Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Asuhan Kebidanan Komunitas


“Kebidanan Komunitas”
Dosen Pengampu: Dewa Ayu Putu M.K, S.Si.T, M.Kes

Oleh

Nama : Yasinta Adi Ina Galla

NIM : PO 530324019496

Tingkat : II B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “Kebidanan Komunitas” pada
matakuliah Askeb Komunitas, yang mana ini diberikan untuk menambah pengetahuan saya dan
juga pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pengampuh mata kuliah Persalinan
dan BBL untuk pengembangan makalah ini kedepannya.
.

Kupang, 22 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTA ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan masalah.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebidanan Komunitas.......................................................6

2.2 Riwayat Kebidanan Komunitas Di Indonesia………………………..8

2.3 Sasaran Bidan Di Komunitas………………………………………...10

2.4 Tujuan Kebidanan Komunitas………………………………………..12

2.5 Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas………………………………..12

2.6 Masalah-masalah Kebidanan Komunitas……………………………..13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................16
Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang


diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan
merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.

Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan “untuk mewujudkan keluarga yang


sehat sejahtera sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal”.Halini sesuai dengan visi
Indonesia Sehat 2010.Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan dimasyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan
keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat,bahagia dan sejahtera. Didalam
kesehatan keluarga, kesehatan ibu mencakup kesehatan masa pra kehamilan, kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa diluar kehamilan (masa interval).

Kesehatan untuk semua menurut WHO adalah semua orang memperoleh derajat kesehatan
tertinggi yang memungkinkan dan secara minimum semua orang memperoleh derajat
kesehatan sehingga mereka mampu bekerja produktif dan berpartisipasi secara aktif dalam
kehidupan social dimasyarakat dimana mereka tinggal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian kebidanan komunitas


2. Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia
3. Sasaran bidan dikomunitas
4. Tujuan kebidanan komunitas
5. Jaringan kerja bidan di komunitas

4
6. Masalah-masalah kebidanan komunitas seperti kematian ibu dan bayi
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian kebidanan komunitas


2. Untuk mengetahui Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia
3. Untuk mengetahui Sasaran bidan dikomunitas
1. 4.Untuk mengetahui apa saja Tujuan kebidanan komunitas
4. Untuk mengetahui Jaringan kerja bidan di komunitas
5. Untuk mengetahui apa saja Masalah-masalah kebidanan komunitas seperti kematian ibu
dan bayi

5
BAB II

PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

2. 1 Pengertian Kebidanan Komunitas

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang layanan


kepada masyarakat dengan waktu pada kelompok risiko tinggi, dengan upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.Kebidanan komunitas memberi perhatian
terhadap pengaruh faktor lingkungan termasuk fisik, biologis, psikologis, sosial, kultural,
dan rohani terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan,
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.Kebidanan komunitas itu pada asumsi berikut.

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.


2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier merupakan komponen sistem
pelayanan kesehatan.
3. Kebidanan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, hasil pendidikan dan penelitian
yang melandasi praktik.
4. Fokus utama adalah pelayanan kesehatan primer sehingga kebidanan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan utama. Kebidanan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara
aktif dans sesuai Keyakinan komunitas.
Beberapa Keyakinan yang mendasari praktik kebidanan komunintas adalah sebagai berikut.

1. Pelayanan kesehatan baik tersedia, dapat tercapai, dan dapat diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam hal ini
komunitas.

6
3. Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu menjalin
kerja sama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik yang mendukung juga
mengahambat sehingga hal ini perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Tujuan umum kebidanan komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat agar
dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Tujuan khusus kebidanan komunitas sebagai
berkut.

1. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam


pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.
2. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalammengatasi masalah kesehatan.
3. Menciptakan dukungan bagi individu yang terkait.
4. Mengendalikan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat yang optimal.
5. Mengembangkan ilmu dan melaksanakan kebidanan kesehatan masyarakat.
Kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan / asuhan langsung yang angka
padakebutuhan dasar komunitas, yang terkait dengan kebiasaan atau pola perilaku
masyarakatyang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan
lingkungan intern daneksternal. Intervensi kebidanan yang dilakukan mencakup pendidikan
kesehatan,mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan oleh komunitas,
melalui intervensi kebidanan yang membutuhkan keahlian bidan (konseling pasangan yang
akan menikah,melakukan kerja sama lintas-program dan lintas-sektoral) untuk mengatasi
masalah komunitasserta melakukan rujukan kebidanan dan non kebidanan jika perlu.
Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada tiga tingkat pencegahan yaitu sebagai
berikut.

1. Prenvensi primer.

Prevensi primer adalah pencegahan dalam arti yang sebenarnya, kapan teridentifikasi
faktor risiko di masyarakat. Pencegahan primer mencakup peningktan kesehatan pada
pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit, kesehatan promosi,kesehatan

7
pendidikan, spesifik perlindungan dan lingkungan perlindungan. Contoh kegiatan di
bidang prevensi primer, seperti imunisasi, penyuluhan tentang gizi, dan penyuluhan untuk
mencegah keracunan.

2. Prevensi sekunder.

Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis sehingga memperpendek waktu sait dantingkat keparahan /
keseriusan penyakit, contoh: mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak /
belita atau memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
termasuk pemeriksaan gigi dan mata secara secara berkala.

3. Prevensi Tersier

Pencegahan tersier dilakukan pada kasus kecacatan atau ketidakmampuan atau tidak dapat
itu. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses
penyakitnya sendiri, yaitu kembalikan individu pada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.

Contoh: bidan mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan anak dengan
kolostomi dirumah atau membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan
anggotagerak untuk latihan secara teratur di rumah.

2.2 Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda tahun 1807 pertolongan persalinan


dilakukan oleh dukun, tahun 1951 di dirikan sekolah bidan bagi wanita pribumi di Batavia
kemudian tahun 1953 kursus tambahan bidan (KTB) di masyarakat Yogyakarta dan
berkembang di daerah lain. Hari dengan pelatihan ini di bukalah BKIA, bidan sebagai
penanggung jawab, memberikan pelayanan antenatal peduli, pos kelahiran peduli,
pemeriksaan bayi dan gizi, intranatal di rumah, kunjungan rumah pasca salin. Tahun 1952
diadakan pelatiihan secara resmi untuk kualitas persalinan, tahun 1967 kursus tambah
bidan (ktb)ditutup, kemudian BKIA terintegrasi dengan puskesmas.Munculnya gagasan
kebidanan komunitas merupakan upaya tindak lanjut dari pun internasional tentang Aman
Keibuan di Nairobi tahun 1987, kemudian dilaksanakan suatu Lokakarya Nasional tentang

8
kesejahteraan ibu, yang menghasilkan komitment lintas sektoral untuk menurunkan AKI
(Angka Kematian Ibu) sebesar 50% dari 450 pada tahun 1986 menjadi225 per 100.000
Kelahiran hidup di tahun 2000.Tingginya AKI di Indonesia ini konstruktif pula oleh
belum memadainya cakupan persalinan oleh Tenaga kesehatan dan rendahnya cakupan
penanganan kasus kebidanan. Ada Singgah yang jelas Antara cakupan pertolongan
persalinan oleh Tenaga kesehatan dan AKI

Semakin tinggi cakupan pertolongan persalinan oleh Tenaga kesehatan maka akan
semakin rendah AKI suatu Negara. Salah satu analisis yang melatar belakangi keadaan
tersebut adalah tidak adanya atau tingkat Tenaga kesehatan yanga da di dekat masyarakat
terutama daerah pedesaan. Salah satu upaya penting yang dicapai dalam mempecepat
penurunan AKI dan AKBadalah dengan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berarti menempatkanTenaga kesehatan di tengah-tengah masyarakatPADA
tahun 1989 pemerintah membuat kebijakan melaksanakan "tunai program" secara sesekali
yang memperbolehkan lulusan sekolah pendidikan kepeawatan (SPK) untuk langsung
masuk keProgran Pendidikan Bidan yang dikena dengan Program bidan SEBUAH (PBB
SEBUAH). lama pendidikan na 1tahun dan lulusannya langsung ditempatkan di desa-desa
yang kemudian disebut sebagai bidandesa (BDD), Namun selama bekerja didesa, tugas
pokok BDD tidak hanya melaksanakan pelayanan kebidanan, tetapi juga harus dapat
melayani pengobatan umum. Masyarakat menganggap BDDtidak hanya sebagai Tenaga
kesehatan yang menolong persalinan tetapi juga sebagai Tenaga promotif, preventif, dan
kuratif yang sangat dapat diandalkan oleh masyarakat desa. Bidan di desasalah sebagai
ujung tombak peningkatan status kesehatan ibu dan anak di desa / masyarakatyang
mempunyai peran penting dalam pembangunan investasi dini, yaitu penanganan
kesehatanibu hamil dan laktasi sebagai modal dasar pembangunan sumber daya manusia
(SDM). Pada awalnya BDD diangkat sebagai PNS, namun kemudian dalam perjalanannya
BDD di berikanstatus kontrak atau PTT sesuai dengan kemampuan daerah
setempat.Puskesmas memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam wilayah kerja.
Bidan di puskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk keluarga
berencana(KB). Diluar gedung pelayanan kesehatan kkeluarga dan posyandu yang
mencakup pemeriksaan kehamilan. KB, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan.
Instruksi presiden secara llisan padapapan kabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik

9
bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai pelaksana KIA. Tahun 1994 merupakn
ttik tolak dan koferensi kependudukan dunia diKairo yang menekankan pada pers
kesehatan Perluas garapan bidan Antara lain aman keibuan, keluarga berencana,
kesehatan reroduksi remaja, Penyakit Menular Seksual (PMS)dan kesehatan pers orang
tua.

2.3 Sasaran

Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas, yaitu agar :

a. Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.


b. Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
c. Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.
d. Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.
e. Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra
upaya.
f. Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau.
g. Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program kesehatan
masyarakat.
h. Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya dan sadar mutu
masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
i. Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat.
j. Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-utamaan
gender.
k. Pengutamaan daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana.
l. Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan komitmen global.
m. Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan masyarakat.
n. Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan pendampingan.
o. Pengembangan penelitian untuk dukungan program.

10
p. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program kesehatan
masyarakat.
Sasaran Utama

Menurut ( Syahlan, 1996 : 16 ) Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas.


Di dalam komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok
masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak.

Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga
adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. ( Syahlan, 1996 : 16 )

Ibu: Pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.

Anak: Meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah dan
sekolah.

Keluarga: Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,


pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok usila
(gangrep).

Masyarakat (community): Remaja, calon ibu dan kelompok ibu.

Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik
yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum (Meilani,
Niken dkk, 2009 : 9).

2.4 Tujuan dari Kebidanan Komunitas

Tujuan kebidanan komunitas mencakup tujuan umum dan tujuan khusus berikut ini:

a.Tujuan umum

Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,khusunya


kesehatan perempuan (women well being) diwilayah kerjanya,sehingga masyarakat
mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampumemecahkan masalahnya
secara mandiri.

11
b. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung


jawab bidan.

b.Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas


dan perinatal secara terpadu

c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko

kehamilan,persalinan, nifas, dan perinatal.

d.Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.

e.Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat

atau terkait.

2.5 Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas

Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas


Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS, Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 :
235)

Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali kegiatan yang
akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing – masing, selalu
berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta
turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.

Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/ leader di
mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan
kebidanan di komunitas

12
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan lintas
sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam
satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian tablet FE, Vitamin A, PMT dan
sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan
institusi/ departemen lain, misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.

2.6 Masalah-masalah Kebidanan Komunitas

a. Kematian Ibu Dan Bayi

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat.

1) Kematian Ibu

Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin dan
masa nifas (dalam 42 hari) setelah persalinan.jumlah kematian ibu melahirkan di
Indonesia mencapai angka 307 per 100.000 kelahiran.

Berdasarkan penyebab kematian ibu bias dibedakan menjadi langsung dan tidak
langsung.

a. Penyebab langsung

1. perdarahan (42%)

2. Keracunan kehamilan/ Eklampsi (13%)

3. Keguguran/aborttus (11%)

4. Infeksi (10%)

5. Partus lama/ peralinan macet ((%)

6. Penyebab lain (!5%)

b. Penyebab tidak langsung

13
1. Pendidikan ibu-ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah.

2. Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengutamakan bapak

dibandingkan ibu.

3. “4 terlalu” dalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan

terlalu banyak.

4. “3 terlambat”, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke

tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ibu disebut Making
Pregnancy Safer (MPS), yang mengandung 3 pesan kunci, yaitu:

a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih.

b. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat (memadai).

c. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI, yaitu;

a. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan, meliputi:

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

2. Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar.

3. Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan


komplikasi keguguran.

4. Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor.

b. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program.

c. Sosialisasi dan advokasi.

14
2) Kematian Bayi

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi belum
berusia tepat 1 tahun. Angka kematian bayi (AKB) mencapai 35 per 1.000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian bayi meliputi asfiksi, infeksi, hipotermi, BBLR, trauma
persalinan. Penyebab lain meliputi pemberian makan secara dini, pengetahuan yang
kurang tentang perawatan bayi, tradisi (masyarakat tidak percaya pada tenaga
kesehatan), serta sistem rujukan yang kurang efektif.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian bayi yaitu:

a. Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi.

b. Peningkatan ASI Eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh
kembang.

c. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.

d. Program Manajemen Tumbuh Kembang Balita Sakit dan Manajemen Tumbuh


Kembang Balita Muda.

e. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan tepat.

f. Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan pasca

persalinan sesuai standar kesehatan.

g. Program ASUH.

h. Keberadaan bidan desa.

i. Perawatan neonatal dasar

BAB III

PENUTUP

15
3.1 Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
layanan kepada masyarakat dengan waktu pada kelompok risiko tinggi, dengan
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.Kebidanan
komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan termasuk fisik,
biologis, psikologis, sosial, kultural, dan rohani terhadap kesehatan masyarakat dan
memberi prioritas pada strategi pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan.Kebidanan komunitas itu pada asumsi berikut.

3.2 Saran
Bidan kesehatan komunitas kiranya dapat bekerja sama dengan komunitas
dan populasi untuk memperbaiki kembali kesehatan, bidan kesehatan komunitas
kiranya dapat memperhatikan standar evaluasi atau penilaian dalam memberikan
asuhan keperawatan komunitas, bidan kesehatan komunitas kiranya dapat terlibat
dalam koordinasi dan organisasi dalam merespons isu-isu yang berhubungan dengan
kesehatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, WahitIqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori.Jakarta


:SagungSeto

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :Gosyen


Publishing

Gunawijaya, J. 2010. Kuliah Umum tentang Budaya dan Perspektif Transkultural dalam
Keperawatan Mata Ajar KDK II 2010, semester genap: FK UI

Jurnal Bidan Diah Widyatun,S.ST. 2012. Jaringan kerja Kebidanan Komunitas

Jurnal Bidan Diah Widyatun, S.ST. 2012. Masalah-masalah Kebidanan Komunitas

17

Anda mungkin juga menyukai