HUKUM PAJAK
Pokok Bahasan
1. Perkembangan Perpajakan Di Indonesia
2. Sumber penerimaan negara
3. Pajak dan Hukum Pajak
4. Asas dan yurisdiksi pemungutan pajak
5. Penggolongan jenis pajak dan sistem pemungutan pajak
6. Penafsiran dalam hukum pajak
7. Tarif dan Dasar Pemungutan Pajak
8. Utang Pajak
9. Penagihan Pajak
10. Peradilan Administrasi pajak
11. Tindak pidana di bidang perpajakan
12. Kesadaran dan kepatuhan kewajiban
Siklus Pajak Dalam APBN
APBN
Rutin Proyek
3
Perkembangan perpajakan
Indonesia
Perkembangan Perpajakan
Indonesia
Jaman Kerajaan
Jaman Kerajaan
Bagaimana ciri pemungutan pajak jaman kerajaan..?
Jaman Kerajaan
UPETI
Kolonial 1945
By gathoe
SEJARAH PERPAJAKAN
UUDRT No.36/1950 jo. UU No.4/1952
UU Pajak Deviden (21/1959)
1 Jan 1951 UU PPSP (19/1959)
- UU Pajak Radio /1947 UU BBNKB (27/1959)
- UU Pajak Pembangunan/1947 Pajak Bangsa Asing (74/1958)
- UU Darurat Pajak Peredaran /1952 Tata Cara Pemungutan PPd, PKk
- Ordonansi Succesie 1901 & PPs (MPS/MPO) (8/1967)
- Ordonansi Pajak Rumah Tangga 1908
- Versponding Warde 1920 UU No. 12/1956
- Aturan Bea Meterai 1921 Penyerahan Pajak
- Ordonansi Bea Balik Nama 1924 Negara kpd Daerah
- Ordonansi Pajak Kekayaan 1932
- Ordonansi Pajak Upah 1934
- Ordonansi PKB1934
- Ordonansi Pajak Potong 1936
1950 1983
By gathoe
SEJARAH PERPAJAKAN
1983 UU No.16/2000 Perubahan KUP
UU No. 6/1983 KUP UU No.17/2000 Perubahan PPh
UU No.7/1983 PPh UU No.18/2000 Perubahan PPN
UUNo.8/1983 PPN & PPn.BM UU No.19/2000 Perubahan PPSP
Tax Reform I UU No. 20/2000 Perubahan BPHTB
Self Assesment UU No. 34/200 Perubahan PDRD
Tax Reform II UU No.36/2008Perubahan PPh
UU No. 12/1985 PBB
UU No.13/1985 BM
IPEDA PBB UU No. 16/2009 Perubahan KUP
UU No. 42 2009 Perubahan PPN
UU No. 28/2009 Perubahan PDRD
UU No. 19/1997 PPSP
UU No. 21/1997 BPHTB
UU No. 7/1991 Perubahan PPh UU No. 18/1997 PDRD
By gathoe
SEJARAH PERPAJAKAN
UU No. 6/ 1983
UU No. 12/1985
UU No. 9/ 1994
UU No. 12/1994 UU No. 16/2000
Ketentuan
Umum & UU No. 28/2007
Tata Cara UU No. 16/2009
Perpajakan
(KUP) UU No. 8/1983
Pajak
Pajak Bumi
Pertambah
&
an Nilai UU No. 8/1984
Bangunan
(PPN & PPn
(PBB)
BM) UU No. 11/1994
Sejak UU No. 18/2000
tahun
1983 - UU No. 42/2009
UU No. 13/1985
sekarang
Bea Pajak
Penghasilan
Meterai (PPh)
UU No. 7/1983
Penagihan UU No. 7/1991
Pajak UU No. 10/1994
dengan
Surat Paksa UU No. 17/2000
UU No. 19/1997 (PPSP)
UU No. 36/2008
Kedudukan Hukum
Pajak Dalam Sistem
Hukum Di Indonesia
Pengertian Pajak
Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
(Prof. Dr. Rochmat Sumitro, SH)
Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain
yang bersifat memaksa
untuk keperluan negara
diatur dengan undang-
undang
22
Pengertian Hukum
Mas..mas..
Hukum itu apa..?
Hukum Pajak/Fiskal
Keseluruhan peraturan yang
meliputi wewenang pemerintah,
untuk mengambil kekayaan
seseorang dan menyerahkannya
kembali kepada masyarakat
dengan melalui Kas Negara
Bagian dari Hukum Publik
Mengatur hubungan hukum antar
negara dan orang atau badan yang
berkewajiban membayar pajak
Pengertian Hukum Pajak
Hukum Pajak/Fiskal
Kumpulan peraturan-peraturan
yang mengatur hubungan antara
pemerintah sebagai pemungut
pajak dan rakyat sebagai pembayar
pajak
Bagian dari hukum: TUN, HTN,
Pidana, Perdata
Kedudukan Hukum Pajak
Prof. Adriani
berdiri sendiri terlepas dari HTUN
mempunyai tugas yang bersifat lain daripada hukum administratif
digunakan sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian dan
mempunyai istilah-istilah tersendiri di bidang perpajakan
Pembagian Hukum Pajak
• BUDGETAIR
• REGULEREND
• REDISTRIBUSI
• DEMOKRASI
FUNGSI PAJAK
INDONESIA
• BUDGETAIR:
alat/sumber untuk memasukkan uang
dari masyarakat ke Kas Negara
• REGULER:
alat untuk mengatur atau untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang
poleksosbudhankam
Sumbangan
• Menurut Brotodihadjo. (1982 : 6), sumbangan
mengandung pikiran,
• bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk prestasi
Pemerintah tertentu, tidak
• boleh dikeluarkan dari kas umum. Karena prestasi itu
tidak ditunjukan kepada
• penduduk seluruhnya, melainkan hanya untuk
sebagian tertentu saja. Oleh
• karena itu maka hanya golongan tertentu dari
penduduk yang diwajibkan
• membayar sumbangan ini, misalnya Sumbangan
Wajib Pemeliharaan Prasarana
• Jalan, Pening Sepeda.
Retribusi
Bea
Cukai
Asas-asas
pemungutan pajak
Asas-asas pemungutan pajak
Aristoteles Rhetorica
• Hukum bertugas membuat
adanya keadilan
• Keadilan relatif
• Keadilan pajak dapat ditempuh
dengan mengusahakan
pemungutan pajak secara
umum dan merata
Adolph Wagner
(25 March 1835 – 8 November 1917)
Asas-Asas Pemungutan Pajak Hukum
W.J Langen
1. Asas Daya Pikul penyesuaian besar pungutan pajak terhadap
penghasilan wajib pajak. Seorang yang berpenghasilan besar maka akan
membayar pajak yang lebih besar juga daripada wajib pajak yang
berpenghasilan lebih kecil
2. Asas Yuridis
3. Asas Ekonomis
4. Asas Finansial
R. Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, hal.29-42
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum
1. Teori Asuransi
2. Teori Kepentingan
3. Teori Bakti/ Kewajiban
Mutlak
4. Teori Gaya Beli
5. Teori Gaya Pikul
6. Teori Pancasila
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum
Teori Asuransi
• Pembayaran pajak = Pembayaran premi
• Masyarakat seakan mempertanggungjawabkan
keselamatan dan keamanan jiwanya kepada
negara
TEPATKAH INI?
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum
TEORI
KEPENTINGAN
Negara melindungi kepentingan
jiwa & harta benda warganya
Lebih memperhatikan pembagian
beban pajak yang harus dipungut
Besarnya pajak = besar
kepentingan WP yang dilindungi
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum
TEORI PANCASILA
• sifat kekeluargaan dan gotong royong Pajak adalah salah satu bentuk
gotong royong yang tidak perlu dipersyaratkan
• Gotong royong/pajak tidak lain dari pengorbanan setiap anggota
keluarga (anggota masyarakat) untuk kepentingan keluarga
(bersama) tanpa mendapatkan imbalan
• pungutan pajak dapat dibenarkan karena pembayaran pajak
dipandang sebagai uang yang tidak keluar dari lingkungan
masyarakat tempat wajib pajak hidup.
Asas-asas
pemungutan pajak
Asas Yuridis
• Hukum Pajak harus memberi jaminan hukum yang
perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas,
baik untuk Negara maupun untuk warganya
• Psl 23A Amandemen Keempat UUD 1945 “pajak
dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan UU
• UU Perpajakan
2. Formil
Dimanakah kita bisa dapatkan
atau temukan aturan-aturan
hukum yang mengatur
kehidupan kita?
Asas-asas
pemungutan pajak
• Sesungguhnya menyangkut
fakta empiris mengenai
perkembangan masalah dan
kebutuhan masyarakat dan
negara
Sumber-Sumber Hukum
Landasan Yuridis
•merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah,
atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat
•menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi
atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan
Perundang-Undangan yang baru
•Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah
ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih,
jenis peraturan yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga
daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak
memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada
Materi Yang Diatur UU
• Perpu = Undang-Undang
• PP untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya
• Perpres diperintahkan oleh Undang-Undang, materi
untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau materi
untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan
• Perda Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi
Asas-asas
pemungutan pajak
Asas Ekonomis
• Secara Mikro: pajak mengurangi penghasilan
individu, yang tidak ada imbalannya, sehingga
mengurangi harta wajib pajak. Pajak merupakan
beban rakyat.
• Pajak digunakan sebagai alat untuk menentukan
politik perekonomian, maka politik pemungutan
pajaknya harus diusahakan tidak:
1. menghambat lancarnya produksi dan
perdagangan.
2. menghalang-halangi rakyat dalam usahanya
menuju kebahagiaan dan jangan sampai
merugikan kepentingan umum
Asas-asas
pemungutan pajak
Asas Finansial
Sesuai dengan fungsi budgetair, maka sudah tentu
bahwa biaya-biaya untuk mengenakan dan
memungut pajak harus sekecil-kecilnya,
dibandingkan dengan pendapatannya
Asas-asas
pemungutan pajak
Golongan
Wewenang • PPh
• PPN & PPn BM
• Bea Meterai
Pusat • PBB
BPHTB
Pajak Kendaraan Bermotor
Daerah Pajak Hotel dan Restoran
PEMBAGIAN PAJAK
Pajak Daerah
PEMBAGIAN PAJAK
Pajak Daerah
Pajak Kenderaan
Pajak Rokok
Bermotor
PAJAK
PROPINSI
Pajak Air BBN
Permukaan Kenderaan
Bermotor
PBB
Kenderaan
Bermotor
Pajak Kabupaten/Kota
1. Pajak Hotel 7. Pajak Parkir
2. Pajak Restoran 8. Pajak Air Tanah
3. Pajak Hiburan 9. Pajak Sarang Burung
4. Pajak Reklame Walet
5. Pajak Penerangan 10.Pajak Bumi dan
Jalan Bangunan Pedesaan
6. Pajak Mineral Bukan dan Perkotaan
Logam dan Batuan 11.Bea Perolehan Hak
atas Tanah Dan Ba-
ngunan
81
3 (tiga) jenis Retribusi Daerah:
• Jasa umum
• Jasa usaha
• Perizinan tertentu
82
Golongan retribusi – psl 108
Retribusi jasa umum
◦ Jasa yg diberikan Pemda utk tujuan kept & kemanfaatan
umum serta dpt dinikmati oleh org pribadi/badan
Retribusi jasa usaha
◦ Jasa yg disediakan pemda dg menganut prinsip komersial krn
pd dasarnya dpt disediakan swasta
Retribusi perijinan tertentu
◦ Keg tertentu pemda dlm rangka pemberian ijin kpd org
pribadi/badan yg dimaksudkan utk pembinaan, pengaturan,
pengendalian, pengawasan keg, pemanfaatan ruang,
penggunaan SDA, brg, prasarana, sarana, fasilitas guna
melindungi kept umum & kelestarian lingkungan
83
DAFTAR RETRIBUSI DAERAH
Asas
Domisili
• Berdasarkan sumber • Berdasarkan pada
penghasilan kewarganegaran
• Domisili • sumber penghasilan
• Kewarganegaran Cara • domisili
Pemungutan
Pajak
Asas Asas
Sumber Kebangsaan
• Asas yang dianut Indonesia ??
ASAS APA
YANG DIANUT INDONESIA
WORLD WIDE INCOME
Pasal 4 ayat (1) UU
PPh
“yang menjadi objek pajak adalah
penghasilan, yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan, dengan nama
dan dalam bentuk apa pun”.
SISTEM PEMUNGUTAN
DAN TARIF PAJAK
Sistem Pemungutan
Dan Tarif Pajak
Sistem : sekelompok pendapat/ peristiwa/ kepercayaan dsb
yang disusun & diatur baik-baik
SISTEM PERPAJAKAN:
cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak dapat mengalir ke kas negara
NORMAN NOVAK
Sistem perpajakan suatu negara terdiri dari 3 unsur:
• Tax Policy
• Tax Law
• Tax Administration
Sistem Pemungutan
Provisional Final
Self assessment
system
Kewenangan pada WP untuk
menentukan sendiri besarnya
pajak terutang
WP aktif menghitung,
menyetor & melapor
Fiskus tidak ikut campur,
hanya mengawasi
SELF ASSESSMENT
Sistem Pemungutan
Official assessment
system
Kewenangan pada fiskus untuk
SK menentukan besarnya pajak
P terutang
Wajib Pajak pasif
Utang pajak timbul setelah ada
surat ketetapan pajak
Official Self Witholding
Assessment Assessment System
Pajak Provinsi :
• Pajak Kendaraan Bermotor
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
• Pajak Air Permukaan
Pajak Kabupaten/Kota:
• Pajak Reklame
• Pajak Air Tanah
• Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Stelsel
Fiktif PPh ps 25
Riil PPh ps 21, 23
Campuran PPh ps 29
Sistem Perpajakan
Apa Yang Diterapkan Di
Indonesia?
Penafsiran Hukum
6. Teleologis (sosiologis)
mengingat maksud dan tujuan UU,
kebutuhan dan keadaan masyarakat
berubah, sedangkan bunyi UU sama
8. Restriktif membatasi
(mempersempit) arti kata-kata dalam
peraturan itu
Tarif Tetap
• tarif pajak yang besar nominalnya
tetap tanpa memperhatikan
jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajak
• Contoh: Bea Meterai untuk cek &
bilyet giro
Tarif Pajak
Tarif Proporsional
(Sebanding)
• tarif yang menggunakan persentase
tetap tanpa memperhatikan jumlah
yang dijadikan dasar pengenaan pajak.
• Contoh Tarif PPN 10%.
Tarif Pajak
Tarif Progresif
• tarif pajak yang
persentasenya semakin besar
jika dasar pengenaan
pajaknya meningkat
• Contoh: Tarif PPh
Tarif Pajak
Tarif Degresif
• tarif pajak yang persentasenya semakin
menurun jika dasar pengenaan pajaknya
meningkat
Utang Pajak dan
Daluwarsa Utang Pajak
Lahirnya Utang Pajak
• Rochmat Sumitro Utang yang timbul
secara khusus karena NEGARA (KREDITUR)
terikat dan tidak dapat memilih secara bebas
siapa yang akan dijadikan DEBITUR-nya, seperti
dalam Hukum Perdata.
• AJARAN MATERIAL
Utang Pajak timbul dengan
sendirinya karena pada saat
yang ditentukan oleh UU
sekaligus dipenuhi Syarat
Subjek & Syarat Objek
Urgensi Saat Lahirnya Utang Pajak
Seberapa penting sihhh menentukan saat
timbulnya utang pajak itu ??
Rochmat Sumitro
1. Pembayaran / Penagihan
2. Pemasukan surat keberatan
3. Penentuan bermula dan berakhirnya
jangka waktu daluwarsa
4. Menerbitkan SKP & SKPT
Urgensi Lahirnya Utang Pajak
Hapusnya Utang Pajak
1.
1. Pembayaran
Pembayaran “Pasal 1381
2.
2. Penawaran
Penawaran pembayaran
pembayaran yang
yang
diikuti
diikuti dengan
dengan penitipan
penitipan KUH Perdata”
3.
3. Pembaharuan
Pembaharuan Utang
Utang
4.
4. Kompensasi
Kompensasi Utang
Utang
5.
5. Pencampuran
Pencampuran Utang
Utang
6.
6. Pembebasan
Pembebasan Utang
Utang
7.
7. Musnahnya
Musnahnya barang
barang yang
yang
terutang
terutang
8.
8. Pembatalan,
Pembatalan, atau
atau batal
batal demi
demi
huklum
huklum
9.
9. Dipenuhi
Dipenuhi syarat
syarat batal
batal
10.
10. Daluwarsa
Daluwarsa
Hapusnya Utang Pajak
1.
1. Pembayaran
Pembayaran
2.
2. Kompensasi
Kompensasi Utang
Utang
“Hal yg dapat 3.
3. Pembebasan
Pembebasan Utang
Utang
menghapuskan 4.
4. Pembatalan
Pembatalan
5.
5. Daluwarsa
Daluwarsa
Perikatan Pajak”
Daluwarsa
Penagihan Pajak
Suatu
Suatubatasan
batasanwaktu
waktuygygditentukan
ditentukano/o/
UUUUbahwa
bahwafiskus
fiskusTIDAK
TIDAKmempunyai
mempunyaihakhak
lagi
lagiuntuk
untukmelakukan
melakukanPENAGIHAN
PENAGIHAN
terhadap
terhadapUTANG
UTANGPAJAKPAJAKwajib
wajibpajak
pajak
KEPASTIAN HUKUM
“Pasal 22 UU No. 16
Tahun 2009 tentang
KUP”
Ayat
Ayat(1)
(1): :
Daluwarsa Hak
Hakuntuk
untukmelakukan
termasuk
melakukanpenagihan
penagihanpajak,
pajak,
termasukbunga,
bunga,denda,
denda,kenaikan
kenaikandan
dan
Penagihan Pajak biaya
biayapenagihan
penagihanpajak,
pajak,daluwarsa
daluwarsa
setelah melampaui55(lima)
setelahmelampaui (lima)tahun
tahun
terhitung
terhitungsejak
sejakpenerbitan
penerbitanSTP,
STP,SKPKB
SKPKB
serta
sertaSKPKBT,
SKPKBT,dan
danSKSKPembetulan,
Pembetulan,SKSK
Keberatan,
Keberatan,Putusan
PutusanBanding
Bandingserta
serta
Putusan
PutusanPK.
PK.
“Pasal 22 UU No. 16
Tahun 2009 tentang
Ayat
Ayat(2)
(2): :
KUP” Daluwarsa
Daluwarsapenagihan
penagihanpajak
pajak
sebagaimana
sebagaimanadimaksud
dimaksuddalam
dalamayatayat(1)
(1)
tertangguh
tertangguhapabila
apabila: :
a.a. Diterbitkan
DiterbitkanSurat
SuratTeguran
Tegurandandan
Surat
SuratPaksa
Paksa
b.b. Ada
Adapengakuan
pengakuanutang
utangdari
dariWPWP
langsung/tidak
langsung/tidaklangsung
langsung
c.c. Diterbitkan
DiterbitkanSKPKB
SKPKB(Ps.13
(Ps.13ayat
ayat5)5)
atau
atauSKPKBT
SKPKBT(Ps.
(Ps.1515ayat
ayat4)4)
PENAGIHAN PAJAK
Serangkaian tindakan
PP melunasi utang pajak dan biaya penagihan
Menegur/ memperingatkan, melaksanakan PSS,
memberitahukan SP, pencegahan, penyitaan,
penyanderaan, menjual barang sitaan
Dasar Penagihan Pajak
Pasal 18 Dasar Penagihan
(Pasal 12 UU PBB)
• Dalam hal SKPKB atau SKPKBT rusak, tidak terbaca, hilang, atau tidak diketemukan lagi, Dirjen Pajak
karena jabatannya, dapat menerbitkan kembali SKPKB/SKPKBT sebagai pengganti asli
• mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan asli.
PEJABAT kepala KPP Madya, termasuk Kepala KPP di lingkungan Kanwil DJP
Jakarta Khusus, dan Kepala KPP WP Besar, yang meliputi PPh dan
85/PMK.03/2010 PPN/PPn BM
Dasar
penagihan SURAT TAGIHAN RETRIBUSI
Dasar Hukum :
UU KUP
UU PPSP UTANG
PAJAK &
PP No 74 Tahun 2011 Langsung, BIAYA
PMK No 24/PMK.03/2008 Ekspedisi/ PENCABUTAN PENAGIHA
Pos,
kurir dgn SITA` N
bukti kirim
PUTUSAN
PENGADIL
LUNAS AN
7 SURAT 21 SP
2X24 SPMP/ Barang
SKP har 14 HARI TDK
TEGURAN hari jam PENYITAAN Bergerak
LUNAS 1X
SKPKB i
SKPKBT Jatuh
SPMP
JURUSITA + 2 SAKSI PENGUMUMAN
dll tempo PARATE BAP SITA
LELANG
EXECUTIE BRG BERGERAK &
DIBERITAHU BRG TDK
KAN OLEH BERGERAK
BRG YG DISITA Barang Tdk
JURUSITA
DILARANG: Bergerak
PAJAK
DIPINDAHTANGANKA
14
2X
DIBUAT BAP N hari
SP DISEWAKAN
DIPINJAMKAN
DISEMBUNYIKAN
DIHILANGKAN PELAKSANAAN
DIRUSAK LELANG
PENYITAAN ATAS
REK. BANK & EFEK
PENGUMUMAN DI
PEMBLOKIRAN PENCEGAHAN PENYANDERAAN SYARAT:
MEDIA MASA
UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
JANGKA WAKTU:
6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6
BLN
AKIBAT:
UTANG PAJAK TDK HAPUS &
PENAGIHAN TETAP
DILAKSANAKAN
* KEP / IJIN MENKEU
Peradilan Administrasi
KEDUDUKAN MAHKAMAH AGUNG
Pasal 20
(1) Mahkamah Agung merupakan pengadilan
negara tertinggi dari badan peradilan yang
berada di dalam keempat lingkungan
peradilan
Kekuasaan kehakiman RI
Kekuaasaan
kehakiman
MA MK
1. Kompetensi Absolut
PENGADILAN PAJAK adalah badan peradilan
pajak yang mempunyai tugas memeriksa
dan memutus sengketa pajak berupa :
a. Banding terhadap keputusan pejabat
berwenang;
b. Gugatan terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan
perpajakan di bidang penagihan.
ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGADILAN PAJAK
2. Sifat Putusan
Putusan PENGADILAN PAJAK mempunyai
kekuatan eksekutorial dan kedudukan
hukum yang sama dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, dengan kepala
putusan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA”
ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGADILAN PAJAK
3. Upaya Hukum
Pengajuan banding atau gugatan ke
PENGADILAN PAJAK merupakan upaya
hukum terakhir bagi pembayar pajak dan
putusannya tidak dapat digugat ke peradilan
umum atau Peradilan Tata Usaha Negara.
ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGADILAN PAJAK
4. Kompetensi Relatif
Dengan Undang-undang ini untuk
pertama kali dibentuk PENGADILAN PAJAK
yang berkedudukan di ibukota negara,
dan dengan kuasa Undang-undang ini
dapat dibentuk lagi PENGADILAN PAJAK
yang tingkatnya sama di ibukota negara
dan tempat lain yang pelaksanaannya
diatur dengan Keputusan Presiden.
ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGADILAN PAJAK
5. Pembinaan
Pembinaan organisasi, administrasi, dan
keuangan PENGADILAN PAJAK dilakukan oleh
Departemen Keuangan.
ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGADILAN PAJAK
6. Jangka Waktu Penyelesaian Sengketa
Untuk memberikan pelayanan yang baik
dan kepastian hukum, kepada pemohon
banding atau penggugat, serta
pemeriksaan sampai dengan pelaksanaan
putusan PENGADILAN PAJAK ditetapkan
jangka waktunya. Apabila putusan
ditetapkan, banding atau gugatan
dikabulkan, sedangkan apabila syarat-
syarat formal pengajuan banding atau
gugatan tidak dipenuhi, banding atau
gugatan tidak dapat diterima.
ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGADILAN PAJAK
7. Syarat Banding
Salah satu persyaratan formal pengajuan
banding adalah jumlah pajak yang
disengketakan dalam keputusan yang
dibanding harus dilunasi, dan apabila
banding dikabulkan sebagin atau
seluruhnya, kepada pemohon banding
diberikan imbalan bunga sebesar 2%
sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan
atas kelebihan pembayaran pajak.
ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGADILAN PAJAK
8. Syarat Gugatan
Salah satu syarat gugatan adalah melunasi biaya
pendaftaran
9. Syarat Anggota
Anggota PENGADILAN PAJAK adalah tenaga
professional, yaitu sarjana yang mempunyai keahlian
di bidang perpajakan yang dalam melaksanakan
persidangan dibantu oleh Sekretaris Sidang
ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGADILAN PAJAK
10. Hukum Acara
Pemeriksaan dengan acara cepat dapat
dilakukan oleh Majelis atau oleh anggota
Tunggal.
11. Pemeriksaan
Berdasarkan pada sifat kerahasiaan
perpajakan, pemeriksaan oleh
PENGADILAN PAJAK dilakukan dalam
sidang tertutup.
12. Pelaksanaan Putusan
Putusan PENGADILAN PAJAK langsung
dapat dilaksanakan tanpa memerlukan lagi
keputusan pejabat yang berwenang,
kecuali undang-undang mengatur lain.
KEDUDUKAN
PENGADILAN PAJAK adalah badan peradilan
pajak sebagaimana dimaksud dalam UU No.
6/1983 tentang KUP sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 9/1994 (pasal 2)
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 3
J AK
PA
N
I LA
G AD 4]
N l
PE Pasa
G [
D AN
SI
DI TEMPAT LAIN
DALAM DAERAH
HUKUMNYA
TINDAK PIDANA DIBIDANG
PERPAJAKAN
TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
Unsur-unsur Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan :
1. Unsur Subyek
Pelaku perbuatan pidana : Setiap orang
a. Orang pribadi
b. Badan hukum (Pengurus, Wakil, Kuasa & Pegawai WP)
Termasuk : * yang menyuruh
* yang turut serta melakukan
* yang menganjurkan
* yang membantu melakukan
2. Unsur Perbuatan
a. Memenuhi rumusan Pasal 38, 39, 39A, 41A, 41B, 41 C dan 43 KUP
b. Memenuhi rumusan Pasal 24,25 PBB, 13,14 BM, 41A PPSP
c. Perbuatan tersebut diancam dengan sanksi pidana
d. Perbuatan tersebut dilakukan di bidang perpajakan
3. Unsur Akibat
Dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
4. Unsur Kesalahan
a. Kealpaan
b. Kesengajaan
PASAL-PASAL YANG MENGATUR
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN
Alpa
Pasal 40 Daluwarsa
Sengaja
Pasal 41 Tipid Rahasia Jabatan Delik Aduan
A L PA
AK I BAT
Dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan Negara
SANKSI PIDANA
* Kurungan maksimal satu tahun, atau
* Denda maksimal dua kali
PASAL 39
AK IBAT
Dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan Negara
SANKSI PIDANA
Penjara minimal 6 Bulan maksimal 6 Tahun
dan
Denda Minimal 2 Kali maksimal 4 Kali jumlah pajak yang terutang / kurang dibayar
PASAL 39
PENGULANGAN
Pasal 39 Ayat (2) KUP
P E R C O B AA N
Menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP
atau NPPKP.
Menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak
benar atau tidak lengkap.
SANKSI PIDANA
Pidana Penjara Minimal 6 Bulan Maksimal 2 Tahun
dan
Denda Minimal 2 Kali Maksimal 4 Kali
jumlah restitusi atau kompensasi atau pengkreditan pajak
PASAL 39 A
SENGAJA
SANK S I
PEJABAT PEJABAT/SESEORANG
ALPA Sengaja
Tidak memenuhi kewajiban meraha- Tidak memenuhi/menyebabkan
siakan segala sesuatu yang diketahui tidak terpenuhinya kewajiban
/diberitahukan kepadanya oleh WP. merahasiakan segala sesuatu yang
karena jabatannya ( seperti tersebut diketahui/diberitahukan kepada
dalam Pasal 34 KUP. ) nya oleh WP. karena jabatanya
(seperti tsb. dalam Pasal 34 KUP.)
SANKSI
SANKSI ~ Pidana penjara selama-lama
~ Pidana kurungan selama-lamanya nya dua tahun, dan
satu tahun, dan ~ Denda setinggi-tinggnya
~ Denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,00
Rp 25.000.000,00
Pasal 41 A
SAN K S I
Pidana Kurungan Maksimal 1 Tahun
dan
Denda paling banyak Rp 25.000.000,00
Pasal 41 B
SETIAP ORANG yang dengan sengaja
SAN K SI
PERBUATAN SANKSI
Dipidana sebagai pembuat suatu perbuatan (1) Ketentuan sebagaimana pasal 39 dan
pidana : 39A berlaku juga bagi wakil, kuasa,
-Yang Melakukan pegawai dari wajib pajak atau pihak lain
-Yang Menyuruh Melakukan yang menyuruh melakukan, turut serta
-Yang turut serta melakukan melakukan, menganjurkan, membantu
-Yang Menganjurkan melakukan tindak pidana
JAKSA AGUNG
PENYIDIK Pasal 44 B
Pasal 44 A
Untuk kepentingan penerimaan negara
atas permintaan Menkeu, Jaksa Agung
dapat menghentikan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan paling
lama dalam jangka waktu 6 bulan sejak
tanggal surat permintaan
DALAM HAL :
-Tidak cukup bukti DENGAN SYARAT
Setelah WP melunasi pajak yang tidak
-Bukan Tindak Pidana atau kurang di bayar atau tidak
-Daluwarsa seharusnya dikembalikan, ditambah de-
ngan sanksi administrasi berupa denda
-Tersangka Meninggal Dunia sebesar empat kali jumlah pajak yang
tidak atau kurang dibayar, atau yang
tidak seharusnya dikembalikan.
Siapa yang BERWENANG
melakukan Penyidikan atas
TINDAK PIDANA
PAJAK ?
PPNS DJP
Kecuali
Ps 13 UU BM POLRI
KEWENANGAN PENYIDIK
Pasal 44 ayat (2) UU KUP
Perlawanan Aktif
1. Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance)
2. Pengelakan Pajak (Tax
Evasion)
3. Melalaikan Pajak
Perlawanan Pajak
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
suatu skema transaksi yang
meminimalkan beban pajak
dengan memanfaatkan
kelemahan-kelemahan dalam
ketentuan perpajakan suatu
negara
Melalaikan Pajak
menolak membayar pajak
yang telah ditetapkan dan
menolak memenuhi
formalitas-formalitas yang
harus dipenuhi oleh WP
PAJAK
INTERNASIONAL
196
Pengertian Pajak Internasional
202
pengertian negara sumber dan negara domisili
203
Metode hak pemajakan di berbagai negara, untuk menghindari
pemajakan berganda, antara lain:
204
b. Metode Pemajakan Bilateral
Metode ini dalam penghitungan pengenaan
pajaknya harus mempertimbangkan perjanjian
kedua negara (Tax Treaty). Indonesia
menerapkan jumlah pajak terutang penduduk
asing atau badan internasional dua negara yang
telah mengadakan perjanjian. Justru peraturan
perpajakan Indonesia tidak berlaku bilamana
terdapat Tax Treaty.
205
c. Metode Pemajakan Multilateral
Metode ini didasarkan pada konvensi
internasional yang ketentuan atau ketetapan
atau keputusan yang dihasilkan untuk
kepentingan banyak negara yang
ditandatangani oleh berbagai negara, misalnya
Konvensi Wina, mis. Organisasi internasional
tidak dikenakan pajak
206
KEDUDUKAN HUKUM P3B
207
207
KEDUDUKAN HUKUM P3B
Monistic Principle:
Hukum internasional dan Hukum nasional menjadi hukum
domestik dan Hukum Nasional tunduk kepada Hukum
Internasional (”doctrine of incorporation”),
Treaty yang telah disepakati dapat segera diberlakukan (”self
executing”),
Treaty secara otomatis menjadi bagian hukum domestik,
Tidak perlu diundang-undangkan
Negara-negara yang menerapkan, seperti: Perancis, Jepang,
Luxemburg, Belanda, Portugal, Spanyol, Switzerland.
Beberapa negara mensyaratkan prosedur formal di tingkat
eksekutif, contoh: Indonesia, Austria, Belgia, Jerman, USA.
208
KEDUDUKAN HUKUM P3B
Dualistic Principle:
Hukum internasional terpisah dari Hukum nasional,
Agar dapat diberlakukan Treaty harus dijadikan hukum
domestik terlebih dulu melalui proses legislasi
(”doctrine of transformation”),
Beberapa negara yang menerapkan: Australia, Canada,
Denmark, India, Israel, New Zealand, Norwegia, Swedia,
UK
209
PROSES PEMBERLAKUAN P3B
Negosiasi
Negara X Indonesia
Ratifkasi Disepakati: Ratifikasi
Pemarafan
Penanda-
tanganan
Instrumen Ratifikasi
Instrumen Ratifikasi: Pertukaran:
treaty enters
Berupa Peraturan
Melalui Parlemen?
into force Presiden
Hanya Eksekutif?
atau self-executing?
210
Dasar Hukum
- Pasal 11 UUD 1945
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain.
- Pasal 32A UU PPh
Pemerintah berwenang untuk melakukan perjanjian dengan
pemerintah negara lain dalam rangka penghindaran pajak
berganda dan pencegahan pengelakan pajak."
KEDUDUKAN P3B DI HADAPAN UU PPH
212
KEDUDUKAN P3B DI HADAPAN UU PPH
213
KEDUDUKAN P3B DI HADAPAN UU PPH
214
KEDUDUKAN P3B DI HADAPAN UU PPH
UU No.24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional:
Pasal 1 ayat (1):
Perjanjian Internasional adalah perjanjian, dalam bentuk dan
nama tertentu, yang diatur dalam hukum internasional yang
dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di
bidang hukum publik;
Pasal 1 ayat (2):
Pengesahan adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri
pada suatu perjanjian internasional dalam bentuk ratifikasi
(ratification), aksesi (accession), penerimaan (acceptance) dan
penyetujuan (approval);
215
KEDUDUKAN P3B DI HADAPAN UU PPH
UU No.24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional:
Pasal 4 ayat (1):
Pemerintah Republik Indonesia membuat perjanjian
internasional dengan satu negara atau lebih, organisasi
internasional, subjek hukum internasional lain berdasarkan
kesepakatan; dan para pihak berkewajiban untuk
melaksanakan perjanjian tersebut dengan itikad baik.
216
• Metode Penghindaran Pajak Berganda adalah:
a. Pembebasan/Pengecualian;
b. Kredit Pajak;
c. Metode Lainnya.
217
Metode Penghindaran Pajak Berganda
a. Pembebasan/pengecualian (exemption)
Subject exemption, ditentukan dlm Psl 3 UU PPh
Object, income exemption atau full exemption,
pajak luar negeri tidak perlu dikenakan pajak
lagi seperti PPh Final
Pembebasan pajak (tax exemption) atau
exemption with progression, kerugian dari luar
negeri diperhitungkan untuk mengurangi pajak
dlam negeri.
b. Kredit pajak (tax credit)
Menghitung kembali penghasilan dari luar negeri dan pajak
terutang di negera domisili. Pajak yang telah di bayar
diluar negeri dapat mengurangkan pajak terutang di
negara domisili.
c. Metode Lainnya
Pembagian pajak (tax sharing) – membagi pajak terutang antara negara
sumber dg negara domisili
Pembagian hak pemajakan (division of taxing power) – Penentuan tarif
maksimum yang diperoleh wajib pajak LN.
Pengurangan tarif (reduction of the rate) – Pengurangan tarif atas
penghasilan luar negeri, sehingga tarif pajak terutang dalam negeri
dengan tarif umum, dan pajak terutang luar negeri tarifnya dikurangi
misal pengurangan tarifnya 25% atau 50%.
• Model Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda:
a. Model OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development);
b.Model UN (United Nation);
c. Model Indonesia (Gabungan antara model
OECD dan UN).
221
STATUS P3B INDONESIA
Status P3B Indonesia:
Telah berlaku efektif : 58 negara
222
DAFTAR P3B INDONESIA YANG BERLAKU EFEKTIF: 58 Negara
223
SELESAI
224