Anda di halaman 1dari 11

MATERI SEJARAH INDONESIA

KELAS X IPA/IPS
SEMESTER GANJIL

1
Menelusuri Peradaban Awal Di Kepulauan Indonesia (Pertemuan 1)

 A. Sebelum Mengenal Tulisan


Dilakukan melalui tradisi lisan, dimana pengertian tradisi lisan itu sendiri adalah sebagai berikut.
  Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/ adat istiadat, menggunakan
bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari seseorang kepada orang lain.
  Tradisi lisan dapat juga diartikan sebagai penggungkapan lisan dari satu generasi ke generasi
yang lain,dst.
  Menurut Kuntowijoyo,tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa lampau
masyarakat manusia.
Tradisi sejarah masyarakat sebelum menggenal tulisan merupakan tradisi dalam mewariskan
pengalaman masa lalu serta pengalaman hidup sehari-hari yang terkait dengan adat istiadat,
kepercayaan, nilai moral pada generasi mereka sendiri dan generasi yang akan datang melalui
tradisi lisan, peringatan-peringatan berupa bangunan serta alat hidup sehari-hari. Tradisi lisan
mengandung kejadian-kejadian sejarah, nilai-nilai moral, keagamaan, adat istiadat, cerita
khayalan, peribahasa, lagu dan mantra, serta petuah leluhur.
Tradisi lisan ada sejak manusia memiliki kemampuan berkomunikasi meskipun belum mengenal
tulisan tetapi mereka telah mampu merekam pengalaman masa lalunya.
Sebagai contoh tradisi lisan:
  Aktivitas bercocok tanam sampai sekarang masih ada karena diwariskan secara bertahap dan
turun temurun dari nenek moyang kita kepada generasi selanjutnya.
  Aktivitas membuat gerabah yang mulai dikenal pada masa bercocok tanam yang semakin
berkembang, Bagaimana cara mereka mewariskan keahliannya?

Tugas 1
1. Apa yang dimaksud dengan Pra aksara?
2. Bagaimana tradisi lisan masyarakata sebelum mengenal tulisan?

2
Terbentuknya Kepulauan Indonesia (Pertemuan 2)

Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu
(Mya). Pada Periode Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu- sekarang) itulah proses utama
pembentukan kepulauan Indonesia. sekitar 1 juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra,
Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu dengan Semanjung Asia, disebut dengan
“Paparan Sunda”.  Paparan sunda  ini terpisah oleh naiknya permukaan air laut, mulai dari
20,000 tahun yang lalu sampai sekarang, dengan permukaan air laut yang naik/turun karena
dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier, beberapa kali pulalah Paparan sunda ini terpisah
menjadi beberapa pulau, kemudian menyatu kembali, dan terpisah kembali secara berulang-
ulang, sampai kita lihat pada saat sekarang ini. Pulau Papua yang berasal dari craton Australia
dahulunya, dan telah terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum terbentuknya pulau lain di
Indonesia.  Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari craton China Utara,
yang kemudian akibat pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan pada Periode
Tertiary, pulau Sumatra, Jawa dan Borneo terpisah. Berdasarkan rekonstruksi ini, kita bisa
melihat dari mana asal Fauna dan Flora yang terdapat di Indonesia. sehingga Fauna yang
terdapat pad pulau Sumatra, Jawa dan Borneo memiliki karakter yang sama dengan yang
terdapat di benua Asia, begitu juga denga pulau Papua yang berasal dari craton Australia.
Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari gabungan beberapa daratan Asia, Australia
dan beberapa pulau dari Samudara Pasifik, menyebabkan pulau ini memiliki fauna yang unik dan
khas. Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga lempeng,
yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di
timur. Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan Indonesia
belum terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari
samudera yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir
masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif
menggerakkan lempeng lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.  Kegiatan ini dikenal
sebagai fase tektonis (orogenesa laramy), sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua
Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak
ke selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di
Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda.  Hal yang sama juga terjadi pada Benua Australia.
Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Kepulauan Nusa
Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan pulau-pulau hasil pemisahan dari
kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah pertemuan keduanya sangat labil. Kegiatan
tektonis yang sangat aktif dan kuat menyebabkan terbentuknya Kepulauan Indonesia pada
masa Tersier sekitar 65 juta tahun lalu. Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa
telah tenggelam menjadi laut dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut
atau transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah mulai
bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh cekungan sedimentasi laut dangkal berupa
paparan dengan terbentuknya endapan batu gamping.  Pada kala Pliosen sekitar lima juta tahun
lalu, terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan terjadinya proses
pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan
tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat terbentuk) rangkaian perbukitan struktural seperti
perbukitan besar (gunung), dan perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang
gugusan perbukitan itu.  Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen,
yang dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di
seluruh Kepulauan Indonesia. Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar di
sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga
Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian terus membentang sepanjang
Sulawesi Selatan dan Utara. Pembentukan daratan yang semakin luas itu merupakan proses
terbentuknya Kepulauan Indonesia  pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini. Hal itu
telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun lalu).

Tugas 2
1. Apa yang dimaksud dengan paparan sunda?
2. Mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi?

3
Mengenal Manusia Purba (Pertemuan 3)

Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata-kata; Megan artinya besar, Anthropus artinya
manusia, Paleo berarti tua, Javanicus artinya dari Jawa. Jadi bisa disimpulkan bahwa
Meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa. Fosil manusia
purba ini ditemukan di daerah Sangiran, Jawa tengah antara tahun 1936-1941 oleh seorang
peneliti Belanda bernama Von Koeningswald. Fosil tersebut tidak ditemukan dalam keadaan
lengkap, melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah, serta gigi-gigi yang
telah lepas. Fosil yang ditemukan di Sangiran ini diperkirakan telah berumur 1-2 Juta tahun.
Ciri-Ciri Meganthropus paleojavanicus :
     Mempunyai tonjolan tajam di belakang kepala.
     Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
     Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera.
     Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
     Makanannya berupa daging dan tumbuh-tumbuhan.

Pithecanthropus
Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang paling banyak
ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil
Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara
berburu dan mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala, tetapi makanannya belum
dimasak. Terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia,
yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis.
Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia
mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar lembah
sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Mereka hidup sekitar
satu juta sampai satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak
dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai
900 cc. Volume otak manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600
cc. Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil
manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa
Timur. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini
diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis
berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang
kuat. Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan
Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa
tengkorak dan juga tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus :
       Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.
       Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.
       Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.
       Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
       Hidung lebar dan tidak berdagu.
       Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.
       Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.

Tugas 3
1. Sebutkan ciri-ciri dari manusia meganthropus paleojavanicus?
2. Mengapa fosil manusia purba banyak ditemukan di aliran sungai bengawan solo?

4
Homo Sapiens (Pertemuan 4)
Homo Sapiens merupakan sebuah spesies dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam sebuah mitos, manusia seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dimasyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, serta berdasarkan
kemampuan mereka membentuk sebuah kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain
serta pertolongan. Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan
dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan
nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya.
Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah,
berbeda dengan manusia hewan tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan
terikat erat oleh alam sekitarnya. Jenis manusia ini termasuk manusia yang memiliki pikiran
yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya
dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa lalu
yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud
budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku,
ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan. Manusia purba jenis ini memiliki bentuk
tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Dibandingkan manusia purba sebelumnya, homo
sapiens lebih banyak meninggalkan benda – benda berbudaya. Diduga, inilah yang menjadi
nenek moyang bangsa – bangsa di dunia.

Ciri-ciri Homo Sapiens :


  Tinggi tubuh 130-210 cm
  berat badan 30 – 159 kg, dan volume otak 1350 – 1450 cc.
  Otak lebih berkembang dari pada Meganthropus danpithecanthropus.
  Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut.
  Tonjolang kening sudah berkurang dan sudah berdagu.
  Mempunyai ciri-ciri ras Mongoloid dan Austramelanosoid.

Tugas 4
1. Apa yang dimaksud dengan Homo Sapiens?
2. Mengapa homo sapiens dianggap lebih cerdas dibandingkan dengan jenis manusia purba
lainnya?

Jenis-Jenis Homo Sapiens (Pertemuan 5)


5
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan
manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka
sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di
Indonesia ada 2 yaitu:

1. Homo Soloensis ( Manusia dari Solo)


Fosil ini ditemukan pada tahun 1931 – 1934 oleh Von Koenigswald dan Wedenreich di desa
Ngadong lebah Bengawan Solo. Fosilnya berupa tengkorak menurut penelitian terrnyata Homo
Soloensis tingkatanya lebih tinggi di banding Pithecanthropus Erektus.
Ciri-ciri homo soloensis :
  Otak kecilnya lebih besar dari pada otak kecil Pithecanthropus Erectus.
  Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus.
  Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung).
  Tinggi badan antara 130 – 210 cm
  Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc
  Otot tengkuk mengalami penyusutan
  Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna

2.  Homo Wajakensis


Fosil ini ditemukan pada tahun 1889 oleh Eugene Dobois di desa Wajak( Tulung Agung) Jawa
Timur. Fosil yang ditemukan berupa tulang tengkorak, rahang atas dan rahang bawah tulang
paha dan tulang kering. Homo Wajakensis  golongan homo Sapiens kelompok manusia purba
maju dan terakhir. Dan ini membuktikan bahwa Indonesia sejak 40.000 tahun yang lalu sudah
didiami manusia sejenis Homo Sapiens.
Ciri-ciri homo wajakensis :
  Berbadan tegap
  Mukanya tidak terlalu menonjol ke depan.
  Hidung lebar  dan bagian mulutnya menonjol
  Tengkoraknya lebih besar dibanding Pithecanthropus.
  Dahinya agak miring dan di atas mata terdapat busur kening yang nyata
  Tenggorokannya sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah atap tengkoraknya
dari muka ke belakang
  Tingginya sekitar 180 cm
  Memiliki volume otak kecil, yaitu sekitar 1000-2000 cc dengan rata-rata 1350-1450 cc.
  Tinggi badang antara 130-210 cm, berat badan antara 30-150 kg.
  Hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu
  Mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang yang masih sederhana.

Tugas 5
1. Sebutkan ciri-ciri dari homo soloensis?
2. Sebutkan ciri-ciri dari homo wajakensis?

Kebudayaan Homo Sapiens (Pertemuan 6)

6
Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu dan zaman manusia
mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu. Zaman batu terbagi dua tahap, yaitu:
Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan Zaman Batu Baru (Neolithikum).  
Zaman batu tua berlangsung antara 300 ribu tahun sebelum masehi sampai 35 ribu tahun
sebelum masehi, yaitu dalam masa 2.650 abad lamanya. Meskipun manusia yang hidup dan
berkebudayaan Batu Tua dan berkembang dalam masa 2.650 abad itu, kebudayaannya masih
rendah, akan tetapi mereka termasuk dalam jenis Homo Sapiens (manusia berbudaya) untuk
membedakan dari makhluk-makhluk masa sebelumnya Zaman batu baru.
Secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama kebudayaan homo sapiens berangsur-angsur
meningkat. Homo sapiens dapat membelah dan mengasah batu, kemudian membentuk batu itu
menjadi perkakas disesuaikan dengan keperluannya, seperti kapak, ujung tombak, mata panah
dan lain sebagainya. Secara perlahan-lahan pula kebudayaan Batu Baru menyebar ke daerah-
daerah yang beriklim hangat di dunia.

Tugas 6
1. Apa saja hasil-hasil kebudayaan dari homo sapiens?
2. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan batu baru?

Asal Usul Persebaran Nenek Moyang (Pertemuan 7)

7
Indonesia termasuk salah satu negara tempat ditemukannya manusia purba. Penemuan manusia
purba di Indonesia dapat dilakukan berdasarkan fosil-fosil yang telah ditemukan. Manusia purba
yang ditemukan di Indonesia memiliki usia yang sudah tua, hampir sama dengan manusia purba
yang ditemukan di negara-negara lainnya di dunia. Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili
penemuan manusia purba di daratan Asia. Daerah penemuan manusia purba di Indonesia tersebar
di beberapa tempat, khususnya di Jawa. Penemuan fosil manusia purba di Indonesia terdapat
pada lapisan pleistosen. Salah satu jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia hampir
memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di Peking Cina, yaitu jenis Pithecanthropus Erectus.
Penelitian tentang manusia purba di Indonesia telah lama dilakukan. Sekitar abad ke-19 para
sarjana dari luar meneliti manusia purba di Indonesia. Sarjana pertama yang meneliti manusia
purba di Indonesia ialah Eugene Dubois seorang dokter dari Belanda. Dia pertama kali
mengadakan penelitian di gua-gua di Sumatera Barat. Pada tahun 1890, E. Dubois menemukan
fosil yang ia beri nama Pithecanthropus Erectus di dekat Trinil, sebuah desa di Pinggir
Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi (Madiun). E. Dubois pertama-tama menemukan sebagian
rahang. Kemudian pada tahun berikutnya kira-kira 40 km dari tempat penemuan pertama,
ditemukan sebuah geraham dan bagian atas tengkorak. Pada tahun 1892, beberapa meter dari situ
ditemukan sebuah geraham lagi dan sebuah tulang paha kiri. G.H.R von
Koenigswald mengadakan penelitian dari tahun 1936 sampai 1941 di daerah sepanjang Lembah
Sungai Solo. Pada tahun 1936 Koenigswald menemukan fosil tengkorak anak-anak di dekat
Mojokerto. Dari gigi tengkorak tersebut, diperkirakan usia anak tersebut belum melebihi 5 tahun.
Kemungkinan tengkorak tersebut merupakan tengkorak anak dari Pithecanthropus Erectus, tetapi
von Koenigswald menyebutnya Homo Mojokertensis. Pada tahun-tahun selanjutnya, von
Koenigswald banyak menemukan bekas-bekas manusia prasejarah, di antaranya bekas-
bekas Pithecanthropuslainnya. Di samping itu, banyak pula didapatkan fosil-fosil binatang
menyusui. Berdasarkan atas fauna (dunia hewan), von Koeningswald membagi diluvium
Lembah Sungai Solo (pada umumnya diluvium Indonesia) menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan
Jetis (pleistosen bawah), di atasnya terletak lapisan Trinil (pleistosen tengah) dan paling atas
ialah lapisan Ngandong (pleistosen atas). Setelah masa penjajahan Belanda selesai, penelitian
manusia purba dilanjutkan oleh orang Indonesia sendiri. Pada tahun 1952 penelitian dimulai.
Penelitian ini terutama dilakukan oleh dokter dan geolog yang kebetulan harus meneliti lapisan-
lapisan tanah. Seorang dokter dari UGM yang mengkhususkan dirinya pada penyelidikan
tersebut adalah Prof. Dr. Teuku Jacob. Dia memulai penyelidikannya di daerah Sangiran.
Penelitian ini kemudian meluas ke Bengawan Solo. Berbagai jenis ras diperkiraan berasal dari
asia tengah hal tersebut didasarkan atas penemuan tulang belulang kuno.

Tugas 7
1. Apa saja jenis manusia purba yang ditemukan oleh Eugene Dubois?
2. Apa saja jenis manusia purba yang ditemukan oleh Von Koenigswald?

8
Gelombang Kedatangan Penduduk dari Asia Daratan ke Wilayah Nusantara (Pertemuan
8)

Berdasarkan fosil-fosil yang telah di temukan di wilayah Indonesia dapat diketahui bahwa sejak
2 juta tahun yang lalu wilayah ini telah di huni. Penhuninya adalah manusia-manusia purba
dengan kebudayaan seperti : meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus erectus,
pithecanthropus soloensis dan homo wajakensis. Manusia-manusia purba ini utamanya homo
wajakensis lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli
Australia, aborigin. Ketika bangsa Melanesoid datang, mereka mulai menetap, walaupun
seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi makanan mereka akan pindah. Kebudayaan
bangsa Melanesoide ini adalah kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai hidup menetap dalam
kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang. Sekitar tahun 2000SM, datang
bangsa melayu tua yang berasal dari daerah yunan, dekat lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan
yang kebudayaannya lebih tinggi dari melanesoid. Orang-orang melayu tua, telah mengenal
budaya bercocok tanam yang cukup maju dan bahkan mereka sudah beternak. Dengan demikian
mereka telah dapat menghasilkan makanan sendiri (food producing). Kemampuan ini membuat
mereka dapat menetap secara lebih permanen. Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk
mengembangkan berbagai jenis dasar-dasar kebudayaan.Mereka juga mulai membangun satu
sistem politik dan pengorganisasian untuk mengatur pemukimannya. Pengorganisasian ini
membuatnya sanggup belajar membuat peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai perlatan
lain dengan lebih baik. Mereka mengenal adanya sistem kepercayaan untuk membantu
menjelaskan gejala alam yang ada sehubungan dengan pertanian mereka. Pada tahun 200-
300SM, datanglah orang-orang melayu tua yang telah bercampur dengan bangsa aria di daratan
yunan. Mereka disebut orang melayu muda atau deutero melayu dengan kebudayaan
perunggunya.  Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan batu muda yang telah ada
karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi. Kedatangan bangsa
melayu muda mengakibatkan bangsa melayu tua yang tadinya hidup disekitar aliran sungai dan
pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya tidak banyak berubah. Dengan
menguasai tanah, bangsa melayu muda dapat berkembang dengan pesat kebudayaannya bahkan
menjadi penyumbang terbesar untuk cikal bakal bangsa indonesia sekarang.

Tugas 8
1. Suku apa sajakah di Indonesia yang merupakan ras melanesoid di Indonesia?
2. Mengapa Melayu Tua tersingkir ke pedalaman ketika bangsa Melayu Muda datang ke
nusantara?

9
Corak Hidup Masyarakat Pra-aksara (Pertemuan 9)

1.Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana


Kehidupan masyarakat masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana (zaman
paleolitikum) masih sangat sederhana. Mereka hidup sangat tergantung dengan alam dengan cara
menumpulkan makanan dan berburu hewan. Kegiatan tersebut dikenal dengan food gathering.
Perkakas yang dihasilkan pada masa ini adalah Chopper ( kapak penetak / kapak genggam /
kapak seterika, Flakes (serpih bilah) yaitu pecahan batu kecil dan pipih serta tajam yang
digunakan sebagai pisau. Tulang dan Tanduk Hewan, alat ni digunakan sebagai mata panah,
pengorek ubi dan ujung tombak.

2.Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut


Masa ini disebut juga masa Mesolitikum. Berkembangnya pemikiran manusia menyebabkan
peningkatan penggunaan pikiran dab meningkatnya kebutuhan manusia dalam mempertahankan
hidupnya. Peningkatan jumlah anggota kelompok dan perpindahan tempat akan menyebabkan
permasalahan baru. Perpindahan tempat ( nomaden) dalam rangka berburu dan mengumpulkan
makanan (food gathering) dianggap sudah tidak memadai lagi maka manusia purba mulai
membuat tempat tinggal tetap untuk sementara (semi sedenter). Kegiatan berburu dan
mengumpulkan makanan tetap berlangsung, namun kegiatan mengolah lahan tingkat sederhana
dan berternak tingkat awal sudah dimulai. Hasil kebudayaan: Peable (Kapak Sumatra),
hachecourte, pipisan batu, flakes, tulang dan tanduk

3.Masa Bercocok Tanam di Sawah


    Masa bercocok tanam di sawah juga zaman neolitikum. Pada masa ini terjadi perubahan besar
dalam kehidupan manusia atau revolusi dari food gathering menjadi food producing, dari
nomaden menjadi menetap. Dengan perubahan tersebut, semua kebutuhan dan perkakas untuk
memenuhi kebutuhan juga berubah. Perkakas menjadi lebih halus, manusia sudah mulai
memasak, mulai mempercantik diri dengan ditemukan berbagai perhiasan.
Perkakas yang dihasilkan: kapak persegi; kapak lonjong; gerabah/tembikar; barang-barang
perhiasan dari batu.

4. Masa Perundagian Logam


Sebagai salah satu dampak kehidupan menetap adalah bahwa manusia mulai semakin
berkembang cara berpikirnya, sehingga mulai mampu menemukan cara membuar perkakas dari
logam. Penemuan logam mendorong manusia menciptakan perkakas-perkakas untukmkebutuhan
sehari-hari. Pengolahan logam memerlukan keahlian khusus, sehingga kemudian berkembang
menjadi mata pencaharian untuk kelompok masyarakat tertentu. Perkakas yang dihasilkan pada
zaman perundagian: kapak corong; candrasa; nekara; mokko; bejana; dan barang-barang
perhiasan dari logam lainnya

5. Masa Batu Besar / Megalithikum


Kebudayaan baru besar atau Megalithikum sebenarnya bukan babakan budaya tersendiri.
Kebudayaan ini berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan spiritual / rohani
manusia purba. Manusia purba sudah mempercayai bahwa setelah kematian ada kehidupan,
meski mereka belum faham benar tentang hal itu. Maka kemudian setiap kematian selalu
ditandai dengan menggunakan bangunan batu yang besar. Perkakas megalitikum adalah
Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Waruga, Kubur Batu, Punden Berundak-undak.

Tugas 9
1. Apa saja hasil kebudayaan pada zaman Paleolithikum?
2. Apa saja hasil kebudayaan pada zaman Megalithikum?

10
F. Perkembangan Teknologi (Pertemuan 10)

Pada tingkat permulaan budaya, manusia membuat alat-alat yang sangat sederhana dan bahannya
dari batu, tulang, duri ikan, dan kayu. Alat-alat yang terbuat dari bahan kayu sukar ditemukan
bekas-bekasnya karena kayu tidak tahan lama. Alat-alat dari zaman prasejarah itu mula-mula
ditemukan di atas permukaan tanah, sehingga para peneliti tidak dapat memastikan pada lapisan
manakah asal alat-alat tersebut. Dalam sistem berburu dan meramu ini diutamakan cara-cara
memburu dan menangkap hewan dengan alat-alat yang diciptakan secara sederhana. Alat- alat
perburuan yang memainkan peranan penting pada masa itu, tetapi tidak dapat ditemukan kembali
karena telah musnah, misalnya gada dari kayu atau tulang, tombak kayu dan jebakan-jebakan
kayu. Dengan melihat ciri-ciri tertentu, alat-alat yang terbuat dari batu ini digolongkan menjadi
empat, yaitu kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan kapak genggam awal. Dilihat
dari cara pembuatannya, alat-alat batu yang digunakan pada masa berburu dan meramu tingkat
awal digolongkan menjadi dua. Pertama, disebut tradisi batu inti, pembuatan alat dilakukan 
dengan cara pemangkasan segumpal batu atau kerakal untuk memperoleh satu bentuk alat,
misalnya kapak perimbas, kapak genggam, atau kapak penetak. Kedua, disebut tradisi serpih
yaitu alat- alat batu yang dibuat dari serpihan atau pecahan-pecahan batu. Pembuatan alat dengan
menggunakan bahan tulang dan tanduk agaknya pada masa berburu dan meramu tingkat awal ini
masih sangat terbatas. Hal itu terlihat dari temuan alat-alat yang hanya ada di satu tempat, yakni
di Ngandong. Alat-alat dari tulang ini biasanya digunakan untuk sudip atau mata tombak yang
berbgerigi di kedua sisinya. Sedangkan alat-alat dari tanduk menjangan kemungkinan digunakan
untuk mengorek tanah karena di bagian ujung terdapat runcingan. Pembuatan alat dari tulang dan
tanduk ini terus berlanjut ketika manusia sudah menetap di goa-goa. Bahkan dari beberapa
temuan terdapat alat tanduk yang sudah dihaluskan.  

Tugas 10
1. Bagaimanakah cara manusia purba membuat kapak dari batu?
2. Bagaimanakah manusia purba membuat alat-alat dari tulang?

11

Anda mungkin juga menyukai