Anda di halaman 1dari 50

“LAPORAN AKHIR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN NEMBEONA, RT


006/RW 003, DESA OENGGAUT, KECAMATAN ROTE BARAT,
KABUPATEN ROTE NDAO”

Dosen PJMK: Nomensen Banunaek., S. KM.,M. Kes.

Disusun Oleh :

NAMA MAHASIWA : ENRY FATTU

NIM : 1490119011R

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES NUSANTARA
KUPANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala


bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi
yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan
penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk


mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan
hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan
partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal
ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang
menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang


kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya
bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah
terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif
dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-
unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif.
Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapakan konsep kesehatan Keluarga dan keperawatan komunitas, serta
sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai
potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai,
maka mahasiswa Program Studi Ners STIKes Nusantara Kupang melaksanakan
pengkajian dan Praktik Keperawatan Komunitas dan Keluarga di Dusun
Nembeona RT 006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote Barat Kabupaten
Rote Ndao dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,
kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status
kesehatannya dengan Harapan, masyarakat akan mandiri dalam upaya
meningkatkan status kesehatannya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas dan


Keluarga yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dan Komunitas di Dusun Nembeona
RT 006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote Barat Kabupaten Rote Ndao.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Nembeona RT 006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote Barat,
Kabupaten Rote Ndao
b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Nembeona
RT 006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote
Ndao
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Nembeona RT 006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote Barat,
Kabupaten Rote Ndao
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Dusun Nembeona RT
006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas dan
Keluarga di Dusun Nembeona RT 006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan
Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas dan Keluarga
di Dusun Nembeona RT 006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote Barat,
Kabupaten Rote Ndao.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat


dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi
dalam meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan.

1.3.2 Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat Desa
Oenggaut untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat.

1.3.3 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan Keluarga dan komunitas


untuk meningkatkan kemampuan keluarga bahkan masyarakat untuk hidup
sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat di
Dusun Nembeona RT 006 RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote
Barat, Kabupaten Rote Ndao.

1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan


Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam
penerapanya pada proses pendidikan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunitas

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang


mempunyai persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok
ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat
pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul,
2009).
2.2 Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada
peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan
preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga
di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam
memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ).

Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai


klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdidi dari
individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas
individu dari Neuman ( Irnanda,2013 ) untuk melihat masalah pasien model
komunitas sebagaai klien di kembangkan untuk menggambarkan batasan
keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sinttesis kesehatan masyarakat
dan keperawatan. Model tersebut telah di ganti namanya menjadi model
komunitas sebbagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan
primer yang menjadi landasannya.

Proses Keperawatan Komunitas merupakan metode Asuhan


Keperawatan yang bersifat alamiah, sistemati, dinamis, kontinui dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti,
Pengkajian, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.
(Wahyudi, 2010)

2.3 Kondisi Kesehatan


Menurut WHO (1947), sehat  dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai
karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif
(Edelman dan Mandle. 1994):
1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
3)  Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan
yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan
mengoptimalkan potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja
masyarakat , difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan
wilayah.

Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan


Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan
Serta Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan
Kesehatan Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik
melalui pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan.
Dengan Fokus intervensi pada 5 determinan faktor kualitas kesehatan,
Ketersediaan dan Berfungsinya :

a) Dokter Puskesmas
b) Bidan Desa
c) Air Bersih,
d) Sanitasi
e) Gizi.
2.4 Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas
1) Alergi Kulit (radang kulit)
Gejala           : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal
Penyebab      : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kain
yang kasar,
pakaian pelembab dan makanan tertentu 
2) Amandel
Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding
belakang tenggorokan,Gejala : sakit pada daerah tenggorokan pada
waktu menelan makanan, demam, menggigil, bengkak, dan timbul
bengkak dan bercak merah pada kedua belah sisi di belakang
tenggorokan

3) Anemia

Gejala : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata pucat, mudah
lelah, lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah
berolahraga dan denyut jantung cepat
Penyebab: kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu
melahirkan dan faktor keturunan 
4) Asam Urat
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan
mendadak dan berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena
adanya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul didalam sendi
sebagai akibat tingginya kadar asam urat didalam darah (hiperurikemia)
Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari
kemerahan, bengkok pada sendi yang terkena asam urat
Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan
penumpukan kristal asam urat didalam sendi.
5) Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya
penyempitan saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan
tertentu yang menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat
sementara.
Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai
rasa gatal ditenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi
meningkat. Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan
makanan yang menimbulkan iritasi seperti pedas, asam, manis, asin,
dingin, bergetah dan panas, udara kotor, bulu dan kotoran dari hewan
peliharaan (kucing, anjing, unggas, dll.) 
6) Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya
benda asing selain udara yang masuk.
Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran
pernafasan
Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang
berlebihan disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda
asing seperti debu, asap atau cairan makanan secara tidak sengaja.
7) Diare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air
besar lebih dari 3 kali sehari
Gejala  :  frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kotoran
encer dan banyak air, sakit atau kejang perut disertai demam
Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman,
infeksi pada usus, rasa cemas atau stress berlebihan.
8) Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung
Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut
bagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas,
perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.
Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun
Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda makan
pada saat jam makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang
minum air putih.
2.5 Sampah Yang Dibakar
2.5.1 Definisi
Menurut Swesty, 2007 proses pembakaran sampah adalah menggunakan
insinerator dengan suhu kisarannya mendekati suhu pembakaran sampah
terbuka dilapangan (100-700 0C).
2.5.2 Penyebab

Membakar sampah justru dapat menimbulkan masalah baru khususnya


bagi kesehatan kita. Saat pembakaran sampah dalam tumpukan, tidak terjadi
proses pembakaran yang baik. Pembakaran yang baik adalah dengan
membutuhkan oksigen (O2) yang cukup. Berbeda saat membakar tumpukan
sampah, mungkin bagian luar tumpukan cukup mendapatkan oksigen sehingga
menghasilkan CO2,tapi di dalam tumpukan sampah akan kekurangan O2
sehingga yang di hasilkan adalah gas Karbon Monoksida (CO) yang
merupakan gas yang berbahaya, karena dapat membunuh kita secara masal.
Bila kita menghirup gas CO, hemoglobin darah yang seharusnya mengangkat
dan mengedarkan oksigen keseluruh tubuh akan terganggu. Dengan itu tubuh
kita akan mengalami kekurangan Oksigen, yang dapat berujung kematian.

2.5.3 Tanda dan Gejala


a. Dampak asap pembakaran sampah terhadap lingkungan dan
kesehatan :

Disinyalir dapat menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang sangat


rendah (1/1.000.000 gr), kerusakan sistem imun pada manusia, dapat
menimbulkan penyakit chloracnem (tampak seperti jerawat yang sangat besar,
merah, timbul dan banyak, kanker, dan pada ibu hamil dapat menimbulkan
efek terhadap reproduksi atau perkembangan seperti keguguran, kemandulan
dan bawaan saat lahir.

2.5.4 Dampak asap pembakaran terhadap pencemaran udara

Populasi udara ini merupakan suatu kondisi yang menggambarkan


udara yang tidak murni lagi. Karena tercemar oleh berbagai macam zat-zat
polutan. Polutan yang mencemari udara ini paling banyak berupa asap-asap
yang di dalamnya mengandung banyak sekali penyakit dan juga hal merugikan
lainnya.

2.6 Obat bebas

Menurut permenkes RI nomor 949/Menkes/ Per/VI/2000 obat bebas


merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi
lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan
mineral, obat gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida
obat golongan ini dapat dibeli bebas di apotik, toko obat, dan warung

Akibat mengkonsumsi obat bebas :


1. gangguan fungsi hati
2. gangguan ginjal
3. anafilatik
4.penyakit semakin parah
5. kebal obat
6. dosis yang tidak tepat
7. kecanduan
2.7 Lansia Yang Tidak Mengikuti Posbindu

2.7.1 Definisi

Posbindu adalah pusat bimbingan pelayanan kesehatan yang


dikelolakan di selenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan
teknis dari petugas kesehatan dalam rangka mencapai masyarakat yang
sehat dan sejahtera (Depkes RI,(2002) dalam Handayani 2008).

Posbindu merupakan suatu wadah kegiatan berbasis masyarakat


untuk bersama-sama masyarakat menghimpun seluruh kekuatan dan
kemampuan masyarakat untuk melaksanakan, memberikan serta
memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya
peningkatan status gizi masyarakat secara umum ( Rahayu, 2012 ).

2.7.2 Penyebab

1. Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia erat kaitannya dengan


perubahan fisik, lingkungan tempat tinggal dan hubungan sosial
dengan masyarakat (Miller, 2002 dalam Stanley & Beare, 2007).
Seperti menurunya aktifitas lansia tidak mau pergi ke posbindu.
2. Sebagian besar lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.
Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
3. Kurang Pendekatan keluarga terhadap lansia yang harus dilakukan
dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya menjaga dan
memelihara kesehatan lansia.
4. Aktifitasnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain atau keluarga, usia
potensial adalah adalah  lanjut usia yang masih mampu melakukan
pekerjaan sendiri apapun keinginannya tidak bisa di paksakan.
5. Keluarga yang sibuk sama pekerjaannya sehingga waktu untuk lansia
tidak ada untuk mengantar ke posbindu.
6. Lansia yang aktivitasnya menurun sehingga tidak mau ke posbindu
lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan sendiri apapun
keinginannya tidak bisa di paksakan.
2.7.3 Beberapa akibat lansia tidak mengikuti Pospindu

1. Kurangnya pengetahuan usia lanjut tentang kesehatan


2. Menurunnya kesejahteraan kualitas hidup bagi usia lanjut
3. Meningkatkan komunikasi sesama usia lanjut
BAB III

METODE

3.1 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data di Dusun Nembeona RT 006 RW 003, Desa


Oenggaut , Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, menggunakan :
a) Wawancara

Pada tahap wawancara melibatkan:

 Masyarakat
 Tokoh masyarakat
 Aparat kelurahan / desa
b) Observasi

Pada tahap observasi meliputi :

 Norma
 Nilai
 Keyakinan
 Struktur kekuatan
 Proses penyelesaian masalah
 Dinamika kelompok masyarakat
 Pola komunikasi
 Situasi/ kondisi lingkungan wilayah
c) Kuisioner

Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan


mengambil sample sebanyak 10 Kartu Keluarga dari 15 Kartu Keluarga.
3.2 Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan di Dusun Nembeona RT 006 RW 003, Desa
Oenggaut , Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, dimulai pada tanggal
15 Juni 2020 – 6 Juli 2020.

3.3 Tempat Praktik


Praktik Keperawatan Keluarga dan Komunitas di Dusun Nembeona RT 006
RW 003, Desa Oenggaut , Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao.

3.4 Strategi Pelaksanaan


Dalam penelitian ini menggunakan metode pelaksanaan Cross-sectional.
Cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali,
tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen ( faktor
resiko) dengan variabel dependen (efek).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam


perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sada, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth,2007).
2) Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu :
Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam
melakukan upaya peningkatan, perlindungan, dan pemulihan status kesehatan
masyarakat dapat menggunakan alternatif model perorganisasian masyarakat yaitu
: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan
dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis
mencoba mendekatkan pengorganisasian masyarakat dengan model
perkembangan masyarakat (Community development,2007).
3) Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai
peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki konstribusi pada
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth,2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen
yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk
mengembangkan strategi peningkatan kesehatan (Elisabeth,2007).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformasi
kepada masyaraka. Antara lain : adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide
baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,2007)
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth,2007).
BAB IV
LAPORAN KASUS

4.1 Kasus Kelolaan Utama

PENGKAJIAN AWAL KASUS


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Nama Pewawancara : Zr. Enry Fattu


Hari/tanggal : Jumat, 19 Juni 2020

1. IDENTITAS UMUM
1) Identitas Kepala Keluarga
Nama KK : Tn. A.H
Alamat : RT 006/RW 003 Kelurahan Oenggaut
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang
Status responden : Menikah.
2) Identitas Anggota Keluarga

Status Status
Pendi Kewarga-
No Nama JK TTL Umur Pekerjaan dalam perkawinan Suku Agama
dikan negaraan
keluarga K BK J/D
1. Y.H P Rote,17-08- 33Thn SMA IRT Istri K Rote Kristen WNI
1984
2. R.H L Rote,11-09- 11 thn SD - Anak - Rote Kristen WNI
2009
3. N.H L Rote,24-10- 4 thn - - Anak - Rote Kristen WNI
2014
4. L.H P Rote,10-03- 1,3 - - Anak - Rote Kristen WNI
2019 thn
3) Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Garis perkawinan

: Perempuan : Garis keturunan

: Klien : Meninggal (Laki)

: Meninggal (Pr) : Tinggal Serumah


4) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A termasuk tipe keluarga inti (nuclearfamily) karena di dalam
satu rumah terdapat ayah, ibu dan anak.
5) Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Keluarga Tn. A beragama Kristen semua, Tn. A dan Ny. Y dalam melakukan
Selalu pergi ke gereja bersama dengan keluarga.
6) Aktivitas reaksi keluarga :
Keluarga Tn.A tidak mempunyai aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal,
karena Tn.A bekerja hari, adapun aktivitas rekreasi keluarga Tn. A berupa
berkumpul dengan anggota keluarga lain, setiap waktu senggang Tn. A duduk-
duduk di ruang tamu sambil bercerita ringan dan menonton TV.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga dengan anak sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : tidak
ada.
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

11
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Keluarga Tindakan Yang Telah
(Kg) Kesehatan (BCG/Polio/ dilakukan
DPT/Campak
1. Tn. A 37 58 Sakit - Asma Bronkial Berobat Kepuskesmas
2. Ny. Y 33 46 SEHAT - - -
3. An.R 11 20 SEHAT - -
4. An.N 4 11 SEHAT LENGKAP - -
5. An. L 1,3 9 SEHAT LENGKAP

 Riwayat Kesehatan saat ini :


Ny. Y mengatakan belakangan ini penyakit asma Tn.M sering kumat , Ny. Y mengatakan jika serangan sesak datang
hanya minum obat asma yang di beli di kios , apabila obat kios tidak bisa mengurangi serangan asma baru Tn.A
memeriksakan dirinya ke puskesmas. Anak pertama dan kedua tidak ada mengeluhkan sakit. Anak yang ketiga menderita
deman dan sudah berobat ke Puskesmas.
 Keluhan : Tn. A sering mengalami sesak napas

12
Riwayat penyakit keturunan :
- Tn. A mengatakan bahwa keluarganya memiliki riwayat penyakit asma. Ibu
Tn. A sudah meninggal beberapa tahun lalu karena penyakit asma dan lanjut
usia.
- Ny. Y mengatakan Bapaknya menderita penyakit Hipertensi semenjak
beberapa tahun yang lalu.

3. FAKTOR SOSIAL EKONOMI


1. Siapa yang menjadi sumber pendapatan utama dalam rumah tangga?
a. Ayah/Suami
b. Ibu/Istri
c. Anak
d. Lainnya .............
2. Apa pekerjaan utama dalam keluarga?
a. PNS
b. Petani
c. Wiraswasta
d. Lainnya yaitu Tukang bagunan
3. Berapa total pendapatan keluarga dalam sebulan?
a. < Rp.100.000
b. Rp.100.000-Rp.500.000
c. Rp.600.000-Rp.1.000.000
d. > Rp.1.000.000
4. Banyaknya tanggungan dalam rumah tangga 5 orang.
5. Apa ada pekerjaan sampingan dalam rumah tangga?
a. Ada b. Tidak ada
6. Jika ada, pekerjaan apa saja? Sebutkan! -
7. Berapa total pengeluaran atau belanja dalam rumah tangga per bulan?

13
a. < Rp.100.000
b. Rp.100.000-Rp.500.000
c. Rp.600.000-Rp.1.000.000
d. Rp.1.000.000

4. FAKTOR LINGKUNGAN
 Perumahan
1. Letak atau posisi rumah adalah:
a. Pinggir jalan
b. Dekat kali/sungai
c. Dekat fasilitas umum
2. Lainnya,sebutkan.................
3. Jenis bangunan rumah adalah:
a. Permanen
b. Semi permanen
c. Darurat
4. Luas rumah: 8X5 m2
5. Bahan lantai rumah:
a. Keramik
b. Semen
c. Tanah
d. Lain-lain, sebutkan ...................
6. Ventilasi rumah:
a. Ada
b. Tidak ada
7. Bentuk ventilasi:
a. Satu arah
b. Dua arah
c. Lainnya, sebutkan .................

14
8. Luas ventilasi: ventilasi rumah yang baik luasnya minimal 10% dari
luas lantai (yakni 5% Luas lubang tetap dan 5% luas lubang insidentil
(dapat dibuka dan ditutup)
a. < 10%
b. ≥ 10%
9. Pencahayaan pada siang hari: Jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
sekurang-kurangnya 15% s/d 20% dari luas lantai (Kemenkes No.829
tahun 1999).
a. < 15-20%
b. ≥ 15-20%
10. Kepadatan hunian: perbandingan luas lantai dengan jumlah anggota
keluarga yang menghuni.
a. < 2,5 m2-3 m2 tiap anggota keluarga
b. ≥ 2,5 m2-3 m2 tiap anggota keluarga

 WC
1. Kepemilikan jamban:
a. Milik sendiri (satu KK memakai sendiri)
b. Pemakaian bersama (dipakai lebih dari satu KK)
c. Tidak memiliki
2. Tipe jamban
a. Jongkok
b. Cemplung (leher angsa/ bucket/ trench)
c. Duduk
d. Lainnya,sebutkan............................
3. Jenis lantai jamban
a. Keramik
b. Semen
c. Tanah
d. Lainnya,sebutkan............................
4. Ketersediaan air di jamban

15
a. Cukup
b. Tidak cukup
c. Tidak tersedia
5. Kepemilikan septic tank?
a. Ada
b. Tidak ada
6. Jarak septic tank ke sumber air minum (jika menggunakan sumur
untuk air minum)
a. < 10 meter
b. ≥ 10 meter
7. Perilaku membersihkan jamban, frekuensi mebersihkan jamban
a. Seminggu sekali
b. Lebih dari sekali dalam seminggu
c. 2 minggu sekali
d. Lebih dari 2 minggu sekali
e. Lainnya, sebutkan..............

 Tempat Sampah
1. Apakah Bapak/Ibu memiliki tempat pembuangan sampah?
a. Ya
b. Tidak (jika tidak lanjut ke pertanyaan No. 4)
2. Jika ya, apa jenis tempat pembuangan sampah di rumah?
a. Bak sampah dari kayu/ semen
b. Lubang sampah
c. Keranjang
d. Lainnya, ................................
3. Apakah tempat sampah tersebut memiliki penutup?
a. Ada
b. Tidak ada
4. Berapa kali seminggu sampah dibuang/ dibersihkan/ dibakar?..1x
seminggu dibakar

16
5. Bagaiman mekanisme pemusnahan dan pengolahan sampah padat
dalam rumah tangga?
a. Ditanam (landfill)
b. Dibakar (incineration)
c. Dijadikan pupuk (compossing)
d. Lainnya,sebutkan.......................................

 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)


1. Apakah memiliki SPAL?
a. Ya
b. Tidak
2. Bagaimana bentuk SPAL?
a. Selokan
b. Resapan
c. Lubang penampungan
d. Lainnya,sebutkan........................................
3. Bahan atau jenis bahan SPAL
a. Tanah
b. Pipa dan atau semen/beton
4. Apakah SPALnya lancar?
a. Ya
b. Tidak
5. Berapa kali seminggu SPAL dibersihkan 1x seminggu

 Sarana Air Bersih


1. Sumber air bersih rumah tangga diperoleh dari:
a. PDAM
b. Tangki
c. Sumur (jika sumur lanjut ke pertanyaan No. 2)
d. Sungai/ kali
e. Air hujan

17
f. Lainnya, sebutkan..............................................
2. Jika sumur, bagaimana keadaan fisiknya?
a. Dinding sumur a) Tembok b) Tanah
c) Lainnya.....
b. Bibir sumur a) Ada dan disemen b) Ada, tidak disemen
c) Tidak ada
c. Lantai a) Ada dan disemen b) Ada, tidak disemen
c) Tidak ada
3. Berapa kali sumur dibersihkan?
a. 1 kali sebulan
b. 2 x sebulan
c. 2 bulan sekali
d. Jarang
e. Tidak pernah
4. Kualitas air sumur:
a. Warna a) Ya b) Tidak
b. Keruh a) Ya b) Tidak
c. Berasa a) Ya b) Tidak
d. Berbau a) Ya b) Tidak
 Ternak
1. Apakah memiliki hewan ternak?
a. Babi
b. Ayam
c. Bebek
d. Ikan
e. Lainnya............................
2. Apakah memiliki kandang?
a. Ya
b. Tidak
3. Dimana letak kandang?
a. Di dalam lingkungan rumah

18
b. Di luar lingkungan rumah, jelaskan .......................................
4. Berapa jarak kandang dari rumah?
a. < 5 meter
b. 5 - 9 meter
c. 10 meter
d. > 10 meter
5. Berapa kali kandang/ kolam dibersihkan?
a. Sekali seminggu
b. Lebih dari sekali dalam seminggu
c. Sebulan sekali
d. Lebih dari sekali dalam sebulan

5. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


1. Apakah bapak/ibu memiliki anak balita?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika ya, apakah anak tersebut diberikan ASI lebih dari atau sampai enam
bulan pada waktu bayi?
a. Ya
b. Tidak
3. Siapa yang menolong pada saat persalinan anak-anak tersebut?
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
d. Dukun bayi
e. Lainnya,sebutkan.................................
4. Dimana anak balita dilakukan penimbangan?
a. RS
b. Puskesmas
c. Posyandu
d. Lainnya, ..........................

19
5. Apakah pada saat bayi anak tersebut mendapatkan imunisasi yang
lengkap?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika tidak, imunisasi apa saja yang pernah diperoleh? Sebutkan
BCG,DPT-HB-Hib,POLIO,CAMPAK,HEPATITIS B.
7. Apa sajakah yang menjadi makanan pokok dalam rumah tangga?
a. Nasi
b. Jagung
c. Umbi-umbian
d. Lainnya, sebutkan.................
8. Bagaimanakah pola makan atau konsumsi makanan pokok dalam rumah
tangga?
a. Makan 1 x sehari
b. Makan 2 x sehari
c. Makan 3 x sehari
d. Makan ≥ 4 x sehari
9. Apakah setiap hari keluarga mengkonsumsi sayur dan buah?
a. Ya
b. Tidak
10. Jika ya, berapa porsi buah dan sayur yang dikonsumsi anggota rumah
tangga?
a. 1 porsi buah 1 porsi sayur
b. 2 porsi buah 2 porsi sayur
c. 3 porsi buah 2 porsi sayur
d. Lainnya.
11. Dari mana sumber pangan yang dikonsumsi dalam keluarga?
a. Pasar
b. Kebun
c. Keluarga
d. Lainnya, sebutkan ..........................

20
12. Apakah setiap anggota keluarga melakukan aktivitas fisik seperti berolah
raga teratur setiap hari?
a. Ya
b. Tidak (jika tidak lanjut ke pertanyaan No. 15)
13. Jika ya, berapa lama aktivitas fisik dilakukan dalam setiap hari?
a. 20 menit
b. 30 menit
c. > 30 menit
d. Lainnya, sebutkan .................
14. Bagaimana bentuk aktivitas fisiknya? Sebutkan
15. Apakah ada anggota keluarga yang merokok?
a. Ya
b. Tidak (jika tidak lanjut ke pertanyaan No. 18)
16. Jika ya, sebutkan siapa saja yang merokok dan berapa jumlah orang
dalam keluarga yang merokok? ....................

17. Bagaimana pola perilaku merokok anggota keluarga tersebut? Apakah


biasa merokok di dalam rumah?
a. Ya
b. Tidak
18. Apakah keluarga memiliki asuransi kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
19. Jika ya, bagaimanakah bentuk asuransi tersebut?
a. Jamkesmas
b. Jamkesda
c. Askes
d. Jamsostek
e. Lainnya, sebutkan KIS

21
6. PELAYANAN KESEHATAN
1. Apa fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi?
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Posyandu
d. Poliklinik
e. Lainnya, ...........

22
2. Apakah fasilitas kesehatan tersebut dapat dijangkau?
a. Ya
b. Tidak (jika tidak lanjut ke pertanyaan No. 4)
3. Jika ya, berapa jauh jarak rumah ke fasilitas kesehatan tersebut?
Berapa km? 1 KM
4. Apakah dalam 3 bulan terakhir da anggota keluarga yang menderita sakit?
a. Ya, sebutkan anak Demam

b. Tidak
5. Apakah pernah mendapatkan penyuluhan atau informasi kesehatan dari instansi
kesehatan misalnya Puskesmas, RS, LSM, atau lainnya?
a. Pernah
b. Belum pernah
6. Jika pernah, sebutkan penyuluhan apa sajakah yang pernah didapatkan? Tentang ASI
Eksklusif,Hipertensi,ISPA.

7. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga :
Dalam keluarga Tn. A. mengatakan biasa berkomunikasi dengan bahasa Rote dan jarang
menggunakan bahasa indonesia, dapat berkomunikasi dengan baik tidak ada hambatan
dalam berkomunikasi.
b. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
Dalam mengontrol perilaku anak-anaknya saat ini adalah Tn. A. dengan memberikan
nasehat bila anak-anaknya berperilaku kurang baik. yang berperan mengambil keputusan
dalam setiap masalah adalah Tn. A dan Ny. S.
c. Nilai dan norma keluarga :
Dalam keluarga Tn. A. mempunyai suatu peraturan yang ditanamkan kepada anak-
anaknya yaitu tidak bertengkar dengan anggota keluarga dan dalam menyelesaikan
masalah harus dengan musyawarah. Konflik peran jarang terjadi baik kedua orang tua
maupun anak-anaknya.

23
8. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif : Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah
tangga.
b. Fungsi sosialisasi : Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan prilaku sosial yang
baik. Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam
masyarakat.
c. Fungsi perawatan kesehatan :
 Mengenal masalah kesehatan : Keluarga menyatakan bahwa saat ini Tn A menderita
asma, dan keluarga tidak tahu tentang Bagaimana merawat klien pada penderita asama,
dan kurang pengetahuan tentang tindakan dan pencegahan penyakit asma.
 Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan: Keluarga Tn. A mengatakan
apabila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibelikan obat di kios terlebih dahulu,
jika tidak ada perubahan kondisi maka baru dibawah ke puskesmas.
 Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit: Ny. Y selalu merawat Tn. A dengan
baik
 Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yg sehat : Tn. A
bekerja sebagai tukang bangunan sehinggu mampu memodifkasi rumahnya.dan Ny. Y
biasa membersihkan rumah terlihat rapih.
 Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan : keluarga biasanya pergi
berobat ke Puskesmas Apabila sakit.
d. Fungsi reproduksi : Tn. A mempunyai istri Ny. Y dan 3 orang anak. Ny.Y memakai alat
kontrasepsi suntik sampai saat ini. Siklus haid Ny.Y kurang teratur pada tiap bulannya dan
belum memasuki masa menopause.Ny.Y pernah konsultasi ke bidan di puskesmas , hal itu
karena pengaruh suntik yang menggunakan hormon disarankan menggunakan spiral tapi
merasa takut.
e. Fungsi ekonomi : Tn. A dan Ny.Y dapat mengatur keuangan dengan baik, keluarga mampu
memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan jasa kebutuhan lainnya seperti peralatan rumah
tangga yang lengkap serta transportasi.

24
9. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan panjang : Perubahan dalam kesehatan seperti Tn. A sering
merasakan sesak pada dadanya, susah untuk beristirahat dan untuk tidur di malam. Tn. A
bingung bila asmanya kambuh dan mengganggu pekerjaan untuk membiayai kelurga.
b. Kemampuan keluarga berespon thd situasi/stressor: Terhadap stressor jangka pendek
keluarga membawa Tn. A ke Puskesmas apabila obat yang di beli kios tidak dapat
mengatasi serangan asma. Biasanya keluarga mendiskusikan masalah yang dihadapi
anggota keluarga lain.
c. Strategi koping yang digunakan : Keluarga menggunakan sistem dukungan sosialnya dan
keluarga besar jika memanfaatkan pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
Sedangkan jika ada masalah keluarga berusaha mengkomunikasikan bersama.
d. Strategi adaptasi disfungsional : Keluarga menyelesaikan masalahnya dengan baik dan
mengatasinya agar tidak menjadi berlanjut, keluarga selalu terbuka satu sama lain.

7. PEMERIKSAAN FISIK

No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga

Fisik Tn. A Ny. Y An. R An. N An. L

1.

- Kepala Benjolan (-), Benjolan (-), Benjolan (-), Benjolan (-), Benjolan (-),
lesi (-) lesi (-) lesi (-) lesi (-) lesi (-)

- Rambut Ikal, tidak Lurus, rontok Lurus, rontok Lurus, rontok Ikal, rontok
rontok sedikit sedikit sedikit sedikit

- Mata Konjunctiva Konjunctiva Konjunctiva Konjunctiva Konjunctiva


tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis
sklera tidak sklera tidak sklera tidak sklera tidak sklera tidak
ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
25
baik. baik. baik. baik. baik.

Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen


pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran (-),pendengar
baik. baik. baik. baik. an baik.
- Telinga

Polip (-), Polip (-), Polip (-), Polip (-), Polip (-),
sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-),
lendir (-), lendir (-), lendir (-), lendir (-), lendir (-),
penciuman penciuman penciuman penciuman penciuman
- Hidung baik. baik baik baik baik

Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih,
nafas tidak nafas tidak nafas tidak nafas tidak nafas tidak
berbau, berbau, jumlah berbau, berbau, jumlah berbau, dan
jumlah gigi gigi lengkap jumlah gigi gigi lengkap geraham
lengkap tidak ada lengkap tidak tidak ada belakang
tidak ada sariawan. ada sariawan. sariawan. bagian atas
- Mulut
sariawan. dan bawah
gigi belum
lengkap, tidak
ada sariawan.

Kuku kurang
bersih dan
Kuku bersih kurang
pendek dan Kuku bersih Kuku bersih Kuku bersih
terawat
terawat pendek dan pendek dan pendek dan
dengan baik
dengan baik terawat dengan terawat terawat
baik dengan baik dengan baik

Bersih, turgor
baik kulit
teraba hangat
Bersih,
dan suhu
26
- Kuku turgor baik Bersih, turgor Bersih, Bersih, turgor 36oC
kulit teraba baik kulit turgor baik baik kulit
hangat dan teraba hangat kulit teraba teraba hangat
suhu 36,5oC dan suhu 36oC hangat dan dan suhu
suhu 36,4oC 36,7oC

- Kulit

2 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar tiroid kelenjar kelenjar tiroid kelenjar tiroid
tiroid tiroid

3 Payudara/ Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Thorax benjolan teraba teraba teraba teraba
berbentuk benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
simetris bentuk bentuk bentuk bentuk
tidak ada lesi simetris tidak simetris tidak simetris tidak simetris
dan lecet. ada lesi dan ada lesi dan ada lesi dan
lecet. lecet. lecet.

4 Sistem Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
pernafasan mengi, sesak vesikuler vesikuler vesikuler veikuler,
nafas, rasa frekuensi frekuensi frekuensi frekuensi 18
dada 20x/mnt tidak 20x/mnt 20x/mnt tidak x/mnt, tidak
tertekan, ada wheezing tidak ada ada wheezing ada wheezing
frekuensi dan ronchi wheezing dan dan ronchi dan ronchi
nafas 30 kl/i, ronchi
takipneau

5 Sistem TD: 120/80 TD: 120/80 TD: - TD: - TD: -


kardiovaskular mmHg, nadi: mmHg, nadi:
90 x/mnt, 80 x/mnt, atus , nadi: 80 , nadi: 80 72 x/mnt,

27
atus cordis cordis tidak x/mnt, atus x/mnt, atus atus cordis
tidak terlihat terlihat, irama cordis tidak cordis tidak tidak terlihat,
irama jantung teratur. terlihat, terlihat, irama irama jantung
jantung irama jantung jantung teratur
teratur. teratur. teratur.

6 Sistem Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
gastrointestinal normal, normal, BAB normal, BAB normal, BAB normal, BAB
BAB 1 x 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari
sehari

7 Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
genitounaria keluhan keluhan BAK, keluhan keluhan BAK, keluhan
BAK, frek 5 frek 5 – 7 BAK, frek 5 frek 5 – 7 BAK, frek 5
– 7 x/hari x/hari – 7 x/hari x/hari – 7 x/hari

8 Sistem Kekuatan Kekuatan otot Kekuatan Kekuatan otot Kekuatan otot


muskuloskeletal otot dan dan otot dan dan dan
ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas
baik, refleks baik, refleks baik, refleks baik, refleks baik, refleks
patella (+), patella (+), patella (+), patella (+), patella (+),
edema (-), edema (-), edema (-), edema (-), edema (-),
varises (-) varises (-) varises (-) varises (-) varises (-)

8. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya :

Harapan keluarga terhadap kesehatan yang ada yaitu agar masalah tersebut bisa diatasi
tanpa gangguan kesehatan dan keluarga dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

b. Terhadap petugas kesehatan :


Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah membantu keluarga

mengatasi masalah kesehatan yang terjadi dan dapat memberikan solusi yang tepat terhadap

masalah kesehatan, dan jasa dengan adanya kunjungan rumah tersebut keluarga berharap

dapat menambah pengetahuan mereka tentang kesehatan.

9. Data Kesehatan Komunitas

28
Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :

1). Perumahan

Status kepemilikan rumah RT 006 Dan RW 0003 yaitu milik sendiri,menumpang

dan menyewa rumah. Tipe rumah di Dusun Nembeona ada yang permanen, semi

permanen , tidak permanen. Masing-masing keadaan lantai masih ada yang dari keramik

dan semen.

2). Pendidikan

Status pendidikan di Dusun Nembeona kebanyakan masih tingkat SMA dan SMP

namun dalam hasil pngkajian ada juga yang Perguruan Tinggi.

3). Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal

Kondisi keamanan dan keselamatan di RT 006 dan RW 003 masih dalam lingkup

aman, karena kondisi perumahan yang berdekatan menimbulkan interaksi sosial terjaga.

4). Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan

Pelayanan kesehatan di Dusun Nembeona khususnya puskesmas dianggap belum

memadahi dan kurang dalam pelayanan kesehatanya, sehingga masyarakat lebih memilih

untuk pergi ke dokter, dan ada juga yang mengonsumsi obat secara bebas.

5). Pelayanan kesehatan yang tersedia

Di Dusun Nembeona untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau

memantau apabila gangguan sudah terjadi yaitu puskesmas.

29
6). System komunikasi

Ada berbagai sarana pelayanan kemasyarakatan untuk mengaktualisasi

pengetahuan masyarakat seperti kegiatan PKK penyuluhan kesehatan,Posyandu,

Posbindu, Senam dll.

7). Ekonomi

Tingkat ekonomidi masyarakat masih dibawah UMR, kebanyakan penghasilan

yang didapat perbulan kurang dari 1 juta, sehingga belum mampu memenuhi

kebutuhandalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan fasilitas

kesehatan.

8). Rekreasi

di Dusun Nembeona terdapat sarana rekreasi namun kebanyakan masyrakat tidak

memanfaatkan sarana tersebut. Karena masyarakat lebih memilih melakukan aktivitas

dirumah bersama keluarga saat waktu luang.

10. ANALISIS DATA


NO Data Masalah Penyebab
1 Ds: Resiko terjadi lingkungan
- Beberapa warga mengatakan banyak peningkatan kasus yang kurang
sampah yang dikumpulkan dan dibakar penyakit (saluran sehat seperti
di pekarangan rumah. cerna, demam Sampah
- Beberapa warga mengatakan sampah di berdarah, ISPA, dll). dibuang
bakar dan tidak ada penutup sampah sembarangan

Do :
-80% masyarakat membakar sampah di

30
pekarangan rumahnya
-60% sampah ditimbun
-60% sampah dibuang sembarangan
-50% sampah dibiarkan terbuka
2. Ds : Resiko penurunan kurangnya
- Beberapa warga mengatakan membeli derajat kesehatan pengetahuan
obat bebas di warung, karena lebih umum dan kesadaran
murah dan mudah di jangkau. masyarakat

Do : 60% masyarakat mengkonsumsi


obat bebas dikios, sisanya memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
3. Ds : Resiko penurunan kurangnya
- Lansia mengatakan bahwa posbindu derajat kesehatan partisipasi
sementara berhenti, karena ada adanya lansia lansia dalam
Virus Corona dan juga alat-alat kurang kegiatan
lengkap.
- Lansia mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga kesehatan dan cara
menangani penyakit seperti : hipertensi,
rematik, dan asam urat.
Do :
-4 Lansia mengalami Hipertensi
-2 Lansia mengalami Asma
-2 Lansia mengalami Rematik
-1 Lansia mengalami Kencing Manis
-3 Lansia mengalami masalah kesehatan
lain seperti batuk dan pilek

11. SKALA PRIORITAS


SCORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

31
Diagnosa Keperawatan I : Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit (saluran cerna, demam
berdarah, ISPA, dll).
Nila
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
i
1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Masalah ini jika tidak
Skala: ancaman 1 ditangani akan mengganggu
kesehatan kesehatan dan aktivitas klien
jadi diperlukan tindakan
segera.
2. Kemungkinan 1 2 1x2=2 Informasi tentang cara
masalah dapat membuang sampah dan
diubah mengelolah sampah dan
Skala: sebagian berbagai tindakan dapat
dilakukan di rumah, masalah t
dapat di atasi dengan tuntas
3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan
masalah untuk 0,6 klien serta keluarga berperan
dicegah. aktif untuk mencegah
Skala: cukup terjadinya masalah

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Permasalahan dapat


masalah. 1 menganggu kehidupan dan
Skala: masalah kesehatan masyarakat.
berat harus
segera
ditangani

TOTAL 4,6
Diagnosa Keperawatan II: Resiko penurunan derajat kesehatan umum
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 0,6 Masyarakat kurang paham tdan
ancaman kesehatan menyadari efek dari

32
penggunanaan obat yang dibeli
sendiri
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan pendidikan
masalah dapat kesehatan, kesadaran
dirubah : mudah. masyarakat untuk tidak
sembarangan membeli obat
dan mengonsumsi obat-obatan
yang dibeli sendiri
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 0,6 Masyarakat punya kemauan
dapat dicegah : untuk hidup sehat dengan
cukup. memanfaatkan fasilitas
kesehatan
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 masayarakat tahu bahwa
masalah : berat, meminum obat dari kios bisa
harus segera di menimbulkan gangguan
tangani. kesehatan
TOTAL 4,2

Diagnosa Keperawatan III: Resiko penurunan derajat kesehatan lansia

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 0,6 Sampah yang dibiarkan


ancaman kesehatan dipekarangan rumah,sampah
selalu dibakar dan keluarga
kurang paham tentang cara
mengelola sampah yang baik
dan benar

2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan pendidikan


masalah dapat kesehatan, kesadaran keluarga
dirubah : mudah. untuk mencegah resiko
terjadinya peningkatan
penyakit, kemauan Tn.M untuk
dan keluarga untuk mengelolah
33
sampah dengan benar.

3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 0,6 Tn.M mau mengelola sampah


dapat dicegah : dengan benar
cukup.

4 Menonjolnya 1 1 1/2 x1 = 0.5 Keluarga tahu bahwa dengan


masalah : berat, memumpuk sampah dan
harus segera di membakar sampah dapat
tangani. membahayakan kesehatan

TOTAL 3,7

12. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

No DIAGNOSA KEPERAWATAN Skor

1. Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit (saluran cerna, 4,6


demam berdarah, ISPA, dll).

2 Resiko penurunan derajat kesehatan umum 4,2

3. Resiko penurunan derajat kesehatan lansia 3,7

34
13. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dx. Kep Tujuan Tujuan Strategi Rencana Evaluasi
No. Sumber Tempat
Kom Umum Khusus Intervensi Kegiatan Kriteria Standar
1 Resiko terjadi Setelah Setelah Pendidikan Pendidikan  Masyarakat  Sampah  M  Wilayah
peningkatan kasus dilakukan dilakukan kesehatan kesehatan mengerti tidak ahasiswa RT 006 RW
penyakit (saluran tindakan tindakan kepada tentang tentang berserakan dan 003 Dusun
cerna, demam keperawatan keperawatan masyarakat. - Pengertian - Pengertian dimana- masyarakat Nembeona
berdarah, ISPA, dll). komunitas komunitas sampah sampah mana Desa
dalam 3x24 dalam - Jenis-jenis - Jenis-jenis  Ada tempat Oneggaut,
jam, maka 13x24jam samapah samapah Kecamatan
sampah yang
tidak terjadi  Tidak ada - Dampak - Dampak tertutup Rote Barat
peningkatan ada warga dari dari
 Masyarakat
kasus penyakit yang sampah sampah
dapat
(saluran cerna, menderita yang yang
mengelolah
demam penyakit dibakar dibakar
sampah
berdarah, saluran - Cara - Cara
dengan baik
ISPA, dll). cerna,dema mengelolah mengelola
dan benar
m sampah h sampah
berdarah,IS yang baik yang baik
PA,dll. dan benar dan benar
-

2 Resiko penurunan Setelah Setelah Pendidikan Pendidikan  Masyarakat Masayarakat  M  Wilayah


derajat kesehatan dilakukan dilakukan kesehatan kesehatan tidak lagi mengerti ahasiswa RT 006 RW
umum tindakan tindakan kepada tentang sembarang Tentang dan 003 Dusun

35
keperawatan keperawatan masyarakat. - Pengertian membeli - Pengertian masyarakat Nembeona
komunitas komunitas dari obat obat di kios dari obat Desa
dalam dalam bebas yang  Masyarakat bebas Oneggaut,
3x24jam, 3x24jam dijual di mengerti yang Kecamatan
maka tidak  Tidak ada kios dampak dijual di Rote Barat
terjadi ada warga - Dampak buruk dari kios
penurunan yang lagi dari meminum  Dampak dari
derajat membeli meminum obat meminum
kesehatan obat dikios obat yang sembarangan obat yang
dijual bebas
 Warga dijual bebas
dikios bagi dikios bagi
berobat ke
kesehatan kesehatan
puskesmas
atau tempat
pelayanan
kesehatan
terdekat.

3. Resiko penurunan Setelah Setelah Pendidikan Pendidikan Lansia dapat Lansia dapat  M  Wilayah
derajat kesehatan dilakukan dilakukan kesehatan kesehatan mengerti mengerti ahasiswa RT 006 RW
lansia tindakan tindakan kepada tentang tentang tentang Lansia 003 Dusun
keperawatan keperawatan masyarakat. - Pengertian, - Pengertian - Pengertian Nembeona
komunitas komunitas pencegahan ,pencegah ,pencegah Desa
dalam 3x24 dalam 3x24 dan an dan an dan Oneggaut,
jam, maka jam, maka pengobatan pengobata pengobata Kecamatan
tidak terjadi lansia dapat dari n dari n dari Rote Barat
penurunan mengerti penyakit penyakit penyakit

36
derajat tentang yang yang yang
kesehatan penyakit yang diderita diderita diderita
lansia mereka derita oleh lansia oleh lansia oleh lansia
dan cara seperti seperti seperti
pencegahan hipertensi,r hipertensi, hipertensi,
dan ematik,dll rematik,dll rematik,dll
pengobatan 

14. RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No. Masalah Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat Dana PJ


Kegiatan
1. Sampah yang -Masyarakat  Penyuluhan  Warga di  Jumat  Rumah  mahasiswa  Bapak RT
dibakar, penggunaan mengerti tentang Kesehatan Wilayah RT 006 17 Juli warga
RW 003 Dusun
obat bebas, lansia dampak dari sampah 2020 bapak.A
NembeonaDesa
yang tidak mengerti yang dibakar
Oneggaut,
dan mengetahui -Masyarakat Kecamatan Rote 
penyakit yang mengerti tentang Barat
diderita dampak buruk dari

37
mengomsumsi obat
yang dijual bebas
yang dibeli dari kios
- lansia dapat
mengerti dan
memahami berbagai
cara pengobatan dan
pencegahan penyakit
yang diderita seperti
Hipertensi dan
Rematik.

38
15. DOKUMENTASI IMPLENTASI DAN EVALUASI

NO HARI, IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI


TANGGAL, PERAWAT

JAM
1 Jumat ,  Penyuluhan S:
17 Juli 2020 kesehatan  Masyarakat mengatakan
12.30 WIB sudah paham tentang
dampak buruk dari
membakar sampah dan
dampak buruk dari
mengonsumsi obat yang
dibeli sendiri dari kios.

O : Masyarakat terlihat antusias


mengikuti penyuluhan.

A: masalah teratasi sebagian


P:Lakukan pemantauan
kebersihan lingkungan dusun
Nembeona RT 006 RW 003 Desa
Oenggaut.

39
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan


nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya didalam
kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan


antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan
menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif
dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan
masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
( Mubarak,2009 ).

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RT 003 dan RW 006 Dusun Nembeona,
Desa Oenggaut, Kecamatan Rote Barat Kabupaten Rote Ndao menunjukan bahwa terdapat
beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih,
masih banyak lansia yang tidak mengikuti posbindu, dan masih banyak masyarakat yang
mengkonsumsi obat secara bebas. Sehingga perawat komunitas membuat rencana tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan memberikan penyuluhan
kesehatan kepada masayarakat tentang dampak buruk dari membakar sampah dan dampak
buruk dari mengonsumsi obat secara bebas, dan bagi lansia yang tidak mengikuti posbindu,
setelah dilakukan penyuluhan kesehatan perawat komunitas mendapati bahwa masyarakat
mengerti dan memahami dengan baik.

40
B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan taraf kesehatan
termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat Desa Oenggaut untuk
mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat

3. Bagi Puskesmas

Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang diharapkan


masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih ditingkatkan karena berdasarkan survey
yang dilakukan banyak pernyataan dari masyarakat yang mengeluh dalam pelayanan
tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.

4. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat RT 003 dan RW 006 Dusun Nembeona, Desa Oenggaut,
Kecamatan Rote Barat Kabupaten Rote Ndao.

5. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya pada proses
pendidikan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Edelman dan Mandle. 1994. WHO.
Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
Rahayu. (2012). Pemberdayaan posyandu untuk menanggulangi terjadinya gizi buruk.

www.slideshere.net diakses tanggal 02 Mei 2015.

Handayani, Eka. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu

Dengan Motivasi Pada Lansia Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW 03 Kelurahan


Utama Kecamatan Cimahi Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Indonesia. Sumber : http://Lontar.ui.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013.

Rahayu,Y.,P.,2012. Posbindu Lansia. Sumber :http://duniapintardancemerlang.blogspot.com

Diakses Tanggal 10 Juli 2020.

Wrihatnolo, Randy dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan

Sebuah Pengantar dan Pemanduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT. Elex


Media Komputindo

42

Anda mungkin juga menyukai