Anda di halaman 1dari 13

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA BELAJAR BIOLOGI

MELALUI PENERAPAN STRATEGI INKUIRI TERBIMBING PADA


SISWA KELAS VII SMP NEGERI VI KOTA SAMARINDA
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011

Elsje Theodora Maasawet


Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman Kalimantan Timur

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan kemampuan kerjasama dalam belajar
biologi melalui penerapan strategi inkuiri terbimbing pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 6
Kota Samarinda Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus,
dalam tiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, dalam tiap pertemuan peneliti dan observer mengamati
kemampuan kerjasama siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VII-6 SMP Negeri
6 Samarinda yang berjumlah 44 orang dari populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Samarinda yang
berjumlah 343 orang. Hasil penelitian menunujukkan bahwa siklus I dari tiga kali pertemuan diperoleh rata-
rata kemampuan kerjasama siswa sebesar 12,04%, siklus II dari tiga kali pertemuan diperoleh rata-rata
kemampuan kerjasama siswa dalam belajar biologi sebesar 61,58% siswa yang mampu, dan pada siklus III
dalam tiga kali pertemuan diperoleh rata-rata kemampuan kerjasama siswa sebesar 84,53% siswa yang
mampu. Berdasarkan hasil anlisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
kerjasama siswa dalam belajar biologi melalui penerapan strategi inkuiri terbimbing.

Kata kunci: inkuiri terbimbing, kemampuan kerjasama

Kerjasama adalah salah satu asas pengetahuan dan keterampilan untuk


didaktik. Kini timbul pertanyaan apakah yang mengkomunikasikannya. Salah satu hal yang
kita gunakan sebagai dasar kerjasama dalam menggambarkan siswa memperoleh
kelas? Menjawab pertanyaan tersebut, Grambs keterampilan adalah kemampuan bekerjasama
berpendapat sebagai berikut dalam pengajaran dalam belajar.
disekolah yang demokratis, baik kerjasama Inkuiri terbimbing yaitu strategi inkuiri
maupun persaingan sama pentingnya. Hanya dimana guru membimbing siswa melakukan
persaingan tidak berarti persaingan antar kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
kelompok. Senada dengan hal tersebut mengarahkan pada suatu diskusi. Guru
Sriyono (1992) mengemukakan bahwa guru mempunyai peran aktif dalam menentukan
hendaknya menciptakan suasana kerjasama permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
antar murid sehingga pelajaran yang diberikan Strategi inkuiri terbimbing ini digunakan bagi
itu lebih efektif dan efisien. Kerjasama yang siswa yang kurang berpengalaman belajar
dimaksud disini adalah untuk kebaikan, dengan strategi inkuiri. Dengan strategi ini
lainnya tidak. Grambs dalam Nasution (2000) siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan
Joyce dan Weil (1996) menyatakan tujuan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat
kegiatan belajar di sekolah adalah membantu memahami konsep-konsep pelajaran. Pada
pelajar memperoleh informasi, ide, strategi ini siswa akan dihadapkan pada tugas-
keterampilan, cara berpikir, nilai cara tugas yang relevan untuk diselesaikan baik
mendeskripsikan dirinya, dan cara belajar. melalui diskusi kelompok maupun secara
Pembelajaran disekolah bertujuan individual agar mampu menyelesaikan
meningkatkan kemampuan siswa belajar lebih masalah dan menarik suatu kesimpulan secara
mudah dan efektif, sehingga diperoleh mandiri (Sanjaya, 2008).
Dalam beberapa jenis inkuiri guru bekerjasama adalah sebagai berikut: a)
membatasi memberi bimbingan, agar siswa Membangun dan membagi suatu tujuan yang
berupaya terlebih dahulu secara mandiri, lumrah; b) Sumbangkan pemahaman tentang
dengan harapan agar siswa dapat menemukan permasalahan: pertanyaaan, wawasan, dan
sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada pemecahan c) Setiap anggota memperkuat
siswa yang tidak dapat menyelesaikan yang lain untuk berbicara dan berpartisipasi,
permasalahannya, maka bimbingan dapat dan menentukan kontribusi (sumbangan)
diberikan secara tidak langsung dengan mereka. d) Bertanggung jawab terhadap yang
memberikan contoh-contoh yang relevan lain dan e) Bergantung pada yang lain.
dengan permasalahan yang dihadapi, atau Tujuan dari bekerjasama ialah dapat
melalui kerjasama dan diskusi dengan siswa mengembangkan tingkat pemikiran yang
dalam kelompok lain. tinggi, keterampilan komunikasi yang penting,
Pembelajaran biologi yang terjadi di meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran
SMP Negeri 6 Kota Samarinda adalah guru bersosial dan sikap toleransi terhadap
belum memfasilitasi siswa secara sempurna perbedaan individu. Dalam kerjasama, kita
dalam kemampuan bekerjasama dalam belajar, memiliki kesempatan mengungkapkan
karena pelajaran biologi dilakukan selama ini gagasan, mendengarkan pendapat orang lain,
adalah masih merupakan praktek pola-pola serta bersama-sama membangun pengertian,
lama pembelajaran. Praktek pembelajaran menjadi sangat penting dalam belajar karena
yang dilaksanakan, ternyata belum ada upaya memiliki unsur yang berguna menantang
guru untuk melatih siswa dalam bekerjasama pemikiran dan meningkatkan harga diri
saat pelajaran biologi baik itu pada saat seseorang. (Efi, 2007).
berdiskusi, maupun dalam kegiatan praktikum. Bentuk kerjasama dapat dijumpai pada
Untuk hal tersebut diperlukan suatu langkah semua kelompok orang dan usia. Sejak masa
terobosan baru meningkatkan kemampuan kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah
kerjasama siswa melalui model pembelajaran diajarkan di dalam kehidupan keluarga.
Inkuiri terbimbing di kelas VII SMP Negeri 6 Setelah dewasa, kerjasama akan semakin
Samarinda. Kerjasama adalah salah satu asas berkembang dengan banyak orang untuk
didaktik. Lawan dari kata kerjasama ialah memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pada
persaingan. Jean D Grambs berpendapat taraf ini, kerjasama tidak hanya didasarkan
bahwa dalam pelajaran di sekolah yang hubungan kekeluargaan, tetapi semakin
demokratis, baik kerjasama maupun kompleks. Dasar utama dalam kerja sama ini
persaingan sama pentingnya. Hanya adalah keahlian, di mana masing-masing
persaingan tidak berarti persaingan antar orang yang memiliki keahlian berbeda,
kelompok. Tujuan persaingan di sini bukan bekerja bersama menjadi satu
untuk memperoleh hadiah atau kenaikan kelompok/kelompok dalam menyelesaikan
tingkat, tetapi untuk mencapai hasil yang lebih sebuah pekerjaan.
tinggi atau pemecahan masalah yang dihadapi Belajar adalah proses yang ditempuh
(Nasution, 2000). Demikian pula Landsberge seseorang dalam menambah ilmu pemgetauan
(2009) menyatakan kerjasama atau belajar dan pengalamannya serta perubahan secara
bersama adalah proses beregu positif dalam lingkungan sosialnya. Perubahan
(berkelompok) di mana anggota-anggotanya itu meliputi ranah kognitif, afektif dan
mendukung dan saling mengandalkan untuk psikomotorik.
mencapai suatu hasil mufakat. Kerjasama Inkuiri berasal dari Bahasa Inggris inquiry
adalah saling mempengaruhi sebagai anggota yang dapat diartikan sebagai proses bertanya
kelompok, maka yang perlu dilakukan dalam dan mencari tahu jawaban terhadap pertnyaan
ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah dimana guru membimbing siswa melakukan
adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
pada kegiatan penyelidikan terhadap objek mengarahkan pada suatu diskusi. Guru
pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah mempunyai peran aktif dalam menentukan
proses untuk memperoleh dan mendapatkan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
informasi dengan melakukan observasi atau Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan
eksperimen untuk mencari jawaban atau bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar
memecahkan masalah terhadap pertanyaan dengan pendekatan inkuiri. Dengan
dengan menggunakan kemampuan berpikir pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi
kritis dan logis. (Schmidt, 2003). pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga
Secara umum, inkuiri merupakan proses siswa dapat memahami konsep-konsep
yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan
relevan, meng-evaluasi buku dan sumber- untuk diselesaikan baik melalui diskusi
sumber informasi lain secara kritis, kelompok maupun secara individual agar
merencanakan penyelidikan atau investigasi, mampu menyelesaikan masalah dan menarik
mereview apa yang telah diketahui, suatu kesimpulan secara mandiri.
melaksanakan percobaan atau eksperimen Pada dasarnya siswa selama proses
dengan menggunakan alat untuk memperoleh belajar berlangsung akan memperoleh
data, menganalisis dan menginterpretasi data, pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada
serta membuat prediksi dan mengko- tahap awal, guru banyak memberikan
munikasikan hasilnya. bimbingan, kemudian pada tahap-tahap
Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi,
dapat diimplementasikan secara terpadu sehingga siswa mampu melakukan proses
dengan strategi lain sehingga dapat membantu inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang
pengembangan pengetahuan dan pemahaman diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan
serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri dan diskusi multi arah yang dapat menggiring
oleh siswa. Sedangkan sebagai bagian dari siswa agar dapat memahami konsep pelajaran
materi pelajaran Biologi, inkuiri merupakan biologi. Di samping itu, bimbingan dapat pula
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa diberikan melalui lembar kerja siswa yang
agar dapat melakukan penyelidikan ilmiah. terstruktur. Selama berlangsungnya proses
Sehubungan dengan hal tersebut, Chiapeta & belajar guru harus memantau kelompok
Adams (2004) menyatakan bahwa pemahaman diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui
mengenai peranan materi dan proses sains dan memberikan petunjuk-petunjuk dan
dapat membantu guru menerapkan scafolding yang diperlukan oleh siswa
pembelajaran yang bermula dari pertanyaan (Sanjaya, 2008). Sanjaya (2008) menyatakan
atau masalah dengan lebih baik. Fokus dari bahwa pembelajaran inkuiri memiliki sintaks
empat aspek inkuiri dalam pembelajaran sains. atau langkah-langkah dalam proses
Inkuiri terbimbing (guided inquiry), di pelaksanaannya, adapun langkah-langkah
mana siswa diberikan kesempatan untuk tersebut sebagai berikut:
bekerja merumuskan prosedur, menganalisis
hasil dan mengambil kesimpulan secara Orientasi
mandiri, sedangkan dalam hal menentukan Pada tahap ini guru melakukan langkah
topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru untuk membina suasana atau iklim
hanya berperan sebagai fasilitator. Pendekatan pembelajaran yang kondusif. Hal yang
inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. merupakan proses mental yang sangat penting
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang dalam pengembangan intelektual. Proses
harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai pemgumpulan data bukan hanya memerlukan
tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah- motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi
langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, juga membutuhkan ketekunan dan
mulai dari langkah merumuskan merumuskan kemampuan menggunakan potensi
masalah sampai dengan merumuskan berpikirnya.
kesimpulan. Menjelaskan pentingnya topik
dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam Menguji hipotesis
rangka memberikan motivasi belajar siswa. Menguji hipotesis adalah menentukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai
Merumuskan masalah dengan data atau informasi yang diperoleh
Merumuskan masalah merupakan berdasarkan pengumpulan data. Menguji
langkah membawa siswa pada suatu persoalan hipotesis juga berarti mengembangkan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang kemampuan berpikir rasional. Artinya,
disajikan adalah persoalan yang menantang kebenaran jawaban yang diberikan bukan
siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka- hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi
teki dalam rumusan masalah tentu ada harus didukung oleh data yang ditemukan dan
jawabannya, dan siswa didorong untuk dapat dipertanggungjawabkan.
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari
jawaban itulah yang sangat penting dalam Merumuskan kesimpulan
pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui Merumuskan kesimpulan adalah proses
proses tersebut siswa akan memperoleh mendeskripsikan temuan yang diperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk
upaya mengembangkan mental melalui proses mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya
berpikir. guru mampu menunjukkan pada siswa data
mana yang relevan. Pengembangan sikap
Merumuskan hipotesis inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan
Hipotesis adalah jawaban sementara sebagai konselor, konsultan dan teman yang
dari suatu permasalahan yang kritis. Guru harus dapat membimbing dan
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis merefleksikan pengalaman kelompok melalui
perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang tiga tahap: (1) Tahap problem solving atau
dapat dilakukan guru untuk mengembangkan tugas; (2) Tahap pengelolaan kelompok; (3)
kemampuan menebak (berhipotesis) pada Tahap pemahaman secara individual, dan pada
setiap anak adalah dengan mengajukan saat yang sama guru sebagai instruktur harus
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong dapat memberikan kemudahan bagi kerja
siswa untuk dapat merumuskan jawaban kelompok, melakukan intervensi dalam
sementara atau dapat merumuskan berbagai kelompok dan mengelola kegiatan pengajaran.
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji. METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Mengumpulkan data penelitian tindakan kelas (PTK).
Mengumpulkan data adalah aktifitas Waktu penelitian ini bulan Januari sampai
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk April 2011. Penelitian ini bertempat di SMP
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam Negeri 6 Samarinda. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMPN 6 Samarinda hidup itu sendiri. Materi diambil dari buku
Tahun Pembelajaran 2010/ 2011 semester paket.
genap. Tahapan penelitian sebagai berikut:
Penelitian ini berlangsung 3 siklus. Tiap siklus Kegiatan Pengamatan ( Observasi)
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang Pada tahap pengamatan menggunakan
ingin dicapai. Adapun prosedur tindakan lembar observasi untuk guru dan untuk siswa.
dimulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) Kedua instrument tersebut merupakan data
pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan dan dari setiap pertemuan untuk kekurangan-
evaluasi, serta (4) analisis dan refleksi. Dalam kekurangan dan kemajuan proses
tahap pelaksanaan penelitian, peran peneliti pembelajaran, lembar observasi itu pula yang
adalah:(1) merancang pelaksanaan digunakan untuk mengetahui kemampuan
pembelajaran Keanekaragaman pada tingkat kerjasama siswa dan pemberian evaluasi tiap
organisasi kehidupan dengan strategi inkuiri siklus.
terbimbing; (2) bekerja dengan praktisi dalam
melaksanakan tindakan yang direncanakan. Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti bersama
Perencanaan Siklus I pengamat mendiskusikan hasil-hasil yang
Perencanaan tindakan siklus I meliputi diperoleh baik berupa kemajuan dan
pembuatan Rencana Program Pembelajaran perubahan proses pembelajaran untuk guru
(RPP), membuat format pembelajaran, serta dan siswa dan kekurangan-kekurangan yang
mempersiapkan materi dan alat-alat/bahan ditemukan dari hasil observasi untuk setiap
yang dibutuhkan siswa selama proses pertemuan pada siklus tindakan semua
pembelajaran. kekurangan-kekurangan atau kelemahan-
kelemahan direncanakan perbaikan dan
Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan untuk setiap pertemuan pada
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, siklus berikutnya.
peran peneliti adalah; (1) merancang teknik Pada tahap refleksi ini peneliti menggunakan
yang digunakan dalam pembelajaran, (2) kriteria berikut :
bekerjasama dengan guru dalam pelaksaan
tindakan, (3) peneliti berperan sebagai guru 1. Saling memberi informasi sesama
dalam kegiatan pembelajaran untuk anggota.
memberikan pengarahan, motivasi, dan 2. Perselisihan yang terjadi dapat
stimulus, agar peneliti dapat melaksanakan terselesaikan.
perannya berdasarkan rencana. Tindakan yang 3. Tercipta suasana kerjasama yang akrab
dilakukan pada siklus I ini adalah dan moral kerja yang baik dalam
melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan kelompok.
strategi inkiri terbimbing dengan materi 4. Meminta/ memberikan ide dan pendapat
“jaringan pada tumbuhan dan jaringan pada kepada semua anggota kelompok untuk
hewan”, siswa mengamati gambar charta membantu membuat keputusan.
bagian-bagian jaringan pada tumbuhan dan 5. Mendukung keputusan kelompok.
jaringan pada hewan. Penggunaan charta ini 6. Menghargai masukan dan keahlian
sebagai langkah awal dalam pelaksanaan anggota lain.
tindakan, alasan pemilihan media charta agar 7. Berpartisipasi dalam melaksanakan
siswa mampu membanyangkan gambaran tugasnya.
secara umum bentuk dan bagian sel makhluk 8. Menghargai hasil yang dicapai oleh
kelompok.
Teknik Pengumpulan Data 6. Menghargai masukan dan keahlian
Pengumpulan data dalam penelitian ini anggota lain
dilakukan melalui 7. Berpartisipasi dalam melaksanakan
lembar observasi untuk mengetahui situasi tugasnya
pembelajaran yang diambil pada saat tindakan. 8. Menghargai hasil yang dicapai oleh
Observasi dilakukan selama kegiatan kelompok
pembelajaran setiap putaran. Untuk
mengetahui proses belajar dan kerjasama Indikator lain yang menjadi tolak ukur
siswa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing. dalam menyatakan bahwa pembelajaran yang
Reduksi data yakni rekapan data yang dimiliki berlangsung dapat meningkatkan kemapuan
oleh guru biologi berupa nilai rata-rata kerjasama siswa dengan berdasar pada
pelajaran biologi selama penelitian peningkatan prestasi belajar siswa, jika telah
berlangsung. terjadi peningkatan nilai rata-rata setiap siklus
dari nilai rata-rata sebelumnya dalam proses
Penarikan kesimpulan pembelajaran inkuiri terbimbing. Untuk
Kegiatan terakhir dalam analisis data mengetahui kriteria hasil belajar siswa itu baik
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. atau tidak peneliti menggunakan kriteria
Dari data yang diperoleh kemudian diolah Sujana (2002)
secara sistematis, sehingga dapat dipahami yang diadopsi dan dimodifikasi oleh peneliti.
dan ditarik kesimpulan dari penelitian yang Teknik analisis data yang digunakan
dilakukan. dalam penelitian ini adalah teknik statistik
deskriptif yang artinya hanya memaparkan
Indikator Keberhasilan data yang diperoleh melalui observasi dan
Indikator yang menjadi tolak ukur dalam rata-rata hasil belajar. Reduksi data adalah
menyatakan bahwa pembelajaran berlangsung proses penelitian, perumusan perhatian data
selama penelitian berhasil meningkatkan yang muncul dari catatan yang tertulis di
kemampuan kerjasama siswa, jika aspek-aspek lapangan selama penelitian berlangsung.
dari kemampuan kerjasama telah terpenuhi, Reduksi data juga merupakan bentuk analisis
aspek tersebut adalah interaksi sosial, data yang menajamkan, menggolongkan,
keterlibatan, kepercayaan, pengertian, dan mengarahkan, membuang data yang tidak
tanggung jawab. Untuk mengetahui kriteria perlu dan mengorganisasikan data sedemikiam
kemampuan kerjasama itu telah terpenuhi atau rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat
tidak, peneliti menggunakan kriteria yang diveivikasi. Berdasarkan hal tersebut reduksi
diadopsi dan dimodifikasi oleh peneliti. data yang dimaksud dalam penelitian ini ialah
proses mereduksi, mengelompokkan dan
1. Saling memberi informasi sesama anggota merangkumkan data yang diperoleh
2. Perselisihan yang terjadi dapat dilapangan melalui hasil observasi yang
terselesaikan dilaksanakan oleh peneliti dan observer
3. Tercipta suasana kerjasama yang akrab selama pelaksanaan tindakan.
dan moral kerja yang baik dalam Data yang diperoleh melalui observasi
kelompok dan tes hasil belajar dipaparkan secara
4. Meminta/ memberikan ide dan pendapat sedehana dalam bentuk paparan naratif, yaitu
kepada semua anggota kelompok untuk disajikan dalam bentuk tabel dan kalimat
membantu sederhana untuk setiap putaran. Analisis data
membuat keputusan sekunder yang merupakan rata-rata hasil
5. Mendukung keputusan kelompok belajar siswa merupakan data kuantitatif
menggunakan statistik deskriptif. Rata-rata 4. Meminta/ memberikan ide dan pendapat
digunakan untuk mengetahui hasil belajar kepada semua anggota kelompok untuk
siswa dalam satu kelas dan untuk mengetahui membantu membuat keputusan
peningkatan hasil belajar dengan 5. Mendukung keputusan kelompok
membandingkan rata-rata skor hasil belajar 6. Menghargai masukan dan keahlian
masing-masing siklus. Dalam penelitian anggota lain
tindakan kelas ini data dikumpulkan dengan 7. Berpartisipasi dalam melaksanakan
menggunakan instrument penelitian utama dan tugasnya
instrument penelitian penunjang. Instrument 8. Menghargai hasil yang dicapai oleh
penelitian utama adalah peneliti. kelompok

HASIL Pada siklus I diperoleh data hasil pengamatan


dengan menggunakan skor 1-5, adapun
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga kriteria dari setiap skor adalah sebagai berikut:
siklus. Setiap siklus dilaksanakan dengan tiga 1. Skor 1- 1,99 : Sangat Tidak Mampu,
kali pertemuan tiap siklusnya. Setiap artinya siswa betul-betul
pertemuan siswa diperhatikan kemampuan tidak mengerti/
kerjasamanya. Selanjutnya data dianalisis melaksanakan indikator
untuk mengetahui peningkatan kemampuan tersebut
kerjasama siswa dalam proses pembelajaran 2. Skor 2-2,9 : Belum Mampu, artinya siswa
yang diperoleh setiap siklus. Adapun hasil sudah mengerti akan
penelitian tiap siklus adalah sebagai berikut: indikator tersebut tapi
belum dilaksanakan
Siklus I 3. Skor 3- 3,9 : Cukup Mampu, artinya
siswa sudah mengerti
Kemampuan kerjasama siswa dengan indikator tersebut
Siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan akan tetapi dilaksanakan
dimana pengamatan kemampuan kerjasama apabila ada perintah
siswa dilakukan setiap pertemuan dan di akhir 4. Skor 4-4,9 : Mampu, artinya siswa sudah
siklus diadakan evaluasi, dimana hasil paham dan
evaluasi ini akan dijadikan data untuk nilai melaksanakannya dengan
hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil adanya bimbingan
pengamatan pada siklus I diperoleh dari skor 5. Skor 5 : Sangat Mampu, artinya siswa
rata-rata dari setiap pertemuan yang mencakup dapat secara mandiri
delapan indikator pengamatan yang melakukan indikator
merupakan hasil modivikasi peneliti. Indikator tersebut.
tersebut sebagai berikut:
Siklus II
1. Saling memberi informasi sesama anggota
2. Perselisihan yang terjadi dapat Kemampuan kerjasama siswa
terselesaikan Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I
3. Tercipta suasana kerjasama yang akrab maka pengamatan pada siklus II juga
dan moral kerja yang baik dalam dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan. Hasil
kelompok pengamatan kemampuan kerjasama belajar
biologi siswa melalui penerapan strategi
inkuiri terbimbing ialah sebagai berikut:
Pertemuan 1 pada siklus yang kedua diperoleh
hasil pengamatan untuk skor 3 yang berarti Hasil belajar siswa
cukup sebanyak 6 indikator, semenetara untuk Berdasarkan analisis data hasil belajar
skor 4 yang berarti mampu melaksanakan pada siklus II dimana data ini digunakan
kerjasama hanya 3 indikator. Dari hasil sebagai data sekunder pada tiap siklus untuk
pengamatan kemampuan kerjasama siswa memperlihatkan peningkatan kemampuan
dalam belajar biologi pada pertemuan 1untuk kerjasama dalam belajar biologi melalui
siklus yang kedua menunjukkan adanya penerapan strategi inkuiri terbimbing mesti
perubahan yang cukup signifikan menuju diikuti dengan peningkatan hasil belajar dari
peningkatan kemampuan kerjasama siswa siswa. Pada siklus II nilai yang diambil ialah
meskipun masih ditemukan beberapa siswa nilai hasil belajar pengerjaan LKS dan nilai tes
yang belum mampu menerapkan dengan baik setiap akhir siklus.
beberapa indikator dalam kerjasama. Secara keseluruhan hasil belajar siswa
Pada pertemuan kedua hasil pengamatan pada siklus II sebanyak 24 orang siswa yang
kemampuan kerjasama siswa dalam belajar mendapatkan peningkatan poin sebesar 30
biologi yakni untuk skor 3 ada empat poin yang berkriteria sangat baik, dan siswa
indikator, dan untuk skor 4 juga ada empat yang mendapatkan 20 poin peningkatan
indikator, hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 8 orang, sedangkan untuk
peningkatan kemampuan kerjasama siswa peningkatn dengan 10 poin diperoleh 11 orang
semakin meningkat, yakni dari delapan siswa, sementara masih ada 4 orang siswa
indikator kerjasama, sebagian sudah mampu yang mendapatkan poin 0 untuk peningkatan
dilaksanakan oleh siswa. hasil belajar siswa dengan kriteria sangat
Pertemuan yang ketiga hasil pengamatan kurang. Apabila dibandingkan dengan siklus I
kemampuan kerjasama siswa dalam belajar peningkatan hasil belajar siswa dengan
biologi yakni untuk skor 3 tidak ada lagi, penerapan strategi inkuiri terbimbing sudah
semua indikator pengamatan memperoleh skor terlihat, agar lebih jelasnya pengelompokan
4 dengan kriteria mampu. Dalam pelaksanaan perolehan hasil belajar siswa dan kriterianya
pemberian tindakan untuk mengamati sebagai berikut: sebanyak 9 orang siswa yang
kerjasama siswa dalam belajar biologi melalui memperoleh rentang nilai 80-100 dengan
penerapan strategi inkuiri terbimbing bisa kriteria baik sekali, sebanyak 9 orang siswa
dikatakan sudah mengalami peningkatan, memperoleh rentang nilai 70-79 dengan
meskipun pada saat proses pembelajaran kriteria baik, sedangkan untuk rentang nilai
berlangsung masih ditemukan beberapa 60-69 diperoleh sebanyak 13 orang siswa
kekurangan. dengan kriteria cukup, serta sebanyak 13
Secara keseluruhan hasil observasi untuk orang siswa memperoleh rentang nilai 50-59
tiga kali pertemuan pada siklus II diperoleh dengan kriteria kurang.
skor rata-rata 3.95, artinya masih dalam
kriteria cukup. Dari hasil pengamatan ini Refleksi
membuktikan terjadinya peningkatan Berdasarkan hasil observasi dan analisis
kerjasama siswa dalam proses pembelajaran dari para observer maka data yang diperoleh
yang berlangsung selama tiga kali pertemuan dari siklus II, meskipun hambatan yang ada
didapatkan persentase rata-rata sementara pada siklus I sebagian besar sudah bisa diatasi,
sebesar 61,58% yang artinya kurang lebih 26 akan tetapi peneliti dan kolabolator
siswa yang telah mampu bekerjasama dalam memutuskan untuk melanjutkan ke siklus III
belajar biologi melalui penerapan strategi meskipun dalam pelaksanaan tindakan yang
inkuiri terbimbing. menerapkan strategi inkuiri terbimbing dalam
meningkatkan kemampuan kerjasama siswa yang disampaikan secara verbal merupakan
dalam belakjar biologi secara keseluruhan tolak ukur kemampuan kerjasama, artinya
sudah meningkat, akan tetapi dalam siswa sudah mampu memahami indikator
pelaksanaannya, masih ada beberapa kejasama dan siswa sudah mampu
hambatan yang ditemui di antaranya: melaksanakan atau menampakkannya dalam
proses pembelajaran. Dari hasil ini
1. Siswa masih terbiasa dengan bimbingan membuktikan terjadinya peningkatan
yang diberikan secara penuh pada siklus I kemampuan kerjasama siswa yang sangat
dan siklus II. signifikan dalam proses pembelajaran dan
2. Menurut para observer kemampuan guru didapatkan persentase rata-rata sebesar
dalam mengatur waktu pada kegiatan 84,53%, artinya ada sekitar 37 orang siswa
penutup masih perlu ditingkatkan. yang sudah mampu melaksanakan kerjasama
3. Nilai rata-rata peningkatan kemampuan melalui penerapan strategi inkuiri terbimbing.
kerjasama siswa untuk siklus I dan Siklus
II belum seiring dengan peningkatan hasil Hasil belajar siswa
belajar siswa Memperhatikan dan Berdasarkan hasil analisa data hasil
menindaklanjuti hambatan-hambatan yang belajar siswa pada siklus III setelah dilakukan
terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran tindakan diuraiakan sebagai berikut: hasil
yang menerapkan pemebelajaran inkuiri belajar diperoleh dari 1 kali pertemuan dengan
terbimbing pada siklus II, diperlukan menggunakan nilai rata-rata pada siklus II
adanya perencanaan tindakan dan sebagai nilai dasar pada siklus III, maka nilai
perbaikan-perbaikan untuk dilaksanakan akhir rata-rata pada siklus III adalah 71, 90.
pada proses pembelajaran untuk siklus Dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan
III. hasil belajar siswa pada siklus III yang
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
Siklus III didapatkan sebanyak 23 orang siswa
Hasil pengamatan kemampuan memperoleh peningkatan 30 poin dengan
kerjasama siswa Pada siklus III juga kriteria sangat baik, 10 orang siswa
dilaksanakan tiga kali pertemuan, berdasarkan mendapatkan peningkatan 20 poin, sedangkan
hasil pengamatan peneliti dan observer pada untuk peningkatan 10 poin diperoleh
siklus ketiga maka diperoleh nilai rata-rata sebanyak 3 orang dengan predikat kurang,
kelas yang diambil dari tiga kali pertemuan serta untuk peningkatan 0 poin diperoleh
kemudian nilai tiap pertemuan dirata-ratakan, sebanyak 8 orang siswa.
kemudian rata-rata nilai kemampuan Sebanyak 13 siswa mendapatkan nilai dengan
kerjasama siswa tersebut dijadikan data untuk rentang 80-100 yang berkriteria sangat baik,
mengetahui kemampuan kerjasama siswa sebanyak 14 orang siswa mendapatkan nilai
dalam belajar biologi melalui penerapan dengan rentang 70-79 yang berkriteria baik,
strategi inkuiri terbimbing pada siklus sementara ada 10 orang siswa yang
(putaran) yang ketiga. mendapatkan nilai dengan rentang 60-69 yang
Secara keseluruhan hasil pengamatan berkriteria cukup, serta 7 dari 44 rang siswa
kemampuan kerjasama siswa pada siklus yang masih mendapatkan nilai dengan rentang
ketiga diperoleh skor 4 untuk seluruh indikator 50-59 yang berkriteria kurang pada siklus III.
kemampuan kerjasama dengan rata-rata Hal ini membuktikan bahwa peningkatan
sebesar 4,20 dengan kriteria mampu. Menurut kerjasama siswa dalam belajar seiring dengan
Sarwanto (2009) mampu menyampaikan dan peningkatan hasil belajar siswa yang dijadikan
memahami dengan baik gagasan dan pesan
data sekunder pada penelitian tindakan kelas sebesar 84,53% dan yang belum mampu
ini. sebanyak 15,47%. Kemampuan siswa ini
diperoleh setelah pengamatan yang dilakukan
Refleksi secara langsung pada saat siswa sedang
Penelitian tindakan kelas yang melakasanakan kegiatan dalam proses
dilaksanakan dalam tiga siklus hasil analisis pembelajaran yang kemudian dianalisis oleh
dan observasi data, peneliti dan kolaborator peneliti. Data hasil analisis tersebut
sepakat untuk mengakhiri pemberian tindakan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
pada siklus III. Menurut Madya (2010) kerjasama siswa dalam belajar biologi melalui
keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas penerapan strategi belajar inkuiri terbimbing
adalah tercapainya peningkatkan kualitas dalam tiga siklus (putaran) pada penelitian
pelaksanaan pembelajaran dalam kelas, dalam tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan
hal ini peningkatan kemampuan aktivitas guru dalam satu semester yakni semester ganjil
pada saat pembelajaran dalam kelas yang pada Tahun Pembelajaran 2010/2011.
menerapkan strategi inkuiri terbimbing, dapat
meningkatkan kemampuan kerjasama belajar PEMBAHASAN
biologi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6
Samarinda Semester Ganjil Tahun Penelitian ini merupakan penelitian
Pembelajaran2010/2011. tindakan kelas (PTK) yang dilaksankan di
SMP Negeri 6 Samarinda di mulai pada
Analisis Peningkatan Siklus I, II, dan III tanggal 25 Januari 2011 sampai April 2011.
Peningkatan hasil pengamatan Dalam penerapan strategi inkuiri terbimbing
kemampuan kerjasama siswa setiap siklus haruslah mengutamakan kompetensi dasar dan
Secara keseluruhan hasil pengamatan untuk tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh
kemampuan kerjasama siswa selama tiga peserta didik sehingga tema berfungsi sebagai
siklus tindakan dalam penelitian tindakan pemersatu peserta didik dapat meningkatkan
kelas (siklus I, siklus II dan siklus III) kerjasama dalam belajar biologi, yang tentu
menggambarkan adanya perubahan yang diikuti dengan peningkatan hasil belajar.
menunjukkan indikasi peningkatan Langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi
kemampuan kerjasama siswa dalam belajar inkuiri terbimbing ialah orientasi,
biologi melalui penerapan strategi inkuiri merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
terbimbing. mengumpulkan data, menguji hipotesis dan
Peningkatan kemampuan kerjasama merumuskan kesimpulan. Hasil penelitian
siswa dalam belajar biologi dapat dijelaskan secara rinci dibahas sebagai berikut:
bahwa (1) siklus I yang dilaksanakan dalam Siklus I merupakan tahap perencanaan atas
tiga kali pertemuan dari 44 orang siswa permasalahan awal, peneliti membuat skenario
diperoleh rata – rata siswa yang mampu pembelajaran yang tertuang pada rencana
bekerjasama hanya 12,05% dan yang belum pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai
mampu 87,96%, (2) pada siklus II yang juga komponen kegiatan belajar-mengajar dimulai
berlangsung tiga kali pertemuan dari 44 orang dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai pada
siswa diperoleh rata-rata siswa yang mampu kegiatan penutup. Dalam proses pengajaran
adalah sebesar 61,58% sedangkan yang tidak mata pelajaran IPA Biologi yang disajikan
mampu sebesar 38,42%, (3) pada siklus III untuk tiga kali pertemuan pada siklus I, pada
yang juga tiga kali pertemuan dari 44 orang setiap pertemuan akan diberikan tugas berupa
siswa diperoleh rata-rata siswa yang mampu pengamatan sesuai dengan indikator
bekerjasama sama dalam belajar biologi pembelajaran, tugas ini dilaksanakan dalam
kelompok yang terdiri dari 6-7 orang siswa, tugasnya, (8) Menghargai hasil yang dicapai
hasil pengamatan tersebut akan dibuat laporan oleh kelompok.
ilmiah. Dari hasil rata-rata dari tiga pertemuan
Selain tugas pada setiap pertemuan juga pada siklus I diperoleh skor dengan rentang
diadakan tes akhir siklus untuk melihat hasil 3 ≥ X < 4 untuk semua indikator dengan
belajar siswa. Selain RPP peneliti dalam setiap kriteria cukup. Menurut Sarwanto (2009)
pertemuan mempersiapkan lembar pengamtan dengan penggunaan skala likert dengan
kerjasama siswa, lembar observasi untuk rentang 1-5, untuk skor rata-rata 1 ≥ X < 4
aktivitas guru. Peneliti bertindak sebagai dikatan belum mampu bekerjasama dalam satu
pengajar dalam melaksanakan kegiatan proses tim kerja maupun dalam menempatkan diri
pembelajaran sesuai dengan skenario dengan baik sebagai anggota tim kerja. Hal ini
pembelajaran sesuai yang tertuang dalam mengindikasikan bahwa pada siklus I siswa
rencana pelaksanaan pembelajaran setiap belum mampu bekerjasama dalam proses
pertemuan. Pada saat pembelajan berlangsung pembelajaran biologi melalui penerapan
peneliti mengamati Kemampuan kerjasama strategi inkuiri terbimbing. Ketidakmampuan
siswa dalam belajar biologi pada siklus I siswa bekerjasama dalam proses pembelajaran
dinilai masih kurang karena banyaknya disebabkan karena siswa masih terbiasa
indikator-indikator pengamtan untuk dengan pola pengajaran lama dimana siswa
kerjasama siswa dalam proses pembelajaran yang menjadi objek penelitian ialah siswa
masih belum nampak dilakukan. Terlihat pada kelas VII SMP yang merupakan siswa
hasil analisis data kemampuan kerjasama peralihan dari sekolah dasar sehingga pola
siswa pada pertemuan pertama 100% dari pembelajaran inkuiri terbimbing yang
jumlah 44 orang siswa masih belum mampu menuntut mereka harus mampu bekerjasama
bekerjasama dalam proses pembelajaran. Hal baik itu dalam kegiatan pengamatan atau
tersebut disebabkan karena siswa betul-betul kegiatan praktikum, maupun dalam kegaiatan
belum mengenal strategi inkuiri terbimbing diskusi dalam kelompok. Kebanyakan siswa
yang diterapkan. Pada pertemuan kedua dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
sampai pertemuan ketiga sudah ada beberapa belum menampakkan adanya iniasitif untuk
siswa yang mampu bekerjasama dalam belajar bekerjasama dengan siswa yang lainnya.
biologi meskipun masih dalam jumlah yang Dalam berdiskusi siswa belum bisa menerima
sedikit yaitu 12,04% siswa dengan nilai rata- pendapat siswa yang lain, hal ini sesuai
rata dari delapan indikator kerjasama yang dengan teori Sarwanto (2009)
diamati hanya memperoleh skor 3,41 yang ketidakmampuan bekerjasama juga dinilai dari
artinya masih dalam kriteria cukup. Dari sikap kasar siswa artinya siswa bersikap
delapan indikator kerjasama yang terdiri dari reaktif terhadap kritik, saran, dan pendapat
(1) saling memberi informasi sesama anggota, yang berbeda.
(2) perselisihan yang terjadi dapat Berdasarkan hasil pengamatan yang
terselesaikan, (3) tercipta suasana kerjasama telah di analisis pada siklus II menunjukkan
yang akrab dan moral kerja yang baik dalam adanya peningkatan dibandingkan dengan
kelompok, (4) meminta/ memberikan ide dan siklus I. Dalam siklus II perolehan rata-rata
pendapat kepada semua anggota kelompok skor kemampuan kerjasama siswa ialah untuk
untuk membantu membuat keputusan, (5) skor 3,9 diperoleh sebanyak lima indikator
mendukung keputusan kelompok, (6) kemampuan kerjasama dengan kriteria cukup,
menghargai masukan dan keahlian anggota dan untuk skor 4 diperoleh sebanyak tiga
lain, (7) berpartisipasi dalam melaksanakan indikator pengamatan dengan kriteria mampu
bekerjasama. Dari tiga indikator yang
mendapatkan skor 4 dengan kriteria mampu Rata-rata poin peningkatan sebesar 8,8
yaitu indikator siswa mampu saling memberi berkriteria baik. Berdaarkan hasil observasi
informasi, berpartisipasi dalam melaksanakan dan analisis data pada siklus II ini peneliti dan
tugasnya, dan menghargai hasil yang dicapai kolaborator sepakat untuk melanjutkan
dalam kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini pada siklus (putaran)
ketiga indikator tersebut sudah nampak selanjutnya, hal ini disebabkan karena adanya
dilakukan siswa meskipun belum keseluruhan beberapa permasalahan yang ditemui pada
siswa melaksanakannya karena terlihat pada siklus II, diperlukan adanya perbaikan
hasil analisis data hanya 61,58% siswa yang tindakan untuk dilaksanakan pada siklus III.
mampu melaksanakan delapan indikator Menurut Syafri (2008) Jika siklus kedua telah
kerjasama dengan rata-rata skor 4 yang artinya dilakukan, tetapi hasilnya belum memuaskan
sudah mampu melaksanakan kerjasama. juga, maka disusun lagi rencana perbaikan
Menurut Sarwanto (2009) kerjasama untuk siklus berikutnya, sampai diperoleh
merupakan hasil yang memuaskan. Berdasar dari
kemampuan menyampaikan dan memahami hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus II
dengan baik gagasan dan pesan yang dalam penerapan strategi inkuiri terbimbing
disampaikan secara verbal dan kemampuan pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Samarinda
dalam menyikapi dan menghadapi kritik, peneliti merumuskan perencanaan untuk siklus
saran, dan pendapat orang lain yang berbeda III. Siklus III sebagai respon atas
dengan yang baik dan sopan. Akan tetapi permasalahan-permasalahan pada siklus I dan
dalam pelaksanannya peneliti menemukan hal- II, Hasil observasi menunjukkan kemampuan
hal yang membuat siswa sulit untuk kerjasama siswa pada siklus III mengalami
bekerjasama ialah apabila dalam satu peningkatan yang baik.
kelompok terdapat siswa yang memiliki sifat Terlihat dari delapan indikator
egois yang cukup tinggi dan tidak mau kalah pengamatan diperoleh skor rata-rata dari tiga
dengan siswa yang lainnya, hal inilah yang kali pertemuan ialah 4 untuk semua indikator
menyebabkan dalam proses pembelajaran pengamatan dengan kriteria mampu. Menurut
siswa tersebut tidak mau saling memberi Sarwanto (2009) dengan penggunaan skala
informasi mengenai apa yang dipelajari. likert skor dengan rentang 4≤ X ≤ 5 artinya
Sedangkan untuk indikator yang belum mampu bekerjasama dalam satu tim kerja,
mampu dilaksakan siswa dengan baik ialah serta mampu menempatkan diri dengan baik
menciptakan suasana kerja yang baik, sebagai anggota tim kerja, mampu
perselisihan yang terjadi dapat terselesaikan, menyampaikan dan memahami dengan baik
memberi ide/ gagasan untuk hasil kerja yang gagasan dan pesan yang disampaikan secara
baik dan menghargai masukan orang lain. verbal dan mampu menyikapi dan menghadapi
Dari kelima indikator tersebut yang kritik, saran, dan pendapat orang lain yang
paling menonjol dalam siklus II yang terdiri berbeda dengan yang baik dan sopan.
dari tiga kali pertemuan ialah indikatortercipta Sedangkan prosentase sebesar 84,53% artinya
suasana kerja yang akrab dan moral yang baik, dari 44 jumlah siswa ada sekitar 37 orang
dan perselisihan yang terjadi dapat siswa yang sudah mampu memahami dan
terselesaikan, kedua indikator ini yang melaksanakan indikator kemampuan
menjadi indikator nilai rata-rata terendah kerjasama dengan baik. Apabila dibandingkan
dalam siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus dengan hasil kemamampuan kerjasama siswa
II mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pada siklus I dan siklus II hal ini menunjukkan
akhir siklus I sebesar 65,66 dengan kriteria bahwa
cukup menjadi 70,91 yang berkriteia baik. kemampuan kerjasama siswa pada siklus III
dalam belajar biologi melalui penerapan 2. Bagi siswa agar membiasakan diri
strategi inkuiri terbimbing mengalami bekerjasama dalam proses pembelajaran
peningkatan. Berdasarkan hasil observasi dan baik itu yang berkelompok maupun tidak,
analisis data pada siklus III ini peneliti tidak untuk berlatih saling memberi atau merima
melanjutkan tindakan, karena pelaksanaan pendapat teman dan dalam menyelesaikan
tindakan yang diberikan kepada siswa melalui tugas-tugas kelompok diperlukan
penerapan strategi inkuiri terbimbing dapat kerjasama.
meningkatkan kemampuan kerjasama siswa 3. Dalam rangka meningkatkan kualitas
dalam belajar IPA Biologi di kelas VII SMP pendidikan khususnya penerapan strategi
Negeri 6 Samarinda Tahun pembelajaran dan peningkatan hasil
Pembelajaran2010/2011. Menurut Whandi belajar siswa, pihak sekolah diharapkan
(2009) upaya perbaikan apapun yang melakukan penelitian lebih lanjut dengan
dilakukan untuk meningkatkan kualitas teliti dan cermat terhadap pelaksanaan
pendidikan tidak akan memberikan pembelajaran melalui strategi inkuiri
sumbangan yang signifikan tanpa didukung terbimbing.
oleh guru yang profesional dan berkualitas
DAFTAR RUJUKAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Efi. 2007. Cooperative Learning.
Kesimpulan wikispaces.com.
Berdasarkan hasil penelitian dan http://idb4.wikispaces.com
pembahasan pelaksanaan tindakan kelas dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan Landsberge, Joe. 2009. Cooplearn. Studygs.
kemampuan kerjasama siswa dalam belajar http://www.studygs.net/melayumanado.
biologi, berdasarkan hasil pengamatan untuk Madya, Suwarsih. 2010. Penelitian Tindakan
kemampuan kerjasama siswa pada siklus I Kelas. http://agus.blogchandra.com
diperoleh 12,04% siswa yang mampu, siklus II /penelitian-tindakan-kelas
diperoleh 61,58% siswa yang mampu, dan
siklus III diperoleh 84,53% siswa yang Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara
mampu. Dengan demikian melalui penerapan
strategi inkuiri terbimbing kemampuan Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran
kerjasama siswa dalam belajar biologi pada Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
kelas VII SMP Negeri 6 Kota Samarinda Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
mengalami peningkatan. Sarwanto.2009. Penilaian Afektif.
http://staf.uns.ac.idfiles/2009/penialaian-
Saran afektif.ppt
Berdasarkan penelitian yang telah Sriyono,dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar
dilakukan, penulis menyampaikan beberapa dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta
saran sebagai berikut:
Whandi. 2009. Profesionalisme Guru.
http://www.infoskripsi.com/Article/
1. Bagi guru pada tingkat sekolah menengah Profesiona lisme-Guru.html
pertama agar mengetahui dan menerapkan
langkah-langkah penerapan strategi inkuiri
terbimbing yang menjadikan siswa lebih
termotivasi dan mampu bekerjasamaalam
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai