Anda di halaman 1dari 8

PAPER

ASUHAN KEBIDANAN
KEGAWATDARURATAN MATERNAL & NEONATAL
Dosen Pengampu : Ignasensia D. Mirong, SST,M.Kes

”KONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN MATERNAL DAN


NEONATAL”

Disusun Oleh :

Yasinta Adi Ina Galla


PO530324019496
Tingkat 2 B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG
PROGAM STUDI DIII-KEBIDANAN
TAHUN 2020/2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan
kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga
sehingga membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan nyawa
(Nuraminudin, 2010).
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak
segera ditangani akan berakibat pada kematian ibu dan janinnya. Kasus ini
menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2010).
Kegawatdaruratan maternal adalah perdarahan yang mengancam
nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang
terjadi pada minggu awal kehamilan, persalinan, postpartum, hematoma, dan
koagulopati obstetri. Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru lahir
yang apabila tidak segara ditangani akan berakibat pada kematian bayi.
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan
manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari)
membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan
kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu
(Sharieff, Brousseau, 2011).
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat
cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan
(abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan
perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan
(plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per
vagina setelah seksio sesarea, retensio plasentae/ plasenta inkomplet),
perdarahan pasca persalinan, hematoma, dan koagulopati obstetri.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses
kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti
walaupun dengan bantuan alat-alat medis modern sekalipun, sering kali
memberikan gambaran berbeda terhadap kondisi bayi saat lahir.
Kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran
bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis memiliki
kemampuan dan keterampilan standar dalam melakukan resusitasi pada bayi
baru lahir yang dapat diandalkan, walaupun mereka memiliki latar belakang
pendidikan sebagai profesional ahli.

2
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Konsep Dasar
Kegawatdarauratan Maternal dan Neonatal.

C. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan Konsep Dasar Kegawatdarauratan Maternal dan Neonatal.

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Konsep
Dasar Kegawatdarauratan Maternal dan Neonatal
2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Konsep
Dasar Kegawatdarauratan Maternal dan Neonatal

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar dalam kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal


1. Pengertian kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan
kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa (Campbell S,
Lee C, 2010).
a. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Biasanya dilambangkan
dengan label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
b. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat. Biasanya di lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien
dengan Ca stadium akhir.
c. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya. Biasanya di lambangkan dengan label
kuning. Misalnya : pasien Vulnus Lateratum tanpa pendarahan.
d. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Baisanya di
lambangkan dengan label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek.
e. Pasien Meninggal
Label hitam (Pasien sudah meninggal) merupakan prioritas terakhir.

Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak


segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi
penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir. (Saifuddin, 2010).
Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru lahir yang apabila tidak
segara ditangani akan berakibat pada kematian bayi.
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi
dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28
hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis
dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-
waktu (Sharieff, Brousseau, 2011).

4
Kegawatdaruratan maternal perdarahan yang mengancam nyawa
selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi
pada minggu awal kehamilan, persalinan, postpartum, hematoma, dan
koagulopati obstetric.

B. Tanda Dan Gejala Kegawatdaruratan


a. Sianosis sentral
Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang
terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak
berkaitan dengan O2).
b. Apnea
Menurut American Academy of Sleep Medicine, penentuan periode apnea
dikategorikan berdasarkan hasil indeks rata-rata jumlah henti nafas dalam
1 jam atau Apnea Hypopnea Indeks (AHI).
c. Kejang
Kejang umum dengan gejala:
1) Gerakan wajah dan ekstremitas yang teratur dan berulang
2) Ekstensi atau fleksi tonik lengan atau tungkai, baik sinkron maupun
tidak sinkron
3) Perubahan status kesadaran (bayi mungkin tidak sadar atau tetap
bangun tetapi responsif/apatis)
4) Apnea (napas spontan berhenti lebih 20 detik).
d. Spasme dengan gejala :
1) Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai
beberapa menit
2) Dipicu oleh sentuhan, suara maupun cahaya
3) Bayi tetap sadar, sering menangis kesakitan
4) Trismus (rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu
seperti mulut ikan)
5) Opistotonus
e. Perdarahan
Setiap perdarahan pada neonatus harus segera dirujuk, perdarahan dapat
disebabkan kekurangan faktor pembekuan darah dan faktor fungsi
pembekuan darah atau menurun.
f. Sangat kuning
g. Berat badan < 1500 gram.

5
C. Penyebab Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal
1. Faktor-faktor yang menyebabkan Kegawatdaruratan Maternal :
a. Abortus
b. Mola hidatidosa
c. Kehamilan ektopik
d. Perdarahan
e. Preeklamsia berat
2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegawatdaruratan pada Neonatus :
a. Faktor Kehamilan: Kehamilan kurang bulan, Kehamilan
dengan penyakit DM, Kehamilan dengn gawat janin,
Kehamilan dengan penyakit kronis ibu, Kehamilan dengan
pertumbuhan janin terhambat, Infertilitas.
b. Faktor pada Partus: Partus dengan infeksi intrapartum dan
Partus dengan penggunaan obat sedative.
c. Faktor pada Bayi: Skor apgar yang rendah, BBLR, Bayi kurang
bulan, Berat lahir lebih dari 4000gr, Cacat bawaan dan
Frekuensi pernafasan dengan 2x observasi lebih dari 60/menit.
3. Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan Kegawatdaruratan Neonatus :
a. Hipotermia
b. Hipertermia
c. Hiperglikemia
d. Tetanus neonaturum
e. Penyakit-penyakit pada ibu hamil
f. Sindrom Gawat Nafas Neonatus

6
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup
bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus,
mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan
pada minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa,
solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio
sesarea, retensio plasentae/plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan,
hematoma, dan koagulopati obstetri.
Neonatus adalah organisme yang berada pada periode adaptasi kehidupan
intrauterin ke ekstrauterin. Masa neonatus adalah periode selama satu bulan tepat
4 minggu atau 28 hari setelah lahir)
Penyebab kematian yang paling cepat pada neonatus adalah asfiksia dan
perdarahan. Asfiksia perinatal merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas
yang penting. Akibat jangka panjang, asfiksia perinatal dapat diperbaiki secara
bermakna jika gangguan ini diketahui sebelum kelahiran (misal, pada keadaan
gawat janin) sehingga dapat diusahakan memperbaiki sirkulasi / oksigenasi janin
intrauterin atau segera melahirkan janin untuk mempersingkat masa hipoksemia
janin yang terjadi.

B.     Saran
Mengingat tingginya AKI dan AKB di Indonesia, maka kegawatdaruratan
maternal dan neonatal haruslah ditangani dengan cepat dan tepat. Penanganan
yang tepat dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di Indonesia. Maka,
dengan mempelajari dan memahami kegawatdaruratan maternal dan neonatal,
diharapkan bidan dapat memberikan penanganan yang maksimal dan sesuai
standar demi kesehatan ibu dan anak.

7
DAFTAR PUSTAKA

Lisnawati, Lilis. 2013. Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : TIM.

Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : Trans Info Media.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan. Jakarta


: Pustaka Utama.

Amelia paraswati. 2015. Konsep Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.

http://ameliaparaswati.blogspot.co.id/2015/03/konsep-dasar
kegawatdaruratan/.html.
Diakses pada tanggal 3 Maret 2021 Pukul 16.00 WIB.

Arivaturravida. 2012. Kegawatdaruratan dalam Kebidanan.


http://arivaturravida-kegawatdaruratan-dalam-kebidanan.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 3 Maret 2021 pukul 16.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai