Anda di halaman 1dari 12

PENGAMATAN PADA KELAS CHONDRICHTHYES

Agnes Berlian Tamba, Masitah, Natasya Ningtyas Nurhadi, Rizki Sonia Roka Ujung,
Siti Nurhaliza

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Medan

Abstrak

Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati atau mengidentifikasi ciri morfologi dan
menentukan karakter morfometrik dari setiap spesies yang ditemukan. Alat yang digunakan
dalam pengamatan ini adalah bak preparat/bak paraffin dan meteran. Bahan yang digunakan
dalam pengamatan ini adalah beberapa spesies yang termasuk ke dalam kelas
Chondrchthyes. Dari pengamatan yang sudah dilakukan, kami menemukan dua jenis spesies
yaitu spesies Dasyatis kuhlii dan Dasyatis sabina. Dasyatis kuhlii berjumlah empat spesies
dan Dasyatis sabina satu spesies. Setiap spesies yang ditemukan memiliki karakter
morfometrik yang berbada-beda. Secara umum, kedua spesies tersebut memiliki ciri
morfologi yang sama tetapi juga terdapat ciri khas yang membedakan kedua jenis spesies
tersebut.

Kata kunci : Ikan, Dasyatidae, Morfometrik

Abstrak

This observation aims to observe or identify morphological features and determine the
morphometric characters of each species found. The tools used in this observation were the
preparation tub / paraffin tub and the meter. The materials used in this observation are
several species belonging to the Chondrchthyes class. From the observations that have been
made, we found two types of species, namely Dasyatis kuhlii and Dasyatis sabina. There are
four species of Dasyatis kuhlii and one species of Dasyatis sabina. Each species found has
different morphometric characters. In general, the two species have the same morphological
characteristics but there are also characteristics that distinguish the two types of species.

Keywords: Fish, Dasyatidae, Morphometric


Pendahuluan Deksripsi
Ikan pari (rays) atau sering juga dikenal
1
dengan peh termasuk dalam ikan yang ekor. Ikan pari betina umumnya berbiak
bertulang rawan memiliki keragaman secara melahirkan anak (vivipar) dengan
sangat banyak dimana golongan pari dapat jumlah anak antara 5-6 ekor. Ukuran ikan
dijumpai dalam 13 Famili dan 560 pari dewasa bervariasi dari ukuran yang
jenis. Ikan pari (rays) termasuk dalam relatif kecil, yaitu lebar 5 cm dengan
ikan bertulang rawan dan grup panjang 10 cm (famili NARKIDAE)
Cartilaginous (Last and Stevens,1994). hingga berukuran sangat besar yaitu lebar
610 cm dengan panjang 700 cm (pari
Klasifikasi dan Morfologi Manta, famili MOBULIDAE).
Ikan pari mempunyai bentuk tubuh
gepeng melebar (depressed)
dimana sepasang sirip dada (pectoral, Sebaran
fins)-nya melebar dan menyatu dengan sisi Jumlah jenis ikan pari yang mendiami
kiri- kanan kepalanya, sehingga tampak perairan di seluruh dunia belum ada
atas atau tampak bawahnya terlihat bundar informasi yang tepat. Adapun yang pernah
atau oval. Ikan pari umumnya mempunyai teridentifikasi secara akurat di Indonesia
ekor yang sangat berkembang sesuai hasil penelitian
(memanjang) menyerupai cemeti. Pada Sainsbury et,al.(1985) dan Tarp and
beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi Ifailola (1982) yang dilakukan di
duri penyengat sehingga disebut ‘sting- Samudera Hindia sebanyak 16 spesies.
rays’, mata ikan pari umumnya terletak di Penelitian lain yang di lakukan di Laut
kepala bagian samping. Posisi dan bentuk Cina Selatan oleh Isa et.al. (1998)
mulutnya adalah terminal(terminal mouth) mencatat sebanyak 4 spesies.
dan umumnya bersifat predator. Ikan ini
bernapas melalui celah insang (gill Habitan dan Biologi
openings atau gill slits) yang berjumlah 5- Pari termasuk ikan yang cinta damai,
6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat tidak suka diusik keberadaaannya. Ikan
mulut di bagian bawah (ventral). Ikan pari tersebut seringkali dijumpai berenang
jantan dilengkapi sepasang alat kelamin bebas di di perairan dengan dasar
yang disebut “clasper” letaknya di pangkal berlumpur, berpasir, karang sampai
berbatu. Kottelat et al. (1993)
menginformasikan bahwa beberapa jenis
Pari juga dapat ditemukan di perairan
pantai sampai tawar, seperti Pari sungai

2
Himantura signifer yang hanya dijumpai di

perairan tawar dan sesekali masuk ke mendekati musim pemijahan dapat


perairan payau. Berra (2001)
menambahkan bahwa beberapa jenis
Dasyatis di Amerika Utara bagian
Tenggara dilaporkan memasuki perairan
tawar, namun tidak sampai dibagian hulu.
Pari sering terlihat dalam kelompok kecil
maupun sendiri (soliter) dan seringkali
terlihat berenang di permukaan air,
maupun bagian tengah kolom perairan,
bahkan bentuk tubuhnya yang pipih
memungkinkan Pari untuk dapat berenang
di dasar suatu perairan (Allen 2000).
Schwartz (2007) melaporkan bahwa jenis
Dasyatis sp. sering ditemukan berada di
dasar perairan.

Reproduksi
Ikan Pari bersifat dioecious,
yaitu alat kelamin jantan dan betina
dapat dibedakan dengan jelas. Pari
jantan mempunyai sepasang alat
kelamin terletak di pangkal ekor yang
dinamakan clasper, yang bila telah
berukuran panjang melebihi dari
sirip perut maka Pari tersebut dapat
dikatakan telah dewasa. Sedangkan
untuk betina tidak mempunyai
clasper namun alat atau lubang
kelaminnya dapat terlihat.
Ikan Pari umumnya memijah
satu kali dalam satu musim pemijahan
(total spawner). Setiap akan

3
ditandai dengan terjadinya vivipar dan ovovivipar umumnya
peningkatan persentase dari tingkat mempunyai fekunditas kecil, namun

kematangan gonad (Effendie 1997). anakannya diduga lebih dapat beradaptasi

Secara umum Pari yang telah untuk melangsungkan

matang gonad mendominasi kehidupannya, dibandingkan ikan

sampai lebih dari 50% hasil ovipar. Saat memijah, ikan ovipar lebih
banyak mengeluarkan energi
tangkapan, yaitu mulai bulan April,
dibandingkan vivipar dan ovovivipar.
Juni, Juli, Agustus, September, dan
Faktor lingkungan seperti habitat, jumlah
Oktober (Chavert-Almeida et al.
makanan yang tersedia, dan keberadaan
2005).
pemangsanya juga turut berperan pada
Fekunditas yang dihasilkan Pari
proses reproduksi ikan, selain umur dan
sangat rendah misalnya untuk Dasyatis
ukuran tubuhnya (Henningsen & Leaf
kuhlii berkisar 4 sampai 9 butir,
2010).
Dasyatis centroura 1 sampai 13 butir
(Capape 1993, Jayadi, 2011). Effendie
(2002) berpendapat bahwa untuk ikan
Potensi Jenis dikarenakan hampir seluruh bagian tubuhnya
Di Indonesia, Pari telah lama dapat dimanfaatkan dan mempunyai harga
menjadi salah satu sumberdaya ikan yang tinggi dalam pemasarannya. Selain dagingnya
bernilai ekonomis tinggi dan mempunyai yang telah dimanfaatkan sebagai dendeng,
peranan ekologis cukup besar di perairan. bahan kerupuk, ternyata bagian sirip dan
Bahkan selain sebagai sumber pendapatan insang Pari juga sangat menarik minat pasar
nelayan lokal, beberapa jenis Pari seperti lokal maupun ekspor (White et al. 2006).
Pari Manta (Manta alfredi dan M. Menurut Riyanto et al. (2013) jaringan tulang
birostris) masuk sebagai komoditas ekspor rawan Pari Totol Neotrygon kuhlii dan Pari
(White et al. 2006). Badan yang Sungai Himantura signifer mengandung
membidangi pangan dan pertanian di PBB molekul Glikosaminoglikan, yang telah
yaitu FAO menyatakanbahwa sekitar 60% dimanfaatkan dalam terapi osteoarthritis atau
dari 731.000 ton tangkapan kelompok untuk kesehatan persendian.
Pari disumbang oleh negara di benua Asia,
dan Indonesia diyakini turut memberikan
kontribusi yang besar (Fahmi & Dharmadi
2008).

Besarnya tangkapan Pari

4
Jadi dilihat dari besarnya penelitian adalah Ikan Pari (Dasyatis
fungsi atau kegunaan dari Pari, kuhlii) dari Pajak MMTC Medan, Ikan
tidak salah bahwa penangkapan Pari (Dasyatis kuhlii) dari Pajak Cemara
terhadap ikan ini cukup besar. Medan, Ikan Pari (Dasyatis kuhlii) dari
Oleh karena itu kelestarian dari Pajak Tafip Binjai, Ikan Pari (Dasyatis
kelompok Pari ini harus terus kuhlii) dari Pajak Sidikalang, dan Ikan
dijaga, agar dapat dinikmati oleh Pari (Dasyatis sabina) dari Pajak
generasi selanjutnya. Sukaramai Medan.

Metode Penelitian Cara Kerja :


1. Ambil ikan hiu, letakkan di atas bak
Alat preparat. Bagian kepala berada
Alat yang digunakan dalam disebelah kiri. Fotolah ikan hiu,
penelitian adalah penggaris atau jangan lupa menggunakan skala!
meteran, bak preparat, kamera 2. Amati ciri‐ciri morfologi ikan hiu,
dan alat tulis. temukan bagian‐bagian yang
terdapat pada Gambar 1.1, kemudian
Bahan gambar dan lengkapi dengan
Bahan yang digunakan dalam keterangan!

3. Tuliskan klasifikasi dan deskripsi mulai dari bagian terdepan mocong


spesiesnya! hingga ujung bagian depan mata.
4. Ukurlah bagian‐bagian tubuh e. Jarak inter orbital (JIO), diukur
(morfometrik) pada ikan pari jarak antara dua bola mata pada
berdasarkan 15 karakter di bawah ini : rongga mata terluar.
a. Panjang total (PT), diukur mulai dari f. Jarak pre spirakel (JPS), diukur
bagian terdepan moncong/bibir mulai dari bagian terdepan moncong
(premaxillae) hingga ujung ekor. hingga spirakel.
b. Lebar badan (LB), diukur mulai g. Jarak pre narial (JPN), diukur mulai
jarak badan bagian kiri dan kanan dari bagian terdepan moncong
yang paling lebar. hingga hidung.
c. Panjang badan (PB), diukur mulai h. Jarak inter narial (JIN), diukur jarak
dari bagian terdepan moncong antara rongga hidung.
hingga permulaan sirip dubur. i. Jarak pre oral (JPO), diukur mulai
d. Panjang pre orbital (PPO), diukur dari bagian terdepan moncong

5
hingga mulut. insang kelima (JML) : 7 cm

Jarak dari ujung moncong ke


kloaka (JMK) : 12 cm

Jarak dari kloaka ke ujung ekor


Hasil dan Pembahasan
(JKE) : 37,5 cm
Berdasarkan praktiku yang telah dilakukan
 Hasil pengamatan Masitah
pada kelas Chondrichthyes didapatkan 2
Spesies Karakter Morfometrik
jenis spesies ikan pari yaitu 4 spesies
Dasyatis Panjang total (PT) : 39 cm
Dasyatis kuhlii dan 1 spesies Dasyatis
sabina Lebar badan (LB) : 21 cm
sabina. Praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui ciri morfologi, kunci Panjang badan (PB) : 22 cm
identifikasi dan karakter morfometrik pada
Panjang pre orbital (PPO) : 6,5
setiap spesies.
cm
Berikut adalah hasil tabel pengamatan pada
Jarak inter orbital (JIO) : 4,5 cm
 Hasil pengamatan Agnes Berlian
Jarak pre spirakel (JPS) : 8 cm
Tamba
Jarak pre narial (JPN) : 6 cm
Spesies Karakter Morfometrik
Jarak inter narial (JIN) : 4 cm
Dasyatis Panjang total (PT) : 60 cm
kuhlii Jarak pre oral (JPO) : 6,5 cm
Lebar badan (LB) : 28 cm
Lebar mulut (LM) : 3,5 cm
Panjang badan (PB) : 24 cm
Panjang ekor (PE) : 18,5 cm
Panjang pre orbital (PPO) : 5 cm
Jarak dari moncong ke
Jarak inter orbital (JIO) : 5 cm
pembukaan celah isang pertama
Jarak pre spirakel (JPS) : 7 cm
(JMP) : 8,5 cm
Jarak pre narial (JPN) : 4 cm
Jarak dari moncong ke celah
Jarak inter narial (JIN) : 3 cm insang kelima (JML) :11,5 cm
Jarak pre oral (JPO) : 5 cm Jarak dari ujung moncong ke
Lebar mulut (LM) : 3,5 cm kloaka (JMK) : 22 cm

Panjang ekor (PE) : 36 cm Jarak dari kloaka ke ujung ekor


(JKE) : 21 cm
Jarak dari moncong ke
 Hasil pengamatan Natasya Ningtyas
pembukaan celah isang pertama
Nurhadi
(JMP) : 3,2 cm
Spesies Karakter Morfometrik
Jarak dari moncong ke celah
6
Dasyatis Panjang total (PT) : 48 cm Jarak pre narial (JPN) : 4 cm
kuhlii Lebar badan (LB) : 24 cm Jarak inter narial (JIN) : 3 cm

Panjang badan (PB) : 18 cm Jarak pre oral (JPO) : 6 cm

Panjang pre orbital (PPO) : 4 cm Lebar mulut (LM) : 3 cm

Jarak inter orbital (JIO) : 3 cm Panjang ekor (PE) : - cm

Jarak pre spirakel (JPS) : 7 cm Jarak dari moncong ke

Jarak pre narial (JPN) : 3 cm pembukaan celah isang pertama


(JMP) : 8 cm
Jarak inter narial (JIN) : 2 cm
Jarak dari moncong ke celah
Jarak pre oral (JPO) : 5 cm
insang kelima (JML) : 12 cm
Lebar mulut (LM) : 2 cm
Jarak dari ujung moncong ke
Panjang ekor (PE) : 30 cm kloaka (JMK) : 26 cm
Jarak dari moncong ke Jarak dari kloaka ke ujung ekor
pembukaan celah isang pertama (JKE) : - cm
(JMP) : 6,8 cm  Hasil pengamatan Siti Nurhaliza
Jarak dari moncong ke celah Spesies Karakter Morfometrik
insang kelima (JML) : 9 cm Dasyatis Panjang total (PT) : 51 cm
Jarak dari ujung moncong ke kuhlii Lebar badan (LB) : 25 cm
kloaka (JMK) : 18 cm
Panjang badan (PB) : 26 cm
Jarak dari kloaka ke ujung ekor
Panjang pre orbital (PPO) : 5 cm
(JKE) : 31 cm
 Hasil pengamatan Rizki Sonia Roka Jarak inter orbital (JIO) : 4 cm

Ujung Jarak pre spirakel (JPS) : 9 cm

Spesies Karakter Morfometrik Jarak pre narial (JPN) : 3 cm


Dasyatis Panjang total (PT) : 29 cm Jarak inter narial (JIN) : 5 cm
kuhlii (tanpa ekor)
Jarak pre oral (JPO) : 11 cm
Lebar badan (LB) : 33 cm
Lebar mulut (LM) : 4 cm
Panjang badan (PB) : 26 cm
Panjang ekor (PE) : 31 cm
Panjang pre orbital (PPO) : 8 cm
Jarak dari moncong ke
Jarak inter orbital (JIO) : 7 cm pembukaan celah isang pertama
Jarak pre spirakel (JPS) : 8 cm (JMP) : 5 cm

7
Jarak dari moncong ke celah Pengamatan oleh Siti Nurhaliza

insang kelima (JML) : 9 cm

Jarak dari ujung moncong ke


kloaka (JMK) : 20 cm

Jarak dari kloaka ke ujung ekor


(JKE) : 34 cm
(Dasyatis kuhlii)

Gambar Hasil Pengamatan

Pengamatan oleh Agnes Berlian Tamba Pembahasan


Tubuh ikan terbagi atas tiga bagian yaitu
caput (kepala), truncus (badan), dan cauda
(ekor). Caput pada ikan pari terdiri dari
bagian kepala, mulai dari ujung moncong
terdepan sampai dengan ujung tutup insang
(Dasyatis kuhlii)
paling belakang. Pada bagian ini terdapat
Pengamatan oleh Masitah mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi,
sungut, hidung, mata, insang, tutup insang,
otak, jantung dan sebagainya. Truncus pada
ikan terdiri dari bagian badan, yaitu mulai
dari ujung tutup insang bagian belakang,
(Dasyatis sabina) sampai dengan permulaan sirip dubur. Pada
Pengamatan oleh Natasya Ningtyas Nurhadi bagian ini terdapat sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, dan sebagainya.
Morfometrik adalah ciri yang berkaitan
dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan
misalnya panjang total dan panjang baku.
meristik adalah ciri yang berkaitan dengan
(Dasyatis kuhlii) jumlah bagian tubuh dari ikan, misalnya
Pengamatan oleh Rizki Sonia Roka Ujung jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari
keras dan lemah pada sirip punggung.

Pada penelitian ini menggunakan 2 sampel


ikan pari yaitu empat orang meneliti
Dasyatis kuhlii dan satu orang Dasyatis
(Dasyatis Kuhlii)
sabina.
8
cm, jarak pre oral (JPO) 5 cm, lebar mulut

1. Dasyatis kuhlii (LM) 3,5 cm, panjang ekor (PE) 36 cm,


jarak dari moncong ke pembukaan celah
Dari hasil pengamatan empat orang,
isang pertama (JMP) 3,2 cm, jarak dari
dapat diketahui bahwa Dasyatis kuhlii
moncong ke celah insang kelima (JML) 7
memiliki bentuk tubuh gepeng, pipih dan
cm, jarak dari ujung moncong ke kloaka
lebar. Bentuk ekor seperti cambuk.
(JMK) 12 cm, jarak dari kloaka ke ujung
Mempunyai mata yang cenderung menonjol,
ekor (JKE) 37,5 cm.
sirip dada melebar menyerupai sayap,
dengan sisi bagian depan bergabung dengan Pengukuran yang telah dilakukan oleh

kepala. Memiliki celah insang 5 pasang. Dan Natasya Ningtyas Nurhadi pada penelitian

pada Dasyatis kuhlii terdapat bintik-bintik ini diperoleh ciri morfometrik pada Dasyatis

biru kehitaman pada hampir seluruh kuhlii yaitu panjang total (PT) 48 cm, lebar

tubuhnya. badan (LB) 24 cm, panjang badan (PB) 18


cm, panjang pre orbital (PPO) 4 cm, jarak
Adapun klasifikasi dari Dasyatis
inter orbital (JIO) 3 cm, jarak pre spirakel
kuhlii sebagai berikut :
(JPS) 7 cm, jarak pre narial (JPN) 3 cm,
Kingdom : Animalia jarak inter narial (JIN) 2 cm, jarak pre oral
Filum : Chordata (JPO) 5 cm, lebar mulut (LM) 2 cm, panjang

Subfilum : Vertebrata ekor (PE) 30 cm, jarak dari moncong ke


pembukaan celah isang pertama (JMP) 6,8
Kelas : Chondrichthyes
cm, jarak dari moncong ke celah insang
Subkelas : Elasmobranchii
kelima (JML) 9 cm, jarak dari ujung
Ordo : Rajiformes moncong ke kloaka (JMK) 18 cm, jarak dari

Famili : Dasyatidae kloaka ke ujung ekor (JKE) 31 cm.

Genus : Dasyatis Pengukuran yang telah dilakukan oleh


Rizki Sonia Roka Ujung pada penelitian ini
Spesies : Dasyatis kuhlii
diperoleh ciri morfometrik pada Dasyatis
Berdasarkan pengukuran yang telah
kuhlii yaitu panjang total (PT) 29 cm (tanpa
dilakukan oleh Agnes Berlian Tamba pada
ekor), lebar badan (LB) 33 cm, panjang
penelitian ini diperoleh ciri morfometrik
badan (PB) 26 cm, panjang pre orbital
pada Dasyatis kuhlii yaitu panjang total (PT)
(PPO) 8 cm, jarak inter orbital (JIO) 7 cm,
60 cm, lebar badan (LB) 28 cm, panjang
jarak pre spirakel (JPS) 8 cm, jarak pre
badan (PB) 24 cm, panjang pre orbital
narial (JPN) 4 cm, jarak inter narial (JIN) 3
(PPO) 5 cm, jarak inter orbital (JIO) 5 cm,
cm, jarak pre oral (JPO) 6 cm, lebar mulut
jarak pre spirakel (JPS) 7 cm, jarak pre
(LM) 3 cm, panjang ekor (PE) - cm, jarak
narial (JPN) 4 cm, jarak inter narial (JIN) 3
9
dari moncong ke pembukaan celah isang Subfilum : Vertebrata
pertama (JMP) 8 cm, jarak dari moncong ke Kelas : Chondrichthyes
celah insang kelima (JML) 12 cm, jarak dari
Subkelas : Elasmobranchii
ujung moncong ke kloaka (JMK) 26 cm,
jarak dari kloaka ke ujung ekor (JKE) - cm. Ordo : Rajiformes

Pengukuran yang telah dilakukan oleh Famili : Dasyatidae

Siti Nurhaliza pada penelitian ini diperoleh Genus : Dasyatis


ciri morfometrik pada Dasyatis kuhlii yaitu Spesies : Dasyatis sabina
panjang total (PT) 51 cm, lebar badan (LB)
Berdasarkan pengukuran yang telah
25 cm, panjang badan (PB) 26 cm, panjang
dilakukan oleh Masitah pada penelitian ini
pre orbital (PPO) 5 cm, jarak inter orbital
diperoleh ciri morfometrik pada Dasyatis
(JIO) 4 cm, jarak pre spirakel (JPS) 9 cm,
sabina yaitu panjang total (PT) 39 cm, lebar
jarak pre narial (JPN) 3 cm, jarak inter narial
badan (LB) 21 cm, panjang badan (PB) 22
(JIN) 5 cm, jarak pre oral (JPO) 11 cm, lebar
cm, panjang pre orbital (PPO) 6,5 cm, jarak
mulut (LM) 4 cm, panjang ekor (PE) 31 cm,
inter orbital (JIO) 4,5 cm, jarak pre spirakel
jarak dari moncong ke pembukaan celah
(JPS) 8 cm, jarak pre narial (JPN) 6 cm,
isang pertama (JMP) 5 cm, jarak dari
jarak inter narial (JIN) 4 cm, jarak pre oral
moncong ke celah insang kelima (JML) 9
(JPO) 6,5 cm, lebar mulut (LM) 3,5 cm,
cm, jarak dari ujung moncong ke kloaka
panjang ekor (PE) 18,5 cm, jarak dari
(JMK) 20 cm, jarak dari kloaka ke ujung
moncong ke pembukaan celah isang pertama
ekor (JKE) 34 cm.
(JMP) 8,5 cm, jarak dari moncong ke celah
2. Dasyatis sabina insang kelima (JML) 11,5 cm, jarak dari
Dari hasil pengamatan satu orang, ujung moncong ke kloaka (JMK) 22 cm,
dapat diketahui bahwa Dasyatis sabina jarak dari kloaka ke ujung ekor (JKE) 21
mempunyai bentuk gepeng dan lebar. Ekor cm.
berbentuk seperti cambuk dengan ujung Kesimpulan
ekor yang tumpul. Memiliki bentuk
Dari hasil pengamatan didapatkan 2 jenis
moncong yang relatif memanjang. Berwarna
spesies ikan pari yaitu 4 spesies Dasyatis
abu-abu kecoklatan dengan bintik-bintik
kuhlii dan 1 spesies Dasyatis sabina. Dapat
putih kecil pada tubuhnya.
diketahui bahwa Dasyatis kuhlii memiliki
Adapun klasifikasi dari Dasyatis sabina bentuk tubuh gepeng, pipih dan lebar.
sebagai berikut : Bentuk ekor seperti cambuk. Mempunyai
Kingdom : Animalia mata yang cenderung menonjol, sirip dada

Filum : Chordata melebar menyerupai sayap, dengan sisi


bagian depan bergabung dengan kepala.
10
Memiliki celah insang 5 pasang. Dan pada celah isang pertama (JMP) 8,5 cm, jarak dari
Dasyatis kuhlii terdapat bintik-bintik biru moncong ke celah insang kelima (JML) 11,5
kehitaman pada hampir seluruh tubuhnya. cm, jarak dari ujung moncong ke kloaka
Rata-rata panjang total (PT) dari Dasyatis (JMK) 22 cm, jarak dari kloaka ke ujung
kuhlii 47 cm, rata-rata lebar badan (LB) 27,5 ekor (JKE) 21 cm.
cm, rata-rata panjang badan (PB) 23,5 cm, DAFTAR PUSTAKA
rata-rata panjang pre orbital (PPO) 5,5 cm,
Effendien, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
rata-rata jarak inter orbital (JIO) 4,75 cm,
Yayasan Pustaka Nusantara.
rata-rata jarak pre spirakel (JPS) 7,75 cm,
Yogyakarata
rata-rata jarak pre narial (JPN) 3,5 cm, rata-
rata inter narial (JIN) 3,25 cm, rata-rata Elizabeth A.W., Y. Rahyungsinsih.,

jarak pre oral (JPO) 6,75 cm, rata-rata lebar J.S. Rahajoe., R.

mulut (LM) 3,125 cm, rata-rata panjang ekor Ubaidillah., I. Maryanto.,

(PE) 32,3 cm, rata-rata jarak dari moncong E.B Walujo dan G .

ke pembukaan celah insang pertama (JMP) Semiadi. 2014. Kekinian


5,75 cm, rata-rata jarak dari moncong ke Keankeragaman Hayati
celah insang kelima (JML) 9,25 cm, rata- Indeonesia. Jakarta : Lipi
rata jarak dari ujung moncong ke kloaka Press.
(JMK) 19 cm, jarak dari kloaka ke ujung Kinakesti, Silvy Meyta.,
ekor (JKE) 34,16 cm. Berdasarkan hasil Wahyudewantoro, Gema. 2017.
pengamatan, diketahui bahwa Dasyatis Kajian Jenis ikan Pari di
sabina mempunyai bentuk gepeng dan lebar. Indonesia. Jurnal Fauna
Ekor berbentuk seperti cambuk dengan Indonesia. Vol 6 (2) :17-25
ujung ekor yang tumpul. Memiliki bentuk Nelson, J. S. 2006. Fishes of the World.
moncong yang relatif memanjang. Berwarna John Wiley ans Sons InC. New
abu-abu kecoklatan dengan bintik-bintik
Jersey : 633
putih kecil pada tubuhnya. Ciri morfometrik
pada Dasyatis sabina yaitu panjang total
(PT) 39 cm, lebar badan (LB) 21 cm,
panjang badan (PB) 22 cm, panjang pre
orbital (PPO) 6,5 cm, jarak inter orbital
(JIO) 4,5 cm, jarak pre spirakel (JPS) 8 cm,
jarak pre narial (JPN) 6 cm, jarak inter narial
(JIN) 4 cm, jarak pre oral (JPO) 6,5 cm,
lebar mulut (LM) 3,5 cm, panjang ekor (PE)
18,5 cm, jarak dari moncong ke pembukaan
11
12

Anda mungkin juga menyukai