Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penetapan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai


Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) telah
disampaikan oleh pemerintah pusat.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) memaparkan
beberapa sarana dan prasarana infrastruktur yang dibutuhkan di ibu kota baru
Indonesia. Sarana dan prasarana infrastruktur yang dibutuhkan dalam konsep
pengelolaan ibu kota negara yakni sarana utilitas, gedung perkantoran, dan fasilitas
publik.
Master Plan dan Urban Design untuk Ibu Kota Negara (IKN) yang akan
dibangun akan menggambarkan kota yang ideal dan menjadi standar bagi
pengembangan kota-kota besar atau wilayah metropolitan di Indonesia. “ Kita
membangun kota yang benar-benar manusiawi, kota yang standarnya sesuai dengan
kebutuhan manusia untuk hidup nyaman sesuai standar yang paling modern, jangan
kita memaksakan orang untuk tinggal di kota dengan fasilitas seadanya dengan
gangguan untuk kehidupan masyarakatnya,” tegas Menteri Bambang.

Sarana utilitas yang dibutuhkan terdiri atas saluran multifungsi, sarana


penerangan, air bersih dan minum, listrik , jalan dan sejumlah sarana utilitas lainnya.
Sedangkan untuk gedung perkantoran yang dibutuhkan dalam konsep pengelolaan ibu
kota negara antara lain gedung-gedung untuk lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif.

Selain itu fasilitas publik yang juga dibutuhkan terdiri dari rumah sakit,
sarana dan prasarana olahraga serta kesenian, perpustakaan, transportasi urban, pasar,
rumah susun sewa (rusunawa) dan berbagai fasilitas publik lainnya.

1
2

Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas, Rudy


S Prawiradinata, mengatakan bahwa pemindahan ibu kota sudah pasti akan di
Kalimantan. Di mana pun ibu kota baru akan dibangun, dampaknya ke seluruh
Kalimantan akan signifikan.

"Ibu kota dipindahkan ke tengah agar Indonesia-sentris, seimbang terhadap


seluruh wilayah Indonesia. Itulah mengapa Kalimantan menjadi pilihan, selain karena
lahan yang luas dan relatif aman bencana.

Rencananya Kementerian PPN/Bappenas akan membentuk sebuah badan


otorita yang bertugas untuk mempermudah manajemen aset dan pendaan bagi
proyek-proyek KPBU utilitas.

Sebelumnya pemerintah mengungkapkan bahwa mengungkapkan estimasi


biaya yang diperlukan untuk pembangunan ibu kota baru seluas 40.000 hektare di luar
Pulau Jawa membutuhkan sekitar Rp 466 triliun. Bappenas menegaskan bahwa
pemerintah ingin pemindahan ibu kota baru diupayakan dengan pembiayaan sendiri
dan meminimalisasi penggunaan utang.

Penggunaan utang kemungkinan disiapkan untuk kekurangan-kekurangan


dalam pembiayaan pemindahan ibu kota negara. Dengan demikian utang hanya akan
menjadi salah satu sumber terkait rencana skema pembiayaan pemindahan ibu kota
negara.
3

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)


Syafruddin menyatakan, Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS yang bekerja di
pemerintah pusat dan Kementerian/Lembaga akan ikut bermigrasi jika ibu kota
baru jadi dibangun.

Dia memperkirakan, sekiranya ada sekitar 1 juta PNS yang akan dibawa bila
ibu kota Indonesia bakal berpindah dari Jakarta ke tempat lain. "Kita di
Kementerian/Lembaga pusat saat ini jumlah ASN itu ada 1 juta orang. Sudah
direncanakan ya, kalau memang ibu kota pindah ya ASN-nya pindah.

Sebelumnya, Kementerian PPN/Bappenas telah merancang dua skenario


terkait pemindahan ASN dan PNS ke ibu kota baru yang secara lokasi sudah
dipastikan berada di Pulau Kalimantan.

Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S


Prawiradinata menyebutkan skenario pertama, apabila memindahkan seluruh ASN
baik eksekutif, legislatif, yudikatif yang jumlahnya sebanyak 1,5 juta orang, maka
dibutuhkan lahan yang luasnya sekitar 40 ribu ha.

Sementara jika memindahkan hanya sebagian ASN melalui


skema right-sizing dengan jumlah pegawai negeri sekitar 870 ribu orang, maka
diperkirakan membutuhkan lahan seluas 30 ribu ha di ibu kota baru.
4

Secara biaya, Rudy menghitung, kedua skema tersebut akan membutuhkan


biaya yang sangat besar di atas Rp 300 triliun. "Dari dua skenario itu, skenario
pertama dibutuhkan dana sebesar Rp 466 triliun. Sementara skenario kedua
membutuhkan anggaran sebesar Rp 323 triliun,".

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas,


Bambang Brodjonegoro, mengatakan bahwa ada beberapa tahapan yang perlu dilalui
sebelum implementesi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) diwujudkan. Hal ini ia
sampaikan dalam acara “Diskusi Media: Berapa Lama Membangun Ibu Kota Baru?”
yang diselenggarakan di Ruang Rapat Utama Gedung Bina Graha, Kantor Staf
Presiden, Jakarta, Senin (13/5/2019).

Tahap awal pemindahan Ibu Kota Negara, Kementerian PPN/Bappenas


menyusun kajian yang dilaksanakan dalam periode 2017-2019. Kajian ini terdiri atas
kajian awal pemindahan IKN, kajian sosial kependudukan dan ekonomi wilayah IKN,
kajian kesesuaian lahan alternatif lokasi pemindahan IKN, kajian konsep desain IKN,
serta study of alternative sites for a new capital city in Indonesia atau kajian teknis di
calon lokasi IKN, termasuk Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). “2019 ini, semua kajian sudah selesai dan
sudah ada keputusan lokasi. Begitu ada keputusan, proses berikutnya adalah kita
konsultasi dengan DPR RI untuk menyepakati bentuk produk hukum apa yang
5

diperlukan, baik undang-undang, rancangan undang-undang, didukung dengan naskah


akademis. Sementara 2020, adalah tahap penyiapan tanah dan memastikan status
tanah itu sendiri, termasuk menyiapkan infrastruktur dasarnya,”.

Lanjutnya, pada 2020 akan dilakukan penyiapan regulasi, kelembagaan,


lahan, dan rencana tata ruang. Tahap ini dilaksanakan melalui lima langkah
utama. Pertama, penyiapan regulasi dan kerangka kebijakan tentang IKN, termasuk
penyelamatan lahan untuk IKN. Regulasi ini terdiri dari RPP tentang kebijakan lahan
untuk IKN, RUU tentang Perubahan RTRWN, Raperpres tentang RTR KSN IKN
(skala 1:25.000 dan 1:5.000 untuk core), Peraturan Perundangan tentang insentif
untuk swasta dalam pembangunan IKN, Peraturan Perundangan tentang skema
pembiayaan IKN (PNPB-earmarking, KPBU, Pengelolaan Aset), dan Rancangan
Peraturan Daerah untuk wilayah yang berhubungan dengan IKN.

Kedua, pembahasan dengan DPR tentang persetujuan pemindahan IKN dan


penetapan lokasi terpilih, serta penetapan Undang-Undang tentang IKN baru. Ketiga,
pembentukan Badan Otorita untuk mengatur pemindahan IKN. Keempat,
pencadangan lahan kawasan IKN di lokasi terpilih. Kelima, penyusunan Rencana Tata
Ruang (RTR) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan IKN di
lokasi terpilih.

"Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,


kita sudah membuat skenario pembiayaannya. Kita meminimalisasi pembiayaan dari
APBN sekaligus makin belajar pembiayaan pembangunan yang tidak bergantung
sepenuhnya pada anggaran negara. Pembiayaan kota baru ini yang terpenting
bagaimana cara membangun dengan kreatif dan inovatif tanpa membebankan APBN,”
ucap Bambang.

Tambahnya, pada 2021, Kementerian PPN/Bappenas akan menyusun Master


Plan Kota Terpilih. Mulai dari detail Master Plan dan skematik, siteplan dan skematik
bangunan, hingga skematik infrastruktur dasar, perencanaan infrastruktur dasar,
perencanaan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (2.000 hektare), dan perencanaan
Kawasan IKN (40.000 hektare). Selanjutnya, pada periode 2022-2024, pemerintah
Indonesia akan fokus untuk melaksanakan pengadaan dan pembebasan lahan,
penyusunan Detail Engineering Design (DED) kawasan inti pusat
6

pemerintahan, groundbreaking pembangunan IKN baru, pembangunan infrastruktur


dasar dan fasilitas pusat pemerintahan, dan perencanaan kawasan perluasan IKN. “Ibu
kota baru hanya untuk 1,5 juta orang di tahap pertama dengan memperhitungkan
jumlah maksimal. Perkiraan jumlah PNS pusat serta legislatif dan yudikatif adalah
195.500 ribu orang. Polri dan TNI 25.660 ribu orang, pihak keluarga dari yang pindah
884.840 orang, dan pelaku bisnis 393.950. Total 1,5 juta orang, itu pun setelah ibu
kota baru ini selesai dibangun 5-10 tahun mendatang. Bahkan, ibu kota baru ini tidak
akan masuk daftar 10 kota terbesar di Indonesia,” kata Bambang.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Kondisi Tata Kelola dan Infrastruktur di Indonesia dan di
Kalimantan Timur.
b. Bagaimana analisis SWOT sektor Tata Kelola dan Infrastruktur di Kalimantan
Timur.
c. Bagaimana Bauran Pemasaran (Marketing Mix) sektor Tata Kelola dan
Infrastruktur di Kalimantan Timur.
d. Bagaimana pengembangan yang harus dilakukan untuk Tata Kelola dan
Infrastruktur di Kalimantan Timur sebagai calon Ibukota Negara.
e. Bagaimana respon masyarakat asli Kalimantan Timur yang tinggal disekitar
rencana IKN menanggapi pemindahan Ibukota Negara.

1.3 Tujuan Penulisan


a. Memahami Kondisi Tata Kelola dan Infrastruktur di Indonesia dan di
Kalimantan Timur.
b. Memahami hal-hal yang merupakan SWOT pada sektor Tata Kelola dan
Infrastruktur di Kalimantan Timur.
c. Memahami Bauran Pemasaran (Marketing Mix) sektor Tata Kelola dan
Infrastruktur di Kalimantan Timur.
d. Memahami strategi pengembangan yang harus dilakukan untuk Tata Kelola
dan Infrastruktur di Kalimantan Timur sebagai calon Ibukota Negara.
e. Memahami respon masyarakat asli Kalimantan Timur yang tinggal disekitar
rencana IKN menanggapi pemindahan Ibukota Negara.

Anda mungkin juga menyukai