TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
keduanya sekaligus.
tidak lagi mampu membuat insulin, atau ketika tubuh tidak dapat
2.1.2 Etiologi
7
8
1. Genetik
satu dari kedua orang tuanya menderita DM tipe II. Anak dengan
2. Stres
diabetes melitus tipe II. Pengaturan diet yang sehat dan teratur
2016).
4. Obesitas
dengan LDL (Renaldy, 2009; Umar dan Adam, 2009 dalam Aini,
2016).
5. Usia
insulin akan berkurang. Hal ini terjadi terutama pada umur yang
(Aini, 2016).
6. Jenis kelamin
2.1.4 Patofisiologi
utama DM tipe II. Kegagalan sel beta pankreas untuk dapat bekerja
2015).
pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Kedua,
dan hiperglikemia.
6. Kepala.
(Aini, 2016).
7. Rongga mulut.
2016).
2016).
9. Hati
a. Lambung
b. Usus
a. Ginjal
b. Kandung kemih
2016).
12. Impotensi
2016) :
a. Kesemutan
d. Kram.
(atrofi)
15. Kulit
2.1.6 Diagnosis
atau
17
Program (NGSP).
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Farmakologis
pola makan dan pola hidup sehat. Terapi farmakologi terdiri dari
Aini, 2016).
kadar glukosa darah dengan baik jika dosis insulin kecil atau
2. Penatalaksanaan Non-farmakologis
(2016), yaitu :
a. Edukasi
2016).
penting berikut :
1. Karbohidrat
asupan energi.
dianjurkan.
2. Lemak
energi.
milk).
3. Protein
tinggi.
4. Natrium
natrium nitrit.
5. Serat
kesehatan
g/1.000 kkal/hari.
6. Pemanis alternatif
23
tak bergizi
1. Continue (terus-menerus)
24
2. Rhytmical (berirama)
2016).
3. Interval (berselang)
4. Progressive (meningkat)
2.1.8 Komplikasi
1. Komplikasi akut
b. Krisis hiperglikemia,
3) Efek Somogyi
27
2. Komplikasi kronik
c. Kaki diabetik
29
(Aini, 2016).
2.2.1 Definisi
Desita P Y, 2019).
pada asupan makanan. Kadar paling tinggi tercapai pada satu jam
tinggi, normalnya tidak melebihi 180 mg per 100 cc darah (180 mg/dl).
Kadar 180 mg/dl disebut ambang ginjal dimana ginjal bisa menahan
gula pada kadar tesebut. Lebih dari angka tersebut ginjal tidak dapat
menahan gula dan kelebihan gula akan keluar bersama urin. Pada
diabetes terdapat masalah dengan efek kerja insulin dalam hal ini
tetap tinggi.
30
1. Konsumsi karbohidrat
menjadi glukosa.
2. Aktifitas fisik
(hiperglikemia).
3. Penggunaan obat
4. Stress
Kadar gula darah sewaktu sering disebut juga kadar gula darah
acak atau tes gula darah sewaktu yng dilakukan kapan saja.
2.3.1 Definisi
aerobik yang dapat menjaga kadar gula darah dalam rentang normal.
fadilah A, 2017 ).
2.3.2 Manfaat
jaringan.
berkurang.
2.3.3 Kontraindikasi
tidak terkontrol ( TDS = 160 mmHg dan TDD =100 mmHg ), aritmia
Efendi M, 2018)
2.3.4 Waktu
Salah satu contoh latihan ringan yang bisa dilakukan oleh penderita
pada tahap ini adalah sikap badan terlalu kaku, langkah kaki yang
Depan
belakang ke depan
Pada tahap ini kaki setelah kaki depan menyentuh tanah segera
harus dihindari dalam fase ini adalah jangan terlalu kaku ketika
kehilangan keseimbangan.
c. Tahap relaksasi
kaki belakang. Pada tahap ini pinggang berada pada posisi yang
disamping badan.
d. Tahap Dorongan
Pada tahap ini adalah gerakan ketika ketiga tahap diatas selesai
lebih besar, maka jumlah darah yang dalam tiap-tiap denyutan dapat
dipompa keluar juga akan lebih besar. Ini disebabkan oleh beberapa
faktor:
36
yang baru dan jalan darah yang baru. Dengan demikian hal yang
2018)
HDL yang diperlukan oleh tubuh, dan juga membuat darah tidak
2.4.1 Definisi
berupa teknik bernapas secara lambat, dalam, dan rileks, yang dapat
2.4.2 Manfaat
berikut:
1. Ketentraman hati
6. Meningkatkan keyakinan
2.4.3 Indikasi
2. Adanya ansietas
5. Mengurangi kecemasan
2.4.4 Kontraindikasi
2017).
39
2.4.5 Waktu
Suwarto T, 2019).
tenang, sulit berkonsentrasi hingga sulit tidur (Barbara & Al., 2010;
Nipa, 2017).
dengan cara:
cadangan.
darah.
43