Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu

STUDI KASUS

KEPERAWATAN DASAR

”Pemasangan kateter urine”

1. Kasus

Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirwat diruang bedah dengan keluhan sering

merasakan nyeri di pinggang sebelah kanan. Hasil pengkajian : Saat BAK sering

terasa nyeri, nyeri skala 5 dan BAK tidak tuntas. Ada keluhan BAK menetes di

akhir, riwayat hematuria dan dilakukan litotripsi, sebelum tindakan tersebut,

apakah tindakan keperawatan dasar yang dilakukan pada kasus diatas.

a. Diagnosa Keperawatan

1) Hambatan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomik:

Domain 3. Eliminasi dan pertukaran, Kelas 1. Fungsi urinarius, Kode

(00016)

Ds: Pasien mengatakan nyeri dipinggang sebelah kanan, saat BAK sering

terasa nyeri, BAK tidak tuntas dan BAK menetes di akhir

Do: Skala nyeri 5, riwayat hematuria dan dilakukan litotripsi

b. Tindakan Keperawatan Dasar

Pemasangan kateter urine adalah memasukan selang karet atau selang kateter

kedalam kandung kemih. Memasukan kateter melalui uretra kedalam kandung

kemih dengan tujuan mengeluarkan urine (Perry & Potter 2021)


c. Tujuan Tindakan Keperawatan

1) Menggosongkan kandung kemih atau memasukkan cairan ke kandung

kemih (irigasi kandung kemih).

2) Memudahkan pengeluaran urine pada pasien inkontinensia

3) Memudahkan drainase dan kandung kemih secara kontinyu pasca trauma/

operasi pada saluran kemih atau operasi besar lainnya

4) Untuk membidai uretra dan mempercepat pemulihan pasca operasi urologi

5) Meredakan retensi urine akut atau kronis

6) Mencegah kontak urine dengan insisi pasca operasi perineum

d. Prinsip pelaksanaan

1) Perhatikan sterilisasi

2) Pastikan balon fiksasi sudah berada di dalam kandung kemih sebelum diisi

air

3) Jangan memaksakan masuknya kateter jika ada tahanan saat

memasukkannya, karena dapat menyebabkan trauma/kerusakan uretra.

4) Privasi pasien (hak pribadi pasien untuk rasa aman dan nyaman)

e. Persiapan Alat dan bahan

1) Sebuah nampan berisi

 Senter /lampu gantung/ lampu sorot

 Baskom berisi air hangat, sabun, waslap, pispot, handuk dll

 Sarung tangan sekali pakai

 Nierbeken
 Larutan anti septik

 NaCL steril

 Jelly

 Plester dan gunting

 Tempat sampah medis dan non medis

2) Sebuah nampan berisi

 Sarung tangan steril

 Kain steril/duk yang dilubangi

 Kateter sesuai ukuran yang diperlukan

 Nierbeken

 Forsep arteri

 Forsep pemisah

 Aqua steril

 Spuit steril 20cc

f. Prosedur dan Rasional Tindakan

No Prosedur Rasional Tindakan


1 Periksa instruksi dokter dan rencana asuhan Membantu mengidentifikasi
keperawatan alasan pemasangan kateter
2 Mengucapkan salam terapeutik Untuk membina hubungan saling
percaya antara perawat dengan
pasien
3 Melakukan Evaluasi/Validasi Evaluasi bertujuan agar pasien
merasa diperhatikan keadaannya,
agar perawat mengetahui kondisi
atau keluhan yang dirasakan
klien.Validasi bertujuan untuk
memastikan identitas pasien
4 Melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topik) Agar pasien mengetahui tindakan
apa yang akan dilakukan dan
estimasi waktu tindakan
dilakukan
5 Identifikasi pasien dan periksa waktu terakhir Pemeriksaan yang benar
pasien berkemih, tingkat kesadaran, membantu mengidentifikasi
mobilitas,keterbatasan fisik, dan kondisi patologis, kemampuan pasien untuk bekerja
misalnya: pembesaran prostat, distensi kandung sama selama prosedur dilakukan
kemih dll dan kemungkinan obstruksi saat
memasukan kateter

6 Jelaskan prosedurnya kepada pasien dengan Mengurangi kecemasan pada


penekanan apa yang haru dilakukan pasien untuk pasien dan mendapatkan kerja
dapat bekerja sama sama yang baik saat pemasangan
cateter
7 Menjaga privasi pasien Memberikan rasa nyaman dan
mengurangi rasa malu pada
pasien
8 Mencuci tangan Mengurangi risiko transmisi
mikroorganisme
9 Siapkan troli, letakkan semua peralatan yang Rak paling atas berfungsi sebagai
diperlukan di atas rak untk peralatan yang steril permukaan kerja yang bersih dan
dan rak bawah untuk tempat sampah dll. steril
10 Dekatkan troli ke samping tempat tidur klien Untuk meminimalkan
kontaminasi di udara dan
memudahkan pelaksanaan
tindakan
11 Lepaskan pakian dalam atau celana piyama jika Mempermudah pemasangan
pasien menggunakan dan gunakan handuk untuk cateter dan untuk menjaga
menutupi paha dan area genital pasien martabat dan kenyamanan pasien
12 Meletakkan alas tahan air atau perlak dibawah Untuk kebersihan pasiendan
bokong klien mencegah terjadinya infeksi
13 Atur posisi ketinggian tempat tidur yang sesuai Menjaga posisi tubuh yang baik
untuk bekerja dan berdiri pada sisi kanan pasien
dan geser pasien ke dekat perawat
14 Mengatur posisi pasien:
 Wanita : posisi dorsal recumbent dengan lutut Memaparkan struktur perineum
fleksi dan kedua kaki direntangkan. dengan baik
 Laki-laki : posisi supine dengan kaki abduksi Mencegah ketegangan perut dan
otot-otot pangggul
15 Menutup area pinggang kecuali area perineal Menjaga privasi pasien
dengan kain.
16 Menggunakan sarung tangan disposibble. Pembersihan akan mengurangai
Melakukan vulva atau perineal hygiene dengan jumlah mikroorganisme disekitar
sublimate jika terlalu kotor maka Cuci area meatus uretra dan kemungkinan
perineum atau alat kelamin dengan sabun dan air menempelnya mikroorganisme
dan mengeringkannya dengan kassa kering pada cateter
17 Beri pencahayaan yang adekuat. Dapat melihat meatus uretra
dengan jelas
18 Apabila menggunakan sebuah kantung penampung Karena satu tangan dibutuhkan
namun kantung tersebut tidak terdapat di dalam untuk memegang kateter setelah
paket kateterisasi, buka kemasan drainase dan kateter terpasang, buka kemasan
letakkan ujung selang dalam jangkauan saat kedua tangan masih bebas.
19 Apabila diperbolehkan, pakai sarung tangan bersih Untuk mengurangi nyeri saat
dan injeksikan 10-15 mL gel Xylocaine ke dalam pemasangan cateter
uretra. Lap bagian bawah batang penis untuk
meratakan gel ke atas uretra. Tunggu minimal 5
menit agar gel bekerja sebelum memasukkan
kateter.
20 Buka paket kateterisasi. Tuangkan larutan Mempersiapkan semua peralatan
antiseptik kedalam mangkuk dan buka untuk digunakan agar menghemat
pembungkus luar cateter dan letakan diatas waktu dan mencegah
nampan bila masih terbungkus, pasang duk kemungkinan kontaminasi
dibawah penis tanpa mengontaminasi pusat pusat
duk dengan tangan.

21 Buka pelumas, pencet dan buang tetesan pertama Tetesan pertam pelumas mungkin
dan tuangkan yang berikutnya diatas kasa steril sudah terkontaminasi
yang terletak diatas nampan
22 Menggunakan sarung tangan steril untuk Memeriksa balon cateter dan
membuka bungkusan set kateter steril. Mencek membantu mengidentifikasi
apakah balon berkembang sempurna dengan kebocoran pada balon cateter
memasukkan cairan dan menarik semua caiaran
kembali kedalam spuit
23 Buka botol steril penampung bahan dan Mencegah penyebaran
penampung urine yang steril yang siap digunakan mikroorganisme dan
diatas nampan steril mempermudah pengambilan
spesimen
25 Lumasi kateter (5-7,5 cm) dan letakkan dengan Mempermudah untuk memasukan
ujung drainase di dalam wadah penampung kateter dengan mengurangi
gesekan
26 Jika diinginkan, tempatkan duk bolong ke atas Menjaga kesterilan saat tindakan
meatus urinarius.

27 Bersihkan meatus uretra dengan larutan anti septik Mencegah penyebaran


jika direkomendasikan mikroorganisme
28 Gunakan tangan nondominan anda untuk Mengangkat penis dengan cara ini
memegang penis dengan tegas dibawah glans membantu meluruskan uretra
penis tarik sedikit kulit penis pegang penis lurus
ke arah atas 90 derajat dari tubuh dengan sedikit
tekanan.
29 Ambil kapas pembersih dengan forsep di tangan Antiseptik dapat membuat
dominan anda dan lakukan desinfesi pada penis jaringan licin tetapi kulit kulup
dan daerah sekitarnya atau pusat meatus dengan tidak boleh dibiarkan kembali ke
teknik sirkuler ke sekeliling glans. Lakukan meatus urinarius yang telah
dengan hati-hati sehingga saat mengelap pasien dibersihkan dan penis tidak boleh
tidak sampai mengontaminasi tangan yang steril. dijatuhkan. Larutan desinfektan
Gunakan kapas baru dan ulangi dua sampai tiga juga dapat mengiritasi kulit dan
kali. membrane mukosa

30 Memasukan kateter sepanjang 15 sampai 25 cm. Uretra pria sangat sempit dan
Minta pasien untuk menarik napas dalam saat membengkokan cateter dapat
memasukkan kateter jika menemukan mencederai spinkter. Menarik
hambatan,jangan memaksa memasukan kateter. napas dalam dapat membantu
Jika perlu, pelintir kateter atau tahan tekanan pada merelaksasi otot
kateter sampai sfingter berelaksasi. Masukkan
kateter 2 inci lebih jauh setelah urine mulai
mengalir ke kateter, untuk memastikan ujung
kateter sepenuhnya berada di kandung kemih.
31 Tampung urine yang keluar dalam nierbeken steril. Menampung urine membantu
Jika diperlukan tamping bahan urine dalam wadah menilai volume urne yang keluar
penampung bahan
32 Pegang kateter 2 cm dari muara meatus urinarius Mencegah agar kateter tidak
dengan tangan nodominan agar kateter tidak keluar kembali
terdorong kelur lagi. Taruh penis ke duk, hati-hati
jangan sampai kateter tertarik keluar
33 Untuk kateter menetap, kembungkan balon retensi Balon yang dikembangkan
sesuai ketentuan volume yang ada pada kateter membantu menahan kateter
sesuai ukuran kateter yang dipakai didalam kandung kemih
 Tanpa melepaskan kateter, pegang katup
inflamasi diantara kedua jari tangan nondominan
saat menghubungkan spuit dan kembungkan
dengan tangan dominan. Apabila pasien
mengeluhkan ketidaknyamanan segera tarik
cairan yang telah dimasukkan, masukkan kateter
lebih jauh sampai percabangan kateter dan coba
untuk kembali mengembungkan balon.
34 Tarik perlahan kateter sampai tahanan dirasakan untuk memastikan bahwa balon
telah mengembung dan terletak di
trigonum kandung kemih
35 Hubungkan kateter dengan kantung urine (urine Kantung urine yang berada di atas
bag) yang diikat diranjang dibawah ketinggian ketinggian menyebabkan aliran
kandung kemih balik urine dan menimbulkan
risiko terjadinya infeksi
36 Melakukan fiksasi kateter urine pada abdomen Traksi pada kateter dapat
bawah dengan posisi meatue uretra mengarah menimbulkan cedera pada meatus
keatas, fiksasi dengan menggunakan plester atau uretra
hipafix. Pastikan panjang yang adekuat untuk
menghindari traksi
37 Bersihkan area penis dari sisa antiseptik atau Memberi kenyamanan pada
pelumas. Letakkan kembali kulit kulup jika pasien
sebelumnya diretraksi. Kembalikan pasien ke
posisi nyaman.

38 Buang sampah pada tempat yang sudah disiapkan Menjaga peralatan agar siap untuk
serta bersihkan alat dan simpan kembali alat serta digunakan lagi nantinya
melepas sarung tangan dan buang pada sampah
infeksi
39 Mencuci tangan enam langkah Mengurangi risiko transmisi
mikroorganisme
40 Evaluasi hasil dan respon pasien Memastikan keadaan pasien
setelah tindakan pemasakan
kateter
41 Catat jenis tindakan dan hasil pemantauan pada Merupakan sarana komunikasi
rekam medis pasien antar staf dan profesi lain juga
Alasan kateterisasi sebagai acuan untuk melakukan
 Tanggal dan waktu kateterisasi tindakan selanjutnya serta sebagai
 Jumlah urine, warna urine bukti pertanggungjawaban
 Jenis dan ukuran kateter perawat atas segala tindakan yang
 Jumlah air yang dimasukkan ke dalam balon dilakukan.
 Masalah apa pun yang dinegosiasikan selama
prosedur
 Tanggal tinjauan untuk menilai perlunya
kateterisasi lanjutan atau tanggal penggantian
kateter
(Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010); (Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S.
2014); (Keperawatan, 2019)

2. Analisa tindakan video

Link video: https://youtu.be/BHXy9fGs7TQ


a. Tindakan keperawatan yang dilakukan: Pemasangan kateter urine
b. Kesenjangna antara teori dan gambaran pada video
No Kesenjangan Prosedur Hal yang sebaiknya dilakukan
1 Tidak melakukan dentifikasi pasien Penting untuk melakukan identifikasi berupa nama,
tanggal lahir nomor rekam medis atau mengecek
gelang pasien untuk memastikan ketepatan pasien
untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
melakukan tindakan atau tidak salah pasien .
2 Tidak melakukan kontrak waktu dan Sangat penting di jelaskan ke pasien untuk
tidak menjelaskan prosedur pemasangan mengurangi kecemasan pada pasien dan
kateter mendapatkan kerja sama yang baik saat pemasangan
cateter, Agar pasien mengetahui tindakan apa yang
akan dilakukan dan estimasi waktu tindakan serta apa
saja yang harus dilakukan pasien selama tindakan
3 Sebaiknya menyiapkan sarung tangan 2 Tetap mempertahankan prinsip steril, sarung tangan
pasang yaitu bersih dan steril yang bersih dipakai untuk menyiapkan pasien
sebelum paket set steril pemasangan cateter di buka
untuk meminimalkan risiko infeksi
4 Sebaiknya memasukan kateter sampai karena uretra pria itu lebih panjang, sehingga jika
pada pangkal kateter atau percabangan kateter belum dipastikan berada di trigonum kandung
kateter kemih dan balon kateter sudah di kembungkan maka
bisa terjadi nyeri hebat pada pasien
5 Lepas duk steril sebelum kateter di Untuk mempermudah mengangkat duk sehingga
sambungkan pada urine bag tidak terhambat oleh urine bag
DAFTAR PUSTAKA

Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erbs: Fundamentals of
Nursing: Concepst,Process, and Practice (Tenth). New Jersey: Pearson.

Herdman, T. H. & K. S. (2018). NANDA-I Diagnosis keperawatan :Defenisi dan


Klasifikasi 2018-2020. (Ester Monica, Ed.) (11th ed.). jakarta: EGC.

Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Clinical Nursing Procedures Jilid 1
(kedua). Tangerang Selatan: Binarupa Aksara Publisher.

Keperawatan, F. (2019). SOP Keterampilan Klinik Profesi Keperawatan Dasar.


Makassar: Fakultas Keprawatan Universitas Hasanuddin

Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Konsep, Proses, &
Praktik (7th ed.; D. Widiarti, A. onny Tampubolon, & N. B. Subekti, eds.).
Jakarta: EGC.

Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. . (2021). Fundamental of
Nursing (Tenth). Missouri: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai