Anda di halaman 1dari 86

STUDI LITERATURE : KECANDUAN SMARTPHONE

DENGAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA

SKRIPSI

OLEH :

ENDAH PUSPITASARI

010116A028

PROGRAM STUDI S1

KEPERAWATAN FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS

NGUDI WALUYO

2020
Universitas Ngudi Waluyo
Program Studi S1 Keperawatan
Skripsi, agustus 2020
Endah Puspitasari
010116A028

STUDI LITERATUR : KECANDUAN SMARTPHONE


DENGAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA

ABSTRAK

Latar belakang : Teknologi yang berkembang saat ini salah satunya yaitu
smartphone. Perilaku penggunaan smartphone pada remaja menyebabkan
pengurangan waktu tidur. Banyak remaja kini menghabiskan sebagian besar
waktu mereka dengan memainkan smartphone karena tertarik dengan
aplikasinya
Tujuan :untuk mendapatkan gambaran kecanduan smartphone pada remaja.
Metode: literature review dengan menggunakan database dari PMC diambil
2 artikel dan google scholar diambil 4 arikel. Pada tahap awal menggunakan
kata kunci (kecanduan smartphone dan kulitas tidur). Artikel yang diambil
rentang tahun 2015 sampai 2020 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi
Hasil: rata rata dari lima artikel menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara kecanduan smartphone dan kualitas tidur pada remaja. Semakin
tinggi intenistas penggunaan smartphone atau kecanduan smartphone, maka
semakin buruk kualitas tidur remaja. Penggunaan smartphone tinggi lebih
banyak pada perempuan dibanding laki-laki.
Kesimpulan : ada hubungan antara kecanduan smartphone dan kualitas
tidur pada remaja.
Saran : Diharapkan remaja dapat mengurangi penggunaan smartphone yang
berlebihan karena akan berdampak buruk bagi kesehatan, disarankan dalam
satu hari kurang dari 2 jam dengan frekuensi 3 kali setiap harinya.

Kata kunci : addiction and smartphone, sleep quality, remaja


Kepustakaan : 33 (2009-2019)
University Ngudi Waluyo
S1 Nursing Study Program
Thesis,august2020
Endah Puspitasari
010116A028

LITERATURE STUDY: SMARTPHONE ADDICTION WITH


SLEEP QUALITY IN ADOLESCENTS
ABSTRACT

Background: One of the currently developing technologies is


smartphones. The behavior of using smartphones in adolescents leads to
reduced sleep time. Many teenagers now spend most of their time playing
on smartphones because they are interested in the application
Objective : to get an overview of smartphone addiction in
adolescents.
Method: Literature review using database from PMC was taken 2 articles
and google scholar was taken 4 articles. In the early stages using keywords
(smartphone addiction and sleep quality). Articles taken from 2015 to 2020
that match the inclusion and exclusion criteria
Results: An average of five articles stated that there was a relationship
between smartphone addiction and sleep quality in adolescents. The higher
the intensity of smartphone use or smartphone addiction, the worse the
quality of adolescent sleep. The use of smartphones is higher in women
than men.
Conclusion: there is a relationship between smartphone addiction and sleep
quality in adolescents.
Suggestion: It is hoped that adolescents can reduce excessive smartphone
use because it will be bad for health, it is recommended that in one day less
than 2 hours with a frequency of 3 times per day.

Keywords: addiction and smartphone, sleep quality, teenagers


Literature: 33 (2009-2019)
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi berjudul :

STUDI LITERATURE : KECANDUAN SMARTPHONE


DENGAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA

Oleh :
ENDAH PUSPITASARI

010116A028

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan


telah Diperkenankan untuk diujikan

Ungaran,agustus 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Trimawati, S.Kep., M.Kep. Ns. Abdul Wahid, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa
NIDN. 0622088302 NIDN. 0602027901
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Endah Puspitasari

Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 05 September 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Perum Widoro Asri 2 Rt 41/12 Kecamatan Sragen,

Kabupaten Sragen

Riwayat Pendidikan :

1. TK Kemala Bhayangkari 67 : tahun 2002-2003

2. SDN 9 Sragen : tahun 2003-2009

3. SMP N 6 Sragen : tahun 2009-2012

4. MAN 1 Sragen : tahun 2012-2016

Universitas Ngudi Waluyo : tahun 2016-sekarang

Data Orang Tua

Nama Ayah : Arif Suryono (almarhum)

Nama Ibu : Nining Suningsih

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Perum Widoro Asri 2 Rt 41/12 Kecamatan Sragen,

Kabupaten Sragen
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITI

Yang bertandatangan dibawah ini saya,


Nama : Endah Puspitasari
NIM : 010116A028
Mahasiswa : Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan
Universitas Ngudi Waluyo
Dengan ini menyatakan bahwa,

1. Skripsi berjudul “Studi Literatur : kecanduan smartphone dengan

kualitas tidur pada remaja “ adalah karya ilmiah asli dan belum

pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik apapun di

Perguruan Tinggi manapun.

2. Skripsi ini merupakan ide dan hasil karya murni saya yang dibimbing

dan dibantu oleh tim pembimbing dan narasumber.

3. Skripsi ini tidak memuat karya atau pendapat orang lain yang telah

dipublikasikan kecuali secara tertulis dicantumkan dalam naskah sebagai

acuan dengan menyebut nama pengarang dan judul aslinya serta

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran di dalam pernyataan ini,

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah saya peroleh dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di

Universitas Ngudi Waluyo.

Ungaran, Juli 2020


Endah Puspitasari
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Endah Puspitasari

NIM : 010116A028

Mahasiswa : Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Keperawatan

Universitas Ngudi

Waluyo

Menyatakan memberi kewenangan kepada Kampus Universitas


Ngudi Waluyo untuk menyimpan, mengalih media/format-kan, merawat dan
mempublikasikan skripsi saya dengan judul “Studi Literatur : kecanduan
smartphone dengan kualitas tidur pada remaja” untuk kepentingan
akademis.

Ungaran, Juli 2020


Yang Membuat Pernyataan

Endah Puspitasari

010116A028
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga proposal penelitian dengan

judul, “Studi Literatur : kecanduan smartphone dengan kualitas tidur

pada remaja” dapat terselesaikan.Kesempatan dan rahmat- Nya yang

sangat berarti bagi penulis, kasih sayang dari-Nya tidak ada yang mampu

menandingi.

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini tidak dapat selesai

tanpa kerja keras, semangat dan doa dari berbagai pihak. Penulis dengan

segenap ketulusan dan kerendahan hati, ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Subyantoro, M. Hum selaku Rektor Universitas Ngudi Waluyo

2. Rosalina, S.Kep., M.Kep.,Sp.KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Ngudi Waluyo

3. Ns. Trimawati, S.Kep., Ns., M.Kep.,selaku pembimbing utama yang

telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan

penulis dalam penulisan skripsi ini

4. Ns. Abdul Wakhid, S.Kep., M.Kep., Ns.SP.Kep.Jiwa, selaku

pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan waktu,

bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyususnan skripsi ini

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo

yang telah memberikan arahan dan ilmunya selama perkuliahan.


6. Kepada orang tua saya yang telah memberikan semangat, motivasi, doa,

materi selama ini agar dapat menyelesaikan skipsi ini

7. Teman-teman mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo, terutama teman-

teman dari Program Studi S1 Keperawatan angkatan 2016

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini

9. Tidak lupa untuk diri saya sendiri, terima kasih telah berjuang sejauh ini.

Kamu hebat!

Akhir kata penulis berharap kepada Allah SWT semoga membalas

semua kebaikan dari pihak-pihak yang telah penulis sebutkan diatas.

Diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, kritik, dan

saran yang membangun selalu terbuka demi kesempurnaan penelitian ini.

Ungaran, Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


ABSTRAK ................................................................................................ ii
ABSTRACT ............................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................ vi
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI.........................................................vii
KATA PENGANTAR.....................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A.Latar belakang.................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C.Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
D. Manfaat penelitian .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUASTAKA.............................................................. 7
A.Konsep Remaja ................................................................................ 7
1. Pengertian ................................................................................... 7
2.Fase Remaja ................................................................................. 8
3.ciri remaja..................................................................................... 9
4. perkembangan psikis masa remaja....................................................10
5. tahap perkembangan remaja..............................................................10
B. kecanduan smaartphone..........................................................................11
1. perngertian..........................................................................................11
2. aspek intensitas penggunaan smartphone...........................................13
3. faktor yang mempengaruhi kecanduan smartphone...........................15
4. dampak kecanduan smartphone..........................................................16
C. kualitas tidur..........................................................................................19
1. pengertian..........................................................................................19
2. faktor yang mempengaruhi kualitas tidur..........................................20
3. alat ukur kualitas tidur.......................................................................23
D. hubungan kecanduan smartphone dengan kualitas tidur.......................24
E. kerangka teori.........................................................................................26
F. Kerangka konsep....................................................................................27
G. variabel penelitian.................................................................................27
H. hipotesis penelitian................................................................................27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perhitungan Sampel Penelitian..................................42


Tabel 3.2. Definisi Operasional..................................................43
Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner....................................................45
Tabel 3.4. Kisi-kisi Kuesioner....................................................46
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 kerangka teori..........................................................37


Gambar 2.2 kerangka konsep......................................................37
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Studi Pendahuluan


Lampiran 2 Surat Balasan dari KESBANGPOL
Lampiran 3 Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Lembar Penjelasan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6 Lembar Kuesioner Pola Asuh Orang Tua
Lampiran 7 Lembar Kuisioner Bullying
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan kelompok umur yang rentan terkena dampak

dari adanya perubahan gaya hidup, terkait dengan perkembangan kognitif

dan psikososial yang belum matang sehingga akan mudah terpengaruh

oleh lingkungan (Arisman,2009). Penggunaan smartphone dikalangan

remaja semakain memprihatinkan dan tentu memiliki dampak bagi remaja

tersebut. Menurut Harfiyanto (2015) terdapat dua dampak penggunaan

smartphone, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif

penggunaan smartphone meliputi memudahkan remaja untuk berinteraksi

dengan banyak orang melalui sosial media. Hubungan jarak jauh tidak lagi

menjadi masalah dan menjadi halangan untuk berkomunikasi. Selain itu

dampak negatif dari penggunaan smartphone adalah anak menjadi

kecanduan dalam bermain smartphone dan mempermudah anak untuk

mengakses berbagai situs yang tidak selayaknya diakses.

Teknologi yang berkembang saat ini salah satunya yaitu gadget.

Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang yang mengikuti

perkembangan zaman, dan telah menjadi korban dari munculnya produk

komunikasi berupa gadget. Gadget digunakan oleh kalangan muda

diantaranya siswa usia sekolah dasar hingga dewasa. Penggunaan gadget

pada usia anak usia sekolah dasar, berbeda dengan remaja dan orang

dewasa (Manumpil,2015).
1
Menurut Damayanti (2017) pengguna gadget tahun 2016 mencapai

65,52 juta dan tahun 2017 sudah ada 74,9 juta. Tahun 2018 akan terus

berkembang mulai dari 83,5 juta hingga 92 juta pengguna gadget.

Berdasarkan usia, pengguna gadget terbanyak adalah usia 12-24 tahun

yaitu sebanyak 31%.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh European Union

Kids Online dan dipublikasikan oleh European Commission’ s Safer

Programme terlihat bahwa aktifitas paling tinggi yang dilakukan oleh

anak-anak dan remaja ini adalah tugas sekolah (92%), bermain game

(83%), melihat video klip (75%), dan jejaring sosial (71%). Namun dibalik

kemudahan yang ditawarkannya, gadget juga dapat membawa sisi negatif

bagi penggunannya.

Salah satu masalah kesehatan remaja saat ini adalah kurangnya

kebutuhan tidur. Pola tidur yang baik bagi remaja tidak kurang dari 7 jam

setiap malam. Perilaku penggunaan gadget menyebabkan pengurangan

waktu tidur, sehingga remaja sering bangun kesiangan dan mengantuk saat

di sekolah. Tidur pada remaja memiliki pola yang berbeda dibandingkan

dengan usia lainnya. Remaja lebih sering tidur waktu malam dan bangun

lebih cepat karena tuntutan sekolah, sehingga remaja seringkali mengantuk

berlebihan pada siang hari (Potter & Perry, 2010)

Kualitas tidur yang dibutuhkan untuk tidur pada remaja usia 12-15

tahun adalah 7-8 jam setiap malamnya (Tarwoto & Wartonah, 2009). Pola

tidur yang baik dapat memulihkan dan mengistirahatkan fisik, mengurangi


kecemasan, dan meningkatkan daya konsentrasi. Menurut Direktur

Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan

Informatika (Kominfo), pada tahun 2015 pengguna ponsel di tanah air

diperkirakan ada 270 juta smartphone digunakan oleh penduduk Indonesia

yang sudah melebihi penduduk Indonesia yang hanya sekitar 250 juta

jiwa. Sedangkan penggunaan smartphone di Indonesia di dominasi oleh

remaja berusia 11-14 tahun sebesar 80% (Kemenkominfo, 2014).

Menurut hasil studi Millward Brown AdReaction (The Jakarta Post,

2011) diperoleh hasil bahwa Indonesia menjadi Negara dengan

penggunaan smartphone rata-rata tiga jam dalam satu hari. Dalam studi

tersebut, diketahui bahwa penggunaan smartphone di Indonesia memiliki

rata-rata penggunaan sekitar 181 menit perhari. Hal tersebut lebih rendah

dari China dan Filipina yaitu dengan rata-rata 174 menit dan 170 menit

perharinya. Berdasarkan data Batamnews pada tahun 2015, masyarakat

Indonesia pada zaman sekarang memiliki waktu rata-rata 5,5 jam per hari

dan puncaknya terjadi pada malam hari.

Banyak remaja kini menghabiskan sebagian besar waktu mereka

dengan memainkan gadget. Fenomena ini patut diwaspadai karena

pemakaian gadget dalam waktu lama dapat mengganggu kesehatan

mereka. Berdasarkan penelitian Hudo (2015), pemakaian gadget dalam

waktu lama dapat mengganggu kualitas tidur di kalangan remaja. Para

remaja tersebut bisa menghabiskan waktu seharian saat memainkan

gadget.
Hasil penelitian Nashori (Nashori & Diana, 2010) mengungkapkan

bahwa kualitas tidur mempengaruhi prestasi belajar dan kendali diri.

Nashori dan Diana (2010) menyimpulkan bahwa suatu keadaan dimana

tidur yang dijalani individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat

terbangun. Oleh karena itu, tidur yang cukup dan berkualitas sangat

bermanfaat bagi setiap individu. Nashori & Diana (2010) menjelaskan

bahwa kualitas tidur merupakan suatu keadaan dimana kesadaran

seseorang akan sesuatu menjadi turun, namun aktivitas otak tetap

memainkan peran yang luar biasa dalam mengatur fungsi penceranan,

aktivitas jantung dan pembuluh darah, serta fungsi kekebalan dalam

memberikan energi pada tubuh dan dalam pemrosesan kognitif, termasuk

dalam penyimpanan, penataan dan pembacaan informasi yang disimpan di

dalam otak, serta perolehan informasi saat terjaga.

Menurut penelitian, pemakaian gadget dalam waktu lama ini

menyebabkan mereka memerlukan sekitar 60 menit lebih lama untuk

tertidur dari pada waktu biasanya. Dengan demikian, para remaja ini akan

cenderung tidur terlambat dari biasanya (Hudo, 2015). Dikutip dari CBS

News,hubungan dari sinar layar gadget dengan kesulitan untuk tidur ialah

berkurangnya produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang memicu

rasa kantuk yang disebabkan oleh sinar tersebut. Menurut peneliti Sato

(2015), jika pengguna gadget berhasil untuk tidur setelah menggunakan

komputer atau smartphone mereka, kualitas tidur yang mereka dapatkan


cenderung tidak sebagus kualitas tidur orang-orang yang tidak

menggunakan gadget.

Survei awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara di SMP N

2 Ungaran dengan 10 siswa,didapatkan bahwa 6 sisa mengguankan

smartphone setiap hari dengan durasi 2-10 jam dan digunakan untuk

melihat youtobe,sosial media,mencari tugas sekolah, dan bermain game,4

siswa menggunakan smartphone kurang dari 2 jam setiap harinya. Kepala

sekolah juga mengizinkan khususnya ke;as 7 dan 8 untuk emmbawa

smartphone engan syarat tidak digunakan saat jam pelajaran kecuali jika

dibutukan. Sehingga smartphone hanya digunakan untuk menghubungi

wali murid untuk menjemput anak jika ada perubahan jadwal sekolah.

Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “ studi literature : hubungan kecanduan smartphone dengan

kualitas tidur pada remaja”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “ adakah hubungan antara kecanduan

smartphone dengan kualitas tidur pada Remaja?”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui hubungan antara kecanduan

smartphone dengan kualitas tidur pada remaja.


2. Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang

kelayakan hubungan antara kecanduan smartphone dengan kualitas

tidur pada remaja.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi siswa

Sebagai masukan bagi siswa untuk memperbaiki kualitas tidur dan

mengurangi pemakaian smartphone

2. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa dengan memberikan masukan kepada siswa untuk mengurangi

penggunaan smartphone terutama yang digunakan untuk bermain.

3. Bagi peneliti lain

penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan data dasar untuk

peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan kecanduan smartphone.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep remaja

a. Remaja

 Pengertian remaja

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,

berasal dari bahasa latin adolescare yang artinya “ tumbuh atau

tumbuh untuk mencapai kematangan” . Bangsa primitif dan orang-

orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak

berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap

sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali &

Asrori, 2010).

Menurut rice (dalam Gunarsa, 2010), masa remaja adalah masa

peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi

individu yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut, ada dua hal

penting menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri. Dua hal

tersebut adalah, pertama, hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya

perubahan lingkungan, dan kedua adalah hal yang bersifat internal,

yaitu karakteristik di dalam diri remaja yang membuat remaja relatif

lebih bergejolak dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya

(storm and stress period).


b. Fase remaja

Menurut Sarwono (2011) Dan Hurlock (2011) ada tiga tahap

perkembangan remaja, yaitu :

a) Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun

Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan-perubahan

yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran

baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara

erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti

oleh orang dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak.

b) Remaja madya (middle adolescence) 14-16 tahun

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja

merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada

kecendrungan “ narcistic” , yaitu mencintai diri sendiri, dengan

menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada

dirinya. Remaja cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena

ia tidak tahu harus memilih yang mana. Pada fase remaja madya ini

mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan lawan jenis dan

berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga remaja mulai mencoba

aktivitas-aktivitas seksual yang mereka inginkan.

c) Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang

ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :


(1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

(2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

dan dalam pengalaman pengalaman yang baru.

(3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

(4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri.

(5) Tumbuh “ dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self) dan publik.

c. Ciri-ciri remaja

Menurut Gunarsa (2013) dalam menjelaskan ciri-ciri masa remaja awal

adalah sebagai berikut:

a. Tidak stabil keadaannya, lebih emosional

b. Mempunyai banyak masalah

c. Masa yang kritis

d. Mulai tertarik pada lawan jenis

e. Munculnya rasa kurang percaya diri, dan

f. Suka mengembangkan pikiran baru, gelisah, suka berkhayal dan suka

menyendiri.

d. Perkembangan psikis masa remaja

Widyawati (2010) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan pada

masa remaja.

a. Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:


1. Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan

sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering

terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.

2. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan

luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi

perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir

terlebih dahulu.

3. Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang

pergi bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah.

b. Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan

remaja:

1) Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka

memberikan kritik.

2) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul

perilaku ingin mencoba-coba.

e. Tahap perkembangan remaja

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh ,otak

kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik.perubahan pada tubuh

ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat ubuh

b. Perkembangan kognitif

Menurut Santrock(2009) seorang remaja termotivasi untuk

memahami dunia karen aperilaku adaptasi secara biologi


mereka.perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental

seperti belajar,memori,menalar,berpikir dan bahasa.

c. Perkembangan kepribadian dan sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan secara individu

berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara

unik,sedangkan perkembangan sosial berarti perubaan dalam

berhubungan dengan orang lain

B. Kecanduan smartphone

1. Pengertian

Smartphone adalah telepon yang memiliki kemampuan menyerupai

komputer dan sistem operasinya mampu menjalankan berbagai fungsi

aplikasi-aplikasi yang umum. Smartphone menawarkan kesempatan unik

untuk mempertahankan kontak terbatas dan spontan dengan oranglain

melalui komunikasi suara, pesan, panggilan video, dan layanan jaringan

sosial (Young & De Abreu, 2017).

Menurut Kim (2013) kecanduan smartphone adalah gangguan

psikologis yang ditandai dengan munculnya tandatanda gejala fisik dan

psikologis seseorang. Orang yang ketagihan menggunakan internet atau

smartphone tidak melakukan aktivitas fisik yang banyak karena mereka

lebih senang menghabiskan waktunya dengan menggunakan smartphone,

mereka umumnya mengabaikan kesehatan mereka. Adapun tanda fisik

yang negatif seperti sikap tubuh yang buruk, sakit punggung, sakit kepala

migrain, kebersihan pribadi yang tidak terjaga, makan yang tidak teratur,
dan adanya gangguan tidur dapat mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh,

pola sekresi hormon, jantung dan gangguan pola pencernaan.

Kecanduan dianggap oleh who sebagai ketergantungan, seperti

terus menerus menggunakan sesuatu untuk kepentingan, kenyamanan, atau

stimulasi, yang sering menyebabkan keinginan ketika tidak ada.

Kecanduan smartphone adalah perilaku yang dianggap sebagai kebiasaan

bahkan ketika suatu perilaku tersebut mengarah pada efek negatif dan

memiliki konsekuensi tertentu (Kim, 2013).

Menurut wieland (Kim,2013) orang yang kecanduan internet atau

smartphone tidak melakukan aktifitas fisik yang banyak, mereka

umumnya mengabaikan kesehatan mereka dan juga adanya tanda fisik

negatif seperti sikap tubuh yang buruk, sakit pinggang, sakit kepala,

gangguan kualitas tidur, dan gangguan pola pencernaan bahkan obesitas.

Menurut Griffiths (2010) terdapat enam kriteria dimensi dari

kecanduan smartphone, yaitu :

1. Salience : terjadi ketika suatu kegiaatan tertentu menjadi yang paling

penting dalam hidup seseorang dan mendominasi pemikiran mereka.

Contoh seseorang yang tidak menggunakan smartphone akan

cenderung memikirkannya.

2. Mood modification : keterlibatan yang tinggi dalam kegiatan tertentu

dimana perasaan senang dan tenang (seperti menghilangkan stress)

saat perilaku kecanduan itu muncul dan dapat dilihat sebagai strategi
coping yaitu, mengalami bangkitnya gairah untuk melarikan diri dari

perasaan yang tidak diinginkan.

3. Tolerance : proses dimana peningkatan aktifitas tertentu yang

diperlukan untuk mencapai efek tertentu.

4. Withdrawal : perasaan tidak menyenangkan atau efek fisik yang terjadi

ketika suatu aktifitas dihentikan atau tiba-tiba berkurang (seperti

pusing, insomnia) atau psikologisnya.

5. Conflict : mengacu konflik antara pecandu dan orang disekitar mereka,

konflik dengan kegiatan lain seperti pekerjaan, kehidupan sosial, hobi

dan minat yang menghabiskan waktu untuk aktifitas tertentu.

6. Relapse : hal ini merupakan dimana orang sebelum sembuh dari

perilaku kecanduannya sudah mengulangi kembali kebiasaanya.

Dengan kata lain kecenderungan mengulangi kembali kebiasaanya.

2. Aspek intensitas Penggunaan smartphone

Menurut Horrigan Saraswati(2018) aspek penggunaan

smartphone yakni :

a. Frekuensi

Frekuensi merujuk pada tingkatan atau seberapa sering subyek

bermain smartphone. Frekuensi bermain smartphone dengan frekuensi

tinggi adalah lebih dari 10 kali setiap harinya, frekuensi bermain

gadget dengan frekuensi sedang adalah antara 3-10 kali setiap

harinya, dan frekuensi bermain smartphone dengan frekuensi rendah

adalah kurang dari 3 kali setiap harinya.


b. Durasi.

Aspek ini mempunyai arti penting karena berapa lama waktu

yang digunakan untuk bermain smartphone. Durasi tinggi dalam

bermain smartphone t jika dalam sehari lebih dari 10 jam, durasi

sedang jika dalam sehari bermain smartphone antara 2-10 jam, durasi

rendah jika dalam bermain smartphone kurang dari 2 jam.

c. Fungsi

Menurut Pininta (2015) gadget memiliki fungsi sebagai media

komunikasi dan lainya. Fungsi lain dari gadget digunakan sebagai :

1) Memperlancar Komunikasi

Fungsi smartphone paling banyak dirasakan oleh

penggunanya adalah sebagai media komunikasi. Hanya dengan

berdekatan dengan smartphone seseorang bisa berkomunikasi

dengan pengguna gadget lainya meski tidak dalam satu tempat

yang sama.

2) Mengakses Informasi

Beberapa smartphone juga memiliki fungsi untuk mengakses

informasi. Informasi bisa kita dapatkan saat kita memegang

smartphone, smartwatch dan lain sebagainya.

3) Wawasan Bertambah

Dengan mudahnya kita mengakses informasi dari gadget,

berarti kita sedikit lebih maju dan bertambah wawasan kita.


komunikasi lancar, informasi mudah tentu akan menambah

wawasan.

4) Hiburan

smartphone juga bisa kita gunakan untuk mengakses internet,

misalnya saja gadget musik layaknya MP3 dan lainya. kita juga

bisa mengakses video dari beberapa jenis gadget.

5) Gaya Hidup

Salah satu fungsi yang tak bisa dikesampingkan adalah

kenyataan bahwa gadget memperkuat kepercayaan diri seseorang.

Makin mewah gadget yang dimiliki seseorang, makin terlihat pula

gaya hidup seseorang.

3. Faktor yang mempengaruhi kecanduan smartphone

Menurut Young & De Abreu (2017) faktor yang mempengaruhi

kecanduan smartphone adalah :

a. Faktor sosiodemografi

Hasil penelitian (Smentanjuk,2014) telah meenunjukan bahwa

semakin muda usia, semakin banyak waktu yang dihabiskan

menggunakan ponsel, serta semakin banyak masalah yang terkait

penggunaan ponsel.

b. Faktor psikologis

Penggunaan perangkat elektronik secara berlebihan

menunjukkan cirri psikologis seperti stress, kesepian, depresi, atau

kecemasaan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang


kesepian dan cemas lebih memilih interaksi online. Meskipun internet

dan smartphone dapat memperbaiki hubungan sosial dengan

seseorang, tetapi juga memperburuk kesepian jika seseorang tidak

memiliki hubungan sosial sebelumnya (Reid & Reid, 2017).

c. Faktor keluarga

Kurangnya asuhan orangtua telah terbukti memiliki hubungan

dengan kerentaan dari kejahatan dunia maya yang tidak diinginkan.

Sifat keterlibatan orang tua dapat diklasifikasi lebih jauh.

d. Layanan jaringan sosial versus games

Smartphone digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk

pencarian informasi, hiburan, dan hubungan sosial. Aktivitas yang

berpotensi faktor resiko tinggi ketergantungan smartphone adalah

penggunaan game dan jejaring sosial. Karena layar smartphone lebih

kecil jika dibandingkan dengan komputer maka minat, kehadiran

kenyamanan, dan ketertarikan saat bermain game melalui smartphone

dapat meningkat (Young & De Abrau, 2017).

4. Dampak kecanduan smartphone

Menurut Kim (2013) kecanduan smartphone memberikan

dampak buruk dari segi aktivitas dan kesehatan diantaranya yaitu,

tidak melakukan aktivitas fisik yang banyak, mengabaikan kesehatan,

sikap tubuh yang buruk, sakit punggung, sakit kepala migrain,

kebersihan pribadi yang buruk, makan tidak teratur, dan adanya

gangguan tidur dapat mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh, pola


sekresi hormon, jantung dan gangguan pola pencernaan. Kecanduan

smartphone sangat mempengaruhi pada aktivitas sehari-hari, kualitas

tidur serta interaksi sosial secara fisik. Dampaknya jika kualitas tidur

buruk akan menyebabkan badan menjadi tidak bugar dan segar pada

saat bangun pagi, selain itu juga menyebabkan kesulitan

berkonsentrasi serta menimbulkan beberapa penyakit.

Yuwanto (2010) menyebutkan beberapa dampak dari kecanduan

smartphone antara lain :

a. Konsumtif

Penggunaan smartphone dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan

oleh penyedia jasa layanan telepon genggam (operator) membuat

seseorang harus mengeluarkan biaya untuk bisa mengoperasikan

beberapa fasilitas tersebut.b

b. Psikologis

Dampak psikologis yang muncul adalah dimana seseorang merasa

gelisah atau tidak nyaman ketika tidak menggunakan atau tidak

membawa smartphone.

c. Fisik

Terjadi gangguan seperti gangguan tidur atau kualitas tidur yang

berubah dan penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga

menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah terserang penyakit.

d. Relasi sosial
Berkurangnya kontak fisik secara langsung dengan orang lain

dikarenakan seseorang tersebut terlalu fokus dengan smartphone yang

dimilikinya atau lebih merasa nyaman berinteraksi dengan

menggunakan smartphone.

e. Akademis / pekerjaan

Berkurangnya waktu untuk mengerjakan sesuatu yang penting

dengan kata lain berkurangnya produktivitas sehingga mengganggu

akademis atau pekerjaan.

f. Hukum

Perasaan ingin menggunakan smartphone yang tidak terkontrol

menyebabkan seseorang menggunakan smartphone saat mengemudi

dapat membahayakan bagi diri sendiri dan pengendara lain.

5. Dampak smartphone

Menurut (kim,2013),dampal postitf dan negatif kecanduan smartphone

adalah

a. Dampak positif dan negatif kecanduan smartphone

1) Dampak positif

a) Memudahkan pekerjaan

b) Sumber aneka informasi

c) Media pembelajaran menarik

d) Meningkatkan logika

2) Dampak negatif
a) Gangguan kesehatan

 Kelainan musculoskeletal

 Gangguan mata

 Radiasi elektromagnetik

 Infeksi

 Kesehatan mental

 Gangguan tidur

b) Aktivitas fisik berkurang

c) Hubungan sosial

d) Prestasi akademik menurun

b. Pengukuran kecanduan smartphone

Pengukuran kecanduan smartphone diukur dengan

menggunakan kuesioner smartphone addiction scale (sas) yang

diadaptasi dari alat ukur min kwon dkk, dikembangkan di korea

selatan pada tahun 2013. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari 19 pertanyaan. Terdapat kategori mulai dari 1;” sangat

tidak setuju” , 2:” tidak setuju” , 3:” kurang tidak setuju” , 4:” kurang

setuju” , 5:” setuju” , 6:” sangat setuju”

C. Kualitas tidur

i. Pengetian kulaitas tidur

Tidur adalah suatu kegiatan relatif tanpa sadar yang penuh,

ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan kegiatan urutan siklus yang

berulang-ulang dan masing masing menyatakan fase kegiatan otak dan


tubuh yang berbeda. Tidur bertujuan untuk memulihkan dan

memperbaiki sistem tubuh manusia (Tarwoto & Wartonah, 2009).

Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status

kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.jika orang memperoleh

tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih.beberapa ahli

tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur

memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh

untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry, 2010).

Peneliti menyimpulkan bahwa kualitas tidur adalah bentuk yang

bervariasi dari suatu keadaan dimana sistem fisiologis manusia

mengistirahatkan tubuhnya dalam waktu tertentu untuk memulihkan dan

memperbaiki sistem tubuh manusia dalam melakukan kegiatan sehari-

hari yang bisa dibangunkan dengan bantuan stimulus sensorik, audio

maupun stimulus lainnya.

ii. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur,

diantaranya adalah :

a) Gaya hidup

Menurut institute of medicine didalam Potter & Perry (2010),

mengatakan bahwa perubahan gaya hidup dapat menyebabkan

perubahan pada kuantitas dan kualitas tidur. Gaya hidup yang bisa

mengganggu tidur diantaranya adalah jumlah jam kerja yang

bertambah, banyak pekerjaan dan menghabiskan banyak waktu untuk


menonton televisi serta menggunakan smartphone secara berlebihan.

Smartphone menyediakan beberapa fitur canggih dimana seringkali

memberikan efek candu, yang membuat penggunanya kadang lupa

waktu.

Penggunaan smartphone sebelum waktu tidur dan tengah malam

dapat meyita waktu untuk beristirahat. Memainkan ponsel pada

tengah malam menyebabkan waktu tidur menjadi berkurang dan

beresiko tinggi mengalami gangguan tidur (Idzikowski, 2012).

b) Penyakit

Banyak penyakit yang menimbulkan rasa sakit, sulit bernapas,

mual ataupun menyebabkan gangguan mood dan semua hal tersebut

dapat menyebabkan gangguan tidur (Potter & Perry, 2011). Bansil,

dkk (2008) menemukan bahwa dari 3587 penderita hipertensi,

didapat 7.5% mengalami gangguan tidur, 33.0% mengalami tidur

pendek dan 52.1% mengalami kualitas tidur buruk. Dapat

disimpulkan apabila seseorang memiliki penyakit, terutama penyakit

kronis yang menimbulkan rasa tidak nyaman dapat menyebabkan

kualitas maupun kuantitas tidur menjadi buruk.

c) Obat-obatan

Ada beberapa golongan obat yang menyebabkan gangguan

pada tidur. Obat-obatan tersebut antara lain adalah hipnotik, diuretik,

penghambat beta adregenik, narkotik, benzodiazepam, antihistamin

dan dekongestan (Potter & Perry, 2011).


d) Latihan fisik dan kelelahan

Orang-orang yang mengalami kelelahan tingkat menengah

biasanya akan tidur dengan nyenyak, khususnya bila kelelahannya

didapat dari latihan fisik atau menikmati pekerjaannya (potter &

perry, 2011). Melakukan latihan fisik dapat membuat seseorang tidur

lebih nyenyak, meningkatkan jumlah waktu tidur dan mengurangi

terbangun pada saat tidur (Wang Et. Al. 2012).

e) Stress emosional

Menurut Potter & Perry (2011), stress merupakan situasi yang

sangat dikhawatirkan dapat mengganggu tidur seseorang. Cemas

berhubungan erat dengan kesulitan untuk tertidur dan tidurnya

menjadi terputus-putus, sedangkan depresi berhubungan dengan

terbangun lebih awal tapi bisa berhubungan dengan hypersomnia

(Wold, 2008).

f) Lingkungan

Lingkungan tempat individu tidur memiliki pengaruh dalam

kemampuan seseorang untuk tertidur maupun mempertahankan

tidurnya. Ventilasi yang baik, temperatur yang sesuai dan

pencahayaan yang redup atau gelap diperlukan untuk tidur yang

nyenyak. Selain itu, ukuran, empuk dan posisi tempat tidur juga

mempengaruhi kualitas tidur (potter & perry, 2011). 7) kegaduhan

menurut potter & perry (2011), kegaduhan mempengaruhi aktivitas

yang dapat menyebabkan terbangun dan tidur menjadi terpotong-


potong. Beberapa orang memerlukan situasi yang sunyi agar bisa

memulai tidurnya dan ada pula yang suka mendengarkan suara musik

yang pelan untuk bisa memulai tidurnya.

iii. Alat ukur kualitas tidur

Kualitas tidur dapat diukur dengan menggunakankuesioner

pitsburgh sleep quality index (psqi). Smith menambahkan bahwa

pitsburgh sleep quality index (psqi) merupakan suatu instrumen yang

efektif digunakan dalam mengukur kualitas tidur. Kualitas tidur dapat

diukur menggunakan

7 komponen,yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur, lama tidur,

efisiensi kebiasaan tidur,gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan

disfungsi pada siang hari dalam sebulan (Smyth, 2012).

Kuesioner pitsburgh sleep quality index (psqi) terdiri dari 19 item

pertanyaan dan dikelompokkan menjadi 7komponen. Untuk menentukan

nilai psqi global, masingmasingberbobot sama pada skala 0-3. Skor psqi

globalmemiliki skor dari 0-21. Skor yang lebih tinggi menunjukkan

kualitas tidur buruk. Dalam semua kasus, skor 0 menunjukkan tidak ada

kesulitan, sementara skor 3 menunjukkan kesulitan yang parah.

Komponen psqi yang terdiri dari 7 komponen skor tersebut

kemudian ditambahkan untuk menghasilkan satu global skor dengan

kisaran 0-21 poin, skor 0-5 menunjukkankualitas tidur baik dan skor 6-21

menunjukkan kualitas tidur buruk. Kuesioner psqi telah dilakukan uji

reliabilitas oleh university of pittsburgh pada tahun 1988 dengan nilai


alphacronbach 0,83.
D. Hubungan kecanduan smartphone dengan kualitas tidur

Perkembangan teknologi yang pesat membuat setiap individu dapat

dengan mudah mengakses segala informasi melalui smartphone. Kemudahan

dalam mengakses tersebut dapat mengakibatkan indvidu menggunakan

smartphone secara berlebihan dan menimbulkan kecanduan smartphone

(smartphone addiction). Kim (2013) menjelaskan bahwa terdapat enam aspek

yang kecanduan smartphone. Aspek yang pertama menurut Kim (2013) yaitu

daily life disturbance atau gangguan kehidupan sehari-hari. Daily life

disturbance mencakup kondisi dimana seseorang tidak mengerjakan pekerjaan

yang direncanakan, sulit berkonsentrasi dalam kelas, menderita sakit kepala

ringan, pengelihatan kabur, menderita sakit di pergelangan tangan atau di

belakang leher dan gangguan tidur.

Pengguna smartphone juga mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi

pada kegiatan atau pekerjaan yang sedang dilakukan karena terus memikirkan

smartphone yang dimilikinya. Pengguna smartphone akan menghabiskan

waktu untuk menggunakan smartphone yang dimiliki, sehingga hal tersebut

mengakibatkan timbulnya rasa sakit di kepala, pergelangan tangan atau di

belakang leher dan beberapa tempat lainnya.. Kondisi yang sedemikian akan

membuat seseorang menjadi sulit tidur sehingga waktu tidur akan berkurang.

Selain itu jika terlalu lama bertatapan dengan layar smartphone dalam

waktu lama maka akan menimbulkan kesulitan untuk tertidur karena sinar biru

yang menyerupai cahaya pada siang hari menyebabkan seseorang tetap

terjaga, dimana tubuh akan sesorang akan mudah mengantuk jika dalam
keadaan cahaya redup. Jika tidur berdekatan dengan smartphone dapat

mempengaruhi kualitas tidur dikarenakan pada saat malam hari smartphone

yang diletakan didekat tempat tidur, dalam keadaan aktif dapat berdering atau

bergetar menandakan adanya notifikasi pesan dan sebagainya maka otak akan

bersiaga untuk menerima stimulus dari luar yang berupa suara, cahaya, dan

getaran dari smartphone, selanjutnya otak mengirimkan sinyal tersebut

sehingga menyebabkan remaja tetap terjaga dimalam hari. Kesadaran ini

menyebabkan otak terus waspada tanpa kita sadari sehingga tidur berdekatan

dengan smartphone akan dapat mengurangi kualitas tidur


E. Kerangka teori

Dampak negatif penggunaan


smart phone :
Kecanduan smartphone a. Prestasi akademik menurun
b. Aktifitas berkurang
c. Gangguan kesehatan
1) gangguan mata
2) Infeksi
3) Radiansi elekromagnetik
Faktor yang mempengaruhi 4) Kesehatan mental
penggunaan smart phone : 5) Kelaianan
musculoskelktal
a. Faktpr sosio demografi 6) Gangguan tidur
b. Faktor psikologis
c. Faktor keluarga
d. Layanan jarinan sosial versus
games
Kualitas tidur

Faktor yang mempengaruhi


kualitas tidur:
a. gaya hidup
b. penyakit
c. obat-obatan
keterangan : d. latihan fisik dan kelelahan
e. stress emosional
F. Yang diteliti f. lingkungan

G. Yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Kim(2013), Potter & Perry (2011), Young & De Abreu (2017),
H. Kerangka konsep

kerangka konsep

variabel independent variabel dependent

Kecanduan Kualitas Tidur


smartphone

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

I. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah apa yang menjadi fokus dalam penelitian. Dalam

penelitian ini terdapat 2 macam variabel yaitu :

1. Variabel bebas (independent )

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecanduan smartphone

2. Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas tidur

J. Hipotesis penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya (Saryono, 2011). Hipotesis pada penelitian ini adalah ada

hubungan kecanduan smartphone dengan kualitas tidur pada remaja


BAB

III

METODOLOGI

PENELITIAN

A. Metode yang direncanakan sebelumnya

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Metode

survey diskriptif didefinisikan sebagai suatu penelitian yang

dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu

fenomena yang terjadi dimasyarakat, memotret masalah

kesehatan yang terkait dengan sekelompok penduduk

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian yang didalamnya tidak ada

analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan

terikat, bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana,

kapan, berapa banyak.

B. Metode penyesuaian dengan pendekatan literature review

1. Deskirpsi metode pendekatan literature review

Literatur review merupakan ikhtisar komprehensif

tentang penelitian yang sudah dilakukan mengenai topik yang

spesifik untuk menunjukkan kepada pembaca apa yang sudah

diketahui tentang topik tersebut dan apa yang belum

diketahui, untuk mencari rasional dari penelitian yang sudah

dilakukan atau untuk ide penelitian selanjutnya (Denney &


Tewksbury, 2013).

Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik

jurnal, buku, dokumentasi, internet dan pustaka. Metode studi

literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan

metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat,

serta mengelolah bahan penulisan (Zed, dalam Nursalam,

2016).

2. Informasi jumlah dan jenis artikel

Jumlah artikel yang digunakan yaitu 6 artikel terdiri dari artikel jurnal

nasional berjumlah 4 dan artikel jurnal internasional berjumlah 2. Untuk

jenis artikel yang digunakan yaitu artikel hasil penelitian atau research

articel. Telusur jurnal nasional Goggle Scholar dengan alamat

https://scholar.google.com/ dengan menggunakan keywords: kecanduan

smartphone, kualitas tidur remaja terdapat 487 artikel dimana yang sesuai

hanya 16 dan peneliti hanya mengambil 4 jurnal dan telusur jurnal

internasional menggunakan database PMC dengan alamat

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc dengan menggunakan keywords : addiction

smartphone and sleep quality terdapat 752 artikel dan yang sesuai hanya 5

artikel dan peneliti hanya mengambil 2 . Artikel diambil dari rentang 2015

sampai 2020 yang sesuai kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yaitu

Kriteria inklusi :
a. Penelitian berkaitan dengan kecanduan smartphone dan dampak

bagi penggunanya khususnya kualitas tidur

b. Artikel yang diambil menggunakan bahasa indonesia dan bahasa

inggris

c. Penelitian memberikan informasi tentang dampak pada kecanduan

smartphone khususnya kualitas tidur

d. Tidak menggunakan metode systematic review dan meta analysis

Kriteria ekslusi :

a. Publikasi artikel hanya menampilkan abstrak saja

b. Publikasi artikel tidak jelas diambil dari alamat jurnal

3. Isi Artikel

Memaparkan isi dari artikel yang ditelaah dengan isi sebagai berikut:

a. Artikel pertama

Judul Artikel : perilaku penggunaan gadget dengan kualitas

tidur pada remaja

Nama Jurnal : Holistik Jurnal Kesehatan

Penerbit : Universitas Sam Ratulangi

Volume & Halaman : Vol.13,No.3,Hal 233-239

Tahun Terbit : September,2019

Penulis Artikel : Umi Romayati Keswara, Novrita Syuhada,

Wahid Tri Wahyudi

Tujuan penelitian : mengetahui hubungan perilaku penggunaan

gadget dengan kualitas tidur pada remaja


Metode penelitian

 Desain : Cross-Sectional
 Sampel : 119 responden dengan teknik proportional

random sampling

 Instrumen : kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Indeks (PSQI)

dan kuesioner Smartphone Addiction Scale (SAS)

 Metode analisis: chi-square

ISI ARTIKEL

Hasil penelitian : Sebagian besar responden memiliki perilaku

penggunaan gadget yang tidak baik, yaitu sebanyak 68 orang (57,1%)

dan sebagian besar responden memiliki kualitas tidur yang buruk,

yaitu sebanyak 77 orang (64,7%). Hasil uji statistik diperoleh p-value

= 0,000 dan OR= 4,696 yang dapat diartikan bahwa terdapat korelasi

yang bermakna antara tingkat kecanduan gadget dengan kualitas tidur.

Kesimpulan :Ada hubungan perilaku penggunaan gadget dengan

kualitas tidur pada remaja.

b. Artikel kedua

Judul Artikel :Hubungan tingkat Kecanduan Gadget dengan

Kualitas Tidur pada Siswa SDN 7 Mataram di

Kota Mataram dan SDN 1 Gunungsari di

Kabupaten Lombok Barat

Nama Jurnal : Jurnal Kedokteran

Penerbit : Universitas mataram

Volume & Halaman : Vol.6,No.1,Hal 12-17

Tahun Terbit : 2017

Penulis Artikel : Yofani Lauruntia


Tujuan :mengetahui Hubungan tingkat Kecanduan Gadget

dengan Kualitas Tidur pada Siswa SD

Metode penelitian

 Desain : Cross-Sectional

 Sampel : 104 siswa dnen teknik purposive sampling

 Instrumen : Pittsburg Sleep Quality Indeks (PSQI) dan

Smarthphone Addictio Scale-Short

Version (SAS-SV)

 Metode analisis : korelasi gamma

ISI ARTIKEL

Hasil penelitian : Dari 104 responden, sebagian besar tingkat

kecanduan gadget responden termasuk dalam kategori risiko rendah

78(75,0%) dan mengalami kualitas tidur baik 76(73,1%). Analisis data

menggunakan uji korelasi gamma didapatkan (p) = 0,205 dan (r) =

0,293 tidak terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat kecanduan

gadget dengan kualitas tidur.

Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

tingkat kecanduan gadget dengan kualitas tidur.

c. Artikel ketiga

Judul Artikel : Hubungan intensitas penggunaan smartphone

dengan kualitas tidur mahasiswa Program Studi

Sarjana Keperawatan Stikes Bhamadi Slawi

Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan Bhamada

Penerbit : STIKes Bhakti Mandala HusadaSlawi


Volume & Halaman : Vol.10, No.1, hal 73-78

Tahun Terbit : April, 2019

Penulis Artikel : Desi Tri Hastuti, Dwi Budi Prastiani, Khodijah

ISI ARTIKEL

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan

smartphone dengan kualitas tidur mahasiswa program studi sarjana

keperawatan Stikes Bhamadi Slawi

Metode Penelitian

 Desain : cross sectional.

 Sampel : 176 siswa dengan teknik teknik proporsional

random sampling

 Instrumen: kuesioner intensitas penggunaan

smartphone sebelum tidur dan PSQI.

 Metode analisis: korelasi kendall tau

Hasil Penelitian :intensitas penggunaan smartphone pada

kategri tinggi (58%), dan kualitas tidur buruk (79%). Hasil

Berdasarkan hasil analisis korelasi kendall tau diperoleh nilai korelasi

keeratannya 0,327 dalam kategori cukup dan nilai signifikansi sebesar

0,000 (<0,05) yang diartikan ada hubungan positif yang cukup

signifikan antara intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas

tidur mahasiswa

Kesimpulan : ada hubungan positif yang cukup signifikan

antara intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas tidur,

mahasiswa yang menggunakan smartphone dengan intensitas tinggi,


memiliki kualitas tidur yang buruk

d. Artikel keempat

Judul Artikel : hubungan antara kecanduan internet dengan

kualita tidur pada siswa SMA kristen 1 tomohon

Nama Jurnal : Medik Dan Rehabilitasi

Penerbit : Universitas Sam Ratulangi Manado

Volume & Halaman : Vol 1 No 2, Hal 1-8

Tahun Terbit : Desember,2018

Penulis Artikel : Bery J Lombogia

ISI ARTIKEL

Tujuan Penelitian :untuk mengetahui hubungan antara kecanduan

internet dengan kualita tidur pada siswa SMA kristen 1 tomohon

Metode Penelitian

 Desain : crosssectional

 sampel : 93 responden dengan teknik stratified

random sampling.

 Instrumen : kuesioner Internet Addiction Test (IAT)

dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI)

 Metode analisis : korelasi Spearman.

Hasil Penelitian : tingkat kecanduan internet pada kategori

sdang (78,5%), kualita tidur buruk (62,4%), hasil uji statistik

mendapatkan nilai r=0,245, p = 0,018 yang dapat diartikan bahwa ada

hubungan positif dengan tingkat korelasi lemah antara kecanduan


internet dengan kualitas tidur pada siswa SMA Kristen 1 Tomohon

Kesimpulan :Terdapat hubungan positif dengan tingkat

korelasi lemah antara kecanduan internet dengan kualitas tidur pada

siswa SMA Kristen 1 Tomohon. Sebagian besar siswa memiliki

kecanduan internet tingkat sedang dan sebagian besar siswa juga

memiliki kualitas tidur yang buruk.


e. Artikel kelima

Judul Artikel : Smartphone addiction proneness in relation to

sleep and morningness– eveningness in German

adolescents

Nama Jurnal : Journal of Behavioral Addictions

Penerbit : Journal of Behavioral Addictions

Volume & Halaman : Vol.5 no 3 , Hal 465– 473

Tahun Terbit :Juni,2016

Penulis Artikel : Christoph Randler, Lucia Wolfgang, Katharin Matt,

Eda Demirhan, Mehmet Bari¸S Horzum And

¸Senol Be¸Soluk

ISI ARTIKEL

Tujuan Penelitian :mengetahui hubungan antara kecanduan smartphone,

usia, jenis kelamin

Metode Penelitian

 Desain : cross sectional

 Sampel :342 responden dengan teknik convenience

sampling

 Instrumen : Smartphone Addiction Proneness Scale (SAPS),

Smartphone Addiction Scale Composite Scale of Morningness

(CSM) dan Composite Scale of Morningness (CSM),

Smartphone Addiction Scale – Short Version (SAS-SV)


 Metode analisis : uji anova
Hasil Penelitian : ada korelasi sedang dan negatif pada

penggunaan smartphone apda malam hari, durasi tidur selama seminggu

berkorelasi negatif dengan ekcanduan smartphone,dimana perempuan

memiliki nilai kecanduan lebih tinggi lebih tinggi (2,39 ± 0,78)

dibandingkan anak laki-laki (2,04 ± 0,63). dibandingka laki-laki. Durasi

tidur yang lebih rendah ditemukan pada remaja muda

Kesimpulan : ada hubungan antara kecanduan smartphone usai, jenis

kelamin. Perempuan lebih memiliki kecanduan tinggi dibanding laki-

laki.

f. Atikel ke enam

Judul Artikel : Relationship of smartphone use severity with sleep

quality, depression, and anxiety in university

students

Nama jurnal : Journal of Behavioral Add

Penerbit : Süleyman Demirel University, Isparta, Turkey

Volume & Halaman : Vol.4 no2 , Hal 85-92

Tahun Terbit : April,2015

Penulis Artikel :Kadir Demirci, Mehmet Akgönül And Abdullah

Akpinar
ISI ARTIKEL

Tujuan Penelitian : untuk menyelidiki hubungan antara keparahan

penggunaan ponsel cerdas dan tidur kualitas, depresi, dan kecemasan pada

mahasiswa

Metode Penelitian

 Desain : cross sectional

 Sampel : 319 responden dengan teknik convenience

sampling

 Instrumen : Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Beck

Depression Inventory (BDI), and Beck Anxiety Inventory (BAI,

Smartphone Addiction Scale (SAS).

 Metode analisis : Mann-Whitney U

Hasil Penelitian : Proporsi pengguna smartphone tinggi yang jauh

lebih tinggi mengalami depresi (p = 0,005). depresi dan kecemasan

berhubungan dengan tidur kualitas (β = 0,325, t = 4,725, p <0,01; β =

0,273, t = 3,944, p <0,01; masing-masing). Tidak ada efek langsung dari

tinggi penggunaan smartphone pada kualitas tidur (β = –0.022, t = –0.379,

hlm= 0,705). Selain itu, penggunaan ponsel pintar yang tinggi dan kurang

tidur kualitas juga terkait dengan depresi (β = 0,226, t = 4,131 p <0,01; β

= 0,448, t = 8,173, p <0,01). penggunaan smartphone yang tinggi dan

kualitas tidur yang buruk juga terkait dengan kecemasan (β = 0,240, t =

4,334, p <0,01; β = 0,424, t = 7,673, p <0,01


Kesimpulan : depresi, kecemasan, dan kualitas tidur dapat

dikaitkan dengan terlalu sering menggunakan smartphone. Terlalu sering

digunakan dapat menyebabkan depresi dan / atau kecemasan, yang pada

gilirannya dapat menyebabkan masalah tidur.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Relevensi metode

1. Artikel pertama

Pada artikel pertama mengenai “ perilaku penggunaan gadget

dengan kualitas tidur pada remaja” oleh Keswara (2019) menggunakan

desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui

penggunaan gafget dan kualitas tidur. Subjek yang remaja dengan

banyak sampel 119 responden dengan teknik proportional random

sampling. Instrumen yang digunakan yakni Pittsburgh Sleep Quality

Indeks (PSQI) sebanyak 9 pertanyaan untuk mengukur kualitas tidur

dan kuesioner Smartphone Addiction Scale (SAS) untuk mengetahui

penggunaan gadget sebanyak 10 soal. Kedua instrumen ini sudah baku.

Analisa data menggunakan chi square yang digunakan untuk konsep uji

chii square mudah untuk dimengerti, dapat digunakankan untuk

menganalisa data yang berbentuk hitungan maupun peringkat, namun

uji ini harus menggunakan banyak sampel, uji ini hanya memberikan

informasi tentang ada atau tidaknya hubungan antara kedua varibel

tidak dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar hubungan

yang ada antara kedua variabel (Sabri,2014). Hasil uji statistik

mendapatkan nilai p 0,000 <0,05 yang diartikan ada hubungan

penggunaan gadget dengan kualitas tidur remaja.


2. Artikel kedua

Pada artikel kedua pada penelitian Lauruntia,dkk (2017) dengan

judul “ hubungan tingkat kecanduan gadget dengan kualitas tidur pada

siswa SDN 7 Mataram Di Kota Mataram Dan SDN 1 Gunungsari Di

Kabuaten Lombok Barat” yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

tingkat kecanduan gadget dengan kualitas tidur. Subjek yang digunakan

yakni anak usia sekolah sebanyak 104 dengn teknik purposive

sampling. Instrumen yang digunakan yakni ada 2 untuk mengukur

tingkat kecanduan gadget menggunakan Smarthphone Addiction Scale-

Short Version (SAS-SV) dan untuk menggukur kualitas tidur

menggunakan Pittsburg Sleep Quality Indeks (PSQI) berdasarkan jenis

kelamin. Analisa data yang digunakan yakni analisis korelasi gamma,

analisis ini digunakan untuk korelasi peringkat mencari kekuatan dan

arahan hubungan yang simetris yang artinya variabel A dan variabel B

dapat saling mempengaruhi. Namun uji ini tidak memperhatikan adanya

TIES atau bias, yaitu banyaknya pasangan yang bisa dibentuk. Ties

kalau diartikan secara mudah adalah banyaknya responden pada

peringkat yang sama, selain itu menurut Noether , gamma sttaistic lebih

baik dibanding spearmen atau kendal tau ketika data mengandung

banyak observasi yang sama (Junaidi,2010). Hasil uji statistik

mendapatkan nilai r 0,293 dan p 0,205 yang diartikan tidak ada

hubungan yang bermakna antara tingkat kecanduan dengan kualitas tidur.

3. Artikel ketiga
Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti,dkk (2019) berjudul

“ hubungan intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas tidur

mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Bhamadi

Slawi” . Desain penelitian yang digunakan yakni cross sectional.

Sampel yang digunakan adalah usia remaja sebanyak 176 responden

dengan teknik proporsional random sampling. Kuesioner yang

digunakan yaitu kuesioner intensitas penggunaan smartphone sebelum

tidur dan kuesioner PSQI. Pada kuesioner intensitas penggunaan

smartphone merupakan kuesione tidak baku. Analisa data yang

digunakan yaitu korelasi kendall tau untuk melihat nilai keeratan antara

variabel. Menurut Noither kendal tau lebih mudah di tafsirkan di

banding Spearman R (Junaidi,2010). Serta memiliki kelebihan yaitu

dapat menganalisis sampel yang datanya lebih dari 10, juga dapat dicari

koefisien parsialnya (Sugiyono,2010). Hasil uji statistik didapatkan nilai

koefisien korelasi sebesar 0,327 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p <

0,05), artinya ada hubungan positif yang cukup signifikan antara

intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas tidur mahasiswa.

4. Artikel keempat

Penelitian oleh Lombogia,dkk (2018) dengan judul “ hubungan

antara kecanduan internet dengan kualitas tidur pada siswa SMA

Kristen 1 Tomohon” menggunakan desain penelitian cross sectional

atau potong lintang yang digunakan untuk melihat hubungan antara

keanduan internet dan kualitas tidur. Subjek yang digunakan yakni anak

remaja sebanyak 93 responden dengen teknik stratified random


sampling. Instrumen yang digunakan sudah baku yaitu Internet

Addiction Test (IAT) untuk mengukur kecanduan internet dan

kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur

kualitas tidur. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman untuk

melihat korelasi antara dua variabel. Hasil uji statistik mendapatkan

nilai pvalue = 0,018 (pvalue< 0,05)dan r = 0,245 (korelasi lemah) yang

diartikan bahwa terdapat hubungan lemah antara kecanduan internet

dengan kualitas tidur pada siswa SMA Kristen 1 TomohonArtikel

kelima

5. Artikel kelima

Penelitian yang dilakukan oleh Randler,et al (2019) dengan judul

“Smartphone addiction proneness in relation to sleep and morningness–

eveningness in German adolescents” menggunakan metode cross

sectional yag bertujuan untuk mengetahuai antara kecanduan

smartphone,usia dan jenis kelamin. Sampel yang digunakan sebanyak

342 responden dengan teknik convenience sampling. Isntrumen yang

digunakan Smartphone Addiction Proneness Scale (SAPS) untuk

tindakan kecenderungan kecanduan smartphone Smartphone, Addiction

Scale Composite Scale of Morningness (CSM) untuk mengukur

kecanduan dan Smartphone Addiction Scale – Short Version (SAS-SV)

untuk kecanduan smartphone.hasil uji statistik menyatakan bahwa ada

hubungan antara kecanduan smartphone usai, jenis kelamin. Perempuan

lebih memiliki kecanduan tinggi dibanding laki-laki.

6. Artikel ke enam
Penelitian Demirci et al (2015)” Relationship of smartphone use

severity with sleep quality, depression, and anxiety in university

students” menggunakan metode cross sectional yang bertujuan untuk

menyelidiki hubungan antara keparahan penggunaan ponsel cerdas dan

tidur kualitas, depresi, dan kecemasan pada mahasiswa. Sampel yang

diguankan sebnayak 319 responden dnegan teknik convenicne sampling.

Instrumen yang digunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk

kualitas tidur, Beck Depression Inventory (BDI) untuk mengukur

depresi, and Beck Anxiety Inventory (BAI) untuk mengukur kecemasan,

Smartphone Addiction Scale (SAS) untuk mengukur kecanduan

smarthphone. Hasil yang didapat ada hubuangan depresi

kecemasan,kualitas tidur pada penggunan gaget yang berlebihan.

Enam artikel diatas menggunakan metode dengan desain

crossectional,dimana desain ini memiliki kelebihan yaitu mempermudah

peneliti dalam melakukan penelitian karena biaya penelitian yang

dilakukan relatif murah, memungkinkan sampling dari populasi dari

masyarakat umum, hasil penelitian dapat dipakai untuk meneliti banyak

variabel sekaligus. Namun memiliki kekurangan metode ini sulit untuk

menentukan sebab akibat karena pengambilan data resiko dan efek

dialakukan pada saat yang bersamaan sehingga dibutuhkan data

tambahan atau penelitian lanjutan untuk dapat menemukan hubungan

sebab akibat tersebut, selain itu dibutuhkan jumlah subjek yang cukup

banyak (Sayogo,2009). Metode crosssectional merupakan metode yang

senada pada rencana sebelumnya peneliti.

Populasi dan sampel yang digunakan dari 6 artikel terdapat5


artikel menggunakan remaja dan satu artikel menggunakan usia anak

sekolah. Populasi dan sampel remaja adalah sesuai dengan tujuan yang

peneliti lakukan.

Teknik sampling penelitian terdapat 2 artikel menggunakan proposional

random sampling, satu artikel purposive sampling,2 artikel menggunakan

teknik convenience sampling dan satu artikel menggunakan stratified

random sampling.teknik sampling yang sesuai dengan rencana peneliti

sebelumnya yaitu proposional random sampling.

Instrumen penelitian yang digunakan 4 artikel menggunakan

Smartphone Addiction Scale (SAS) untuk mengukur kecanduan

smarthphone dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas

tidur. 2 artikel lain nya menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI) untuk kualitas tidur dan Internet Addiction Test (IAT) untuk

mengukur kecanduan internet serta kuesioner intensitas penggunaan

smartphone sebelum tidur. Instrumen yang sesuai yakni Smartphone

Addiction Scale (SAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

B. Relevansi hasil

Smartphone menjadi kebutuhan sekunder di era moderen saat ini.

Smartphone banyak digunakan dikalangan remaja saat ini, dimana

penggunaannya dapat menimbulkan beberapa dampak. Menurut Harfiyanto,

dkk (2015), ada dua dampak penggunaan gadget yaitu dampak positif dan

dampak negatif. Dampak positif dari penggunaan gadget meliputi

memudahkan remaja untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat sosial

media. Selain itu dampak negatif dari penggunaan gadget adalah remaja

lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi di sosial media


dibandingkan belajar. Menurut Manumpil, dkk(2015), remaja menggunakan

gadget dalam sehari kurang lebih 3 jam. Pemakaian smartphone dalam

waktu lama ini menyebabkan mereka memerlukan sekitar 60 menit lebih

lama untuk tertidur dari pada waktu biasanya. Dengan demikian, para

remaja ini akan cenderung tidur terlambat dari biasanya. Kecanggihan dan

kemudahan yang disediakan smartphone saat ini menyebabkan banyak

orang terperangkap untuk selalu beraktifitas menggunakan smartphone

(Mawitjere, Onibala, & Ismanto, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2019)” hubungan

intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas tidur mahasiswa

Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Bhamadi Slawi” menemukan

adanya hubungan positif yang cukup signifikan antara intensitas

penggunaan smartphone dengan kualitas tidur, dimana responden yang

menggunakan smartphone dengan intensitas tinggi memiliki kualitas tidur

yang buruk. Hasil uji statisik 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisin korelasi

sebesar 0,327 dalam kategori cukup. Sejalan dengan penelitian Lombogia

(2018) “ hubungan antara kecanduan internet dengan kualitas tidur pada

siswa SMA kristen 1 tomohon” menunjukan bahwa hubungan positif

dengan tingkat korelasi lemah antara kecanduan internet dengan kualitas

tidur pada siswa dan sebagian besar siswa memiliki kecanduan internet

tingkat sedang dan sebagian besar siswa juga memiliki kualitas tidur yang

buruk. Hasil uji statistik 0,018 <0,05 dengan nilai r sebesar 0,245 dalam

kategori lemah.

Namun Berbeda dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh


Lauruntia (2017) “ Hubungan tingkat Kecanduan Gadget dengan Kualitas

Tidur pada Siswa SDN 7 Mataram di Kota Mataram dan SDN 1

Gunungsari di Kabupaten Lombok Barat“ menemukan secara statistik

tidak terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat kecanduan gadget

dengan kualitas tidur, nilai p 0,205 >0,05. Nilai korelasi yang didapat

sebesar 0,293 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi

yang lemah (r = 0,2 - <0,4). Arah korelasi bertanda positif pada penelitian

ini diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kecanduan gadget maka

semakin buruk kualitas tidur atau semakin rendah tingkat kecanduan

gadget maka semakin baik kualitas tidur.

Pada penelitian Keswara (2019) pada remaja di Lampung Tengah

dengan judul “ perilaku penggunaan gadget dengan kualitas tidur pada

remaja” menemukan bahwa adanya hubungan perilaku penggunaan

gadget dengan kualitas tidur pada remaja. Hasil uji statistik 0,000 <0,05

dengan nilai OR (4,696). Adanya hubungan perilaku penggunaan gadget

dengan kualitas tidur pada remaja disebabkan karena penggunaan gadget

terlebih saat malam hari akan menggangu jadwal tidur seseorang, selain

itu jika terlalu lama bertatapan dengan layar gadget dalam waktu lama

maka akan menimbulkan kesulitan untuk tertidur karena sinar biru yang

menyerupai cahaya pada siang hari menyebabkan seseorang tetap terjaga,

dimana tubuh akan sesorang akan mudah mengantuk jika dalam keadaan

cahaya redup.

Hasil tersebut menyatakan bahwa dampak kecanduan smartphone

dapat mempengaruhui kualiats tidur, pada penelitian Demirci,et al “


Relationship of smartphone use severity with sleep quality, depression,

and anxiety in university students “ menyatakan bahwa proporsi dalam

penggunaan smartphone yang tinggi dapat mengakibatkan seseorang

mengalami depresi, kecemasan. Namun tidak memliki efek langsung pada

kualitas tidur. Depresi, kecemasan, dan kualitas tidur dapat dikaitkan

dengan terlalu sering menggunakan smartphone. Terlalu sering

digunakan dapat menyebabkan depresi dan / atau kecemasan, yang pada

gilirannya dapat menyebabkan masalah tidur.

Menurut Paska dan Yan (2011) faktor-faktor yang memengaruhi

terjadinya kecanduan internet terdiri dari faktor gender, tujuan dan waktu

penggunaan, kondisi sosial ekonomi dan kondisi psikologis. Menurut

Paska dan Yan (2011) jenis aplikasi smartphone yang digunakan dapat

menjadi penyebab individu tersebut mengalami kecanduan. Hasil

penelitian Randler,et al(2016)” Smartphone addiction proneness in relation

to sleep and morningness– eveningness in German adolescents” yang

mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara kecanduan smartphone

usai, jenis kelamin. Perempuan lebih memiliki kecanduan tinggi dibanding

laki-laki.

Adanya hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Lauruntia (2017) bisa disebabkan oleh subjek penelitian

yang berbeda. Lauruntia (2017) melakukan penelitian dengan subjek anak

usia sekolah sedang penelitian yang lain menggunakan subjek anak

remaja. Menurut Paudel et al (2017) faktor yang berhubungan dengan

perilaku menggunakan gadget yakni usia, Usia mempengaruhi

keterampilan seseorang dalam menggunakan gadget. Dalam kehidupan


sehari-hari banyak dijumpai anak-anak dengan usia yang lebih besar lebih

cenderung menggunakan gadget dibandingkan dengan anak-anak yang

usianya kecil. Hal ini dikarenakan anak usia yang lebih besar sudah

terampil dalam menggunakan gadget dibandingkan dengan anak yang

usianya kurang dari 4 tahun 5. Carson dan Kuzik menyatakan bahwa

setiap pertambahan satu bulan dalam usia akan terjadi pertambahan durasi

penggunaan gadget sebesar 9,3 menit dari pemakaian biasanya

(Carson,2017). Selain itu usia juga mempengaruhi tingkat pengetahuan,

hal tersebut dapat mempengaruhi hasil jawaban kuesioner yang diberikan.

Menurut Lam (2014) kecanduan internet gaming addiction memiliki

beberapa resiko yang cukup besar yaitu dapat menyebabkan masalah pada

tidur termasuk insomnia, durasi tidur yang pendek, dan kualitas tidur yang

buruk. Tidur berhubungan dengan perubahan aliran darah otak,

peningkatan aktivitas korteks, peningkatan konsumsi oksigen, dan

pelepasan hormon epinefrin. Gabungan kegiatan tersebut membantu

penyimpanan memori dan proses belajar. Sehingga dengan adanya

gangguan pada tidur akan memicu perubahan-perubahan pada kegiatan di

bawah kendali otak seperti perilaku, proses belajar, dan proses mengingat

(Potter & Perry, 2010).

Terkait dengan beberapa penelitian diatas, Carter et al (2016)

menyatakan bahwa media telekomunkasi seperti gadget, smartphone

bersifat interaktif mobile media dan aplikasii yang memiliki dampak buruk

pada kesehatan tidur anak-anak. selain itu fiture unik media dan teknologi

seluler memunculkan resiko kesesehatan potensial bagi anak-anak seperti


nyeri muskuloskleletal dan ketidaknyamanan menggunakan smartphone

dan tablet telah diidentifikasi sebagai risiko kesehatan yang relevan

dengan perangkat genggam (Well,et al 2015). Selain itu tambahan cahaya

yang dipancarkan dari telepon pintar telah dianggap mengganggu sekresi

melatonin yang berperan untuk permulaan tidur (LeBourgeois et al.,

2017).

Terdapat 2 artikel yang menyatakan sesuai dengan tujuan peneliti

yaitu ada hubungan kecandan smatphone dengan kualitas tidur remaja,

satu artikel menyatakan tidak hubungan antara kecandan smatphone

dengan kualitas tidur anak SD, satu artikel menyatakan adahubungan

perilaku penggunaan smartphoe dengan kualitas tidur ,dan satu artikel

menyatakan ada hubungan intensitas smartphone dengan kualitas tidur

remaja, serta satu artikel menyatakan ada hubungan kecanduan internet

terhadap kualitas tidu remaja.

C. Pernyataan Hasil

Berdasarkan hasil ulasan diatas ditemukan bahwa ada hubungan

antara kecanduan smartphone dengan kualitas tidur, dengan hasil p value <

0,000 dari hasil tersebut peneliti menemukan bahwa semakin tinggi

kecanduan atau intensitas dalam penggunaan gadget maka semakin buruk

kualitas tidur. Selain itu jenis kelamin dan usia berhubungan dengan

kecanduan smartphone dimana perempuan lebih tinggi memiliki kecanduan

dibanding laki-laki. Penggunaan smartphone terlalu sering dapat

menyebabkan depresi dan kecemasan yang pada gilirannya dapat

menyebabkan masalah tidur.


D. Keterbatasan

Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan yakni kesulitan

peneliti dalam menemukan kriteria usia , pada jurnal internasional

keterbatasan dalam pencarian sesuai kriteria inklusi


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil ulasan artikel maupun jurnal yang telah penulis

paparkan, dapat disimpulkan bahwa kecanduan smartphone

mengakibatkan kualitas tidur yang buruk pada remaja, adanya hubungan

antara kecanduan smartphone dan kualitas tidur pada remaja. Semakin

tinggi intenistas penggunaan gadget atau kecanduan gadget maka semakin

buruk kualitas tidur remaja. Penggunaan smartphone tinggi lebih banyak

pada perempuan dibanding laki-laki.

B. Saran

1. Bagi remaja

Diharapkan dapat mengurangi penggunaan smartphone yang

berlebihan karena akan berdampak buruk bagi kesehatan, disarankan

dalam satu hari kurang dari 2 jam dengan frekuensi 3 kali setiap

harinya

2. Bagi sekolah

Diharapkan pihak sekolah selalu mengingatkan dalam pembatasan

penggunaan smartphone gadget serta tidak memperbolehkan

pemakaian gadget di lingkungan sekolah.


3. Bagi peneliti lain

Diharapkan peneliti lain dapat mengembangan penelitian selanjutnya

dengan menggunakan desain, dan instrumen yang berbeda sehingga

mendapatkan hasil yang lebih mampu memperlihatkan hubungan

antara kecanduan smartphone dan kualitas tidur


DAFTAR PUSTAKA
Arisman.(2009).Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan, Jakarta:
EGC

Ali, M. dan Asrori, M., (2010). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta


Didik. Cetakan ke enam. Jakarta: PT. Bumi Aksar

Carson V, Kuzik N. (2017). Demographic correlates of screen time and


objectively measured sedentary time and physical activity among
toddlers: a cross-sectional study. BMC Public Health. Vol.
17(1):187.

Carter, B., Rees, P., Hale, L., Bhattacharjee, D., & Paradkar, M. S. (2016).
Association between portable screen-base media device access or
use and sleep outcomes: A systematic review and meta-analysis.
Journal of American Medical Association Pediatrics, 170,
1202– 1208

Damayanti.(2017).Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Pencapaian


Tugas Perkembangan Anak Usia Remaja Awal Sdn Di Kecamatan
Godean

Demirici,et al.(2015). Relationship of smartphone use severity with sleep


quality, depression, and anxiety in university students. Journal of
Behavioral Add Vol.4 no2 , Hal 85-92

Gunarsa, S. D., (2013). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:


Gunung Mulia.

Griffiths M. (2010).Computer Game Playing and Social Skills: A Pilot


Study. Aloma. Vol.27:301-310.

Harfiyanto, Doni, dkk.(2015). Pola Interaksi Sosial Siswa Pengguna Gadget


di SMA Negeri 1 Semarang.

Hastuti,D.T.(2019). hubungan intensitas penggunaan smartphone dengan


kualitas tidur mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan
Stikes Bhamadi Slawi. Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan
Bhamada.Vol.10(1).73-78

Hudo., Larrisa. (2015). Gadget Mengganggu Waktu Tidur Remaja. Artikel


lifestyle sindonews. (https://lifestyle.sindonews.com).

Hurlock, E. B..(2011). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

55
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga

Junaidi. (2010). Statistika Non-Parametrik. Fakultas Ekonomi Universitas


Jambi. Jambi

Kim, D. J., Kwon, M., Cho, H., & Yang, S. (2013). The Smartphone
addiction Scale: Development and Validation of a Short Version for
Adolescents. Plus One Journal.Vol 8

Keswara Umi R.2019. perilaku penggunaan gadget dengan kualitas tidur


pada remaja. Holistik Jurnal Kesehatan.Vol.13(3);233-239

Lauruntia,Y.(2017). Hubungan tingkat Kecanduan Gadget dengan Kualitas


Tidur pada Siswa SDN 7 Mataram di Kota Mataram dan SDN 1
Gunungsari di Kabupaten Lombok
Barat.Jurnal Kedokteran.Vol.6(1);12-17

Lam, L. T. (2014). Internet gaming addiction, problematic use of the


internet, and sleep problems: a systematic review. Journal Curr
Psychiatry

LeBourgeois, M. K., Hale, L., Chang, A.-M., Akacem, L. D., Montgomery-


Downs, H. E., & Buxton, O. M. (2017). Digital Media and sleep in
childhood and adolescence. Pediatrics, 140(Supplement 2), S92– S96.
https://doi.org/10.1542/peds.2016-1758J

Lombogia,BJ.(2018). Hubungan Antara Kecanduan Internet Dengan


Kualita Tidur Pada Siswa SMA Kristen 1 Tomohon. Jurnal Medik Dan
Rehabilitasi.Vol.1(2);1-8

Manumpil,dkk. 2015. Hubungan Penggunaan Gadget dengan Tingkat


Prestasi Siswa di SMA NEGERI 9 Manado. Ejoural Keperawatan.3(2)

Nashori, F. & Diana, R. R. (2010). Perbedaan kualitas tidur dan kualitas


mimpi natara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Humanitas:
Indonesia Psychlogical Journal, 2, 77-88

Nurdiani. Gadies (2015).Hubungan Antara Loneliness Dengan Smartphone


Addiction

Paudel S, Jancey J, Subedi N, Leavy J. (2017). Correlatesof mobile screen


media use among childrenaged 0– 8: a systematic review. BMJ open.
Vol.7(10):e014585.

Potter,P.A&Perry,A.G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperwatan.Edisi


Ketujuh, Buku Ketiga.Jakarta:EGC
Potter,P.A & Perry, Anne G. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
(konsep, proses, dan praktik). Jakarta : EGC

Randler,et al.(2016).Smartphone addiction proneness in relation to sleep and


morningness– eveningness in German adolescents. Journal of
Behavioral Addictions. Vol.5 no 3 , Hal 465– 473

Sabri, L. (2014).Statistik Kesehatan (Ed. 1, Cet). Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Sarwono, S. W.(2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Santrock, John W.(2009). Perkembangan Anak. Edisi 11. Jakarta. Erlangga

Saraswati,L.M.(2018). Hubungan antara pola asuh permisif orangtua asuh


permisif orang tua dengan intensitas bermain gadget pada anak usia
dini.

Saryono.(2009). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi


Pemula. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Smyth, Carole. (2012). The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
LAMPIRAN
Tabel 1.1 literature review
Nama penulis Judul , tahun, vol&hal Nama jurnal Metode,jumlah Hasil
sampel,teknik
Umi Romayati perilaku penggunaan Holistik Jurnal Crossectional,119 Sebagian besar responden memiliki
Keswara, Novrita gadget dengan kualitas Kesehatan responden dengan perilaku penggunaan gadget yang tidak
Syuhada, Wahid Tri tidur pada teknik proportional baik, yaitu sebanyak 68 orang (57,1%)
Wahyudi remaja(Vol.13,No.3,Ha random sampling dan sebagian besar responden memiliki
l 233-239;2019) kualitas tidur yang buruk, yaitu
sebanyak 77 orang (64,7%), terdapat
korelasi yang bermakna antara tingkat
kecanduan gadget dengan kualitas tidur
p-value = 0,000 dan OR= 4,696
Yofani Lauruntia Hubungan tingkat Jurnal Cross-Sectional,104 sebagian besar tingkat kecanduan
Kecanduan Gadget Kedokteran siswa, teknik purposive gadget responden termasuk dalam
dengan Kualitas Tidur sampling kategori risiko rendah 78(75,0%) dan
pada Siswa SDN 7 mengalami kualitas tidur baik
Mataram di Kota 76(73,1%), tidak terdapat korelasi yang
Mataram dan SDN 1 bermakna antara tingkat kecanduan
Gunungsari di gadget dengan kualitas tidur.
Kabupaten Lombok
Barat( Vol.6,No.1,Hal
12-17;2017)
Desi Tri Hastuti, Dwi Hubungan intensitas Jurnal Ilmu Crossectional, 176 intensitas penggunaan smartphone
Budi Prastiani, penggunaan Teknologi siswa dengan teknik pada kategri tinggi (58%), dan kualitas
Khodijah smartphone Kesehatan teknik proporsional tidur buruk (79%). ada hubungan
dengan kualitas tidur Bhamada random sampling positif yang cukup signifikan antara
mahasiswa Program intensitas penggunaan smartphone
Studi Sarjana dengan kualitas tidur mahasiswap value
Keperawatan Stikes 0,000
Bhamadi Slawi
(Vol.10, No.1, hal 73-
78;2019)
Bery J Lombogia hubungan antara Medik Dan Crossectional,93 tingkat kecanduan internet pada kategori
kecanduan internet Rehabilitasi responden dengan sdang (78,5%), kualita tidur buruk
dengan kualita tidur pada teknik stratified (62,4%), ada hubungan positif dengan
siswa SMA kristen 1 random sampling. tingkat korelasi lemah antara kecanduan
tomohon( Vol 1 No 2, Hal internet dengan kualitas tidur pada siswa
1-8;2018) SMA Kristen 1 Tomohon r=0,245, p =
0,018
Christoph Randler, Smartphone addiction Journal of Crosssectional, 342 ada korelasi sedang dan negatif
Lucia Wolfgang, proneness in relation to Behavioral responden dengan pada penggunaan smartphone apda
Katharin Matt, Eda sleep and morningness– Addictions teknik convenience malam hari, durasi tidur selama
Demirhan, Mehmet eveningness in German sampling seminggu berkorelasi negatif dengan
Bari¸S Horzum And adolescents ( Vol.5 no 3 ,
ekcanduan smartphone,dimana
¸Senol Be¸Soluk Hal 465– 473;2016)
perempuan memiliki nilai kecanduan
lebih tinggi lebih tinggi (2,39 ± 0,78)
dibandingkan anak laki-laki (2,04 ±
0,63). dibandingka laki-laki. Durasi
tidur yang lebih rendah ditemukan
pada remaja muda
Kadir Relationship of Journal of Crosssectional,319 depresi, kecemasan, dan kualitas
demirci,mehmet smartphone use severity Behavioral Add responden dengan tidur dapat dikaitkan dengan terlalu
Akgönül And with sleep quality, teknik convenience
depression, and anxiety in sering menggunakan smartphone.
Abdullah Akpinar sampling Terlalu sering digunakan dapat
university students( Vol.4
no2 , Hal 85-92;2015) menyebabkan depresi dan / atau
kecemasan, yang pada gilirannya
dapat menyebabkan masalah tidur.
*FAlnD1slflKDtJDR*R
SURAT PERMOHONAN RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi

Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo:

Nama : Erlin Khoriana

Nim : 010116A030

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan pola asuh orang tua

dengan perilaku bullying remaja di SMP N 1 Bandungan”. Penelitian ini tidak

berbahaya dan tidak merugikan anda sebagai reponden. Kerahasiaan semua informasi

yang telah diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

saja. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka diperbolehkan untuk tidak ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Apabila anda menyetujuinya, maka saya mohon kesediannya untuk

menandatangani lembar persetujuan sebagai penatalaksanaan penelitian saya. Atas

perhatian dan kesediaan anda menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

(Erlin Khoriana)
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama (Inisial) :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo yang sedang

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan pola asuh orang tua dengan

perilaku bullying remaja di SMP N 1 Bandungan”.

Saya memahami bahwa dalam penelitian ini tidak ada unsur yang merugikan,

untuk itu saya setuju dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani

persetujuan ini.

Responden

( )
Kuesioner Penelitian

PITTSBURGH SLEEP QUALITY INDEX (PSQI)

PETUNJUK

Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan kebiasaan tidur yang biasa


anda lakukan selama seminggu lalu. Jawaban dari anda akan mengindikasikan
tanggapan yang paling akurat pada mayoritas sehari-hari atau malam-malam
yang anda lalui seminggu lalu. Mohon anda menjawab semua pertanyaan.

A. Jawablah pertanyaan berikut ini pada titik-tikik yang disediakan!

Selama sebulan yang lalu,

1. Kapan (jam berapa) biasanya anda tidur pada malam hari?


2. Berapa lama (dalam menit) anda perlukan untuk dapat tertidur tiap malam?
3. Kapan (jam berapa) biasanya anda bangun di pagi hari?
4. Berapa jam lama tidur anda yang sebenarnya tiap malam? (hal ini berbeda
dengan jumlah jam yang anda habiskan ditempat tidur)

B. Berikan tanda (√) pada salah satu jawaban yang bapak/ibu anggap
paling sesuai!

5 Seberapa sering masalah-masalah Tidak 1x 2x ≥3x


dibawah ini mengganggu tidur anda? pernah seminggu seminggu seminggu
(0) (1) (2) (3)
a) Tidak dapat tidur dalam 30 menit

b) Bangun tengah malam atau dini hari


c) Harus bangun dimalam hari untuk kek
kamar mandi
d) Tidak mampu bernafas dengan nyaman
saat tidur dimalam hari
e) Batuk atau mendengkur keras saat tidur di
malam hari
f) Merasa kedinginan atau menggigil demam
saat tidur dimalam hari
g) Merasa terallau kepanasan saat tidur
dimalam hari
h) Mengalai mimpi buruk saat tidur dimalam
hari
i) Merasa kesakitan saat tidur di malam hari
(misal kram,pegal,nyeri)
j) Hal lain yang membuat tidur anda
terganggu di malam hari, jelaskan ..
6 Selama seminggu terakhir, seberapa sering
anda minum obat (resep dokter/atau
membeli bebas) untuk membantu anda
tertidur?
7 Selama seminggu yang lalu,seberapa
sering anda mengalami kesulitan untuk
tetap terjaga/segar/tidak merasa ngantuk
ketika makan atau melakukan aktivitas
lain?
Tidak Kecil Sedang Besar
antusias
(0) (1) (2) (3)
8 Seberapa besar antusias anda ingin
menyelesaikan masalah yang anda hadapi
Sangat Baik Kurang Sangat
baik kurang (3)
(0) (1) (2)
9 Bagaimana kualitas tidur anda selama
sebulan yang lalu
Bagaimana kualitas tidur anda selama
seminggu yang lalu
SMARTPHONE ADDICTION

Petunjuk pengisian kuesioner :

10. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang paling


mewakili kondisi saudara dalam menyikapo pertanyaan yang
diberikan
11. Satu soal hanya memiliki satu jawaban dan semua jawaban
dianggap benar,sehingga diharapkan dapat mengisi sesuai dengan
keadaan saudara
C. Sangat setuju (SS)
D. Setuju (S)
E. Tidak setuju (TS)
F. Sangat tidak setuju (STS)

NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Menggunakan smartphone adalah hal
terpenting bagi saya
2 Saya jarang ngobrol dengan anggota keluarga
karena penggunaan smartphone
3 Sata selalu memeriksa smartphone setiap
bangun tidur
4 Saya merasa lebih percaya diri saat
menggunakan smartphone
5 Sebelum saya merasa puas berhubungan
dengan teman saya(Chat/media sosial),saya
tidak akan berhenti untuk menggunakanya
6 Saya merasa gelisah saat tidak memegang
smartphone
7 Saya membawa smartphone ke tolitel bahkan
ketika saya buru-buru
8 Saya panik,cemasa dan tidak nyaman jika
smartphone saya tertinggal dirumah dari pada
dompet saya yang tertinggal
9 Saya selalu memeriksa smartphone agar tidak
ketinggalan percakapan antar pengguna
media sosial/group chat
10 Saya sulit berkonsentrasi dalam pekerjaan
atau saat mengerjakan tugas karena
penggunaan smartphone
11 Saya selalu gagal saat mencoba mengurangi
waktu penggunaan smartphone
12 Tantangan bermain game di smartphone
membuat saya sulit berhenti menggunakan
smartphone
13 Saya sulit mengontrol waktu mnggunakan

aplikasi-aplikasi yang ada pada smartphone


14 Sinyal smartphone yang jelek emmbuat saya
kesal
15 Tidak masalah jika saya harus menghentikan
penggunaan smartphone
16 Saya menggunakan smartphone seperlunya
,tidak terus menerus
17 Say asering menunda untuk membuka
smartphone ketika ada notifikasi masuk
18 Hidup saya lebih tening dan tentram tanpa
smartphone
19 Saya lebih senang curhat dengan temann
secara langsung dari pada melalui
smartphone
20 Ketika memiliki waktu luang ,saya
berbincang bincang degn anggota keluarga
21 Saya selalu tidur tanpa membawa smartphone
disamping saya

Anda mungkin juga menyukai