Anda di halaman 1dari 3

Nama : NILA YUBILINA

NPM : 0926010255
Lokal : 1 F Keperawatan

PENDERITA HIV/AIDS DI BENGKULU

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat


menyebabkkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel
CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang
biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel
darah putih sangat diperlukaan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh
maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung.
Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang
merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh
makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom
AID yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh
melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki
karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS di butuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi AIDS.
Penularannya melalui hubungan seks, dengan cara melakukan hubungan
sex bebas berganti-ganti pasangan, berganti-ganti mitra seks gunah. Jangan
berganti-ganti mitra seks guna meminimalkan kemungkinan terinfeksi HIV lewat
pasangan. Jika anda tidak mengetahui pasti bahwa pasangan Anda terinfeksi HIV
atau tidak, sebaiknya memakai kondom yang baik dengan benar ketika
berhubungan seks.
Program pengurangan dampak buruk narkoba di antaranya melalui
program jarum suntik steril (PJSS), sudah menjadi prioritas dalam strategi
nasional penanggulangan AIDS 2003-2007. Hal itu disampaikan oleh Haikin
Rahmat, ketua Kelompok Kerja Harm Reduction Komisi Penanggulangan AIDS
Nasional di sela-sela rapat pembahasan petunjuk pelaksanaan program jarum
suntik steril pada pengguna narkotika suntik (penasun) yang dilaksanakan di
kantor Menko Kesra beberapa waktu lalu.
Dalam artikelnya yang berjudul “Penderita HIV/AIDS di Bengkulu”
penderita penyakit “Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency
Syndrome” (HIV/AIDS) di Provinsi Bengkulu terus meningkat, dan hingga Februari
2007 jumlah penderita penyakit mematikan yang teridentifikasi sebanyak 96 orang.
Jumlah itu jauh mengalami peningkatan dibandingkan hasil pendataan Agustus 2006
yang hanya 79 orang. “Itu yang teridentifikasi, jumlah penderita yang sesungguhnya
kemungkinan lebih banyak bahkan bisa dua sampai tiga kali lipat,” kata Plt Sekretaris
Provinsi Bengkulu Fauzan Rahim di Bengkulu, Minggu (11/2).
Penderita HIV/AIDS sulit teridentifikasi karena relatif tertutup, dan
mereka barn kelihatan mengindap penyakit itu kalau sudah akut atau stadium
tinggi. Untuk itu, ia berharap masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit
kelamin itu dengan menghindari gonta-ganti pasangan dan menggunakan
Narkotika. Sebagian besar penderita HIV/AIDS di Bengkulu tertular karena
Narkoba. "Mereka menggunakan Narkoba dengan cara disuntikan secara
bergiliran, sehingga terjadi penularan," kata Fauzan yang juga Ketua Harian
Badan Narkotika Provinsi Bengkulu itu. Terkait banyaknya pengindap penyakit
itu, Fauzan memerintahkan Dinas Kesehatan agar meningkatkan sosialisasi bahas
HIV/AIDS pada masyarakat serta cara penularanya.
Pada pihak RSUD M Yunus, Fauzan meminta agar melakukan persiapan
dan menyediakan ruangan khusus untuk merawat para penderita penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Yusdi Zahrias mengaku selama ini
sosalisasi masalah HIV/AIDS terus dilakukan baik secara pribadi (Dinas
Kesehatan) maupun kerja sama dengan pihak lain yang perduli terhadap penyakit
itu.
"Sosialisasi kita lakukan pada semua kalangan mulai dari anak sekolah
hingga masyarakat umum," katanya. Selain itu, Dinas Kesehatan juga secara rutin
melakukan pengambilan sampel darah pada kalangan rawan penyebaran penyakit
itu seperti lokalisasi dan penjara. Terkait banyaknya penderita HIV/AIDS yang
meninggal, menurut dia karena keengganan mereka untuk memeriksakan diri ke
rumah sakit disebabkan malu dan ketidaktahuan.
"Memang penderita HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan, tapi dengan
berobat secara teratur saat masih stadium rendah dapat memperlambat penyebaran
virus di badannya," katanya. Yusdi juga mengakui, jumlah penemuan penderita
HIV/AIDS di daerah itu terus bertambah. Pada 2002 hanya ditemukan tujuh orang
pengindap HIV/AIDS, kemudian 2003 ditemukan cuma lima orang, 2004
penemuan kasus meningkat drastis yakni 13 orang, 2005 ditemukan 17 orang dan
selama 2006 telah ditemukan 47 orang, dan pada awal 2007 ditemukan dua orang,
sehingga jumlahnya 96 orang.
Direktur RSUD M Yunus Bengkulu dr. Syarifuddin menjelaskan, RSUD
tidak menyediakan ruangan khusus untuk merawat penderita HIV/AIDS. Pasien
penyakit berbahaya itu di rawat di ruangan Kemuning satu lokal dengan penderita
rabies dan penyakit menular lainnya.
"Kita tidak menyediakan ruangan khusus, karena takut dianggap
melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) karena telah memisah-pisahkan pasien,
tapi kami telah membangun dua ruangan untuk merawat pasien penyakit
menular," katanya. Mengenai tenaga medis dan vaksin, menurut dia telah tersedia.
Beberapa tenaga medis telah dilatih untuk menangani pasien AIDS. Sedangkan
vaksin/obat, juga tersedia namun hanya untuk menambah kekebalan tubuh
penderita atau bukan untuk penyembuhan. Hingga kini belum ada obat yang bisa
menyembuhkan pasien AIDS.

Anda mungkin juga menyukai