Anda di halaman 1dari 7

HIDRONEFROSIS

Pembimbing :
Dr., Sp Rad

Disusun Oleh :
Robi Fahlepi

2012730096

KEPANITERAAN KLINIK
STASE RADIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RSIJ PONDOK KOPI
2017
PENDAHULUAN

Fungsi ekskresi ginjal seringkali terganggu diantaranya oleh batu saluran kemih yang
berdasarkan tempat terbentuknya terdiri dari nefrolitiasis, ureterolitiasis, vesicolitiasis, batu
prostat, dan batu uretra. Batu saluran kemih terutama dapat merugikan karena obstruksi
saluran kemih dan infeksi yang ditimbulkannya (de jong, 2004).
Obstruksi dapat menyebabkan dilatasi pelvis renalis maupun kaliks yang dikenal
sebagai hidronefrosis. Batu dapat menyebabkan kerusakan atau gangguan fungsi ginjal
karena menyumbat aliran urine. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, urin akan mengalir
balik kesaluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan
ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal (Depkes, 2007).

HIDRONEFROSIS

1. DEFINISI
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat
adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan
diginjal meningkat.
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat
mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal.
Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi
kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan
maka hanya satu ginjal yang rusak.

2. ETIOLOGI
Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan
diginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra akan kadung kemih, tekanan balik akan
mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi  terjadi disalah satu uretra akibat adanya
batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak. Obstruksi parsial atau
intermitten dapat disebabkan oleh batu renal yang berbentuk dipiala ginjal tetapi masuk ke
uretra dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan uretra
atau berkas jaringan parut akibat abses atau imflamasi dekat uretra dan menjepit saluran,
sehingga timbul gangguan sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal dipangkal uretra atau
posisi gijal yang salah dan menyebabkan uretra berpilin dan kaku. Tapi penyebab tersering
pada lansia adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat dan
juga kadang terjadi pada kehamilan akibat pembesaran uterus.
Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik
(sambungan antara ureter dan pelvis renalis):
a. Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu
tinggi
b.  Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
c. Batu di dalam pelvis renalis
d.  Penekanan pada ureter oleh:
-jaringan fibrosa
- arteri atau vena yang letaknya abnormal
- tumor.
Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik
atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih:
a. Batu di dalam ureter
b. Tumor di dalam atau di dekat ureter
c. Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau
pembedahan
d.  Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
e.  Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan,
rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
f. Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
g.  Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya
h. Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat
pembesaran prostat, peradangan atau kanker
i.  Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera
j. Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi
ureter.
Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter.
Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter
yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih.
Hidronefrosis akan berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan
ureter mungkin tetap agak melebar.
Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot ritmis yang
secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu akan
menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi
kerusakan yang menetap.

3. PATOFISIOLOGI
Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga
tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan
balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter
akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak.
Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu yang terbentuk di
piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh
tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat
ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal
di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter berpilin atau
kaku. Pada pria lansia , penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung
kemih akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat
pembesaran uterus.
Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik
parsialataupun intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal.
Sehinggamenyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi
ketikasalah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan
membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu.
4. MANIFESTASI KLINIS
Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akutdapat
menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maja disuria,menggigil,
demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuriamungkin juga ada. Jika
kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:
1.Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).
2.Gagal jantung kongestif.
3.Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
4.Pruritis (gatal kulit).
5.Butiran uremik (kristal urea pada kulit).
6.Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
7.Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.
8.Amenore, atrofi testikuler.

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSA
Dokter bisa merasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul,
terutama jika ginjal sangat membesar.
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar urea yang tinggi karena ginjal tidak
mampu membuang limbah metabolik ini.
Beberapa prosedur digunakan utnuk mendiagnosis hidronefrosis:
· USG, memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih
· Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal
· Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung.
Gambaran radiologis dari hidronefrosia terbagi berdasarkan gradenya. Ada 4 grade
hidronefrosis, antara lain :

a. Hidronefrosis derajat 1. Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks


berbentuk blunting, alias tumpul.
b. Hidronefrosis derajat 2. Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor. Kaliks
berbentuk flattening, alias mendatar.
c. Hidronefrosis derajat 3. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Tanpa
adanya penipisan korteks. Kaliks  berbentuk clubbing, alias menonjol.
d. Hidronefrosis derajat 4.  Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta
adanya penipisan korteks Calices berbentuk ballooning  alias menggembung
6. PENATALAKSANAAN
Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab darihidronefrosis
(obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsiginjal.Untuk
mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomiatau tipe disertasi
lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial karena sisa urindalam kaliks akan
menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk  pembedahan mengangkat lesi
obstrukstif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satufungsi ginjal rusak parah dan hancur
maka nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapatdilakukan
Pada hidronefrosis akut:
 Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air
kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui
sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit).
 Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa
dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.
 Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi
penyumbatan air kemih.
 Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan dan ujung-
ujungnya disambungkan kembali.
 Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa.
Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan
untuk melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih
yang berbeda.

Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi: – terapi hormonal untuk kanker prostat
 Pembedahan
 melebarkan uretra dengan dilator.
Berikut adalah jenis dan langkah nefrostomi
A. Drainase Nefrostomi
Selang nefrostomi dimasukkan langsung ke dalam ginjal untuk pengalihan aliran urin
temporer atau permanen secara percutan atau melalui luka insisi. Sebuah selang tunggal atau
selang nefrostomi sirkuler atau U-loop yang dapat tertahan sendiri dapat digunakan. Drainase
nefrostomi diperlukan utuk drainase cairan dari ginjal sesudah pembedahan, memelihara atau
memulihkan drainase dan memintas obstruksi dalam ureter atau traktus urinarius inferior.
Selang nefrostomi dihubungkan ke sebuah system drainase tertutup atau alat uostomi.

B. Nefrostomi Perkutaneus
Pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk
drainase eksternal urin dari ureter yang tersumbat, membuat suatu jalur pemasangan stent
ureter, menghancurkan batu ginjal, melebarkan striktur, menutup fistula, memberikan obat,
memungkinkan penyisipan alat biopsy bentuk sikat dan nefroskop atau untuk melakukan
tindakan bedah tertentu.
Daerah kulit yang akan dinsisi dipersiapkan serta dianestesi, dan pasien diminta untuk
menarik nafas serta menahannya pada saat sebuah jarum spinal ditusukkan ke dalam pelvis
ginjal. Urin diaspirasi untuk pemeriksaan kultur dan media kontras dapat disuntikkan ke
dalam system pielokaliks.Seutas kawat pemandu kateter angografi disisipkan lewat jarum
tersebut ke dalam ginjal. Jarum dicabut dan saluran dilebarkan dengan melewatkan selang
atau kawat pemandu. Selang nefrostomi dimasukkan dan diatur posisinya dalam ginjal atau
ureter, difiksasi dengan jahitan kulit serta dihubungkan dengan system drainase tertutup.

7. PROGNOSIS
Pembedahan pada hidronefrosis akut biasanya berhasil jika infeksi dapat dikendalikan dan
ginjal berfungsi dengan baik.
Prognosis untuk hidronefrosis kronis belum bisa dipastikan.

Anda mungkin juga menyukai