Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk gaya belajar siswa dan faktor yang
mempengaruhi terbentuknya gaya belajar pada pembelajaran jarak jauh di SDN 1
Somogede. Pentingnya penelitian ini untuk mempermudah guru menyediakan lingkungan
yang mendukung dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa dapat menyerap
informasi dengan maksimal sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif metode yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Partisipan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V, wali
kelas V, dan orang tua siswa. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa siswa tidak hanya memiliki satu gaya belajar, dari enam
siswa bentuk gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik yang paling dominan adalah
auditorial dan kinestetik. Tiga siswa gaya auditorial, tiga siswa gaya kinestetik, dan dua
siswa gaya visual. Faktor yang mempengaruhi gaya belajar yaitu Faktor internal siswa
memiliki minat, motivasi belajar yang tinggi untuk mendapatkan hasil belajar yang terbaik.
Faktor eksternal berkaitan dengan keluarga dan sekolah, orangtua siswa sangat mendukung
belajar anaknya dengan memberikan kontribusi fasilitas belajar anak yang memadai dan
sekolah mengkondisikan lingkungan belajar siswa sehingga siswa merasa nyaman saat
belajar.
Abstract
This study aims to determine the form of student learning styles and the factors that
influence the formation of learning styles in distance learning at SDN 1 Somogede.
The importance of this research is to make it easier for teachers to provide a
supportive environment in which the learning process takes place so that students can
absorb information maximally. This study uses a qualitative descriptive approach, the
methods used are observation, interviews, and documentation. Participants in this
study were students of class V, homeroom teacher of class V, and parents of students.
Data validity test used source triangulation and technique triangulation. Data
analysis techniques using the Miles & Huberman model include data collection, data
reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this study
indicate that students do not only have one learning style, of the six students the most
dominant forms of visual, auditory, and kinesthetic learning styles are auditory and
kinesthetic. Three auditorial style students, three kinesthetic style students, and two
visual style students. Factors that influence learning styles, namely internal factors
students have interest, high motivation to learn to get the best learning outcomes.
External factors related to family and school, parents of students are very supportive
of their children's learning by contributing to adequate children's learning facilities
and schools to condition the student's learning environment so that students feel
comfortable while studying.
1
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran (JPPP) Vol xx, No xx, xxx-xxx
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan baru. Hamalik (2011:
79) berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara dalam
kehidupan masyarakat. Pendidikan dapat dijadikan sarana manusia untuk berpikir, mengolah hal-hal
yang baru didapatnya, untuk dapat ditarik simpulan sehingga dari situlah individu akan memperoleh
pengetahuan yang baru dan melakukan perubahan tingkah laku. Pendidikan juga diyakini dapat
meningkatkan kesadaran setiap manusia bahwa dirinya merupakan bagian dari sebuah sistem dalam
kehidupan yang diharapkan terus berusaha memberikan hal yang yang positif kepada
lingkungannya, sehingga pendidikan harus dikelola dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Keberhasilan proses pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, adanya fasilitas
pendidikan yang lengkap, guru yang berkompeten, siswa, kurikulum, dukungan masyarakat dan
lingkungan sekitar. Keberhasilan seorang siswa dalam mencapai prestasi belajarnya sangat
dipengaruhi oleh beragam faktor, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah cara belajar
siswa, atau yang biasa dikenal dengan gaya belajar. Seseorang memiliki gaya belajar yang berbeda
sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Menurut Gilakjani (2012: 11) terdapat tiga gaya belajar
utama yaitu visual, auditorial dan kinestetik. Gaya belajar visual mengandalkan indra penglihatan
untuk menyerap berbagai informasi. Seseorang yang mempunyai gaya belajar visual cenderung
terlihat rapi dan lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar. Gaya belajar
auditorial mengandalkan indra pendengaran. Sehingga seseorang dengan gaya belajar auditorial
mudah terganggu oleh keributan dan lebih mudah belajar dengan mendengar daripada membaca.
Sedangkan gaya belajar kinestetik mengandalkan gerakan tubuh. Mereka yang mempunyai gaya
belajar kinestetik cenderung banyak bergerak saat belajar. Seorang individu harus bisa memahami
gaya belajar yang paling sesuai dengan dirinya.
Pada kenyataannya banyak kita temui siswa dalam belajar mengalami hambatan, prestasi
yang tidak memuaskan dan lambat dalam mengerjakan tugas. Siswa tersebut dapat kita golongkan
ke dalam siswa yang mengalami kesulitan belajar.Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh faktor
intern diantaranya sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, intelegensi dan
minat.Sedangkan faktor ekstern diantaranya guru, sarana dan prasarana, lingkungan sosial siswa
dan keluarga. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajar adalah mengenal
anak didik, mengetahui kemampuannya, minat dan keterbatasannya, gaya belajarnya agar apa yang
diberikan dan cara penyampaian materi pelajaran dapat disesuaikan dengan keadaan anak didik.
Untuk mengenali gaya belajar yang ada pada diri siswa, bukan merupakan hal yang sulit karena
gaya belajar seseorang merupakan salah satu dari karakteristik individu yang belajar. Dengan kata
lain, gaya belajar tercermin dari pribadi dan kemampuan seseorang.
Guru perlu mengetahui gaya belajar siswa untuk mempertimbangkan cara mengajar yang
tepat yang dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Mesut Ozonur
dkk (2020:1858-1863) yang berjudul Identifying distance learners learning stylesyaitu bahwa
model pendidikan dimana siswa terlibat dan gaya belajar yang disukai siswa dapat meningkatkan
prestasi siswa. Prestasi siswa yang meningkat berarti guru dalam menyampaikan informasi dapat
diterima dengan mudah oleh siswa. Bire (2014: 169) berpendapat bahwa guru dengan penggunaan
gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama yang bersifat verbal atau dengan jalur
auditorial, tentunya dapat menyebabkan ketimpangan dalam menyerap informasi. Hal ini bisa
terjadi karena guru belum mengetahui karakteristik siswa dengan pola belajar yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar, siswa perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali gaya
belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Berkaitan dengan hal tersebut peneliti melakukan observasi pada siswa kelas V dengan
jumlah 6 siswa. Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga bentuk gaya belajar
juga berbeda, guru dalam memperlakukan siswapun berbeda-beda sesuai dengan kondisi siswanya.
Peneliti ingin membantu wali kelas dalam penyampaian materi pembelajaran yang dilaksanakan
secara jarak jauh dengan cara pertama dengan daring method yaitu dengan cara bertatap muka
secara virtual dengan memanfaatkan aplikasi Zoom atau Google Meet. Penggunaan metode ini
efektif untuk siswa yang mempunyai gaya belajar auditori dan visual. kedua adalah dengan Luring
Method yaitu pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan
protokol kesehatan secara bergiliran. Ketiga adalah Home Visit Method yaitu guru atau pengajar
melakukan Home Visit dirumah siswa dalam waktu tertentu.sehingga membantu wali kelas untuk
mencari inovasi lain apabila cara penyampaian pembelajaran jarak jauh belum bisa dipahami oleh
siswa. Luring dan Home visit methodmerupakan cara efektif untuk siswa yang mempunyai gaya
belajar kinestetik. Pembelajaran jarak jauh mendorong siswa untuk lebih mandiri dalam belajar,
mengingat setiap siswa mempunyai gaya belajar dan karakter yang berbeda-beda sehingga untuk
mengioptimalkan potensi siswa guru perlu mengetahui bentuk gaya belajar siswa pada
pembelajaran jarak jauh seperti yang dijelaskan pada penelitian Namjildagva Raash dan
Tumentsetseg Baljinnyam (2020:73-86) yaitu pendidik harus memahami perbedaan gaya belajar
siswa agar dapat menerapkan strategi terbaik dalam aktivitas sehari-hari, kurikulum dan penilaian.
Inilah yang menjadi dorongan peneliti untuk melakukan penelitian mengenai “Bentuk Gaya Belajar
siswa kelas V pada Pembelajaran Jarak Jauh di SD Negeri 1 Somogede”.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif
Moleong, (2013: 4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Sumber data dalam penelitian ini antara lain sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data primer memuat siswa kelas V yang berjumlah 6 siswa, orang tua siswa, dan
guru kelas. Sumber data sekunder memuat yaitu dokumen-dokumen yang terkait dalam PJJ.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis model Miles dan Huberman.
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data.Penelitian
menggunakan jenis triangulasi berupa triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
2. Faktor yang mempengaruhi gaya belajar siswa yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eskternal berkaitan dengan keluarga dan sekolah, dari 6 siswa semua menjawab komunikasi
yang terjalin antara anak, orang tua, dan anggota keluarga lainnya sangat mendukung untuk
belajar, sehingga saat PJJ siswa tetap merasa nyaman untuk belajar dirumah. Komunikasi yang
terjalin seperti orang tua mengapresiasi cara anak untuk tetap bisa menangkap materi dengan
baik, orang tua tidak membebankan anak untuk mendapat nilai atau rangking yang tinggi, orang
tua selalu mengevaluasi pendidikan anak. Hal tersebut merupakan bagian dari dukungan moral
dan spiritual untuk anak, selain itu terdapat dukungan sarana prasarana yaitu dengan memenuhi
kebutuhan belajar anak pada saat pembelajaran jarak jauh seperti alat komunikasi, internet dan
lain-lain. Hasil observasi dan wawancara mengenai faktor eksternal berkaitan dengan sekolah
siswa merasa nyaman dengan lingkungan sekolah baik dari komunikasi dengan guru, teman
sekelas dan lingkungan sekolahnya. Selama pembelajaran jarak jauh guru harus memperhatikan
kondisi siswa dengan melakukan komunikasi pribadi antar siswa melalui aplikasi WhatsApp
untuk memastikan agar siswa nyaman pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu
juga guru mengadakan komunikasi antara individu dengan kelompok (guru dengan teman
sekelasnya) yaitu dengan cara guru membuat group di aplikasi WhatsApp untuk
menginformasikan tugas-tugas selain itu memberi semangat dan motivasi belajar siswa. Guru
menempatkan sebagai teman agar anak lebih terbuka terhadap kesulitan yang dialami. Faktor
internal faktor yang ada pada diri sendiri, berdasarkan hasil wawancara semua siswa tidak
memiliki keluhan terhadap gangguan panca indera. Kondisi panca indera siswa mempengaruhi
proses belajar siswa. Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah siswa dalam
melakukan aktivitas belajar. Selain itu siswa juga memiliki semangat dan motivasi belajar yang
tinggi untuk bersaing satu sama lain untuk mendapatkan hasil belajar yang terbaik. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrat dan Made Sumantri (2018:151) bahwa
gaya belajar dan motivasi belajar merupakan dua hal yang ada dalam peserta didik. Gaya belajar
dan motivasi belajar hanya dapat dikendalikan oleh peserta didik, guru sebagai pendidik
hendaknya mampu memvariasikan pembelajaran agar siswa dapat menyerap indormasi secara
maksimal.
B. Pembahasan
1. Bentuk Gaya Belajar Siswa Ditinjau Dari Gaya Belajar Visual, Auditorial Dan Kinestetik
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan aktivitas belajar siswa ditinjau dari gaya
belajar visual, auditorial, dan kinestetik, di antaranya:
a. Gaya Belajar Visual
Kebiasaan belajar yang ditunjukkan oleh siswa berdasarkan karakter visual yakni
mampu mengingat melalui pendekatan gambar. Hal ini selaras dengan pendapat Hasrul
(2009: 4) yang mengemukakan bahwa orang-orang visual akan mudah mengingat dengan
asosiasi visual pula. Seseorang mudah menyerap informasi jika informasi yang
disampaikan berbantuan dengan gambar. Berdasarkan hasil wawancara bahwa 2 siswa dari
6 siswa lebih menyukai belajar dengan berbantu gambar sehingga memudahkan untuk
memahami materi, ketika siswa kurang memahami informasi siswa tersebut sudah dapat
menanganinya sendiri. Karakteristik gaya belajar kedua siswa tersebut adalah gaya visual.
Siswa yang sudah mengenal gaya belajarnya lebih mudah ketika belajar atau mencari
informasi. Belajar disaat pembelajaran jarak jauh membutuhkan peran orang tua untuk
mendampingi siswa. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh guru menggunakan media
gambar atau video dari youtube. Penggunaan gambar atau video mempermudah siswa
dalam menyerap materi. Hal tersebut dapat mempermudah guru dalam menyampaikan
informasi pada saat pembelajaran jarak jauh. Pernyataan di atas sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Widayanti (2013:14) bahwa implementasi gaya belajar visual dalam
pembelajaran jarak jauh yaitu memberikan pembelajaran dengan menggunakan beragam
bentuk grafis seperti film, slide, gambar ilustrasi, catatan, coretan dan kartu gambar dengan
warna warni menarik untuk menyampaikan informasi. Namun pengguna gaya belajar
visual pada pembelajaran jarak jauh juga mempunyai kelemahan salah satunya adalah
kesulitan jika belajar dalam suasana yang ramai, pembelajaran yang dilaksanakan dirumah
sering kali terganggu oleh suasana rumah yang ramai sehingga konsentrasi siswa
terganggu.
b. Gaya Belajar Auditorial
Kebiasaan belajar yang ditunjukkan oleh siswa berdasarkan karakter auditorial
yakni siswa lebih suka dibacakan materi oleh guru atau orang tua saat pembelajaran online
dirumah daripada membaca materi sendiri. Di masa pandemi ini pembelajaran yang
biasanya diadakan tatap muka disekolahan diganti dengan pembelajaran jarak jauh lewat
media online seperti WhatsApp, Google meet dan lain sebagainya..Berdasarkan wawancara
yang dilakukan 3 siswa dari 6 siswa lebih suka dibacakan daripada membaca materi
sendiri. Siswa yang suka dibacakan menurutnya akan lebih mudah dipahami oleh siswa,
dan biasanya guru akan sekaligus menjelaskan dengan detail. Siswa yang mudah paham
tidak mengalami kesulitan untuk menyimak materi yang disampaikan oleh guru.Siswa juga
jarang meminta pengulangan materi yang dijelaskan guru. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Uno (2010: 181) yang mengatakan bahwa karakteristik gaya belajar auditorial
yakni dapat menerima informasi melalui pendengaran. Dengan demikian kemampuan
siswa dalam mendengarkan suatu informasi akan menentukan keberhasilan belajar
siswa.Gaya auditorial baik digunakan saat pemberian materi dari guru melalui virtual
dengan aplikasi Google Meet atau WhatsApp karena gaya auditorial menerima informasi
melalui pendengaran. Sehingga siswa dalam hal ini mudah menangkap materi yang
dijelaskan tanpa harus meminta pengulangan ketika guru sedang menjelaskan materi
melalui aplikasi Google Meet atau WhatsApp. Namun ketika pembelajaran jarak jauh
dilaksanakan guru harus menghindari pemberian tugas tanpa menjelaskan materi terlebih
dahulu hal ini dikarenakan karakteristik gaya auditorial kesulitan menyerap informasi
secara langsung sehingga peran orang tua penting dalam mendampingi siswa belajar.
c. Gaya Belajar Kinestetik
Kebiasaan belajar yang ditunjukkan oleh siswa berdasarkan karakter kinestetik
yakni menyukai pembelajaran praktik.Hasrul (2009: 4) mengatakan bahwa salah satu
karakteristik pebelajar kinestetik yakni belajar melalui memanipulasi dan praktik.Praktik
digunakan guru agar siswa merasakan langsung mengenai materi yang
disampaikan.Praktik membuat pembelajaran tampak lebih nyata dan bukan hanya terletak
pada angan-angan anak.Berdasarkan wawancara yang dillakukan 3 siswa dari 6 siswa suka
mencoba-coba sesuatu untuk mendapat informasi baru baginya. Selain itu, siswa akan
mengetahui asal muasal sesuatu bisa terjadi melalui praktik. Sebagai contoh pembelajaran
listrik saat pembelajaran langsung dan membuat kerajinan tangan saat pembelajaran
online. Karakteristik siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat mengharuskan siswa
memegang sesuatu atau praktik secara langsung yang memberikan informasi sehingga
siswa dapat mengingatnya. siswa yang menggunakan gaya kinestetik dalam belajarnya
membutuhkan dampingan orang tua atau guru pada saat pembelajaran jarak jauh.
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas bahwa guru sudah mengenal gaya
belajar siswa. Guru menggunakan metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar masing-
masing siswa agar masing-masing siswa memahami materi atau informasi yang
disampaikan oleh guru sehingga prestasi yang didapat memuaskan. Hal ini sejalan dengan
yang disampaikan oleh Namjildagva Raash dan Tumentsetseg Baljinnyam (Penerapan
gaya belajar yang tepat akan berpengaruh pada belajar siswa. Siswa lebih mudah
menangkap materi dari guru sehingga prestasi yang didapatkan lebih maksimal. 2020:73-
86) yaitu pendidik harus memahami perbedaan gaya belajar siswa agar dapat menerapkan
strategi terbaik dalam aktivitas sehari-hari, kurikulum dan penilaian.
KESIMPULAN
Mengetahui gaya belajar peserta didik sangat penting bagi guru untuk mengetahui
bagaimana seorang guru untuk menerapkan strategi, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan
peserta didiknya dengan situasi dan kondisi saat ini. Penerapan gaya belajar yang tepat akan
berpengaruh pada belajar siswa. Siswa lebih mudah menangkap materi dari guru sehingga prestasi
yang didapatkan lebih maksimal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi, terkait bentuk gaya belajar siswa pada pembelajaran jarak
jauh bahwa beberapa siswa memiliki lebih dari satu bentuk gaya belajar. Bentuk gaya belajar
belajar yang dominan pada keenam siswa kelas V adalah auditorial dan kinestetik.
Gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar yang menajamkan pendengaran. Kebiasaan
belajar yang menunjukkan karakteristik gaya belajar auditorial adalah siswa lebih mudah memhami
materi pelajaran apabila dibacakan/dijelaskan oleh guru, selain itu siswa lebih suka menggerakkan
bibir saat membaca. Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang menanggapi perhatian
fisik seperti kebiasaan-kebiasaan siswa yang lebih mudah memahami pelajaran yang berkaitan
dengan praktik secara langsung, menggunakan jari sebagai penunjuk saat membaca, menyukai
permainan sebagai selingan saat belajar. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang
menitikberatkan pada indera penglihatan. Perilaku yang muncul pada siswa yaitu siswa lebih mudah
memhami materi yang dibubuhi dengan gambar. Siswa sangat reaktif terhadap suara, apabila belajar
dengan kondisi yang ramai siswa akan sulit untuk berkonsentrasi.
Kondisi masa pandemi saat ini pembelajaran yang biasanya diadakan tatap muka
disekolahan diganti dengan pembelajaran jarak jauh lewat media online seperti WhatsApp, Google
meet dan lain sebagainya. Strategi atau metode guru dalam penyampaian materinya cukup beragam,
untuk gaya auditorial guru mengirim rekaman audio atau video pembelajaran di WhatsApp ataupun
di youtube dengan begitu siswa yang memiliki gaya belajar auditorial akan lebih mudah memahami
dengan mengandalkan pendengaran mereka. Pada gaya belajar kinestetik perlu adanya kerjasama
dengan orang tua, hal ini dikarenakan orang tua sebagai pendamping belajar dirumah untuk
berinteraksi atau mempraktikkan materi, alasan guru memilih strategi ini karena gaya belajar
kinestetik mengharuskan siswa menyentuh sesuatu untuk mengingat informasi sehingga guru perlu
bekerjasama orang tua untuk mendampingi siswa ketika belajar. Sedangkan pada gaya belajar
visual guru memilih strategi dengan memberikan modul kepada siswa karena pada gaya belajar
siswa lebih suka membaca materi yang bergambar dengan begitu siswa akan lebih mudah
memahami materi.
Faktor yang mempengaruhi gaya belajar siswa terbagi menjadi dua yaitu ekstern dan interen.
Faktor interen merupakan faktor dari dalam diri siswa seperti jasmani, psikologi, kelelahan.
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara siswa tidak pernah mengeluh lelah, siswa selalu
semangat dan antusias saat pembelajaran, siswa juga memiliki motivasi yang tinggi untuk
mendapatkan nilai yang terbaik. Pada faktor ekstern merupakan faktor yang berkaitan dengan
keluarga dan sekolah berdasarkan wawancara dengan orangtua siswa orangtua sangat mendukung
belajar putra/putrinya dengan memberikan kontribusi fasilitas belajar anak yang memadai dan
mengkondisikan lingkungan belajar anak sehingga anak akan merasa nyaman saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J. (2014).Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan
Kinestetik terhadap Prestasi Belajar Siswa.Jurnal Kependidikan, 44(2), 168-17.
Dag, Funda & Aynur Gecer. (2008). Relations Between Online learning and Learning Styles .
Procedia Social and Behavioral Science, (862-876)
Gilakjani, A. P. (2012). Visual, Auditory, Kinaesthetic Learning Styles and Their Impacts on
English Language Teaching.Journal of Studies in Education, 2(1), 104-113.
Ningrat.S.P & Made Sumantri. (2018). Kontribusi Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD. Journal Of Education Technology, 2(4),
(145-152)
Ozonur Mesut. 2020. Identifying distance learners learning styles. International Vocational
Science Symposium, 19 (3), (1858-1863)
Setiawan, A. R. (2020). Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran Jarak Jauh Topik
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19).Jurnal Edukatif, 2(1): 28-37.
Uno, H. B. (2010). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Widayanti, D. F. (2013). Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
Di Kelas. Jurnal Erudio, 2(1), 7-21.