PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tulisan ini bertujuan untuk (i) mengetahui variasi dan pola fertilitas menurut etnis
yang ada di Indonesia; dan (ii) mengetahui variasi dan pola fertilitas pada kelompok
suku atau etnis tertentu menurut beberapa karakteristik latar belakang.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
Agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam menambah
2
wawasannya tentang fertilitas dan penanan tenaga kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FERTILITAS
1. Lahir hidup (Life Birth), menurut WHO, adalah suatu kelahiran seorang bayi
tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal : bernafas, ada denyut jantungnya
atau tali pusat atau gerakan-gerakan otot.
2. Lahir mati (Still Birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang
berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
3. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kurang dari 28
minggu. Ada dua macam abortus : disengaja (induced) dan tidak disengaja
(spontaneus). Abortus yang disengaja mungkin lebih sering kita kenal dengan
istilah aborsi dan yang tidak disengaja lebih sering kita kenal dengan istilah
keguguran.
4. Masa reproduksi (Childbearing age) adalah masa dimana perempuan
melahirkan, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
B. FAKTOR-FAKTOR FERTILITAS
Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor demografi dan non
demografi. Faktor-faktor demografi antara lain meliputi :
Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985) memperinci pengaruh
faktor social melalui 11 “variable antara” yang dikelompokkan sebagai berikut:
5
a. Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin
4. Abstinensi sukarela.
Masyarakat terbelakang sangat sedikit mengetahui tentang cara memper
kecilmortalitas janin, sebaliknya mereka benar-benar memiliki cara yang
mudah untuk mempertinggi kematian janin yakni melalui pengguguran
karena cara inidipandang sebagai cara utama membatasi fertilitas.
C. PENGUKURAN FERTILITAS
Pm
GFR = __B__ x k
Pf’15 – 44
10
Atau
GFR = __B__ x k
Pf’15 – 49
B = Jumlah kelahiran
Kebaikan dari perhitungan GFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat
daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun
atau sebagai penduduk yang exposed to risk.
Pfi
Kebaikan dari perhitungan ASFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat
dari GFR Karena sudah membagi penduduk yang exposed to risk ke dalam
berbagai kelompok umur. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisis
perbedaan fertilitas (current fertility) menurut berbagai karakteristik
wanita.Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut
Kohor.ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan
reproduksi selanjutnya (TFR, GRR, dan NRR).
Total Fertility Rate/ TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan
seorang wanita sampai akhir masa reproduksinya. Dalam praktek Tingkat
Fertilitas Total dikerjakan dengan menjumlahkan tingkat fertilitas perempuan
menurut umur, apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan
asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata
tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan. Rumus perhitungan TFR yaitu
sebagai berikut.
TFR 5 ∑ ASFR
GRR = ∑5 ASFR
= 5 x 208,31
= 1041,55
NRR adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari
1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu
sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
15
2. Komunikator
3. Pendidik
4. Pembela/advokad klien
5. Konselor
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
18 DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.com
Jurnal keperawatan universitas sumatra utara
19
Penguatan Materi
Moderator : Rio Chandra Pratama
Daftar Pertanyaan :
Penguatan jawaban :
21