Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kotapinang yang


beralamat Jl. Rantauprapat Blok IX, Sisumumit, kec. Kotapinang,
Kab.Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan penelitian
dilakukan pada semester II kelas VIII Tahun Pelajaran 2018/2019,
Penetapan jadwal penelitian disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan
oleh kepala sekolah. Dengan penelitian yang berjudul pemahaman konsep
matematika.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi Experiment)


Karena dalam penelitian ini ingin mengetahui kemampuan pemahaman
konsep matematika dalam model pembelajaran learning starts with a
question dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalis pengaruh
pembelajaran model pembelajaran learning starts with a question terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematika yang dimiliki siswa.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Secara
singkat populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi dari hasil
penelitian. Generalisasi tersebut bisa saja dilakukan terhadap objek
penelitian dan bisa juga dilakukan terhadap subjek penelitian. Objek
penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi bahan perhatian penelitian
kita. Sedangkan subjek penelitian adalah sesuatu dimana objek
penelitian tersebut melekat atau menjadi sumber dari objek penelitian,

1
yang biasanya dalam penelitian pendidikan berupa peserta didik, guru,
kepala sekolah, orang tua siswa dan semua elemen pada pendidikan
yang menghasilkan karakteristik-karakteristik atau sifat yang menjadi
perhatian peneliti.1 Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kotapinang tahun pembelajaran 2018-
2019 yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah 276 siswa.

Tabel Table 3.1. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2


Kotapinang

Sekolah Kelas Jumlah Siswa


VIII-1 40
VIII-2 39
VIII-3 40
SMP N 2 KOTAPINANG VIII-4 40
VIII-5 40
VIII-6 38
VIII-7 39
Jumlah Siswa 276

2. Sampel
Sampel adalah sebahagian dari jumlah dan karekteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel terjadi bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi tersebut. Misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Apa yang diketahui dari sampel tersebut, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi, maka sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul mewakili populasi.
Pengambilan sampel adalah melalui cluster random sampling.
Teknik sampling dengan menggunakan cluster random sampling

1
Indra Jaya & Ardat, (2013), Penerapan Statistik Untuk Pendidikan, Bandung: Citapustaka Media
Perintis, h. 20

2
digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster, dengan
catatan anggota berasal dari kelompokkelompok yang mempunyai
karakteristik yang sama (homogen).2
Dari 7 kelas VIII SMP Negeri 2 Kotapinang dipilih sampel
sebanyak 1 kelas, yaitu kelas VIII 2 untuk dilakukannya eksperimen.

D. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah the pretest-
posttest control group design.3 Adapun desain penelitian pada penelitian
ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Table 3.2. The Pre test-Post test Control

Pembelajaran Kemampuan Model Pembelajaran


( B 1) Learning Starts With A
Question
¿ ¿)
Kemampuan Pemahaman A1 , B1
Konsep ( B1)

2
Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Citapustaka Media, 2007),
hlm. 116.
3
Ibid, hlm. 105

3
Keterangan :

A1 B1 : Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa


yang diajar dengan
pembelajaran Learning Starts With A Question.

E. Defenisi Operasional

Penelitian ini berjudul Pengaruh Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematika Siswa Melalui Metode Pembelajaran Learning Starts With A
Question Dikelas VIII SMP Negeri 2 Kotapinang. Istilah-istilah yang
memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Model Learning Start With a Question (LSQ)


Model Learning Start With a Question (LSQ) pada
dasarnya merupakan suatu model pembelajaran aktif dalam
bertanya. Agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta
untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya, yaitu
dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca maka
siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari,
sehingga apabila dalam membaca atau membahas materi
tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat
dibahas serta dibenarkan secara bersama-sama. Untuk melihat
apakah siswa telah mempelajari materi tersebut, maka guru
melakukan pre test. Selain itu, guru memberi tugas kepada
siswa untuk membuat rangkuman serta membuat daftar
pertanyaan, sehingga dapat terlihat berapa persen siswa yang
belajar dan yang tidak belajar.
Dengan bertanya akan membantu siswa belajar dengan
kawannya, membantu siswa lebih sempurna dalam menerima
informasi, atau dapat mengembangkan keterampilan kognitif

4
tingkat tinggi. Dengan demikian siswa tidak hanya akan belajar
bagaimana ”bertanya” yang baik dan benar, tetapi juga belajar
bagaimana pengaruh bertanya di dalam kelas. Kelancaran
bertanya (fluency) adalah merupakan jumlah pertanyaan yang
secara logis dan relevan diajukan guru kepada siswa didalam
kelas. Kelancaran bertanya ini sangat diperlukan bagi guru di
dalam proses belajar-mengajar. Pertanyaan yang disajikan guru
diarahkan dan ditunjukkan pada pelajaran yang memiliki
informasi yang relevan dengan materi pelajaran, untuk
membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang telah
ditetapkan.

2. Kemampuan Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya “mengerti


benar”. Dalam pengertian yang lebih luas pemahaman dapat
diartikan dengan mengerti benar sehingga dapat
mengkomunikasikan dan mengajarkan kepada orang lain.
Pemahaman konsep merupakan hal yang diperlukan dalam
mencapai hasil belajar yang baik, termasuk dalam pembelajaran
matematika. “Pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan
suatu situasi atau tindakan. Seseorang dikatakan paham, apabila ia
dapat menjelaskan atau menerangkan kembali inti dari materi atau
konsep yang diperolehnya secara mandiri”.

F. Instrumen Pengumpulan Data


Insrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah tes kemampuan komunikasi dan kemampuan
pemahaman konsep siswa. Salah satu cara untuk mengetahui kemampuan

5
matematika siswa adalah melalui tes. Instrumen tes merupakan instrumen
yang digunakan untuk mengukur kemampuan konsep matematika siswa.
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah
penelitian.
Itulah sebabnya insrumen pengumpulan data harus ditangani secara
serius dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tepat. Untuk
mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang
diteliti, digunakan tes.4 Oleh karena itu sebelum soal pretest dan postest
diujikan pada siswa, terlebih dahulu soal tes telah diuji cobakan kepada
siswa di luar sampel guna menguji validitas tes, reliabilitas tes, tingkat
kesukaran tes, dan daya pembeda tes.
Dalam penelitian ini peneliti membagi sampel menjadi dua kelas
yaitu kelas eksperimen adalah kelas yang menggunakan metode
pembelajaran Learning Starts With a Question dan kelas kontrol adalah
kelas yang tidak menggunakan metode pembelajaran Learning Starts With
a Question lalu kedua kelas dikenakan pengukuran yang sama, kemudian
dua kelas tersebut diberi posttes untuk mengetahui hasil akhir antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
semester II, kelas VIII SMP N2 Kotapinang analisis real 1 yang berjumlah
40 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
tes. Data yang didapat dari hasil tes atau kuis sebanyak tiga kali. Hasil
tersebut dianalisis gunanya untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman konsep mahasiswa per indikator.
Data hasil belajar mahasiswa diperoleh dari tes yang diberikan
sebanyak tiga kali pertemuan. Soal yang diberikan hanya empat soal yang
mewakili dari materi yang diberikan selama proses belajar mengajar
berlangsung. Data hasil tes yang didapat dari ratarata tiga kali pertemuan
yang dilakukan setiap akhir pembelajaran baik dari kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Pada tes akhir sebanyak 5 soal uraian yang
mengacu pada indikator kemampuan pemahaman konsep mahasiswa.

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta,2013), hlm. 265-266

6
Hasil jawaban mahasiswa tersebut dianalisis berdasarkan 7 indikator
kemampuan pemahaman konsep. Data yang diperoleh pada setiap
pertemuan kemudian dihitung. Dari setiap akhir pertemuan diperoleh nilai
rata-rata pada setiap pertemuan yang disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Rata-rata Nilai Kuis Mahasiswa Setiap Pertemuan

Kelas Pertemua Pertemua Pertemua Rata-


n1 n2 n3 Rata
Kelas
Eksperimen 65.38 65.38 74. 00 71.0
Kontrol 60.89 71.06 72.30 68.08

Dari tabel di atas kita dapat lihat perbedaan antara nilai kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Nilai kelas eksperimen selalu di atas nilai
kelas kontrol. Pada tes akhir diberikan soal uraian sebanyak 5 soal yang
mengacu pada indikator kemampuan pemahaman konsep. Hasil jawaban
mahasiswa tersebut dianalisis berdasarkan 7 indikator

7
Indikator Pemahaman Konsep Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Matematika
1. Menyatakan ulang 60 76
sebuah konsep
2. Mengklasifikasikan 62 70
Objek berdasarkan
konsep matematika
3. Memberi contoh dan 85 88
bukan contoh
4. Menyajikan konsep 66 67
dalam berbagai
representasi
5. Membangun syarat 96 107
perlu dan syarat cukup
dari suatu konsep
6. Mengembangkan dan 95 102
memanfaatkan serta
memilih prosedur
tertentu atau operasi
tertentu
7. Mengaplikasikan 72 74
sebuah konsep atau
algoritma pad
pemecahan masalah
Rata-Rata 76.57 82.85

8
Dari kisi-kisi dan indikator yang telah dibuat untuk menjamin validitas
dari sebuah soal maka selanjutnya dibuat pedoman penskoran yang sesuai dengan
indikator untuk menilai instrumen yang telah dibuat. Adapun Kriterian penskoran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor rubrik yang diadaptasi dari Cai,
Lane dan Jacabsin, yaitu:5

a) Validitas Tes.

Dalam pengujian ini, uji validitas yang digunakan oleh peneliti

adalah menyangkut butir soal item dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, yaitu :6

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{ N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi antar skor suatu item (variabel X)

N = Jumlah responden

X = Nilai untuk setiap variabel X

Y = Nilai untuk seluruh item variabel Y

Dengan kriteria pengujian validitas adalah setiap item valid apabila

r xy >r tabel(r tabel diperoleh dari nilai kritis r product moment).

5
Syifa Nurjanah, Skripsi: “Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa”(Jakarta :
UIN Syarif Hidayatullah, 2014), h. 35
6
Syahrum dan Salim, (2014), Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung: Citapustaka Media, Hal.
141.

9
b) Reliabilitas Tes

Reabilitas merupakan ketepatan suatu tes tersebut diberikan kepada

subjek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali

pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas objektif tes

dan angka dapat ditafsirkan dengan menggunakan rumus Alpha sebagai

berikut:7

∑ σ i2
(
r 11 =
n
n−1 )( 1−
σ
i
2 )
Untuk mencari varians total digunakan rumus sebagai berikut:
2
(∑ X )
∑ X 2− N
σ 2=
i N

2
2 (∑ Y )
∑Y − N
σ 2=
t N

Keterangan:

r11 = Reliabilitas yang dicari

σ
∑ i2 = Jumlah varians skor setiap item

σ2
t = Varians total

n = Jumlah soal

N = Jumlah Responden

Tingkat reliabilitas soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.7 Klasifikasi Reliabilitas Tes


7
Asrul, dkk, (2014), Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Citapustada Media, hal.132

10
No Indeks Reliabilitas Klasifikasi
1 0,80 ≤ r 11 <1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
2 0,60 ≤ r 11 <0,80 Reliabilitas Tinggi
3 0,40 ≤ r 11 <0,60 Reliabilitas Sedang
4 0,20 ≤ r 11 <¿ 0,40 Reliabilitas Rendah
5 0,00 ≤ r 11 <0,20 Reliabilitas Sangat Rendah

a) Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui taraf kesukaran tes digunakan rumus:8

B
I=
N

Keterangan:

I = Indeks Kesukaran

B = Jumlah Skor

N = Jumlah Skor Ideal pada setiap soal tersebut ( n x Skor Maks)

Table 3.8

Tabel Tingkat Kesukaran Soal

No. Indeks Reliabilitas Klasifikasi


1. TK = 0,00 Terlalu Sukar
2. 0,00 <TK< 0,30 Sukar
3. 0,30 <TK< 0,70 Sedang
4. 0,70 <TK< 1 Mudah
5. TK = 1 Terlalu mudah

a) Daya Pembeda Soal

Untuk mengetahui daya beda soal (D) terlebih dahulu skor dari

siswa diurutkan dari skor tertinggi sampai skor terendah. Setelah itu

8
Indra Jaya, Statistik Penelitian Untuk Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis. Hal.122

11
diambil 50% skor teratas sebagai kelompok atas dan 50% skor terbawah

sebagai kelompok bawah. Rumus untuk menentukan daya pembeda

digunakan rumus yaitu:9

S A −S B
DP=
IA

Keterangan:

DP = Daya pembeda soal

SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok butir soal yang dipilih

Klasifikasi daya pembeda soal yaitu:

0,00 ≤ D < 0,20 : Jelek

0,20 ≤ D < 0,40 : Cukup

0,40 ≤ D < 0,70 : Baik

0,70 ≤ D ≤ 1,00 : Baik sekali

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian, penulis melakukan dengan 3 cara,

yaitu :

1. Wawancara (Interview)

Wawancara juga disebut sebagai interview. Menurut Emzir

(2010) dikutip dari Pastiguna menjelaskan bahwa  wawancara

9
Ibid, 123

12
merupakan  teknik penelitian dengan menggunakan komunikasi atau

interaksi untuk mengumpulkan informasi melalui tanya jawab atas

peneliti dengan informan.

Teknik wawancara umumnya digunakan pada penelitian

kualitatif. Karena dengan metode pengumpulan data ini peneliti dapat

memperoleh informasi yang mendalam.

Meskipun begitu teknik penelitian wawancara juga dapat

digunakan pada penelitian kuantitatif. Sugiyono (2009) menjelaskan

bahwa penelitian ini dapat digunakan (pada penelitian kuantitatif) jika

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah

yang harus diteliti, dan bila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden secara lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.

Dari kedua penjelasan tersebut maka dapat dijellaskan

bahwa teknik pengumpulan data wawancara adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berkomunikasi secara

langsung dengan informan. Teknik ini bertujuan untuk menemukan

permasalah awal (studi pendahuluan) dan juga mengetahui hal-hal secara

lebih mendalam.

Terdapat 2  jenis wawancara yang perlu kita ketahui, yaitu:

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

a. Wawancara Terstruktur

b. Wawancara tidak Terstruktur

2. Angket (Questioner)

13
Dikutip dari Rachmatul,  dijelaskan bahwa angket adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertuliskepada responden untuk di jawab.

Teknik pengumpulan data dengan angket sangat baik jika peneliti

ingin mengumpulkan data dengan jumlah responden yang cukup banyak

atau banyak.Pengumpulan data dengan angket akan sangat efisien jika

peneliti sudah mengetahui variabel yang akan diukur dan mengetahui apa

yang diharapkan dari responden.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data observasi biasanya digunakan

jika peneliti ingin mengetahui gejala tentang perilaku manusia,

gejala alam dan jika responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dalam proses pengumpulan data dengan observasi dua hal yang

penting adalah pengamatan dan ingatan. Instrumen dari teknik

pengumpulan data dengan observasi ini adalah peneliti itu sendiri.

Sehingga peneliti harus dibekali oleh kemampuan yang mumpuni.

Jika dilihat dari proses pelaksanaan pengumpulan data, maka

observasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. observasi participant

14
Observasi participant adalah teknik pengumpulan data dengan observasi

dimana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati

atau sumber penelitian. Sambil melakukan pengamatan peneliti melakukan

juga apa yang sumber data lakukan. Misla sumber data bekerja ke sawah, maka

peneliti juga ikut ke sawah. Keuntungan dari observasi participant adalah data

yang ditemukan menjadi lebih tajam dan akurat.Peneliti juga dapat mengetahui

makna dari setiap tindakan yang dilakukan.

b. observasi nonparticipant.

Berbanding terbalik, jika dalam observasi participant tadi peneliti ikut

serta hidup dan tinggal dilingkungan sumber data. Maka pengumpulan data

dengan observasi nonparticipant peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai

pengamat yang independet.

G. Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan adalah teknik tes. Teknik tes ini digunakan
untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman konsep matematika
dan kemampuan penalaran matematika siswa pada kelas eksperimen (kelas
yang mengikuti model pembelejaran matematika realistik) dan kelas
kontrol (kelas yang mengikuti model pembelejaran konvensional). Teknik
pengambilan data berupa pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk uraian pada
materi Trigonometri sebanyak 7 butir soal kemampuan pemahaman
konsep matematika dan 8 butir soal kemampuan penalaran matematika.
Adapun teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan pos-tes untuk memperoleh data kemampuan
pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.

15
2. Melakukan analisis data pos-tes yaitu uji normalitas, uji
homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Melakukan analisis data pos-tes yaitu uji hipotesis dengan
menggunakan teknik Analisis Varian dan dilanjutkan
dengan uji Tuckey

H. Teknik Analisis Data

Untuk melihat pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematika

dengan menggunakan model Pembelajaran Learning Start With a Question

(LSQ), teknik analisis dalam pengujian hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu uji-t. Untuk itu dilakukan pengujian prasyarat analisis

terlebih dahulu yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Data hasil postest hasil belajar dianalisis secara deskriftif dengan tujuan

mendeskrifsikan tingkat pemahaman konsep matematika siswa setelah

kemampuan pemahaman konsep matematika dengan menggunakan model

Learning Start With a Question (LSQ)untuk menentukan criteria hasil belajar

matematika siswa berpedoman pada sudijono dengan kriteria yaitu: “Sangat

kurang, Kurang, Cukup, Baik, Sangat Baik”. Berdasarkan pandangan

tersebut hasil postest kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada

akhir pelaksanaan dapat disajikan dalam interval kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.9

Interval Kriteria Skor Kemampuan Pemahaman Konsep

No Interval Nilai Kategori Penilaian

16
1 0 ≤ SKPK< 45 Kurang Sekali
2 45 ≤ SKPK< 65 Kurang
3 65 ≤ SKPK< 75 Cukup
4 75 ≤ SKPK< 90 Tinggi
5 90 ≤ SKPK ≤ 100 Tinggi Sekali

Keterangan : SKPK = Skor Kemampuan pemahaman konsep

a. Menghitung rata-rata skor dengan rumus:10

X́ =
∑ Xi
N

Keterangan:

∑ X i : Jumlah nilai

X́ : rata-rata skor

N: Jumlah sampel

b. Menghitung standar deviasi

Standar deviasi dapat dicari dengan rumus:11


2
∑ X2 − ∑ X
SD=
√ N ( )N

Keterangan :

SD = Standar deviasi

∑ X2 = Tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N.


N

10
Indra Jaya, hal.92
11
Indra Jaya, hal. 93

17
2
∑X
( ) N
= Semua skor dijumlahkan, dibagi N kemudian

dikuadratkan.

N = jumlah individu

2. Analisis Inferensial

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk

menguji normalitas skor tes pada masing-masing kelompok digunakan uji

normalitas Lillifors. Langkah-langkah uji normalitas Lillifors sebagai berikut:12

a. Buat H 0 dan H a

b. Hitung rata-rata dan simpangan baku dengan rumus:

X́ =
∑X
n

c.
Dan
S=
√ n∑ X
n−1
2 (∑ X )
n

Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F ( Z i )=P ( Z ≤ Z i ).

12
Indra Jaya, (2010), Statistik Penelitian Untuk Pendidikan, Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis,Hal. 187

18
d. Menghitung proporsi F ( Z i ), yaitu :

Banyaknya Z 1 , Z 2 , Z 3 , … , Z n
S (Zi )=
n

e. Hitung selisih [ F ( z )−S ( z i ) ]


i

f. Bandingkan L0 dengan L tabel. Ambillah harga mutlak terbesar

disebut untuk menerima atau menolak hipotesis. Kita bandingkan L0

dengan kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata a=0,05

dengan kriteria :

1. Jika L0 < Ltabel maka data berdistribusi normal

2. Jika L0 < Ltabel maka data tidak berdistribusi normal

c. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas varians antara kedua kelas yang diteliti

dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varians kedua kelas, sama

ataukah berbeda. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji varians dua

buah peubah bebas. Dalam penelitianini menggunakan rumus homogenitas

perbandingan varians, yakni sebagai berikut:

varians terbesar
F hitung =
varians terkecil

Kriteria pengujian adalah :

Fhitung≤F(α)(v1, v2), Ho diterima

Fhitung ≥F(α)(v1, v2), Ho ditolak

dengan :

taraf nyata α= 0,05

19
v1= n1 - 1 dan n1= ukuran varians terbesar

v2= n2 - 1 dan n2= ukuran varians terkecil.13

c. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistic dan

model Cooperative Learning pada materi Theorema Phytagoras dilakukan

dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis yang akan diuji:

Hipotesis 1

1. Hipotesis Pertama

H O : Terdapat pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematika

dengan menggunakan model Pembelajaran Learning Start With a

Question (LSQ)

H a: Tidak terdapat pengaruh kemampuan pemahaman konsep

matematika dengan menggunakan model Pembelajaran Learning

Start With a Question (LSQ)

Dengan demikian, kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

Jika t hitung>t tabel maka H a diterima dan Ho ditolak

Jika t hitung>t tabel maka H o diterima dan Ha ditolak

13
Sudjana. (2005), Metoda Statistika, (Bandung : Tarsito), hal. 250

20
a. Menghitung t hitung dengan rumus:

❑1 −❑2
2 2
t= S1 S 2
√ +
n1 n2

dimana s adalah standar deviasi gabungan yang dihitung dengan rumus :14

2 ( n1 −1 ) s 12 + ( n2−1 ) s 22
s=
n1+ n2−2

Keterangan:

❑1 = Rata-rata hasil belajar eksperimen I

❑2 = Rata-rata hasil belajar eksperimen II

n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen I

n2 : Jumlah siswa kelas eksperimen II

S12 : Varians kelas eksperimen I

S22 : Varians kelas eksperimen II

b. Membandingkant hitung dengan t tabel

c. Menarik kesimpulan.

14
Ibid,hal 238

21

Anda mungkin juga menyukai