Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

DosenPengampu :Dr,MaretaB.Bakoil, SST, MPH

OLEH :

KELOMPOK 5

1. GERMANA M.AMARAL
2. NOVEMBER M. DAINGANA
3. NERI LINDA TAMEON
4. JESSYCHA LIATI SENE
5. SERINA B. KASE
6. C HEREN C.L.RATUNDIMA
7. ROSMAWATIDAHOKLORY
8. JUNITA W.RAGA
9. LUISA M.ELDIS
10. ANABELA NINO
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI KEBIDANAN

TAHUN 2019/2020

PEMBAHASAN

A.ANALISA ISU MORAL

Isu moral,yaitu pokok yang berkembang di masyarakat suatu lingkungan yang


belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian.

Moral merupakan,pengetahuan sikap seseorang. kesadaran tentang adanya hal


yang baik dan buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosia lbudaya,agama dan lain-lain.Isu moral dalam
pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang berhubungan dengan benar
dan salah dalam kehidupan sehar-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan
kebidanan.

Contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari

1. Kasusabortus
2. Keputusan untuk terminasi kehamilan
3. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luarbiasa dalam kehidupan
sehari-hari

Isu moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar biasa dalam kehidupan sehari-
hari, seperti menyangkut konflik, malparktik.Perang dan sebagainya.Etika dan moral
merupakan sumber dalamm merumuskan stander dan prinsip-prinsip yang menjadi
penuntun dalam berperilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak-hak
manusia.

ContohKasus:

Di sebuah desa terpencil seorang ibu hamil mengalami pendarahan


postpartum setelah melahirkan bayi nyayang pertama di rumah. Ibu tersebut menolak
untuk diberikan suntikan uterotonika.Bila di tinjau dari hak pasien atas keputusan
yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja tidak memberikan suntikan karena
kemauan pasien, tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang lebih rumit bila
terjadi pendarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan untuk merujuk pasien,
dan yang lebih fatal lagi bila pasien akhirnya meninggal karena pendarahan. Dalam
hal ini bisa dikatakan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Walaupun bidan
harus memaksa pasiennnya untuk disuntik mungkin itulah keputusan yang terbaik
yang harus dialakukan.

a) Pengertian Nilai Moral dan sikap


Antara pengetahuan dan tindakan ternyata tidak selalu terjadi korelaksi
positif. Proses pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan menu bentuk
sikap dan tingkah laku merupakan proses kewajiban yang bersifat musikal.
Seorang individu yang waktu tertentu melakukan perbuatan tercela ternyata
tidak selalu kerena ia tidak mengetahui bahwa perbuatan itu tercela, atau tidak
sesuai dengan nilai dan norma sosial.berbuat sesuatu secara fisik adalah
bentuk tingkah laku yang mudah dilihat dan diukur . akan tetapi didalamnya
tercakup juga sikap mental tidak selalu mudah ditanggapi, kecuali diduga
dapat menggambarkan sikap mental tersebut.
1. nilai-nilai adalah patokan-patokaan yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun
2. Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan,
akhlak, kewajiban, dan sebagainya
3. Sebagai pendidik, misalnya kesadaran akan adanya hubungan antara
semua bagian perkembangan ini
4. Perkembangn anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur
dimana kemampuan-kemampuan, ketrampilan-ketrampilan, dan
pengetahuan-pengetahuan anak sebelumnya
5. Perubahan-perubahan yang dapat di ramaikan ini terjadi pada semua
bagian perkembangan fisik, emosi, sosial, bahasa, dan kongnitif-
meskipun bagaiman perubahan-perubahan ini mewujud dan makna yang
diletakan pada perubahan tersebut
6. Pengetahuan mengenai perkembangn yang khas untuk setiap rentang usia
anak membantu para orang tua atau pendidik untuk mempersiapkan
lingkungan belajar dan merencanakan tujuan-tujuan kurikulum yang
reaslistik dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat menurut
perkembangan anak
7. Perolehan perkembangan bervariasi untuk setiap anak
8. Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu
pertumbuhan bersivat individual
9. Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi
juga dihargai menuntut kita sebagai orang dewasa ketika berinteraksi
dengan anak-anak memperlakukan mereka secara tepat dengan
keunikannya masing-masin
10. Memiliki pengharapan yang lebih tinggi terhadap anak
11. Pengelaman-pengalaman awal memberikan pengaruh yang bersifat
kumulatif maupun tertunda terhadap perkembangan anak
12. Sebagai contoh pengalaman seorang anak prasekolah bersama anak-anak
dalam tahun-tahun prasekolah membantu dia mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan sosial dan kepercayaan diri yang memungkinkan
13. Pola-pola yang sama dapat diamati pada bayi-bayi yang menangis dan
menunjukan usaha-usaha sejenis dalam berkomunikasi yang di tanggapi
secara teratur
14. Pengalaman-pengalama awal juga dapat member pengaruh yang bersifat
memudah, baik positif atau negative, terhadap perkembangan selanjutnya
b) Karakteristik nilai, moral dan sikap remaja
Sejauh mana remaja dapat mengamalkan nilai-nilai yang anutnya dan
yanag telah dicontohkan kepada mereka salah satu tugas perkembangan yang
harus dilakukan remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh
kelompok dari masyarakat. Remaja diharapkan menggati konsep-konsep
moral yang berlaku umum dan merumuskannya kedalam kode moral yang
akan berfungsi sebagai pedoman perilakunya.ilmu perubahan dasar moral
yang harus dilakukan oleh remaja, yaitu sebagai berikut:
1. pandang moral individu makin lama menjadi lebih abstrak
2. keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa
yang salah
3. penilaian moral yang semakin kongnitif mendorong remaja untuk berani
mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya
4. penilaiaan moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa
penilaian moral menimbulkan ketegangan emosi.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai,moral dan sikap
Perkembangan internalisasi nilai-nilai terjadi melalui identifikasi dengan
orang-orang yang dianggap sebagai model.
Tahap-tahap perkembangan moral dapat di bagi sebagai berikut:
1. Tingkat Prakonvesional
Pada tingkat ini, anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan terhadap
ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan
salah.akan tetapi hal ini semata-mata ditafsirkan dari segi sebab akibat
fisik atau kenikmatan perbuatan (hokum, keuntungan, pertukaran, dan
kebaikan). Tingkat ini dapat dibagi menjadi dua tahap:
a. tahap orientasi hukum dan kepatuhan
akibat-akibat fisik suatu perbuatan menentukan baik buruknya, tanpa
menghiraukan arti dan nilai manusiawi dari akibat tersebut.
b. Tahap orientasi instrumental
perbuatan yang benar adalah cara atau alat untuk memuaskan
kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan otang lain
2. Tingkat konvensional
Pada ini, anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Ia
memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi diri sendiri, tanpa
menghindahkan akibat yang segera dan nyata. Sikapnya bukan hanya
konformitas terhadap harapan pribadi dan tata tertib sosial, melainkan juga
loyal (setia) terhadapnya dan secara aktif mempertahankan, mendukung
dan membenarkan seluruh tata tertib atau norma tersebut serta
mengindentifikasikan diri dengan orang atau kelompok yang terlibat
didalamnya. Tingkat ini memiliki dua tahap
a. tahap orientasi kesepakatan antar pribadi atau orientasi
perilaku yang baik adalah yang menyenangkan dan membantu orang
lain setra yang di setujui oleh mereka
b. tahap orientasi hokum dan ketertiban
terdapat orientasi terhadap otoritas, aturan tepat dan penjagaan tata
tertib atau norma-norma sosial.
3. Tingkat pasca konvensional ( otonom/berlandaskan prinsip)
Pada tingkat ini terdaat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai dan
prinsib moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari
otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsib-prinsib itu dan
terlepas pula dari identifikasi indivudu sendiri dengan kelompok tersebut.
Ada dua tahap pada tingkat ini, yaitu:
a. tahap orientasi kontrak sosial legalitas
pada umumnya tahap ini amat bernada semangat utilitarian.

b. tahap orientasi prinsib etika yang berlaku disetiap Negara


hak ditentukan oleh keputusan suara batin, sesuai dengan prinsib-prinsi
etis yang di pilih sendiri dan yang mengacu pada komprehensivitas logis,
universalitas, konsistensi logis.

d) Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja


Setaia manusia di lahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan
bergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada dilingkungannya
hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlakunya waktu dengan
perkembangan selanjutnya, seorang anak perlahan-lahan akan melepaskan diri
dari ketergantungannya pada orang tua atau orang lain disekitarnya dan
belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamia yang dialami
oleh semua makluk hidup, tidak terkecuali manusia. Mandiri atau sering juga
disebut berdiri di atas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk
tidak bergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang
dilakukannya . kemandirian dalam konteks individu tentu memiliki aspek
yang lebih luas dari sekedar aspek fisik.

B.DILEMA
Dilema menurut Campbell adalah sautu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternative pilihan, yang kelihatannya sama atu hampir sama dan membutuhkan
pemecahan masalah.

Dilemma muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin,


atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang
ada.ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung
jawab professional yaitu :

1) Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan


kesejahteraan pasien atau klien.
2) Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan
sesuatu bagian di sertai ras tanggungjawab memperhatikan
kondisi dan keamanan pasien atau klien.

Contoh Kasus ;

Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu
dilakukan anamneses dia mengatakan tidak mau di episiotomy.ternyata selama kala II
kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masi tebal dan kaku. Keadaan ini
dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak di
episiotomy. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jantung janin menunjukkan
keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan
episiotomy, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya.Bidan berharap bayinya selamat.
Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia perna melakukan hal ini
tanpa persetujuan pasien, dilakukan karna untuk melindungi bayinya.

Jika bidan melakukan episiotomy tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan
dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sehingga inilah yang merupakan contoh
gambaran dilemma moral.bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasien,
bagaimana tinjau dari segi etik dan moral.
Dilema etik bertamba panic dengan adanya dampak emosional seperti marah, dan
frustasi dan takut dalam proses pengambilan keputusan

1) Definisi dilemma etik merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana
dia tidak harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut
2) Prinsip moral dalam menyelesakan masalah etik prinsip-prinsip moral yanh
harus diterapkan dalam pendekatan dalam penyelesaian masalah seperti
otonomi, benefesiensi, keadilan, dan kejujuran

C.KONFLIK MORAL

Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain,


kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alas an.Dalam pandangan ini,
pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang
diekspresikan, diingat, dan di alami.Konflik dapat di rasakan, diketahui,
diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi

Di pandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang


terjadi pada tingkatan individual , interpersonal, kelompok atau pada tingkatan
organisasi.konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat
berhubungan dengan stress.

Ada 2 Tipe Konflik ;

1) Konflik yang berhubungan dengan prinsp


2) Konflik yang berhubungan dengan otonomi
Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang dapat dipisahkan.

Penyebab Konflik

a. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan


b. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
c. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-
pribadi yang berbeda
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat

Contoh kasus ;

Ada seorang bidan yang berpraktik manduri di rumah.ada seorang pasien


inpartu datang ke tmpat praktiknya.status obstetric pasien adalah G1 P0 AB0. Hasil
pemeriksaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan taksiran berat
janin 3900 gram,dengan kesejahteraan jaanin dan ibu baik. Maka bidan tersebut
menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk
dilakukan tindakan rujukan.namun pasien dan keluarganya menolak dirujuk dan
bersikuku untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena pertimbangan biaya dan
kesulitan lainnya.dilihat dari kasus ini maka bidan diharapkan pada konflik moral
yang bertentangan dengan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan dalam
pelayanan kebidanan.

Di pandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang


terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok, atau pada tingkatan
organisasi.

Ajaran moral, merupakan bagian dari etika, etika merupakan filsafat atau
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandang
moral.Etika adalah sebuah ilmu bukan ajaran.jadi antara etika dan ajaran oral tidak
berada pada tingkat yang sama,ajaran moral mengatakan bagaimana manusia harus
hidup , sedangkan etika menjawab bagaimana manusia dapat bersikap yang
bertanggung jawab ketika berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
DAFTAR PUSTAKA

Dwienda Ristica, Octa dan Julianti, Widya, 2014, Prinsip Etika dan Moralitas
dalam Pelayanan Kebidanan

Haryani, Reni, 2013, Etikolegal dalam Prakik Kebidanan

Puji Wahuningsih, Heni, 2006,Etika Profesi Kebidanan

Dian, Endah, Dilemma dan Moral Pelayanan Kebidanan

Marmi, 2014, Etika Profesi Bidan

Anda mungkin juga menyukai