I. PENGERTIAN
Gangguan orientasi realitas adalah ketidak mampuan klien menilai dan
berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsang internal
maupun eksternal. Tidak dapat membedakn lamunan dan kenyataan. Klien
tidak mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang
sukar dimengerti dan mungkin menakutkan.
Ganguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu
yaitu fungsi kognitif dan proses pikir, fungsi persepsi , fungsi emosi, fungsi
motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi
mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi
emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespon terganggu
yang tampak dari perilaku non verbal (penampilan hubungan sosial). Oeh
karena gangguan orientasi realitas terikat dengan fungsi otak maka gangguan
atau respons yang timbul disebut pula respon neurobiologik.
Gangguan orientasi realitas umumnya ditemukan pada klien skizofrenia
dan psikotik lain. Blueler mengidentifikasi gejala primer skizofrenia sebagai
“4A” yang ditambah dengan “2 A” sebagai berikut: gangguan “asosiasi”,
“afek”, “ambivalen”, “autistik”, dan ditambah dengan gangguan “atensi”
(perhatian), dan “aktivasi”. Gejala skunder dari skizofrenia adalah halusinasi,
waham dan gangguan daya ingat.
Berbagai aspek pengkajian sesuai dengan pedoman pengkajian umum
pada formulir pengkajian proses keperawatan. Berikut akan dijelaskan data
yang mungkin terkait dengan gangguan orientasi realitas.
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor presdiposisi yang mungkin mengakibatkan gangguan orientasi
realitas adalah aspek biologis, psikologis dan sosial(Stuart & Sundeen,
1995)
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/ susunan saraf pusat dapat
menimbulkan gangguan orientasi realitas seperti:
- Hambatan perkembangan otak kususnya kortek frontal, temporal,
dan limbik. Gejala yang mungkin timbul adalah: hambatan dalam
belajar, berbicara, daya ingat dan mungkin muncul perilaku
menarik diri atau kekerasan.
- Pertumbuhan dan perkembangan individu pada pranatal, perinatal,
neonatus, dan kanak-kanak.
2. Psikologis
Keluarga, pengasuh, dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respons psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan dan
kekerasan dalam kehidupan klien. Penolakan dapat dirasakan dari ibu,
pengasuh atau teman yang bersikap dingin, cemas, tidak sensitif atau
bahkan terlalu melindungi. Pola asuh pada usia anak-anak yang tidak
adekuat misalnya tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan, ada
kekosongan emosi. Konflik dan kekerasan dalam keluarga
(pertengkaran orangtua, aniaya dan kekerasan rumah tangga)
merupakan lingkungan risiko gangguan orientasi realitas.
3. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi
realitas, seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan,
kerusuhan, kerawanan)kehidupan yang terisolasi disertai stres yang
menumpuk.
Sensoris Internal
J Biokimia X Perhatian pada informasi yang masuk
L EmosiX Daya ingat
Pembelajaran Proses kognitif
Sensoris External
Diskriminasi informasi Persepsi
Inerprestasi Respon emosi
Penglihatan Pengorganisasian informasi menjadi respon Gerakan motorik
Pendengaran Respons sosial
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
V. DIAGNOSA
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
TINDAKAN KEPERAWATAN
1.1 Bina hubungan
saling percaya dengan klien: beri salam terapeutik (panggil nama klien),
sebutkan nama perawat, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan
yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik yang akan di bicarakan,
waktu dan tempat)
1.2. Jangan membantah dan mendukung waham klien
Katakan perawat menerima keyakinan klien: “saya menerima
keyakinan anda” disertai ekspresi menerima
Katakan perawat tidak mendukung: “sukar bagi saya untuk
mempercayainya” disertai ekspresi ragu tapi empati
Tidak membicarakan isi waham klien
1.3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindung
Anda berada ditempat aman, kami akan menemani anda
gunakan keterbukaan dan kejujuran
jangan tinggalkan klien sendirian
1.4.Observasi apakah waham klien mengganggu aktifitas sehari-hari dan
perawatan diri
2.1.Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
2.2.Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan
saat ini yang realistis (hati-hati terlibat diskusi tentang waham)
2.3.Tanyakan apa yang biasa di lakukan (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari
dan perawatan diri) kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini.
2.4.Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting.
3.1.Observasi kebutuhan klien sehari-hari
3.2.Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah
maupun di rumah sakit (rasa takut, ansietas, marah)
3.3.Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
3.4.Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (aktifitas dapat dipilih bersama klien, jika
mungkin buat jadwal)
3.5.Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
4.1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, realitas
orang lain, realitas tempat dan realitas waktu)
4.2. Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok orientasi realitas.
4.3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
5.1. Diskusikan dengan keluarga tentang:
Gejala waham
Cara merawatnya
Lingkungan keluarga
Follow up dan obat
5.2. Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan bantuan perawat.
6.1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis,
frekuensi, efek dan efek samping, akibat penghentian.
6.2. Diskusikan perasaan klien setelah makan obat
6.3. Berikan obat dengan prinsip 5 (lima benar.)
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (1995). Principles And Practice Of Psychiatric
Nursing. (5 Th Ed.). St. Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (1998). Principles And Practice Of Psychiatric
Nursing. (6 Th Ed.). St. Louis : Mosby Year Book.
Oleh :
Gina Meirawaty
Triyadini
TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
OLEH :
A S W I N, S.Kep.
TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
OLEH :
A S W I N, S.Kep
ENDANG HASTOWATI, S.Kep
RASO SATIYO, S.Kep