengklarifikasikan objek berdasarkan konsep matematika.
b. Memberi contoh dan bukan contoh.
c. Menyajikan konsep dalam berbagai representasi.
d. Membangun syarat perlu dan syarat cukup dari suatu
konsep.
e. Mengembangkan dan memamfaatkan serta memilih
prosedur tertentu atau operasi tertentu.
f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan
masalah.5
8
dapat menginterpretasikan atau menarik kesimpulan dari tabel, data, grafik,
dan sebagainya.6
6
Achmad Gilang Fahrudhin, dkk, Peningkatan Pemahaman …h.15
7
Eka Fitri Puspa Sari, Pengaruh Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Mahasiswa Melalui
Metode Pembelajaran Learning Starts With Equation Sebuah Pertanyaan, Palembang: Jurnal Mos
Harafa, Vol.6 No.1 Januari 2017, h.27
9
objek. Jadi pemahaman konsep adalah suatu pemahaman ditentukan oleh
tingkat keterkaitan suatu gagasan, prosedur atau fakta matematika yang
dipahami secara menyeluruh yang dapat digunakan untuk menggolongkan
sekumpulan objek
10
siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga
apabila dalam membaca atau membahas materi tersebut terjadi kesalahan
konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkan secara bersama-sama.
Untuk melihat apakah siswa telah mempelajari materi tersebut, maka guru
melakukan pre test. Selain itu, guru memberi tugas kepada siswa untuk
membuat rangkuman serta membuat daftar pertanyaan, sehingga dapat terlihat
berapa persen siswa yang belajar dan yang tidak belajar. Dengan membaca
maka dapat memetik bahan-bahan pokok yang penting. Dalam membaca
terdapat beberapa cara seperti:
1. Saat membaca, siswa memberi garis bawah. Hal ini bertujuan agar
siswa mengetahui kata yang penting atau kata-kata yang kurang
dimengerti.
2. Siswa membuat catatan atau ringkasan hasil bacaan. Hal ini
bertujuan agar siswa mengetahi materi yang perlu dihafal atau
dikaji ulang.
11
b. Dasar Pertimbangan Pemilihan Srategi Pembelajaran Learning
Start With a Question (LSQ)
Mempelajari sesuatu yang baru akan lebih efektif jika peserta
didik itu aktif dan terus bertanya ketimbang hanya menerima apa yang
disampaikan oleh pengajar. Salah satu cara untuk membuat peserta
didik belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya
tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar. Strategi
ini dapat menggugah peserta didik untuk mencapai kunci belajar, yaitu
bertanya. Tujuan siswa dalam belajar adalah mendorong siswa untuk
berfikir dalam memecahkan masalah suatu soal, menyelidiki dan
menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan
minat siswa untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan
untuk mempelajarinya dan juga menarik perhatian siswa dalam
belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat akan
menghasilkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
sehingga diharapkan guru mampu memilih metode yang sesuai dengan
topik pembelajaran.
Dalam teknik bertanya, guru membatasi pertanyaan siswa
seputar topik pembelajaran saja, hal ini untuk menjaga etika siswa
terhadap guru. Model ini menuntut siswa untuk membuat pertanyaan-
pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari dan bertujuan untuk
mendorong siswa lebih giat belajar dan pembelajaran lebih mudah
tercapai.
12
a. Distribusikan kepada peserta didik sebuah hand-out materi
pelajaran pilihan. Kunci pemilihan materi adalah kebutuhan untuk
merangsang pertanyaan bagi sebagian pembaca. Selebaran yang
memberikan informasi luas tapi kurang detil atau penjelasan yang
dibatasi sangatlah sesuai. Sebuah grafik atau diagram yang
menarik dan menggambarkan beberapa disiplin ilmu merupakan
pilihan yang baik. Teks yang terbuka untuk interpretasi juga
pilihan yang baik, dengan harapan untuk menimbulkan rasa ingin
tahu.
b. Suruhlah peserta didik mempelajari selebaran tersebut dengan
seorang teman. Mintalah pasangan tersebut membuat pengertian
hand-out sebanyak mungkin dan identifikasi apa yang tidak
mereka mengerti. Dengan memberi tanda dokumen dengan
pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang tidak mereka
mengerti, doronglah peserta didik memasukkan tanda tanya
sebanyak mungkin yang mereka harapkan. Jika waktu
mengizinkan, bentuklah pasangan ke dalam kwartet dan berikan
waktu kepada masingmasing untuk saling membantu.
c. Berkumpul lagi di kelas, dan jawab pertanyaan peserta didik
dengan tangkas. Guru mengajar denga jawaban terhadap
pertanyaan peserta didik daripada melalui sebuah “preset lesson”
atau jika menginginkannya, guru boleh mendengarkan seluruh
pertanyaan dan kemudian ajarkan sebuah “preset lesson”, buatlah
usaha khusus untuk merespon pertanyaan yang diajukan peserta
didik.
13
Sedangkan menurut Hisyam Zaini, Dkk.9 Langkah-langkah
dalam strategi pembelajaran Learning Starts With A Question adalah
Belajar suatu yang baru akan lebih efektif jika siswa aktif dan
terus bertanya dari pada hanya menerima apa yang disampaikan oleh
9
Zaini Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Op.Cit. h. 44.
14
guru. Salah satu cara untuk membuat siswa belajar secara aktif adalah
dengan membuat siswa bertanya tetang materi belajar sebelum ada
penjelasan dari guru. Strategi pembelajaran Learning Starts With A
Question (LSQ) dapat menggugah siswa untuk mencapai kunci belajar,
yaitu bertanya.
Semakin banyak siswa yang bertanya akan menjadikan proses
pembelajaran berjalan dengan lancar, karena dapat dilihat bahwa siswa
yang tidak pernah mengajukan pertanyaan menjadi berani mengajukan
pertanyaan.
Kelebihan:
a. Pertanyaan akan mengundang siswa untuk berfikir terhadap
materi ajar yang akan disampaikan.
b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa, sebab ia kadang-kadang
buka buku untuk mencari jawaban yang diinginkan.
c. Dengan bertanya berarti siswa semakin tinggi rasa ingin
tahunya tentang pelajaran tersebut.
d. Penyajian materi akan semakin mendalam, karena materi
disampaikan melalui pertanyaan yang dilontarkan siswa.
e. Pembelajaran akan lebih hidup karena materi disampaikan
sesuai dengan keinginan dan kemampuan peserta didik.
Kelemahan:
10
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif (Medan: Media Persada, 2011) h. 206.
15
a. Siswa kurang terbiasa membuat pertanyaan yang baik dan
benar.
b. Siswa tidak tahu apa yang mau ditanyakan kepada
gurunya.
c. Pertanyaan yang dibuat adakalanya hanya bersifat sekedar
dibuat-buat saja, yang penting ada pertanyaannya dari pada
tidak bertanya
B. Kerangka Pikir
16
Strategi Learning Start With a Question ini diterapkan karena beberapa
alasan diantaranya :
C. Penelitian Relevan
Pada penelitain ini akan didukung dengan penelitian yang sebelumnya
dengan beberapa penelitian yang hampir sama diantaranya yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Leni Kurnianingsih (2018)
mahasiswa Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe
Learning Starts With A Question (LSQ) Terhadap Aktivitas dan
Pemahaman Konsep Matematika Peserta Didik Kelas VII SMP
17
Negeri 34 Padang”. Pengaruh Penerapan Model Aktif Learning
With a Queston Tip Learning , Berdasarkan analisis data dapat
disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik yang belajar
menggunakan model pembelajaran aktif tipe LSQ belum maksimal.
Aktivitas peserta didik yang tidak baik adalah aktivitas menuliskan
materi yang tidak dipahami berupa pertanyaan. Aktivitas peserta
didik yang cenderung ada perubahan untuk meningkat adalah
aktivitas mempelajari bahan ajar dan memberikan tanggapan atau
jawaban. Selanjutnya, pemahaman konsep matematika peserta didik
yang menggunakan model pembelajaran aktif tipe LSQ lebih baik
daripada yang menggunakan pembelajaran langsung di kelas VII
SMPN 34 Padang dengan taraf kesalahan 5%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Leni Kurnianingsih (2018)
mahasiswa Universitas Iislam Negeri Sumatera Utara Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Di Kelas X SMA Negeri 1 Secanggang
Kab. Langkat Tahun Ajaran 2018/2019”
1. Terdapat pengaruh kemampuan pemahaman konsep yang
diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan siswa yang diajar menggunakan model Pembelajaran
Discovery Learning pada materi perbandingan trigonometri.
2. Terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan siswa yang diajar menggunakan model Pembelajaran
Discovery Learning pada materi perbandingan trigonometri.
3. Terdapat pengaruh kemampuan pemahaman konsep dan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
18
dengan siswa yang diajar menggunakan model Pembelajaran
Discovery Learning pada materi perbandingan trigonometri.
Simpulan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa kemampuan
pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematis siswa
lebih sesuai diajarkan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah daripada model Pembelajaran Discovery
Learning.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ho : Terdapat pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe
Learning Starts With A Question (LSQ) Terhadap Aktivitas dan
Pemahaman Konsep Matematika.
Ha : Tidak terdapat pengaruh signifikansi Penerapan Model
Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts With A Question (LSQ)
Terhadap Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematika
2. Ho : Terdapat pengaruh signifikansi Terdapat pengaruh kemampuan
pemahaman konsep yang diajarkan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah dengan siswa yang diajar menggunakan model
Pembelajaran Discovery Learning pada materi perbandingan trigonometri.
Ha : Tidak terdapat pengaruh signifikansi Terdapat pengaruh kemampuan
pemahaman konsep yang diajarkan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah dengan siswa yang diajar menggunakan model
Pembelajaran Discovery Learning pada materi perbandingan trigonometri.
19