Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beberpa masalah seperti
menjadi tempat pembiakan serangga atau binatang yang dapat menyebabkan penyakit
menular, pencemaran udara dan pencemaran air.1 Antara penyakit yang dapat timbul akibat
pembuangan sampah yang merata adalah malaria, tuberculosis, tifus abdominalis dan
disentri. Malaria boleh terjadi akibat gigitan nyamuk anopheles yang dapat hadir di
lingkungan yang kotor dan di barang-barang yang menumpuk. Manakala, tuberculosis pula
dapat terjadi kerana menumpuknya sampah di sekitar lingkungan yang menular melalui
udara. Penyakit lain yang dapat terjadi adalah tifus abdominalis oleh bakteria salmonella dan
disentri, yang terjadi disebabkan oleh kontaminasi makanan dari lingkungan yang tidak
bersih. Penyakit diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah
kesehatan terbesar masyarakat Indonesia dan merupakan penyakit yang sering terjadi pada
anak balita.2 Berdasarkan Ottay, berbagai penyakit bisa di hindari jika jumlah sampah
diminimalkan.1
meningkatkan pembiayaan untuk berobat ke rumah sakit kerana rendahnya tingkat kesehatan
disebabkan oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai. Selain itu juga, hal lain yang
boleh berlaku adalah peningkatan pembiayaan untuk pengolahan air dan jalan. Ini kerana,
apabila pengolahan sampah yang tidak efisien menyebabkan masyarakat cenderung untuk
membuang sampah di dalam sungai atau di tepi jalan. Kebanyakan masyarakat tidak peduli
menyatakan bahawa sampah mempunyai nilai bila kita tahu cara untuk memanfaatkannya
Anak Balita Di Rss Griya Bukateja Baru Kabupaten Purbalingga Tahun 2004.
Yogyakarta; 2009. 9 p.