Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASKEP SKABIES
Disusun untuk memenuhi tugas Pertahanan Diri
Dosen pengampu: Muhammad Khabib Burhanuddin Iqom’h S.Kep N.S dan Tim

Disusun oleh:

Adi Yulianto sk.110.005


Anggi Adhi P sk.110.017
Elina Chandra D sk.110.044
Eni Nur Fida sk.110.045
Fajar K sk.110.053
Fera Dina A sk.110.055
Firsty K sk.110.058
Ika R sk.110.065
Ima Nuryani sk.110.067

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal


Program Studi Imu Keperawatan
Tahun Ajaran 2010/2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunianya, sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Makalah yang telah kami buat merupakan tugas yang diberikan oleh Bapak
Muhammad Khabib Burhanuddin Iqom’h S.Kep ,N.S selaku dosen mata kuliah
keperawatan Pertahanan Diri kepada kami untuk dapat meningkatkan dan menambah
pengetahuan dalam menyusun makalah tentang “Askep Skabies”.

Dalam membuat makalah ini kami merasa belum sempurna, karena sebagai manusia
biasa yang mempunyai keterbatasandan kekurangan dalam membuat makalah ini. Untuk
itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk dapat menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya kami berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembacanya.

Kendal, 23 November 2011

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit scabies merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan
oleh sarcoptes scabei. Saat menginfeksi manusia, kutu ini hidup dibawah kulit dan
memakan darah korbannya. Mereka bertahan hidup memanfaatkan kehangatan kulit
manusia, sehingga bila kutu ini terlepas ke udara luar maka mereka hanya mampu
bertahan hidup tidak lebih dari 48 jam.
Gejala yang timbul karena scabies antara lain rasa gatal pada kulit terutama pada
malam hari. Pada kulit yang terdapat kutu akan tampak bentol kecil kemerahan
sedangkan area bekas kutu berjalan akan tampak kemerahan berkelok-kelok seperti
pembuluh darah. Bagian tubuh yang terkena antara lain pergelangan tangan, sela-sela
jari, siku, ketiak dll.
Skabies menular dari manusia ke manusia melalui kontak fisik (kulit) antara
penderita skabies dengan orang yang sehat. Penularan terjadi khususnya bila kontak
terjadi dalam waktu yang cukup lama/beberapa menit. Skabies juga bisa ditularkan
melalui pakaian atau sprei yang dipakai bergantian dengan penderita skabies.
Pengobatan skabies yang terutama adalah menjaga kebersihan untuk
membasmi skabies (mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian secara
terpisah, menjemur alat-alat tidur, handuk tidak boleh dipakai bersama, dll)
Untuk itu kita harus selalu waspada dengan penyakit ini karena penularannya sangat
cepat. apabila ada salah seorang anggota keluarga yang terkena penyakit ini, maka
harus segera dihindarkan dari anggota keluarga lain yang masih dalam keadaan sehat.

B. INSIDEN
1. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi scabies.
2. Terdapat beberapa factor penunjang perkembangan penyakit ini antara lain social
ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya
promiskuitas (ganti-ganti pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan
demografi serta ekologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
a. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi
(kepekaan) terhadap Sarcoptes scabiei var. huminis dan produknya (Adhi
Djuanda. 2007: 119-120).
b. Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang mudah
menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Penyebabnya scabies adalah Sarcoptes scabiei (Isa Ma'rufi, Soedjajadi K, Hari
B N, 2005,http: //journal.unair.ac.id, diakses tanggal 30 September 2008).
c. Scabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, mudah menular dari
manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai
semua ras dan golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu
atau mite) Sarcoptes scabiei (Buchart, 1997: Rosendal, 1997,http:
//journal.unair.ac.id, diakses tanggal 30 September 2008).
d. Skabies merupakan infestasi kulit oleh kutu sarcoptes scabiei yang
menimbulkan gatal ( Suzanne C. smeltzer hal:1870)

Klasifikasi scabies antara lain :


1. Scabies pada orang bersih, yaitu ditandai dengan lesi berupa papul dan
terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga jarang dijumpai.
2. Scabies nodular, yaitu lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang gatal. Nodus
biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genetalia laki-laki. Nodus
ini timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungau scabies.
3. Scabies yang ditularkan melalui hewan,yaitu sumber utamanya adalah anjing,
kelainan ini berbeda dengan scabies manusia karena tidak terdapat
terowongan, tidak menyerang sela jari dan genetalia eksterna. Lesi biasanya
terdapat pada daerah dimana orang sering kontak dengan binatang
kesayangannya. Kelainan ini hanya bersifat sementara karena kutu binatang
tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
4. Scabies pada bayi dan anak, yaitu lesi scabies pada anak dapat mengenai
seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan dan kaki, dan
sering terjadi infeksi sekunder impetigo sehingga terowomgan jarang
ditemukan.
5. Scabies terbaring ditempat tidur, yaitu kelainan yang sering menyerang
penderita penyakit kronis dan pada orang yang lanjut usia yang terpaksa harus
tinggal ditempat tidur terus. Sehingga orang itu dapat menderita scabies
dengan lesi yang terbatas.
6. Scabies Norwegia atau scabies krustosa, ini ditandai oleh lesi yang luas
dengan krusta,skuama generaisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat
predleksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga, bokong,siku, lutut,
telapak tangan dan kaki yang disertai distrofi kuku, namun rasa gatal tidak
terlalu menonjol tetapi sangat menular karena jumlah tungau yang
menginfeksi sangat banyak (ribuan).

B. ETIOLOGI
Scabies disebabkan oleh kutu atau kuman sarcoptes scabei. Secara morfologik
sarcoptes scabei merupakan tungau kecil berbentuk oval punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata berwarna putih kotor dan tidak memiliki mata. Sarcoptes betina
yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan lucidum membuat terowongan ke
dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam
waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda. Akibat
terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan
kulit itu, penderita mengalami rasa gatal.

C. PATOFISIOLOGI
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan
sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan
tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret
tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.
D. MANISFESTASI KLINIS
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardial berikut :
1). Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi
pada suhu yang lembab dan panas.
2). Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia,misalnya mengenai seluruh
anggota keluarga.
3).  Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang
1cm, pada ujung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya
daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan
tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae
dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah.
Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan
seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit
kepala dan wajah.
4). Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan
satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

 Keluhan utama pada penderita scabies adalah :


a. Rasa gatal terutama pada malam hari.
b. Tonjolan kulit (lesi) berwarna putih keabu-abuan sepanjang sekitar 1 cm.
c. Kadang disertai nanah karena infeksi kuman akibat garukan.
E. PATHWAY

Sarcoptes Scabiei
Memakan sel-sel lapisan kulit
dan mengeluarkan sekret
Gatal
Digaruk

 Infeksi  nyeri akut


 Lesi  gangguan integritas kulit
 gangguan citra diri
 Dermatitis
 Erupsi

ansietas Gangguan pola tidur

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cara menemukan tungau :
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau
vesiel. Congkel dengan jarum dan letakkan diatas kaca obyek, lalu tutup
dengan aca penutup dan lhat dengan mikroskop cahaya.
2. Dengan cara menyikat dengan siat dan ditampung diatas selembar kertas putih
dan dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat bipsi irisan, caranya ; jepit lesidengan 2 jari kemudian buat
irisa tipis dengan pisau dan periksa dengan miroskop cahaya.
4. Dengan biopsy eksisional dan diperiska dengan pewarnaan HE.

G. KOMPLIKASI
Bila scabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul
dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, selulitis,
limfangitis, folikulitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang
diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal, yaitu glomerulonefritis.
Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat antiskabies yang
berlebihan, baik pada terapi awal atau pemakaian yang terlalu sering. Salep sulfur
dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan dermatitis bila digunakan terus menerus
selama beberapa hari pada kulit yang tipis. Benzil benzoat juga dapat menyebabkan
iritasi bila digunakan 2 kali sehari selama beberapa hari, terutama disekitar genetalia
pria. Gamma benzena heksaklorida sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan
bila digunakan secara berlebihan (Harahap, 2000).

H. PENGKAJIAN
I. Biodata
a. Identitas pasien
Nama :
TTL :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku : -
Pendidikan :
Diagnosa medis : Skabies

b. Identitas penanggungjawab
Nama :
TTL :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Hub. dengan pasien :

II. Riwayat kesehatan


a. Keluhan utama
Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal
terutama pada malam hari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena
garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah masuk Rs karena alergi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu
kurap, kudis.

III. Pola fungsi kesehatan


a. Pola persepsi terhadap kesehatan
Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi
perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.

b. Pola aktivitas latihan


Aktivitas latihan selama sakit :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur

Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dengan menggunakan alat bantu
2 : Dengan menggunakan bantuan dari orang lain
3 : Dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4 : Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktivitas

c. Pola istirahat tidur


Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam
hari.
d. Pola nutrisi metabolik
Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.

e. Pola elimnesi
Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas dan BAK 4-
5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.

f. Pola kognitif perceptual


Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan
normal.

g. Pola peran hubungan


1. status perkawinan :
2. Pekerjaan : petani
3. kualitas aktivitas :sebelum sakit klien rajin ke sawah untuk menggarap sawahnya
4. Sistem dukungan :

h. Pola nilai dan kepercayaan


Klien beragama islam, ibadah dilakukan secara rutin.

i. Pola konep diri


1. Harga diri : tidak terganggu
2. Ideal diri : tidak terganggu
3. Identitas diri : terganggu, karena merasa malu akibat penyakit yang dideritanya
4. Gambaran diri : tidak terganggu
5. Peran diri : tidak terganggu
j. Pola seksual reproduksi
Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.

k. Pola koping
1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien
menjadi malas untuk bekerja.
2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi
perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Takut terhadap kekerasan : tidak
4. Pandangan terhadap masa depan
klien optimis untuk sembuh

IV. PEMERIKSAAN FISIK


a. Tanda-tanda vital
Suhu : ? 36ºC
Nadi : ? 70 x/menit
TD : systole ? 110mmHg, diastole ? 60 mmHg
RR : ? 16 x/menit

b. Keadaan umum
Keadaan umum tergantung pada berat ringannya penyakit yang dialami oleh klien
dari kmposmentis apatis, samnolen, delirium, spoor, dan koma.

c. Pemeriksaan Head to Toe


1. Kulit dan rambut
- Inspeksi :
Warna kulit : normal, ada lesi
Jumlah rambut : lebat, tidak rontok
Warna rambut : hitam
Kebersihan rambut : krang bersih, ada ketombe
- Palpasi :
Suhu ? 36ºC
Warna kulit sawo matang, turgor kuit baik, kulit lembab, ada edema, ada lesi.
2. Kepala
- Inspeksi :
? Bentuk simetris antara kanan dan kiri
? Bentuk kepala lonjong, tidak ada lesi
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
3. Mata
- Inspeksi : bentuk bola mata bulat, simetris antara kanan dan kiri, sklera berwarna
putih, kkonjungtiva merah muda.
4. Telinga
- Inspeksi : ukuran sedang, simetris antara kanan dan kiri, tidak ada serumen pada
lubang telinga
- Palpasi : tidak ada benjolan
5. Hidung
- Inspeksi : simetris, tidak ada secret, tidak ada lesi
- Palpasi : tidak ada benjolan
6. Mulut
- Inspeksi : bentuk mulut simetris, lidah bersih gigi bersih
7. Leher
- Inspeksi : bentuk leher nrmal, tidak ada pembesaran kelenar tiroid
- Palpasi : suara jelas, tidak sesak
8. Paru
- Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri
- Palpasi : getaran rocal femitus sama antara kanan dan kiri
- Perusi : resonan
- Auskultasi : normal
9. Abdomen
- Inspeksi : perut datar, simetris
- Palpasi : getaran rocal femitus sama antara kanan dan kiri
10. Ekstermitas
- Atas : lengkap, tidak ada kelainan
- Bawah : lengap normal

B. Diagnosa keperawatan
1. Data focus
Data objektif :
? Badan pasien teraba hangat
? Klien tampak gelisah
? Klien tampak cemas
? Klien tampak menahan gatal
? Klien merasa malu dengan penyakit yang dialaminya
? Kantung mata klien terlihat bengkak
? Klien sering terbangun dimalam hari karena gatal
? Adanya luka dengan pussycat dikulit
? Terdapat eritem (kulit kemerahan)
? Adanya lesi dikulit
? Suhu : ? 36ºC
? Nadi : ? 70 x/menit
? TD : systole ? 110mmHg, diastole ? 60 mmHg
? RR : ? 16 x/menit

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.


2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gatal yang dirasakan.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema.
4. Cemas berhubungan dengan ancaman atau peerubahan pada status kesehatan
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder.

J. INTERVENSI
Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tujuan : Nyeri yang dirasakan klien dapat segera teratasi.
INTERVENSI RASIONAL
Manajemen nyeri : Membantu mengurangi rasa nyeri
1. Relaksasi yang dirasakan oleh klien.
2. Distraksi
3. Imajinasi terbimbing
4. Konsep spiritual 2.      
5. Kompres hangat 3.       

Manajemen analgesic M Membantu mengurangi rasa nyeri


yang dirasakan oleh klien.
Dx 2 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gatal yang dirasakan.
Tujuan : istirahat tidur terpenuhi karena berkurangnya nyeri dan rasa gatal.

INTERVENSI RASIONAL
Peningkatan tidur : fasilitasi siklus tidur atau Mengetahui apakah kebutuhan tidur
bangun yang teratur klien terpenuhi
2.     2.    
3. Ciptakan suasana yang membuat klien merasa 3.    Agar klien bisa istirahat dengan
nyaman misal tempat tidur yang bersih dan tenang.
rapi.
Dx 3 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema.
Tujuan : Integritas kulit membaik dan dapat dipertahankan.

INTERVENSI RASIONAL
Bersihkan luka Agar tidak menimbulkan infeksi
1.
2.    Bantu klien untuk pemberian obat topical Agar dapat meningkatkan
untuk daerah yang sulit dijangkau. efektivitas obat dengan pemberian
secara tepat dan teratur.

Ajarkan teknik-teknik mencegah infeksi yaitu


2.    Agar tidak terjadi kerusakan kulit
tidak menggaruk lesi dan menjaga kebersihan dengan pemberian obat topical
kulit secara menyeluruh pada daerah
yang susah di jangkau klien.
4.   
K Kolaborasi pemberian obat sesuai program 5.   Membantu mencegah terjadinya
pengobatan. infeksi.

Dx 4 : Cemas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status kesehatan


Tujuan : cemas berkurang

INTERVENSI RASIONAL
Berikan kesempatan kepada pasien untuk Pengetahuan pasien meningkat
mengungkapkan rasa cemasnya. tentang penyakit, tanda-tanda,
kondisi yang dialami, serta
kemungkinan yang akan terjadi.
2.    
3.   Berikan penjelasan kepada pasien mengenai : Pa Pasien kooperatif dengan program
1. Kondisi penyakitnya perawatan dan pengobatan.
2.  Program perawatan dan
pengobatan yang akan dilakukan
3. Hubungan istirahat dengan kondisi
penyakitnya.
3.    
Kaji rasa cemas pasien Pe Pasien tenang.
Dx 5 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan
sekunder.
Tujuan : konsep diri dipertahankan dan ditingkatkan.

INTERVENSI RASIONAL
Terima dan akui ekspresi frustasi Penerimaan perasaan sebagai
ketergantungan, marah, perhatikan perilaku
respon normal terhadap apa yang
menarik diri dan penggunaan penyangkalan.
terjadi membantu
perbaikan,namun ini akan gagal
apabila pasien belum siap
menerima situasi tersebut.

3.   Bersikap realistis dan positif selama pengobatan


3.    Meningkatkan dan menjalin rasa
pada penyuluhan kesehatan dan menyusun saling percaya antara pasien
tujuan dalam keterbatasan. dengan perawat.

4.    Berikan penguatan positif terhadap kemajuan


4.   Kata-kata penguatan dapat
dan dorongan usaha untuk mengikuti tujuan mendukung.
rehabilitas.

5.   Mempertahankan atau mem-


5.    Dorong interaksi keluarga. buka garis komunikasi dan
memberikan dukungan sercara
terus menerus pada pasien dan
keluarga.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil pengkajian diatas maka kesimpulan yang dapat kami
ambil yaitu :
a.  Dalam melaksanakan perawatan pada penderita scabies kita dapat
mendokumentasikan setiap klien yang akan diberikan pengobatan.
b. Setiap perawat perlu memperhatikan keadaan klien setiap saat.
c.  Beberapa masalah dapat didefinisikan pada klien sehubungan dengan
penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,


ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
2. Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima
Medikal.
3. Anonim. 2007. Skabies (kulit gatal bikn sebel).
http://www.cakmoki86.wordpress.com
4. Anonim. 2008. Skabies. http://www.medlinuk.blogspot.com
5. http://alam414m.blogspot.com/2011/07/askep-scabies_04.html
6. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-sofyanokyw-5490-3-
babii.pdf
7. http://www.smallcrab.com/kulit/703-penyakit-skabies-pada-manusia
8. Suzanne, C Smeltzer. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and
Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC
9. Chin, James. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta ;
Infomedika
10. Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta ; Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai