NEONATAL
1. Ai Sobariah
2. Firni Fauziah
3. Ledia Amanda
4. Neng Nurul Hikmawati
5. Puji Laksana
Jl. Benteng, No. 32, Benteng , Kec. Ciampea, Kab. Bogor, Jawa Barat, 16620
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawat
daruratan.
Dalam penyusunan makalah ini kami meperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Indah Soelistiawati,S.ST,M.K.M selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kegawat daruratan dan semua pihak yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan pada kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya.
Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun dengan
bantuan alat-alat medis modern sekalipun, sering kali memberikan gambaran berbeda
terhadap kondisi bayi saat lahir. Kemauan dan keterampilan tenaga medis yang
menangani kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis
memiliki kemampuan dan keterampilan standar dalam melakukan resusitasi pada bayi
baru lahir yang dapat diandalkan, walaupun mereka memiliki latar belakang
pendidikan sebagai profesional ahli (Sharieff, Brousseau, 2011).
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis makalah ini adalah mendeskripsikan cara
menstabilisasikan pasien kegawatdaruratan maternal dan neonatal
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang stabilisasi pasien
Dasar Kegawatdarauratan Maternal dan Neonatal
2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Stabilisasi
Kegawatdarauratan Maternal dan Neonatal
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Sianosis sentral
Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang
terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak
berkaitan dengan O2).
2) Apnea
Menurut American Academy of Sleep Medicine, penentuan periode
apnea dikategorikan berdasarkan hasil indeks rata-rata jumlah henti
nafas dalam I jam atau Apnea Hypopnea Indeks (AHI).
3) Kejang
Kejang umum dengan gejala:
a) Gerakan wajah dan ekstremitas yang teratur dan berulang
b) Ekstensi atau fleksi tonik lengan atau tungkai, baik sinkron maupun
tidak sinkron
c) Perubahan status kesadaran (bayi mungkin tidak sadar atau tetap
bangun tetapi responsif/apatis)
d) Apnea (napas spontan berhenti lebih 20 detik).
4
4) Spasme dengan gejala
a) Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai
beberapa menit
b) Dipicu oleh sentuhan, suara maupun cahaya
c) Bayi tetap sadar, sering menangis kesakitan
d) Trismus (rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu
seperti mulut ikan)
e) Opistotonus.
5) Perdarahan
Setiap perdarahan pada neonatus harus segera dirujuk, perdarahan
dapat disebabkan kekurangan faktor pembekuan darah dan faktor
fungsi pembekuan darah atau menurun.
6) Sangat kuning
7) Berat badan < 1500 gram.
5
b) Pastikan kecukupan oksigen
• Pastikan paru dapat bernafas dengan spontan
• Bila diperlukan berikan oksigen 2-4 liter/menit
• Persiapan set tabung oksigen untuk ambulasi (berisi oksigen
yang mencukupi selama proses ambulasi/transportasi pasien
2) Stabilisasi Hemodinamik
a) Pasang infus 2 jalur
• Gunakan Abbocath 14G-16G, dan set transfusi darah Berikan
kristaloid sampai syok teratasi (nadi teraba, diastolik > 70
mmHg)
• Bila diperlukan berikan koloid sebagai plasma ekspander
• Untuk pemeliharaan berikan kristaloid 2.000-2.500 ml/ 24 jam
b) Penilaian sambil resusitasi
• Pastikan jantung dapat berdenyut spontan dan teratur
• Nilai perubahan hemodinamik yang terjadi
• Nilai tanda vital (kesadaran, tekanan darah, nadi, frekuensi
pernafasan)
c) Persiapan transfuse
• Periksa laboratorium (Hb, waktu perdarahan, waktu
pembekuan, aPTT, PT, elektrolit, golongan darah)
• Lakukan crossmatch donor darah
b. Stabilisasi Khusus
1) Tentukan penyebab, tetap sambil resusitasi
a) Nilai kontraksi uterus
b) Cari adakah cairan bebas di abdomen bila:
• ada risiko trauma (bekas SC, partus buatan yang sulit)
• kondisi pasien lebih buruk daripada jumlah darah yang keluar
c) Periksa plasenta yang sudah keluar
2) Perbaikan kontraksi uterus
a) Masase uterus
6
b) Uterotonika
c) Kompresi bimanual (eksterna/ interna)
d) Tamponade uterus (dengan material yang TIDAK MENYERAP
darah)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan
meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola
hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada
minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta,
ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea, retensio
plasentae/plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan, hematoma, dan
koagulopati obstetri.
Neonatus adalah organisme yang berada pada periode adaptasi kehidupan
intrauterin ke ekstrauterin. Masa neonatus adalah periode selama satu bulan tepat 4
minggu atau 28 hari setelah lahir)
Penyebab kematian yang paling cepat pada neonatus adalah asfiksia dan
perdarahan. Asfiksia perinatal merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang
penting. Akibat jangka panjang, asfiksia perinatal dapat diperbaiki secara bermakna
jika gangguan ini diketahui sebelum kelahiran (misal, pada keadaan gawat janin)
sehingga dapat diusahakan memperbaiki sirkulasi / oksigenasi janin intrauterin atau
segera melahirkan janin untuk mempersingkat masa hipoksemia. janin yang terjadi.
3.2 Saran
Mengingat tingginya AKI dan AKB di Indonesia, maka kegawatdaruratan
maternal dan neonatal haruslah ditangani dengan cepat dan tepat. Penanganan yang
tepat dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di Indonesia. Maka, dengan
mempelajari dan memahami kegawatdaruratan maternal dan neonatal, diharapkan
bidan dapat memberikan penanganan yang maksimal dan sesuai standar demi
kesehatan ibu dan anak.
11
DAFTAR PUSTAKA
12