ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis
peserta didik dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dan Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran Biologi pada peserta didik kelas X SMAN 2 Gerung tahun ajaran 2016/2017.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu komparasi bersifat kausal komparatif dengan desain pretest
and posttest group design. Populasi yang digunakan yaitu seluruh siswa kelas X MIA SMAN 2
Gerung yang terdiri dari 2 kelas. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh dan
kelas X MIA 1 sebagai kelompok PBL dan kelas X MIA 2 sebagai kelompok Inkuiri Terbimbing.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis berupa test essay.
Uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa thitung> ttabel yaitu
(2.977>2.026), sehingga menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta
didik yang belajar menggunakan PBL dan Inkuiri Terbimbing.
Kata kunci : inkuiri terbimbing, problem based learning (PBL), berpikir kritis
242
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: 978-602-61265-2-8), Juni 2018
243
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: 978-602-61265-2-8), Juni 2018
Tabel 1 Desain penelitian desain pre-test and post-test group desigen (Arikunto, 2010).
Keterangan:
X1 : Pembelajaran berbasis model PBL
X2 : Pembelajaran berbasis model Inkuiri Terbimbing
O1 : Pre-test pada kelompok PBL
O2 : Post-test pada kelompok PBL
O3 : Pre-test pada kelompok inkuiri terbimbing
O4 : Post-test pada kelompok inkuiri terbimbing.
244
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: 978-602-61265-2-8), Juni 2018
Data Gain skor kemampuan berpikir beda degan bantuan Microsoft excel 2007, hasil
kritis peserta didik kemudian dianalisi untuk analisis dapat disajikan secara ringkas pada
menguji hipotesis dengan menggunakan uji T Tabel 3.
245
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: 978-602-61265-2-8), Juni 2018
terbimbing dan Problem Based Learning diselesaikan dan bagaimana upaya dalam
(PBL)pada peserta didik kelas X SMAN 2 menyelesaikannya. Kegiatan pembelajaran
Gerung tahun ajaran 2016/2017. seperti itu akan memberikan kesempatan
Berdasarkan hasil uji hipotesis kepada peserta didik untuk mengembangkan
menunjukan adanya perbedaan kemampuan penalaran dan komunikasi serta memberikan
berpikir kritis yang signifikan antara peserta kesempatan kepada peserta didik untuk
didik yang belajar menggunakan model membuat keputusan dan menjelaskan
Problem Based Learning dengan peserta keputusan mereka sendiri dengan
didik yang belajar menggunakan model menggunakan kemampuan kritis yang
Inkuiri Terbimbing. Hal ini dikarenakan mereka miliki.
pada model Problem Based Learning proses Pembelajaran yang melatih
pembelajaran berpusat pada peserta didik kemampuan peserta didik dalam
sehingga peserta didik menjadi lebih aktif memecahkan masalah mempunyai beberapa
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut keuntungan seperti berikut. 1) Langkah-
diungkapkan oleh Amir (2010) bahwa model langkah pemecahan masalah membantu
PBL memiliki keefektifan, yaitu peserta mempercepat peserta didik dalam
didik lebih aktif dalam berpikir dan mencari memahami masalah dan menyusun
informasi dan memahami materi dari persamaan matematis yang dibutuhkan. 2)
permasalahan yang nyata disekitarnya Dapat meningkatkan kesadaran peserta didik
sehingga mereka mendapatkan kesan yang akan pengetahuan dan keterampilan
mendalam dan lebih bermakna tentang apa memecahkan masalah. 3) Dapat
yang mereka pelajari.. meningkatkan kemampuan memecahkan
Proses pembelajaran menggunakan masalah .4) dan Dapat meningkatkan
model Problem Based Learning membahas kemampuan berpikir kritis (Sadia, 2008).
masalah-masalah yang autentik. Peserta Langkah investigasi dalam
didik selalu dilatih berpikir bagaimana pembelajaran Problem Based Learning juga
menemukan jalan keluar terhadap suatu menuntut pemikiran kritis peserta didik,
masalah-masalah tersebut.Latihan-latihan karena pada tahap tersebut mengharuskan
memecahkan masalah autentik ini peserta didik menemukan solusi untuk
menjadikan peserta didik selalu memecahkan permasalahan yang ditemukan.
memberdayakan kemampuan berpikir kritis Kegiatan investigasi bertujuan untuk
dan menjadikan peserta didik mempunyai menemukan solusi dari permasalahan yang
kemampuan berpikir lebih tinggi sehingga ditemukan.Dimana dalam kegiatan tersebut
mampu memecahkan masalah riil dan peserta didik dapat memunculkan ide-ide
mengkaitkannya dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan. Kegiatan
pembelajaran yang ingin dicapai. investigasi melatih peserta didik untuk dapat
Pembelajaran dengan menerapkan memecahkan masalah dalam kehidupan
model Problem Based Learning peserta dimasa yang akan datang. Hal tersebut
didik menjadi lebih aktif dalam proses sejalan dengan hal yang disampaikan oleh
pembelajaran dan mandiri untuk Johnson (2002) menyatakan bahwa pemikir
membangun pengetahuan melalui tahapan- kritis akan melakukan pertimbangan-
tahapan dalam model Problem Baed pertimbangan untuk meningkatkan
Learning. Hal tersebut juga diungkapkan pengetahuan dan mendapatkan pemahaman.
oleh Irianto (2014) bahwa karateristik model Pemikir kritis akan menganalisis dan
Problem Based Learning memberikan menginvestigasi setiap yang disampaikan
keunggulan dibandingkan dengan model oleh orang lain. Pemikir kitis akan
pembelajaran yang lain, salah satunya adalah mengidentifikasi alasan dan bertanya apakah
melibatkan secara aktif dalam pemecahan alasan–alasan yang dikemukan sesuai
masalah dan menuntut keterampilan berpikir dengan konteksnya dan didasarkan pada
peserta didik lebih tinggi. informasi yang dipercaya dan relevan.
Langkah awal dari model Problem Proses pembelajaran menggunakan
Based Learning yaitu orientasi maslah. model Problem Based Learning, aktivitas
Tahap tersebut peserta didik dirangsang kerja sama dalam kelompok akan menuntun
untuk berpikir tentang bagaimana peserta didik untuk mengaktualisasikan
mengidentifikasi masalah, apa yang akan potensi diri dalam meningkatkan
246
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: 978-602-61265-2-8), Juni 2018
kemampuan berpikir kritis, dalam satu menyebabkan peserta didik kurang dalam
kelompok harus bekerja bersama-sama, menguasai materi yang disampaikan.
apabila ada anggota kelompok yang tidak Sehingga meyebabkan kemampuan berpikir
mengerti maka teman yang sudah menguasai kritis peserta didik lebih rendah.
materi menjelaskan kepada anggota Berdasarkan uraian di atas maka
kelompok yang tidak mengerti. Setiap dapat dikatakan bahwa penerapan model
kelompok memastikan anggota Problem Based Larning lebih baik dalam
kelompoknya menguasai materi yang telah meningkatkan kemampuan berpikir kritis
diberikan. peserta didik jika dibandingkan dengan
Sedangkan Kegiatan dalam proses penerapan model pembelajaran Inkuiri
pembelajaran dengan menggunakan model Terbimbing. Karena proses pembelajaran
Inkuiri Terbimbing peserta didik tidak menggunakan model Problem Based
dilepas begitu saja seperti pada Learning melatih peserta didik menemukan
pembelajaran Problem Based Learning. sendiri jawaban atas permasalahan yang
Guru memberikan bimbingan-bimbingan diberikan dengan cara mengkaji,
dan pengarahan selama kegiatan menganalisis, memverifikasi, merumuskan
pembelajaran. Sebagian perencanaan dalam dan membuat kesimpulan. Sedangkan pada
kegiatan pembelajaran dibuat oleh guru, model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
sedangkan peserta didik melakukan kegiatan guru masih mendominasi proses
pembelajran sesuai bimbingan yang pembelajran, peserta didik tidak dilepas
diberikan oleh guru, sehingga peserta didik langsung seperti pada Problem Based
tidak terlalu aktif dalam proses Learning. Peserta didik masih dibimbing dan
pembelajaran. Dengan kegiatan pembelajran diarahkan dalam mengidentifikai masalah,
seperti itu peserta didik tidak terlatih utuk membuat hipotesis, merancang percobaan,
memecahkan masalah dan memunculkan mengumpulkan data dan membuat
ide-ide serta berargumen sesuai dengan kesimpulan. Sehingga peserta didik tidak
indikator berpikir kritis. Hal tersebut juga mandiri memecahkan masalah dan
diungkapkan oleh Yamin (2007) mengeksplorasi kemampuan berpikir kritis
bahwakeaktifan peserta didik dalam proses yang dimilikinya.
pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, KESIMPULAN
berpikir kritis dan memecahkan Berdasarkan hasil penelitian yang
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. telah dilakukan, dapat diperoleh
Kelas yang menggunakan model kesimpulan bahwa “Terdapat perbedaan
pembelajaran Inkuiri terbimbing saat kemampuan berpikir kritis peserta didik
melakukan diskusi kelompok beberapa menggunakan model inkuiri terbimbing dan
peserta didik terlihat mengobrol dengan PBL pada peserta didik kelas X SMAN 2
anggota kelompoknya, sehingga Gerung tahun ajaran 2016/2017, yaitu PBL
mengakibatkan tujuan diskusi kelompok lebih meningkatkan kemampuan berpikir
tidak maksimal. Peaerta didik yang lebih kritis peserta didik dibandingkan dengan
pintar mendominasi diskusi kelompok dan model inkuiri terbimbing.
dalam pengerjaan LKS yang diberikan.
Peserta didik yang kemampuannya rendah DAFTAR PUSTAKA
lebih banyak diam dalam diskusi, peserta Amir, M. T. (2010). Inovasi Pendidikan
didik tersebut tidak mencoba untuk bertanya Melalui Problem Based Learning:
kepada anggota kelompoknya yang lebih Bagaimana Pendidikan
banyak menguasai materi. Selain itu ketika Memberdayakan Pembelajaran Di
persentasi kelompok banyak peserta didik Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana
yang tidak memperhatikan kelompok yang Prenada Media Group.
mempersentasikan hasil disk di depan kelas. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian
Sehingga saat peserta didik diminta memberi Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
tanggapan, banyak peserta didik yang diam Rineka Cipta.
dan takut menyampaikan pendapatnya. Irianto, S. Y. & Wasis. (2014). Ilmu
Partisipasi peserta didik yang masih kurang Pengetahuan Alam SMP dan MTs
dan masih banyak peserta didik yang pasif
247
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: 978-602-61265-2-8), Juni 2018
248