Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINI RISET

MK. PROFESI
PENDIDIKAN
MINI RISET
PENERAPAN BUDAYA PADA SISWA SMA NEGERI 5 BINJAI S kor Nilai :

NAMA : NATASYA NINGTYAS NURHADI (4192141001)

RISKI SONIA ROKA UJUNG (4193341007)

RIZKY ARSYA PUTRI HARAHAP (4191141006)

KELAS : BIO DIK A 2019

DOSEN PENGAMPU : Sugianto S. Ag., M. Ag

MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelaesaikan tugas mata kuliah profesi pendidikan ini yang berjudul
”Mini Riset”. Penulis berterima kasih kepada Bapak dosen yang bersangkutan yang
telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan


tugas ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca untuk tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan , Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

RINGKASAN................................................................................................. 4

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 5

BAB II KERANGKA BERPIKIR..................................................................... 7

BAB III METODE PELAKSANAAN .............................................................. 9

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 11

BAB V PENUTUP......................................................................................... 15

DAFTRA PUSTAKA...................................................................................... 17

3
RINGKASAN

Budaya sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan
(belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan
keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan
alamnya. Pengembangan budaya sekolah dapat dilakukan melalui pengembangan
lingkungan masyarakat sekolah tersebut. Peserta didik hidup dalam ligkungan sosial
masyarakat sekolah, maka pengembangan budaya sekolah hanya dapat dilakukan
dalam lingkungan sosial masyarakat sekolah yang bersangkutan Di samping di
lingkungan keluarga, kedisiplinan serta budaya juga harus diterapkan dalam lingkungan
sekolah. Sekolah merupakan salah satu tempat atau lingkungan yang ikut berperan
dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak supaya menjadi baik. Budaya
sekolah yang baik akan menghasilkan siswa-siswi yang disiplin juga. Selama magang
penulis mengamati banyaknya siswa-siswi yang tidak disiplin seperti terlambat ke
sekolah, tidak memakai atribut sesuai ketentuan, tidak memperhatikan guru saat
menerangkan, dan lain-lain, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan
kedisiplinan dan budaya yang ada disekitar sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat tingkat capaian (1) budaya Sekolahdi SMA NEGERI 5 BINJAI , kompetensi
produktif peserta didik SMA NEGERI 5 BINJAI; dan pengaruh budaya sekolah
terhadap kompetensi produktif peserta didik. Mini riset ini dilakukan di SMA NEGERI 5
BINJAI yang beralamat di jalan JAMBI No 2 Kecamatan Binjai Selatan. Dan metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara (online ) dan observasi.
Berdasarkan analisis data penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah telah
menerapkan beberapa hal yang dapat membuat siswa-siswinya dapat mengikuti
budaya yang ada di sekolah yaitu dengan adanya bacaan tiada hari tanpa sholat yang
tertulis didepan sekolah, dan adanya tulisan mengenai budaya malu serta masih
terdapat lainnya.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Deal dan Kent (1999:26) mendefinisikan budaya sekolah sebagai keyakinan dan
nilainilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan sebagai warga suatu
masyarakat. Kualitas kehidupan sekolah, baik yang terwujud dalam kebiasaan kerja
maupun kepemimpinan dalam hubungan tersebut tumbuh dan berkembang
berdasarkan spirit dan keyakinan tertentu yang dianut sekolah. Herkovits (1997:24)
mengungkapkan budaya sebagai kerangka pikir (construct) yang menjelaskan tentang
keyakinan, perilaku, pengetahuan, kesepakatan, nilai, tujuan sehingga membentuk
pandangan hidup (way of life) sekelompok orang.

Schein (1992:23) mendefinisikan budaya sebagai asumsi dan keyakinan dasar


yang dilakukan bersama para anggota kelompok organisasi. Robbins (1990:24)
mengungkapkan sebagai nilai dominan yang didukung organisasi, Amirullah (2003:24)
sedangkan mendefinisikanbudaya sebagai sejumlah nilai, kepercayaan, kebiasaan
yang digunakan untuk menunjukkan perilaku dan/atau kelompok. Tika (2006:4)
mengemukakan definisi budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan
yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi dan sistem
kontrol yang menghasilkan norma perilaku. Menurut Tilaar (2004:190) tanpa kebudayan
tidak mungkin lahir suatu kepribadian. Budaya adalah dasar terbentuknya kepribadian
manusia, dari budaya dapat terbentuk identitas seseorang, identitas suatu masyarakat
dan identitas suatu bangsa. Pendidikan adalah sutu proses pembudayaan, yaitu
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara, menjadikan manusia menjadi mahkluk yang berbudi luhur, mulia dan
berbudaya.

Berdasarkan definisi tersebut yang dimaksud budaya sekolah adalah kualitas


kehidupan sekolah yang tumbuh berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu
yang dianut sekolah, keseluruhan latar fisik, lingkung Berdasarkan definisi tersebut
yang dimaksud budaya sekolah adalah kualitas kehidupan sekolah yang tumbuh

5
berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang dianut sekolah, keseluruhan
latar fisik, lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah yang mampu memberikan
bertumbuh kembangnya kecerdasan, keterampilan, dan aktivitas peserta didik yang
ditampilkan dalam bentuk hubungan sesama warga sekolah dalam bekerja,
kedisiplinan, rasa tanggung jawab, berpikir rasional, motivasi belajar. Budaya sekolah
merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat
sekolah yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam
wujud fisik maupun abstrak, terutama yang berkaitan dengan kompetensi lulusan.

1.2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan disiplin melalui budaya sekolah pada
siswa SMA NEGERI 5 BINJAI
2. Mengetahui budaya sekolah yang dilaksanakan di SMA NEGERI 5 BINJAI.
3. Mengetahui peran warga sekolah dalam pelaksanaan budaya sekolah di SMA
NEGERI 5 BINJAI

1.2. Manfaat

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu
pengetahuan dan secara khusus diharapkan :

1. Bagi kepala sekolah, para guru, dan staf dapat meningkatkan kedisiplinan pada
siswanya dan memahami karakteristik budaya sekolah mereka dan pentingnya
pengembangan budaya sekolah guna mendorong terciptanya kondisi sekolah yang
baik.
2. Bagi kepala sekolah khususnya, dapat memahami upaya-upaya yang harus
dilakukan untuk pengembangan budaya sekolah dan memperbaiki manajemen
sekolah guna pengembangan budaya sekolah.
3. Bagi para siswa dapat belajar dengan nyaman dan kondusif di sekolah mereka dan
motivasi mereka untuk belajar juga meningkat, jika budaya sekolah yang negatif
telah diperbaiki.

6
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM

2.1. Uraian Permasalahan

Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi,


kebiasaan, kesehariaan, dan simbol –simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah,
guru, peserta didik, dan karyawan sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas,
karakter atau watak dan citra sekolah tersebut dimasyarakat luas. Akan tetapi menurut
Komarudin Hidayat, tanpa budaya sekolah yang bagus, akan sulit melakukan
pendidikan karakter bagi anak-anak didik. Jika budaya sekolah sudah mapan, siapapun
yang masuk dan bergabung di sekolah itu hampir secara otomatis akan mengikuti
tradisi yang sudah ada.
Jika diperhatikan budaya sekolah diera sekarang mengalami kemunduran yang
luar biasa, itu ditandai dengan adanya kecurangan saat ujian nasioanal, kerjasama
dalam mengerjakan soal, tindak plagiasi, membolos, guru sering terlambat dan
membolos saat mengajar, sekolah sering dipulangkan lebih awal sampai kebiasaan
masa orientasi siswa dengan tindak kekerasan terhadap peserta didik baru.
Sebuah sekolah harus mempunyai misi menciptakan budaya sekolah yang
menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, inovatif, terintergrasi, dan menghasilkan
lulusan yang berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektulnya dan mempunyai
karakter takwa, jujur, kreatif, maupun menjadi teladan, bekerjakeras, toleran dan cakap
dalam memimpin serta menjawab tantangan akan kebutuhan pengembangan sumber
daya manusia yang dapat berperan dalam perkembangan iptek dan berlandaskan
imtak.
Budaya sekolah yang baik akan menghasilkan siswa-siswi yang disiplin juga.
Selama magang penulis mengamati banyaknya siswa-siswi yang tidak disiplin seperti
terlambat ke sekolah, tidak memakai atribut sesuai ketentuan, tidak memperhatikan

7
guru saat menerangkan, dan lain-lain, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang
penerapan kedisiplinan siswa-siswi SMA NEGERI 5 BINJAI

2.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh warga sekolah dari Kepala Sekolah, guru,
siswa dan staf Tata Usaha di SMA NEGERI 5 BINJAI dan khususnya siswa kelas XI-
IPA 5.
2.3. Assesment Data

Makalah ini memakai data-data dari penelitian di lapangan yang penulis lakukan
di SMA NEGERI 5 BINJAI, Kecamatan Binjai Selatan . Adapun yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah penerapan budaya sholat berjamaah yang sudah menjadi
kebudayaan disekolah SMA NEGERI 5 BINJAI yang berada di jalan Jambi No 2
Kecamatan Binjai Selatan terutama pada kelas XI- IPA 5 pada mata pelajaran Biologi
dengan guru yang bernama Ibu Salmi, S.Si dan pada siswa lainnya.

8
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode Penelitian


1) Tempat
Mini riset ini dilakukan pada SMA NEGERI 5 BINJAI yang berada di jalan Jambi
No 2 Kecamatan Binjai selatan .Mini riset ini dilakukan sebanyak tiga kali
pertemuan.
2) Alat dan Bahan
Adapun perlengkapan pada mini riset kali ini hanya alat tulis (Buku, Kertas HVS,
Pulpen), kamera, jaket almamater serta bahan yang kami olah hanyalah buku
panduan magang.

3.2. Langkah Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah yakni:


1) Tahap observasi, pada tahap ini, peneliti mengobservasi sekolah, melihat secara
pintas bagaimana keadaan sekolah ini. Bagaimana kebudayaan, sikap siswa,
guru, kepala sekolah dan masyarakat SMA NEGERI 5 BINJAI lainnya.
2) Melihat dokumen atau catatan dari sekolah, dokumen ini berupa catatan
kehadiran siswa kelas XI- IPA 5, visi dan misi sekolah, peraturan peraturan, dan
lain sebagainya.
3) Wawancara, pada tahap ini peneliti mewawancarai narasumber yakni guru
Biologi bernama Ibu Salmi S.Si dan melihat secara langsung bagaimana proses
dalam belajar mengajar di ruang kelas SMA NEGERI 5 BINJAI Pengumpulan
data, setelah hasil observasi, dan wawancara didapatkan. peneliti
mengumpulkan semua data yang ada.
4) Analisi data, data yang dikumpulkan tidak langsung jadi, namun harus dianalisis
informasi yang didapat dari hasil observasi, dan wawancara ini sudah sesuai
atau tidak.
5) Pengambilan keputusan, dari hasil analisis ini didapatlah kesimpulan.

9
3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipasif,
karena peneliti datang hanya sebagai pengamat untuk mencatat dan menuliskan
semua yang terjadi dalam penerapan budaya sekolah kepada siswa yang ada
dikawasan sekolah untuk dianalisis dalam membuat kesimpulan tentang
penerapan budaya sekolah pada siswa SMA NEGERI 5 BINJAI tanpa
melakukan suatu tindakan apapun dan tidak ikut serta dalam pelaksanaannya.

2. Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur yang berlangsung secara online. Wawancara semi terstruktur
pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan jenis permasalahan secara lebih terbuka.

10
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Analisa Pembahasan/Penyelesaian

4.1.1 Hasil Mini Riset

Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada siswa SMA NEGERI 5


BINJAI guru pamong magang untuk memperoleh informasi terkait dengan
penerapan budaya sekolah pada siswa SMA NEGERI 5 BINJAI
1. Para siswa selalu mengucapkan salam jika bertemu dengan guru.
Jawaban: Ada siswa yang ketika bertemu dengan guru langsung menyapanya
bahkan mengajak bercanda sebentar, dan ada juga siswa-siswa lain yang tidak
peduli dan langsung melewatinya saja.
2. Siswa mengenakan pakaian seragam sekolah secara rapi dan tertib, lengkap
dengan atributnya seperti tanda lokasi sekolah, dan atau emblem lainnya.
Jawaban: Banyak siswa yang telah beratribut lengkap, tetapi ada juga beberapa
siswa yang atributnya tidak lengakap dan bajunya tidak dimasukkan bagi yang
laki-laki.
3. Siswa di sekolah ini memiliki disiplin serta budaya yang tinggi, baik dalam
kehadiran, pergaulan, maupun dalam belajar dan saat sudah waktunya masuk
zdhuhur para siswa dan guru pergi untuk sholat berjamaah dimesjid yang dekat
dengan sekolah.
Jawaban: Ada beberapa siswa yang masih terlambat, lalu ketika belajar di dalam
kelas masih ada yang ribut, tidur, ataupun tidak memperhatikan, dan ada juga
siswa yang ditanyakan guru mengapa tidak ikut untuk melakukan sholat
berjamaah dimesjid, dan mereka menjawab nya dengan alasan sedang
menstruasi .
4. Dalam berbagai kesempatan, guru maupun kepala sekolah mengingatkan
tentang isi dan konsekuensi dari tata tertib siswa kepada para siswa.

11
Jawaban: Ketika upacara bendera pada hari senin, pembina upacara juga ada
mengingatkan memngenai tata tertib walaupun tidak setiap minggu dan jarang
dilakukan.

4.1.2 Pembahasan
Hal-hal yang bisa membuat siswa SMA NEGERI 5 BINJAI semakin disiplin dan
mengikuti budaya yang ada di sekolah yaitu:
1. Peraturan
Peraturan-peraturan dan baacaan tiada hari tampa sholat yang terdapat di
sekolah tersebut dipasang di dinding sekolah dan dipasang didepan. Kepala sekolah
mensosialisasikan peraturan-peraturan tersebut dengan cara menyampaikannya
kepada orang tua siswa saat rapat, ketika upacara, dan dimuat dalam web sekolah.
Disamping peraturan sekolah, guru kelas juga membuat peraturan yang harus
dilaksanakan oleh siswanya. Akan tetapi, peraturan kelas tidak dibuat secara tertulis,
hanya berdasarkan kesepakatan secara lisan antara guru dan siswa.

2. Kebiasaan
Ada kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di SMA NEGERI 5 BINJAI, seperti
baris berbaris sebelum masuk kelas mereka membaca doa. Saat baris berbaris guru
mengkoordinasi dan mengatur siswa agar bisa berbaris dengan rapi, tertib, dan
khidmat. Sekolah juga membiasakan siswa-siswanya untuk melaksanakan 5S (Salam,
Sapa, Senyum, Sopan, Santun) ketika berpapasan dengan guru atau orang lain. Guru
kelas juga membiasakan siswa untuk bersalaman satu persatu dengan guru sebelum
meninggalkan kelas.

3. Hukuman
SMA NEGERI 5 BINJAI menerapkan hukuman kepada siswa yang melanggar
peraturan misalnya tidak memakai atribut dengan lengkap dan tidak mengerjakan
tugas. Jika ada yang melanggarnya maka akan mendapat teguran/hukuman. Ketika
ada siswa yang melanggar peraturan maka kepala sekolah menyerahkan kepada guru
kelas terlebih dahulu untuk menanganinya. Guru kelas akan menegur atau memberi

12
nasihat ketika ada siswa yang melanggar peraturan, seperti bernyanyi di depan kelas
dan mengutip sampah , tergantung kesalahan apa yang dibuat oleh siswa.

4. Penghargaan
Penghargaan atau pujian yang diberikan oleh kepala sekolah bagi siswa yang
mendapat peringkat prestasi dikelas yaitu berupa sertifikat. Disamping itu, kepala
sekolah menyerahkan langsung kepada guru kelas dalam memberikan penghargaan
atau pujian kepada siswa. Penghargaan atau pujian yang diberikan kepada siswa
seperti kata “bagus” dan ”sip” ketika siswa semuanya mengerjakan tugas yang
diberikan guru dan ketika ada yang bisa menjawab soal-soal daru guru.

5. Konsistensi
Kebanyakan siswa sering ramai dan mengobrol dengan temannya ketika guru
meninggalkan kelas. Saat istirahat yang sering di lakukan oleh siswa adalah jajan,
jalan-jalan, bermain misalnya bermain bola basket, sepak bola dan lain-lain, memakan
bekalnya, dan mengobrol dengan temannya, namun setelah siswa selesai memakan
jajanan yang di beli ada beberapa siswa yang suka menaruh bungkusnya di laci meja.
Kepala sekolah maupun guru selalu tegas dalam mengambil sikap terhadap perilaku
siswa. Ada waktu-waktu tertentu yang digunakan kepala sekolah dalam memberikan
motivasi kepada siswa, tetapi guru sering memberikan motivasi dan teguran dan
hukuman kepada siswa, namun guru kurang tetap atau jarang dalam memberikan
pujian/penghargaan kepada siswa.

4.2. Kekuatan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kekuatan, yaitu keakuratan data yang diambil dari hasil
penelitian lebih tinggi karena menggunakan dua teknik sekaligus yakni observasi, dan
wawancara.

13
4.3 Kelemahan Penelitian

Kelemahan dari penelitian ini, informasi yang didapat kurang detail, karena aru satu
kelas yang saya lihat bagaimana proses balajar mengajar diruang. Dan hanya
beberapa kelas yang pernah dikunjungi dan yang selalu di observasi adalah kelas XI-
IPA 5. Dan tidak adanya dokumentasi pada penelitian ini .

14
BAB V

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut.
1. Peraturan-peraturan dan baacaan tiada hari tampa sholat yang terdapat di sekolah
tersebut dipasang di dinding sekolah dan dipasang didepan. Kepala sekolah
mensosialisasikan peraturan-peraturan tersebut dengan cara menyampaikannya
kepada orang tua siswa saat rapat, ketika upacara, dan dimuat dalam web sekolah.
Disamping peraturan sekolah, guru kelas juga membuat peraturan yang harus
dilaksanakan oleh siswanya. Akan tetapi, peraturan kelas tidak dibuat secara
tertulis, hanya berdasarkan kesepakatan secara lisan antara guru dan siswa.
2. Ada kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di SMA NEGERI 5 BINJAI, seperti baris
berbaris sebelum masuk kelas mereka membaca doa dan .Saat baris berbaris guru
mengkoordinasi dan mengatur siswa agar bisa berbaris dengan rapi, tertib, dan
khidmat. Sekolah juga membiasakan siswa-siswanya untuk melaksanakan 5S
(Salam, Sapa, Senyum, Sopan, Santun) ketika berpapasan dengan guru atau orang
lain. Guru kelas juga membiasakan siswa untuk bersalaman satu persatu dengan
guru sebelum meninggalkan kelas.
3. SMA NEGERI 5 BINJAI menerapkan hukuman kepada siswa yang melanggar
peraturan misalnya tidak memakai atribut dengan lengkap dan tidak mengerjakan
tugas. Jika ada yang melanggarnya maka akan mendapat teguran/hukuman. Ketika
ada siswa yang melanggar peraturan maka kepala sekolah menyerahkan kepada
guru kelas terlebih dahulu untuk menanganinya. Guru kelas akan menegur atau
memberi nasihat ketika ada siswa yang melanggar peraturan, seperti bernyanyi di
depan kelas dan mengutip sampah , tergantung kesalahan apa yang dibuat oleh
siswa.

15
4. Penghargaan atau pujian yang diberikan oleh kepala sekolah bagi siswa yang
mendapat peringkat prestasi dikelas yaitu berupa sertifikat. Disamping itu, kepala
sekolah menyerahkan langsung kepada guru kelas dalam memberikan
penghargaan atau pujian kepada siswa. Penghargaan atau pujian yang diberikan
kepada siswa seperti kata “bagus” dan ”sip” ketika siswa semuanya mengerjakan
tugas yang diberikan guru dan ketika ada yang bisa menjawab soal-soal daru guru.
5. Kebanyakan siswa sering ramai dan mengobrol dengan temannya ketika guru
meninggalkan kelas. Saat istirahat yang sering di lakukan oleh siswa adalah jajan,
jalan-jalan, bermain misalnya bermain bola basket, sepak bola dan lain-lain,
memakan bekalnya, dan mengobrol dengan temannya, namun setelah siswa selesai
memakan jajanan yang di beli ada beberapa siswa yang suka menaruh bungkusnya
di laci meja. Kepala sekolah maupun guru selalu tegas dalam mengambil sikap
terhadap perilaku siswa. Ada waktu-waktu tertentu yang digunakan kepala sekolah
dalam memberikan motivasi kepada siswa, tetapi guru sering memberikan motivasi
dan teguran dan hukuman kepada siswa, namun guru kurang tetap atau jarang
dalam memberikan pujian/penghargaan kepada siswa

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Sekolah hendaknya meningkatkan peran seluruh warga sekolah dengan
menghimbau seluruh warga sekolah untuk menerapkan budaya sholat dzhuhur
berjamaah pada siswa SMA NEGERI 5 BINJAI untuk mendukung budaya yang
ada di sekolah dan menerapkan siswa yang taat akan agama.
2. Pengembangan budaya di sekolah sebaiknya perlu ditingkatkan agar sekolah
menjadi lebih baik dan maksimal dalam menjalankan proses pembelajaran, dan
siswa juga semakin menerapkan budaya sholat dzhuhur berjamaah dimushalla
yang ada di sediakan di sekolah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Deal, Terrence E, dan Peterson, Kent D. 1999. Shapping School Culture: The Heart of
Leadership. San Francisco: Jossey-Bass Publishers..

Herskovits, Melville. J.1997. Organization Theory. New York: Oxford University Press.

Schein, Edgar. 1992. “Psikologi Organisasi”. Jakarta: PT. Pustaka Binaan Pressindo.

Robbins, Staphen P. 1990. Management: “Concept and Applications”. New Jersey:


Prentice Hall, inc.

Amirullah Arifin Rois, dan Siti Fauziah. 2003. Perilaku Organisasi. Malang: Bayumedia.

Tika, Moh. Pabundu 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Penerbit: Bumi Aksara.

Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai