PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor adalah proliferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa
merupakan kelainan yang benigna atau maligna. (Brooker C. , 2001). Tumor dapat
salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi pada organ sistem perkemihan,
Tumor ginjal ada dua yaitu tumor ginjal padat jinak dan tumor ginjal ganas.
dan hamartoma. Sedangkan tumor ginjal ganas biasanya berupa tumor padat yang
berasal dari urotelium, yaitu karsinoma sel transional atau yang berasal dari sel
dari semua kanker. Tumor renal maligna yang kecil (adenoma) bisa timbul tanpa
membawa kerusakan yang jelas atau menimbulkan berbagai gejala. Carcinoma sel-
sel ginjal jarang timbul sebelum orang berusia 40 tahun, lebih sering berjangkit pada
usia 50 tahun samapi 70 tahun, terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita
(Admin, 2011)
Selain tumor ginjal yang berbahaya pada sistem perkemihan, tumor vessika
urinaria juga merupakan tumor yang paling sering dijangkiti kanker dari alat
perkemihan. Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria
dibandingkan dengan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-
kira 25% pasien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
(Admin, 2011).
Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat
lebih dari 20 % sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi
yang diketahui dari kanker kandung kemih adalah karena bahan kimia
Tumor dari kandung kemih berurutan dari papiloma benigna sampai ke carcinoma
maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi, karena
karena itu setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi dan
Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma. (Admin, 2011). Maka dari itu
perlunya kita untuk menjaga kesehatan dalam organ perkemihan kita agar terhindar
C. Tujuan Penulisan
2. Tujuan Khusus
KONSEP MEDIS
A. Tumor Ginjal
1. Pengertian
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transmformasi dan tumbuh
secara autosom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya (Sjamsuhidajat R, 2004).
Tumor adalah proliferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa
ginjal terbagi menjadi 2 , yaitu tumor ginjal padat jinak dan tumor ginjal ganas.
tumar padat yang berasal dari urotelium yaitu karsinoma , sel transional , atau
2. Etiologi
a. Merokok
b. Obesitas. Menjadi faktor risiko, terutama pada wanita, berat badan yang
3. Patofisiologi
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks
maupun daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah
sekitar ginjal. Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan
Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9
cm. Secara makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh
karena mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak
Salah satu penyebab utama tumor ginjal adalah merokok, karena didalam
sistem pada DNA atau mutasi DNA yang ada pada inti sel. Unit fungsional
DNA disebut gen yang terkenal sebagai pembawa sifat keturunan. Sebenarnya
fungsi DNA ini adalah pengatur semua kehidupan sel. DNA yang menentukan
DNA akan diperbaiki oleh yang namanya DNA repair mechanism, bila repair
ini gagal maka sel akan mengalami Apoptosis. Apoptosis ini adalah kematian sel
dengan cara bunuh diri akibat terpapar asap rokok. (Erna. 2008)
(dinamakan demikian karena aktivasi berlebihan dari gen ini menyebabkan sel
akan terus membelah dan menjadi kanker) seperti gen RAS atau menginkativasi
gak karu-karuan, dan membentuk sel-sel dengan struktur yang lebih primitif,
alami, bahkan dengan gampang terlepas. Sel-sel yang terlepas paling sering
masuk aliran limfe dalam pembuluh limfe, juga darah dan kemudian bila dia
berhenti pada suatu tempat dia akan berkembang biak disitu menimbulkan yang
Tumor tanpa disertai gejala dan ditemukan pada pemeriksaan fisik secara
ginjal.
d. Nyeri pinggul : distensi kapsul ginjal dan invasi sekitar struktur ginjal.
5. Komplikasi
6. Diagnosa Banding
tanda gagal ginjal dapat mirip dengan ginjal polikistik, tetapi pada
juga pada anak, tidak kelihat kelainan bentuk pielum dan kaliks pada
a. USG membantu membedakan kista dari tumor ginjal dan digunakan sebagai
8. Penatalaksanaan
diharapkan hasil yang memuaskan.Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal disebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi
radikal.
a. Pembedahan,
nefroktomi radikal di lakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan
harus diangkat.
b. Radioterapi
hati dan paru.Karena itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan
tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau stadium III
dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga di berikan
c. Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi.
Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang
berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping
yang rendah terhadap sel yang normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra
maupun pasca bedah didasarkan penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang
mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 – 8 minggu. Jadi,
total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan:
a) Tekanan darah: pada tumor yang telah lanjut, awitan nyeri yang
anak kecil).
c) Respiratory rate: biasanya meningkat (di atas 20x/menit), perubahan
paru-paru.
aktivitasnya.
sedikit terganggu.
yang dirasakan.
- Takikardi.
- Akral dingin.
c) Integritas ego
d) Eliminasi
kreatinin
e) Makan/cairan
f) Sensori/neural
sensori.
g) Nyeri
h) Respirasi
i) Keamanan
j) Seksualitas
k) Interaksi sosial
pasangannya.
l) Bio-psiko-sosio-spiritual
5) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi :
dan lemah.
b. Palpasi :
6) Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium:
dengan tes fungsi hati (a chemistry panel with liver function tests), dan
penilaian (assessment) status jantung, paru-paru, dan ginjal, sangat
hypoalbuminemia.
(absence of metastases).
Prosedur diagnostik:
a. Biopsi
b. Imaging Modalitas
Direkomendasikan untuk:
c. USG
e. MRI
rinci dari tubuh. Sebuah media kontras dapat disuntikkan ke pembuluh darah
PET scan adalah cara untuk membuat gambar organ dan jaringan dalam
tubuh. Sejumlah kecil zat radioaktif disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Zat
ini diserap terutama oleh organ dan jaringan yang menggunakan energi.
lebih dari zat radioaktif. Scanner kemudian mendeteksi zat ini untuk
Rupture nefron
Hematuri
Kehilangan eritrosit
Penurunan HB
Penurunan metabolism
Kelemahan umum
Pusing, bila beraktivitas
Intoleransi aktivitas
C. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga.
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan
penurunan intake.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
D. Rencana Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga.
Tujuan :
1. Pasien tidak menunjukan bukti-bukti akumulasi cairan atau akumulasi
cairan yang ditujukan pasien minimum
2. Pasien mendapat volume cairan yang tepat
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang ditujukan
pasien minimum atau tidak ada
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital setiap 4 jam Bukti fisik defisit cairan.
2. Laporkan adanya penyimpangan Sehingga pengobatan segra dilakukan
dari normal
3. Berikan albumin bergaram rendah Meningkatkan tekanan osmotik koloid
sesui indikasi sehingga mempertahangkan cairan
dalam vaskuler
Tujuan : Paien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang
dapat diterima anak.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri Menentukan tindakan selanjutnya
2. Lakukan tehnik pengurangan nyeri Sebagai analgesik tambahan
nonfarmakologis
3. Berikan analgesik sesuai Mengurangi rasa sakit
ketentuan
4. berikan obat dengan jadwal Untuk mencegah kambuhnya nyeri
preventif
5. hindari aspirin atau senyawanya Karena aspirin meningkatkan
kecenderungan pendarahan
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan