NIM :183145201137
-Pemeriksaan Fungsi Hati= Tes fungsi yang umum dilakukan memeriksa kadar enzim
SGPT dan SGOT. SGPT dan SGOT merupakan enzim-enzim pada hati yang akan
meningkat jumlahnya di dalam tubuh jika hati mengalami kerusakan baik kerusakan
fungsi hati secara akut maupun kronis. Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L, sedangkan
nilai normal SGPT adalah 0-35 u/L (terdapat sedikit variasi dari nilai normal dan sangat
tergantung dari laboratorium tempat pemeriksaan). SGOT dan SGPT merupakan enzim
yang dapat ditemukan pada sel-sel hati. Karena itu jika terjadi kerusakan (nekrosis) sel-
sel hati, seperti yang terjadi pada infeksi akut virus hepatitis, enzim-enzim tersebut
keluar dari sel hati dan masuk ke dalam darah. Semakin banyak sel-sel hati yang rusak,
semakin tinggi pula kadar SGOT/SGPT yang terukur di dalam darah. Terutama bila
kadar SGPT yang meningkat, hal tersebut lebih menunjukan adanya kerusakan pada
sel hati.
Secara laboratoriium, pemeriksaan enzim hati pada hepatitis akut didapati adanya
peninggian SGOT dan SGPT sampai 20-50 kali normal dengan SGPT lebih tinggi
SGOT daripada SGPT (SGOT/SGPT < 0,7). Jika nilai di atas normal dan peningkatan
tidak lebih dari 3x batas normal, biasanya mengarah kepada perlemakan hati/fatty liver.
-Pemeriksaan Lemak = Profil lipid darah adalah suatu gambaran kadar lipid di dalam
darah. Beberapa gambaran yang diperiksa dalam pemeriksaan ini adalah kolestrol total,
trigliserida, High Density Lipoprotein (HDL), dan Low Density Lipoprotein
(LDL).Gambaran profil lipid merupakan suatu indikator yang baik untuk memprediksi
apakah seseorang memiliki resiko yang besar untuk terkena penyakit jantung koroner
(Selwyn, 2005). Pemeriksaan Profil Lipid dilakukan oleh sepuluh pasien di Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera.Pemeriksaan profil lipid meliputi
pemeriksaan kolesterol, pemeriksaan LDL kolesterol, pemeriksaan HDL kolesterol, dan
pemeriksaan trigliserida.Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat spektrofotometri
dengan metode kolorimetri. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, terdapat lima
pasien yang mengalami peningkatan kadar lipid (hiperlipidemia), dan lima pasien
memiliki kadar profil lipid normal.
Berdasarkan data dan hasil penelitian yang dilakukan pada Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada sepuluh pasien Balai Laboratorium
Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu terdapat lima pasien dengan kadar
profil lipid normal dan lima pasien mengalami peningkatan kadar kolesterol, trigliserida,
dan LDL serta penurunan terhadap kadar HDL kolesterol.
b. Resiko yang disebabkan oleh peningkatan kadar profil lipid sangatlah beragam
seperti aterosklerosis, penyakit jantung koroner (PJK), diabetes melitus, hipertensi,
sirosis hati, stroke, dan penyakit lainnya.
-Pemeriksaan Imunologi dan Serologi = Pemeriksaan laboratorium bidang imunologi
menggunakan metode agutinasi, imunokromatografi, dan Enzyme Linked
Immunosorbent Assay (ELISA) mulai dari konsep dasar, prinsip reaksi, preparasi dan
penyimpanan spesimen, prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, evaluasi, dan
dokumentasi hasil pemeriksaan. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu
memahami konsep dan prinsip reaksi aglutinasi, imunokromatografi, serta ELISA untuk
beberapa jenis diagnosis infeksi, mampu memahami kit insert pemeriksaan,
melaksanakan pemeriksaan laboratorium, menginterpretasikan hasil, melakukan
evaluasi, serta dokumentasi hasil pemeriksaan menggunakan ketiga metode tersebut.
Tes serologi adalah pemeriksaan untuk mengetahui antibodi dalam darah. Tes ini dapat
melibatkan sejumlah teknik laboratorium. Berbagai jenis tes serologi digunakan untuk
mendiagnosis sejumlah penyakit.
Tes serologi juga bisa digunakan untuk deteksi awal terhadap indikasi infeksi virus
corona (Covid-19). Deteksi kasus Covid-19 memang yang paling utama dengan tes
polymerase chain reaction (PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM). Tes serologi yang
dilakukan terhadap sampael darah seseorang akan menunjukkan 2 macam hasil.
Kedua hasil tersebut memperlihatkan indikasi seseorang sedang terkena penyakit atau
tidak. Pertama, hasil tes serologi normal, menunjukkan tubuh tak menghasilkan antibodi
sebagai respons terhadap antigen. Jika pengujian tidak menunjukkan antibodi, berarti
tidak terjadi infeksi. Kedua, hasil tes tidak normal, berarti ada antibodi di sampel darah.
Seringkali hal ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan merespons antigen dari
penyakit atau protein asing yang ada di tubuh. Kehadiran beberapa jenis antibodi juga
dapat berarti bahwa Anda kebal terhadap satu atau lebih antigen atau penyakit. Ini
berarti bahwa paparan antigen atau penyakit di masa depan tidak akan menyebabkan
tubuh sakit. Berikut sebagian penyakit yang bisa didiagnosa dengan tes serologi:
brucellosis, yang disebabkan oleh bakteri amebiasis, yang disebabkan oleh parasit
campak, yang disebabkan oleh virus rubella, yang disebabkan oleh virus HIV sipilis
infeksi jamur.