Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan secara umum dapat didifinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua
komponen didalam sel hidup. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh
bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan merupakan pertumbuhan. Pada
mikroorganisme, petumbuhan individu(sel) dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan sel dan
pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang terjadi, kadang-kadang terlalu
cepat pertumbuhannya, sulit untuk diamati dan dibedakan.(Dwidjoseputro. 2005)

Umur sel jasad renik ditentukan segera setelah proses pembelahan sel selesai sedangkan umur
kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi. Ukuran sel tergantung dari kecepatan
pertumbuhannya. Semakin baik zat nutrisi didalam substrat tempat tumbuhnya, mengakibatkan
pertumbuhan sel semakin cepat dan ukuran sel semakin besar.(dwidjoseputro. 2005)

Akhir-akhir ini ditemukan cara pengujian yang lebih cepat dan tepat, yaitu dengan menggunakan
saringan halus yang dibuat dari pada semacam selulosa. Metode ini dikenal sebagai metode
penyaringan(membrane filter method). Cara untuk menguji permurnian air sehingga
mikroorganisme tidak terlalu banyak.(waluyo. 2004)

Pengukuran pertumbuhan, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur atau
menghitung jumlah jasad renik, yaitu :

a)      Perhitungan jumlah sel

o   Hitungan mikroskopik

o   Hitungan cawan

o   MPN (Most Probable Number)

b)      Perhitungan massa sel secara langsung

o   Cara volumetric

o   Cara gravimetric

o   Turbidimetri (kekeruhan)

c)      Perhitungan massa sel secara tidak langsung

o   Analisis komponen sel secara (protein, AND, ATP, dan sebagainya)

o   Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas)

o   Analisis komsumsi nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino mineral, dan sebagainya)
Perhitungan massa sel secara langsung maupun perhitungan massa sel secara tidak langsung jarang
digunakan dalam menguji jumlah mikroba padabahan, tetapi juga sering digunakan untuk mengukur
pertumbuhan sel selama proses etrmentasi. Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah
mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu pengukiran.

Metode volumetric dan gravimetric, pengukuran volume dan berat sel dilakukan terlebih dahulu
dengan menyaring mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu, bila substrat tempat tumbuhnya
banyak mengandung padatan, misalnya bahan pangan, sel mikroorganisme tidak dapat diukur
dengan menggunakan metode volumetric maupun dengan turbudimetri. Perhitungan massa sel
secara tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel -sel selama proses
fermentasi dimana komponene substrata atau bahan yanag difermentasi dapat diamati dan diukur.
(dwidjoseputro. 2005)

Cara menghitung bakteri

o   Menghitung secara langsung

Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meninkatkanya konsentrasi sel-sel,
begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan yang mengandung sejumlah bear
bakteri(kira-kira lebih dari 104 per ml) biasanya diencerkan dari  1:10 sampai 1:10 atau lebih
tergantung bahan pemeriksaan dan metode hitung sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat
diandalkan dan memudahkan perhitungan. Perhitungan langsung ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

a.       Menghitung sel langsung

Cara ini menggunakan bilik hitung(hemositumeter) yang menghasilkan hitungan total, karena semua
sel terhitung, baik sel yang hidup maupun yang mati. Karena bakteri itu sangat kecil, maka
perhitungan yang dilakukan secara setatistik dapat diterima, namun harus dibuat suspense
sekurang-kurangnya 104 per ml.

b.      Menghitung dari preparat pengnceran

Sama halnya dengan menghitung sel langsung, cara ini menghasilkan hitung total. Perhitungan
dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah volum pada luas kaca objekyang telah diukur dicat
dengan metilen biru atau cat lain yang sesuai kemudian dihitung jumlah organism pada bagian-
bagian yang telah diketahui luasnya.

c.       Menghitung dengan filter membrane

Contoh cairan yang telah ditakar dan disaring dengan filter steril yang terbuat dari membrane
berpori. Bakteri yang bertahan oleh filter itu kemudian dihitung langsung

d.      Menghitung dengan alat perhitungan elektronik

Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa detik penggunaan kebanyakan
alat ini didasarkan alat kerja dengan lubang pengnilai elektronik(dapat disamakan dengan mata
elektronik).(irianto. 2007)
Cara hitungan mikroskopik

o   Metode Petroff-Hawser

Dalam metode ini, hitungan mikroskopik dilakukan dengan pertolongan kotak-kotak skala, dimana 
dalam setiap ukuran skala seluas 1mm terhadap 25, kotak besar dengan luas 0,04 mm, dan setiap
kotak besar terdiri dari 16 kotak-kotak kecil. Tinggi sampel yang terletak diantara kaca benda dan
kaca penutup adalah 0,02 mm. jumlah sel dalam beberapa kotak besar dapat dihitung, kemudian
dihitung jumlah sel rata-rata dalam kotak besar. Jumlah sel per ml sampel dapat dihitung sebagai
berikut :

Jumlah sel per ml sampel :

      Jumlah sel per kotak besar x 25 kotak x 1/0,02 x 10 3

      Jumlah sel / mm2

      Jumlah sel / mm3

      Jumlah sel / mm3 (ml)

Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 25 x 50 x 10 2 

             Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 1,25 x10 6

Hitungan mikrokopik merupakan metode yang epat dan urah tetapi mempunyai kelemahan sebagai
berikut :

o   Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup, karena itu keduanya
terhitung

o   Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop sehingga kalau tidak teliti tidak
terhitung

o   Untuk mempertinggi ketelitian jumlah sel di dalam suspense harus cukup tinggi, minima untuk
bakteri 106 sel/ml metode Bread.

Cara ini merupakan suatu cara cepat yaitu menghitung bakteri langsung dengan menggunakan
mikroskop. Kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap susu yang dipasteorisasi, karena secara
mikroskopik tidak dapat dibedakan antara sel-sel bakteri yang masih hidup atau yang tel mati,
karena perlakuan pasteorisasi. Metode hitung cawan.(dwidjoseputro. 2005)
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung, tanpa mikroskop.(dwidjoseputro. 2005)

Pada individu multiseluler bila sel-selnya membelah individunya menjadi bertamabah banyak, pada
mikroorganisme uniseluler pembelahan berarti bertambah banyaknya individu. Jadi dalam hal ii
pembelahan berrti multiplikasi. Bakteri multiplikasi secara aseksual dengan pembelahan menjadi
dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap keturunannya secara
individual dapat melanjutkan proses reproduksi secara tidak terbatas dengan cara yang sama dengan
induknya atau individu sebelumnya dengan syarat tersedia makanan dan energy yang cukup dan
keadaan linkungan(PH,Suhu) bebas polusi oleh sisa buang yang beracun dan sebagainnya.(irianto.
2007)

Kebanyakan bakteri bermultiplikasi dengan pembelahan biner melintang yaitu pembelahan menjadi
dyua sel yang sama, tidak semua factor yang memprakarsai dan menguasai pembelahan sel ini di
ketahui dengan jelas. Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup berkembang menjadi satu koloni jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan
merupakan suatu indeks bagi jumlah organism yang dapat hidup terkandung pada sampel. Karena
jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya maka untuk memperoleh
sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhu syarat
tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan.(irianto. 2007)
BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

            Praktikum kali ini tentang perhitungan jumlah mikroba dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April
2011, pada pukul 10.00-12.00 wita dan dilanjutkan pada hari Kamis, tanggal 14 April 2011 pada
pukul 14.00-15.00 wita, bertempat di laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

     3.2.1 Alat-alat

-          Mikropipet

-          Bluetip

-          Spatula

-          Cawan petri steril

-          Lampu Bunsen

-          Labu Erlenmeyer

-          Pensit

-          Digital coloni Counter

-          Hand fally c ounter

-          Laminar air flow cabinet

-          Spidol

-          Tabung reaksi

-          Rak tabung reaksi

-          Inkubator

-          Hot plate

-          Autoclave

-          Neraca analitik


-          Wadah

-          Botol spray

    3.2.2 Bahan-bahan

-          Alkohol 70%

-          Garam fisiologis 0,9%

-          LBA

-          Kertas lebel

-          Aquades

-          Tanah teknik 1 gr

-          kore

-          Pensil

-          Tissue

3.3 Cara kerja

    3.3.1 Pengamatan Tanah Teknik

1.      Disterilkan tangan dengan menggunakan alcohol 70%

2.      Ditimbang sampel tanah sebanyak 1 gram

3.      Disiapkan tabung reaksi berisi garam fisiologis sebanyak 9 ml

4.      Dimasukkan tanah 1 gram kedalam tabung reaksi berisi garam fisiologis secara aseptic dan
divortex ini pengenceran 10-1, kemudian ambil 1ml dari pengenceran 10 -1, dimasukkan dalam tabung
pengenceran 10-2 divortex, diulangi sampai pengenceran 10 -5

5.      Diambil tiga pengenceran 10-3, 10-4, 10-5, masing-masing diambil sebanyak 1 ml dan diletakkan
pada cawan petri yang berbeda, sebelumnya dipanaskan pinggian cawan petri

6.      Diambil LBA, buka tutup Erlenmeyer, dipanaskan mulut Erlenmeyer, kemudian dituangkan LBA
kedalam cawan petri yang telah berisi pengenceran sampai menutupi seluruh permukaan, lakukan
pada cawan 10-3, 10-4, 10-5

7.      Ditutup cawan petri, kemudian dihomogenkan dengan digerakkan membentuk angka delapan

8.      Diberi kertas label


9.      Dinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam

10.  Dihitung jumlah mikroba pada masing-masing cawan petri.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengamatan

   4.1.1 Tabel Pengamatan Jumlah Mikroba Tanah Teknik

N                  Sampel                                Keterangan


O

 1 Tanah teknik 10-3

  Jumlaqh koloni = 300

Jumlah koloni /gr = jumlah koloni/cawan x


1/factor pengencer

2
Jumlah koloni = 91
Tanah teknik 10-4 Jumlah  koloni/gr = jumlah koloni/cawan x
1/factor pengenceran
 

Jumlah koloni = 11
3
Jumlah koloni/gr  = jumlah koloni/cawan x
1/factor pengenceran

Tanah teknik 10-5

   4.1.2 Grafik

4.2 Perhitungan

   4.2.1 perhitungan tanah teknik 10-3

Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran

= 300 x 1/10-3

= 300000 cfu/gram

  4.2.2 Perhitungan tanah teknik 10-4

            Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran

            = 91 x 1/10-4
            =910000 cfu/gram

   4.2.3 Perhitungan tanah teknik 10-5

            Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran

            = 11 x 1/10-5

            = 1100000 cfu/gram

4.3 Pembahasan

Dalam percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan metode total plate count
(TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan metode
pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 mllarutan
garam fisiologis, larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri steril,
dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media penyubur merupakan
nutrisi untuk makanan mikroba.(dwidjoseputro. 2005)

Dalam percobaan ini digunakan media LBA (Luria Barthani Agar) media ini sama halnya dengan
media NA dan PDA, sebagai media pertumbuhan mikroba. Komposisi dar LBA adalah Nacl 0,5%,
pepton 1%, yeast extras 0,5% dan agar 1,5%.

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil dengan perhitungan menggunakan digital
coloni counter didapatkan hasil yang berbeda-beda dari tiap-tiap cawan petri dengan pengenceran
yang berbeda namun dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengenceran yang dilakukan
maka semakin sedikit mikroba yang tumbuh dalam media. Dapat kita lihat pada pengenceran 10 -3
didapatkan pehitungan koloni sebanyak 300, pada pengenceran 10 -4 didapatkan hasil perhitungan
sebanyak 91 koloni, dan pada pengenceran 10 -5 didapatkan hasil perhitungan sebanyak 11 jumlah
koloni.

Dilakukan pengenceran sampai 10-5 berfungsi untu mengurangi jumlah mikroba. Dan dapat melihat
perbedaan mikroba yang tumbuh atau baerkembang dari pengenceran 10 -3, 10-4,dan 10-5. Bertujuan
untuk memperkecil jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan sehingga untuk membantu
perhitungan jumlah mikroba.

Dalam melakukan percobaan dilakukan beberapa perlakuan yaitu memanaskan pinggiran cawan
petri agar bakteri yang telah  diinginkan tidak tumbuh dan mencegah terjadinya kontaminasi.
Dihomogenkan larutan dengan vortex agar tidak terjadi dua fase dan larutan tercampur merata.
Ditimbang sampel agar sesuai dengan takaran.

Terdapat factor kesalahan dalam melakukan percobaan ini yaitu kurang teliti dalam menghitung,
jumlah mikroba sehigga hasil yang didapatkan tidak tepat.
BAB V

PENUTUP

5.1       Kesimpulan

            Dari percobaan perhitungan jumlah mikroba dapat disimpulkan bahwa :

-          Komposisi dalam pembuatan LBA (luria bertahani agar), adalah Nacl 0,5%, pepton 1%, yeast
ectras 0,5% dan agar 1,5%.

-          Dari percobaan dengan menggunakan sampel tanah teknik, pada pengenceran 10 -3 didapatkan
300 jumlah koloni, pada pengenceran 10 -4 didaapatkan 91 jumlah koloni dan pada pengenceran 10 -5
didapatkan 11 jumlah koloni.

-          Dilakukan pengenceran bertujuan untuk memperkeci atau mengurangi jumlah mikroba yang
tercupensi dalam cairan sehingga membantu untuk mempermudah perhitungan jumlah mikroba.

5.2 saran

            Sebaiknya peraktikan harus teliti dalam menghitung jumlah koloni, sehingga hasil yang
didapatkan tepat.

Posted by Ita Trie Wahyuni at 6:53 PM

Anda mungkin juga menyukai