Anda di halaman 1dari 6

Eating Healthy, Growing Healthy: Outcome Evaluation of the Nutrition Education Program

Optimizing the Nutritional Value of Preschool Menus, Poland


1. Mengapa dilakukan evaluasi
Anak-anak menghabiskan waktu 10 jam sehari selama 5 hari dalam waktu seminggu
di pusat penitipan anak di Polandia. Rata-rata anak-anak mengkonsumsi 50%-100%
makanan yang disajikan oleh pusat penitipan anak. Sebanyak 80,7% anak-anak atau
1.299.138 anak yang berusia 3-6 tahun mengikuti pendidikan prasekolah, dimana 982.024
diantaranya ditawari makanan full board (menyediakan 2 menu utama dan 1-2 cemilan per
hari) sambil tetap dirawat, untuk memastikan bahwa anak-anak prasekolah di Polandia
mendapatkan nutrisi yang baik dan sehat.
Namun, menurut penelitian internasional dan polandia report melaporkan bahwa
kualitas gizi anak prasekolah tidak konsisten dengan rekomendasi dan standar makanan
yang ditetapkan yaitu setidaknya mengandung 70% dari asupan energi dan nutrisi. Analsis
menu makanan di pusat penitipan anak di Polandia menunjukkan kurang memadainya
makanan yang mengandung kalsium, vitamin C, vitamin D dan zat besi, serta makanannya
kelebihan energi dan lemak.
Salah satu penyebab hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya hukum khusus
tentang gizi anak-anak prasekolah, tidak adanya peraturan hukum tentang pemasokan
energi dan nutrisi dalam menu prasekolah dan standar asupan referensi diet yang
ditetapkan oleh Institusi Nasional Pangan dan Gizi Polandia tidak diwajibkan untuk anak-
anak prasekolah. Alasan lainnya yaitu undang-undang polandia tidak mewajibkan
memperkerjakan ahli gizi untuk merencanakan dan mengawasi menu di prasekolah.
Studi sebelumnya menunjukkan kurangnya pengetahuan gizi dari staf yang
menyediakan makanan yang rata-rata merupakan seorang pendidikan menengah. Kualitas
menu dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan praktis dari institusi. Namun,
pendidikan tersebut bersifat lokal dan seringkali hanya fokus pada suatu aspek saja
misalnya tentang pasokan buah dan sayuran. Hal tersebut tidak termasuk ke dalam
evaluasi efektivitas pendidikan ataupun evaluasi yang didasarkan pada penilaian
pengetahuan staf, bukan berarti perubahan nutrisi yang sebenarkan di prasekolah. Dalam
beberapa kasus juga menyebutkan efektivitas program dinilai berdasarkan pendapatan
lembaga penitiapan anak itu sendiri yang mungkin tidak objektif dan mengarah pada bias
respon.
Beberapa intervensi yang diberikan efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas
gizi anak-anak, seperti kebijakan lingkungan makanan sekolah tertentu dan intervensi
lunchbox. Pengetahuan tentang dampak efektivitas dari kegiatan pendidikan yang
menentukan kualitas menu prasekolah dapat digunakan ketika merancang intervensi gizi.
2. Tujuan Evaluasi
Untuk mengetahui efektivitas program pendidikan multikomponen dalam
meningkatkan nilai gizi dari menu prasekolah di Polandia yang diukur dari perubahan
kanduangan nutrisi dan kepatuhan terhadap rekomendasi nutrisi sebelum dan sesudah
pendidikan.
3. Tools atau Alat Evaluasi
Evaluasi program dalam penelitian ini dilakukan 3 tingkatan yaitu sebagai berikut.
a. Penilaian oleh pendidik,
b. Penilaian oleh pusat penitipan anak, dan
c. Penilaian objektif kualitas gizi di pusat penitipan anak setelah diberikan intervensi oleh
peneliti.
Alat evaluasi yang digunakan pada penilaian pertama dan kedua menggunakan
kuesioner evaluasi (termasuk pertanaan tentang tingkat kepuasan terhadap partisipasi
dalam program, perubahan tentang pengenalan gizi serta tingkat kesultan dalam
menerapkannya sesuai dengan rekomendasi yang telah ditetapkan.
Efektivitas program pada kualitas gizi di pusat penitipan anak dievaluasi
berdasarkan analisis nutrisi dari menu sebelum intervensi dan 3-6 bulan setelah intervensi.
Nilai gizi dari menu yang disediakan per anak dan per hari berdasarkan laporan inventaris.
Nilai gizi dihitung dengan menggunakan perangkat softwere Energia v 4.1 (Copyright
1997/2006 by Andrezj Miegoc´, Warsaw, Poland) dengan database nutrisi Polandia.
4. Indikator Evaluasi
Indikator evaluasi dalam penelitian ini yaitu kandungan nutrisi yang berpedoman pada
asupan referensi nutrisi Polandia yang dikategorikan pada 2 kelompok usia yaitu 3 tahun
dan 4-6 tahun. Rata-rata energi, makronutrien, vitamin dan mineral dihitung dari menu
sehari-hari dan dihitung per anak/hari.
Berikut ini rekomendasi dietary reference intake (DRI) untuk anak usia 3-6 Tahun.
Nutrient DRI untuk anak usia 3 DRI untuk Anak usia 4-6
Tahun Tahun
Energy (kcal) 1000 1400
Protein (g) 14 21

Protein (% of energy) 10-20 10-20


Protein hewani (g) NA NA
Protein nabati (g) NA NA
Lemak (g) 33-44 31-54
Lemak (% of energy) 20-35 20-35
SFA (% of energy) Serendah mungkin Serendah mungkin
MUFA (% of energy NA NA
PUFA (% of energy) NA NA
Chlosterol (mg) <300 <300
CHO (g) 50-70 50-70
Sukrosa (% of energy) NA NA
Laktosa (g) NA NA
Pati (g) NA NA
Serat Makanan (g) 10 14
Vitamin
Vitamin A (µg) 400 500
Retional (µg) NA NA
Beta-corotene (µg) NA NA
Vitamin B1 (mg) 0,5 0,6
Vitamin B2 (mg) 0,5 0,6
Vitamin B6 (mg) 0,5 0,6
Vitamin B12 (µg) 0,9 1,2
Vitamin C (mg) 40 50
Vitamin D (µg) 15 15
Vitamin E (mg) 6 6
Folate (µg) 150 200
Niacin (mg) 6 8
Mineral
Calsium (mg) 700 1000
Tembaga (mg) 0,3 0,4
Yodium (µg) 90 90
Besi (mg) 7 10
Magnesium (mg) 80 130
Fosfor (mg) 460 500
Kalium (mg) 2400 3100
Natrium (mg) 750 1000
Seng (mg) 3 5

Tabel 2. Rekomendasi Rasio Nurisi terhadap Energi (The nutrient to energi ratio/NER) per
1000 kacl
Nutrient NER untuk anak usia 1-3 NER untuk Anak usia 4-6
Tahun Tahun
Vitamin A (µg) 400 321
Vitamin B1 (mg) 0,5 0,4
Vitamin B2 (mg) 0,5 0,4
Vitamin B6 (mg) 0,5 0,4
Vitamin B12 (µg) 0,9 0,9
Vitamin C (mg) 40 36
Vitamin D (µg) 15 11
Vitamin E (mg) 6 4,3
Folate (µg) 150 143
Niacin (mg) 6 5,7
Calsium (mg) 700 714
Tembaga (mg) 0,3 0,3
Yodium (µg) 90 64
Besi (mg) 7 7,1
Magnesium (mg) 80 93
Fosfor (mg) 460 357
Kalium (mg) 2400 2214
Natrium (mg) 750 714
Seng (mg) 3 3,6

Tabel 3. Rekomendasi Pasokan Nutrisi Yang cukup Penting Untuk Kualitas Diet
dari 7% asupan referensi nutrisi untuk anak usia 4-6 Tahun
Nutrient Rekomendasi untuk Menu
Prasekolah
Energy (kcal) 880-1080
Total Lemak (% of energy) 20-35%
SFA (% of energy) <10%
Sukrosa (% of energy) <10%
Serat Makanan (g) 9,8
Calsium (mg) 700
Yodium (µg) 63
Besi (mg) 7
Kalium (mg) 2170
Vitamin D (µg) 10,5
Folat (µg) 140

5. Hasil Evaluasi

Bagian energi yang tinggi dari lemak total dan asam lemak jenuh serta kandungan protein yang
tinggi diamati (namun, bagian energi dari protein tidak melebihi rekomendasi). Setelah
pendidikan, nilai energi dari makanan, karbohidrat total dan lemak total serta persentase
energi dari lemak dan MUFA menurun secara signifikan. Pada saat yang sama, peningkatan
pangsa energi dari protein diamati.

Sebelum pendidikan, menu yang dianalisis di sebagian besar prasekolah mencakup setidaknya
70% dari asupan harian yang direkomendasikan anak prasekolah untuk semua vitamin kecuali
vitamin D (tidak ada prasekolah yang mencapai jumlah yang disarankan). Dalam delapan
prasekolah menu, pasokan vitamin Ewastoolow, dalam lima, konten lepas, dan inin-niacin.
Pendidikan secara signifikan meningkatkan kandungan vitamin A dan beta-karoten
diemenemen, di mana jumlah vitamin D menurun. Kegiatan pendidikan gagal meningkatkan
jumlah prasekolah yang menerapkan rekomendasi untuk folat dan niasin dan jumlah lembaga
yang menawarkan jumlah vitamin E yang terlalu rendah berlipat ganda.
Tidak ada dampak signifikan dari pendidikan dalam hal pasokan mineral dalam menu
prasekolah yang diamati. Pasokan tembaga, fosfor, natrium dan seng setidaknya pada tingkat
yang disarankan, baik sebelum dan sesudah pendidikan. Kandungan kalsium dalam menu
sangat rendah: hanya tiga menu prasekolah yang memenuhi rekomendasi nutrisi ini untuk
anak-anak berusia 4-6 tahun sebelum pendidikan, dan setelah pendidikan, jumlah ini meningkat
menjadi tujuh. Dalam kasus zat besi, hampir dua pertiga (n = 150) menu prasekolah gagal
memenuhi rekomendasi untuk anak-anak berusia 4-6 tahun dan setelah pendidikan, jumlah ini
menurun tujuh (n = 143). Tingkat potasium yang lebih rendah dari yang direkomendasikan (62%
menu) dan yodium (21% menu) diamati sebelum pendidikan. Dalam hal ini, pendidikan
meningkatkan persentase anak prasekolah di bawah rekomendasi menjadi 29% untuk kalium
dan 23% untuk yodium.

Sebelum pendidikan, vitamin yang mengandung vitamin induk (kecuali vitamin untuk kedua
kelompok umur) dan mineral (kecuali kalsium, zat besi, dan kalium untuk semua kelompok
umur, dan vitamin E dan vitamin untuk anak berusia 1-3 tahun) sebaiknya direkomendasikan.
Pendidikan pendahuluan diamati untuk sebagian besar nutrisi: vitamin: A, B1, B2, B6, C, folat,
dan mineral: kalsium, tembaga, besi, magnesium, fosfor, kalium dan seng. Namun, bahkan
setelah pendidikan, rasio nutrisi-ke-energi untuk kekurangan nutrisi tidak mencapai nilai yang
disarankan.

Sebelum pendidikan, menu prasekolah ditandai dengan kandungan serat dan folat makanan
yang baik. Lebih dari 70% anak-anak prasekolah menerima yodium, kalium dan energi dari
sumber lemak dalam jumlah yang tepat. Sebagai tambahan dari institusi, rekomendasi tentang
pengaturan pasokan diterapkan, dan sepertiga untuk besi. Namun, di lebih dari 1/5 prasekolah,
anak-anak menerima diet dengan kandungan energi yang terlalu tinggi; di sebagian besar
institusi, bagian energi dari asam lemak jenuh terlalu tinggi, dan suplai kalsium terlalu rendah.
Pengaruh manfaat pendidikan (peningkatan jumlah prasekolah yang menerapkan rekomendasi)
diamati untuk sebagian besar parameter: energi, lemak, SFA, sukrosa, kalsium dan zat besi. Di
sisi lain, jumlah lembaga yang menerapkan rekomendasi yodium dan kalium menurun secara
signifikan setelah pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai