Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar
Latar Belakang
Belakang

Penyakit alergi memiliki pola perjalanan penyakit tersendiri yang menggambarkan dermatitis
atopik pada periode bayi akan berlanjut menjadi rhinitis alergika, alergi makanan dan atau asma.
Perjalanan penyakit alergi dipengaruhi oleh faktor genetik, dan faktor lingkungan mulai dari
masa intrauteri
intrauterine
ne sampai
sampai dewasa (Wahn,
(Wahn, 2004). anifestasi
anifestasi penyakit
penyakit alergi
alergi dapat di!egah
di!egah
dengan
dengan melakuk
melakukan
an deteks
deteksii dan inter"
inter"ens
ensii dini,
dini, salah
salah satuny
satunyaa adalah
adalah dengan
dengan identi
identifik
fikasi
asi
kelompok risiko tinggi atopi melalui riwayat atopi keluarga (#arsono, 200$).

Penyakit alergi seperti dermatitis atopik, rhinitis alergika, asma dan urtikaria adalah keadaan
atopi yang !enderung terjadi pada kelompok keluarga dengan kemampuan produksi %g& yang
 berlebihan terhadap rangsangan lingkungan (#arsono, 200$). 'ermatitis atopik merupakan
 penyakit peradangan kulit yang bersifat kronis, dengan onset pun!ak terjadi pada usia kurang
dari 2 bulan dan sebagian besar kasus dermatitis atopik terjadi pada beberapa tahun pertama
dalam kehidupan (oore dkk., 2004 %lli dkk., 2004). 'ermatitis atopi! merupakan manifestasi
 paling dini dari penyakit alergi. *ebesar $0+ penderita dermatitis atopik akan menjadi asma dan
$+ menjadi rhinitis alergika (*pergel dan *!hneider, --- Won
Won h dkk., 200).

Penelitian
Penelitian /he openhagen
openhagen Prospe!ti"
Prospe!ti"ee *tudy on 1sthma
1sthma in hildhood
hildhood ohort *tudy in #igh
3isk hildren ( P*1) pada tahun 200 menunjukkan 2 bahwa insiden kumulatif dermatitis
atopik pada 5 tahun pertama sebesar 40+,dimana identifikasi gejala dermatitis atopik pertama
kali pada usia  bulan (#alkjaer dkk., 200). 1ngka kejadian dermatitis atopik meningkat 25
kali dalam beberapa dekade terakhir, dan telah menjadi masalah kesehatan di beberapa negara
 berkembang (6ee dkk., 2004). Peningkatan kejadian dermatitis atopi! menimbulkan dampak 
 beragam di antaranya biaya pengobatan yang tinggi. Pada dermatitis atopik derajat sedang
diperlukan sedikitnya  minggu terapi dengan steroid pada 2 bulan pertama kehidupan dengan
 biaya pengobatan yang melebihi penyakit diabetes mellitus tipe ju"enile (oore dkk., 2004).

1
'ermatitis
'ermatitis atopik merupakan
merupakan hasil interaksi
interaksi faktor
faktor genetika
genetika dan lingkungan
lingkungan termasuk
termasuk interaksi
interaksi
fetoplasenta, alergen ruangan dan polusi udara serta nutrisi. 7eberapa penelitian epidemiologi
menunjukkan bahwa atopi pada masa anak kemungkinan disebabkan kelainan genetika, dimana
kembar mono8igot lebih berisiko dibandingkan dengan kembar hetero8igot dan orang tua dengan
 penyakit alergi memiliki anakanak yang berisiko tinggi mengalami asma (6iu dkk., 2005).
9ehara dan :imura pada tahun --5 melaporkan pada 0+ orangtua dengan dermatitis atopik 
memiliki anak yang menderita dermatitis atopik. Pre"alensi dermatitis atopik anak sebesar ;+
apabila kedua orang tuanya menderita dermatitis atopik, dan menjadi $-+ bila hanya salah satu
dari orang tuanya menderita dermatitis atopik dan pasangannya menderita alergi saluran napas.
Pre"alensi menjadi $+ bila salah satu orangtuanya menderita dermatitis atopik sedangkan
 pasangannya tidak menderita alergi saluran napas ataupun dermatitis atopik (7oediardja, 2004).5

Pen!egahan primer alergi pada awal kehidupan bayi sangat penting, karena ketika respons %g&
sudah dimulai maka kaskade inflamasi alergi akan terus berlangsung sepanjang masa bayi dan
kemudian sensitisasi terhadap alergen lain akan terjadi. Pen!egahan primer sebaiknya dimulai
sebelum terjadi sensitisasi terhadap alergen. 7eberapa inter"ensi awal yang dapat dilakukan
adalah dengan mengidentifikasi populasi risiko tinggi dan manipulasi lingkungan antara lain
 penghindaran asap rokok (#arsono, 200$). *alah satu !ara identifikasi populasi risiko tinggi di
%ndonesia adalah melalui penentuan nilai atopi keluarga terhadap janin<bayi baru lahir dengan
kart
kartu
u detek
deteksi
si dini
dini risi
risiko
ko aler
alergi
gi %kat
%katan
an 'okt
'okter
er 1nak %ndon
%ndones
esia
ia = Pers
Persat
atuan
uan bst
bstet
etri
ri dan
>inekologi %ndonesia (%'1%P>%).

%'1% bekerja sama dengan P>% telah melakukan sosialisasi kartu deteksi dini sejak tahun 200$,
yang kemudian diperbarui
diperbarui pada tahun 200- (%'1%, 200-). Pengaruh faktor lingkungan, higiene
dan gaya hidup dalam peningkatankejadi
peningkatankejadian
an penyakit
penyakit alergi
alergi menyebabkan
menyebabkan perlunya e"aluasi
e"aluasi
 peranan kartu deteksi dini alergi, yang hanya mengklasifikasikan tingkat risiko alergi
 berdasarkan faktor atopi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
membandingkan
membandingkan kejadian dermatitis
dermatitis atopik
atopik berdasarkan
berdasarkan nilai atopi dalam kartu deteksi dini
keluarga.

1.2 Rumusan
Rumusan Masala
Masalah
h

. 1pa yang dimaksud dengan 'ermatitis?

2
2. 1pa saja akibat dari penyakit
pen yakit 'ermatitis?

5. 7agaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan 'ermatitis?

1.3 Tujuan

. 9ntuk mengetahui apa yang dimaksud dengan 'ermatitis

2. 9ntuk mengetahui apa saja akibat dari penyakit 'ermatitis

5. 9ntuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan 'ermatitis

3
BAB II
PEMBAHAAN

2.1 De!"n"s"

'ermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan
eksternal yang mengenai kulit. 'ikenal dua ma!am jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis
kontak iritan yang timbul melalui mekanisme non imunologik dan dermatitis kontak alergik yang
diakibatkan mekanisme imunologik dan dermatitis kontak alergik yang diakibatkan mekanisme
imunologik yang spesifik.

'ermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pada selsel
epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. 'aerah yang paling sering terkena adalah
tangan dan pada indi"idu atopi menderita lebih berat. *e!ara definisi bahan iritan kulit adalah
 bahan yang menyebabkan kerusakan se!ara langsung pada kulit tanpa diketahui oleh sensitisasi.
ekanisme dari dermatis kontak iritan hanya sedikit diketahui, tapi sudah jelas terjadi kerusakan
 pada membran lipid keratisonit.

'ermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis atau peradangan kulit yang timbul setelah
kontak dengan alergen melalui proses sensitasi (3.*. *iregar @ 0-. 2002). 'ermatitis kontak 
alergi merupakan dermatitis kontak karena sensitasi alergi terhadap substansi yang beraneka
ragam yang menyebabakan reaksi peradangan pada kulit bagi mereka yang mengalami
hipersensi"itas terhadap alergen sebagai suatu akibat dari pajanan sebelumnya ('orland, W.1.
 Aewman @ $-0. 2002). *edangkan menurut >ell dan oombs dermatitis kontak alergik adalah
reaksi hipersensitifitas tipe lambat (tipe %B) yang diperantarai sel, akibat antigen spesifik yang
menembus lapisan epidermis kulit. 1ntigen bersama dengan mediator protein akan menuju ke
dermis, dimana sel limfosit / menjadi tersensitisasi. Pada pemaparan selanjutnya dari antigen
akan timbul reaksi alergi.

4
2.2 Et"#l#g"

Dermat"t"s $#ntak Ir"tan

Penyebab mun!ulnya dermatitis kontak iritan ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
 pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. :elainan kulit yang terjadi
selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan
iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Caktor yang dimaksud yaitu @ lama kontak,
kekerapan (terusmenerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel,
demikian juga gesekan dan trauma fisis. *uhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
%ritan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada setiap orang jika terpapar pada
kulit dalam konsentrasi yang !ukup. asingmasing indi"idu memiliki predisposisi yang
 berbeda terhadap berbagai iritan, tetapi jumlah yang rendah dari iritan menurunkan dan se!ara
 bertahap men!egah ke!enderungan untuk menginduksi dermatitis. Cungsi pertahanan dari kulit
akan rusak baik dengan peningkatan hidrasi dari stratum korneum (suhu dan kelembaban tinggi,
 bilasan air yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi (suhu dan kelembaban rendah). &fek 
dari iritan merupakan !on!entrationdependent, sehingga hanya mengenai tempat primer kontak 
(*afeguards, 2000). Pada orang dewasa, ':% sering terjadi akibat paparan terhadap bahan yang
 bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.
:elainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi,
"ehikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Caktor yang
dimaksud yaitu lama kontak, kekerapan (terusmenerus atau berselang), adanya oklusi
menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian pula gesekan dan trauma fisis. *uhu dan
kelembaban lingkungan juga berperan (Cregert, --;). Caktor lingkungan juga berpengaruh pada
dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan
 perbedaan permeabilitas usia (anak dibawah umur ; tahun lebih muda teriritasi) ras (kulit hitam
lebih tahan daripada kulit putih), jenis kelamin (insidensi dermatitis kontak alergi lebih tinggi
 pada wanita), penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan

5
iritan turun), misalnya dermatitis atopik (7eltrani et al., 200). *istem imun tubuh juga
 berpengaruh pada terjadinya dermatitis ini. Pada orangorang yang immuno!ompromised, baik 
yang diakibatkan oleh penyakit yang sedang diderita, penggunaan obatobatan, maupun karena
kemoterapi, akan lebih mudah untuk mengalami dermatitis kontak (#ogan, 200-).
Caktor indi"idu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan
kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas usia (anak di bawah umur ;
tahun lebih mudah teriritasi) ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih) jenis kelamin
(insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita) penyakit kulit yang pernah atau
sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun), misalnya dermatitis atopi!

Dermat"t"s $#ntak Alerg"

'ermatitis kontak alergi disebabkan karena kulit terpapar oleh bahanbahan tertentu, misalnya
alergen, yang diperlukan untuk timbulnya suatu reaksi alergi. #apten merupakan alergen yang
tidak lengkap (antigen), !ontohnya formaldehid, ion nikel dll. #ampir seluruh hapten memiliki
 berat mo lekul rendah, kurang dari $00 000 'a. 'ermatitis yang timbul dipengaruhi oleh
 potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan dan luasnya penetrasi di kulit. 'upuis dan 7ene8ra
membagi jenis jenis hapten berdasarkan fungsinya

yaitu@
.1sam, misalnya asam maleat.

2.1ldehida, misalnya formaldehida.

5.1min, misalnya etilendiamin, paraetilendiamin.

4.'ia8o, misalnya bismark!oklat, kongo merah.

$.&ster, misalnya 7en8okain

.&ter, misalnya ben8il eter 

.&poksida, misalnya epoksi resin

;.#alogenasi, misalnya 'A7, pikril klorida.

6
lipstik, pasta gigi dan getah buahbuahan. 'ermatitis di kelopak mata dapat disebabkan oleh !at
kuku, !at rambut, perona mata dan obat mata.

4. /elinga

1nting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab lainnya seperti obat topikal, tangkai ka!a
mata, !at rambut dan alat bantu pendengaran.

$. 6eher dan :epala

Pada leher penyebabnya adalah kalung dari nikel, !at kuku (yang berasal dari ujung jari),
 parfum, alergen di udara dan 8at warna pakaian. :ulit kepala relati"e tahan terhadap alergen
kontak, namun dapat juga terkena oleh !at rambut, semprotan rambut, sampo atau larutan
 pengeriting rambut.

. 7adan

'apat disebabkan oleh pakaian, 8at warna, kan!ing logam, karet (elastis, busa ), plastik dan
deterjen.

. >enitalia

Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita dan alergen yang
 berada di tangan.

;. Paha dan tungkai bawah

'isebabkan oleh pakaian, dompet, kun!i (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (anestesi

lokal, neomisin, etilendiamin), semen, sandal dan sepatu.

2.& Pemer"ksaan Penunjang

1lergi kontak dapat dibuktikan dengan tes in "i"o dan tes in "itro. /es in "i"o dapat dilakukan
dengan uji tempel. 7erdasarkan tehnik pelaksanaannya dibagi tiga jenis tes tempel yaitu @

. /es /empel /erbuka

15
Pada uji terbuka bahan yang di!urigai ditempelkan pada daerah belakang telinga karena daerah
tersebut sukar dihapus selama 24 jam. *etelah itu diba!a dan die"aluasi hasilnya. %ndikasi uji
tempel terbuka adalah alergen yang menguap.

2. /es /empel /ertutup

9ntuk uji tertutup diperlukan 9nit 9ji /empel yang berbentuk sema!am plester yang pada
 bagian tengahnya terdapat lokasi dimana bahan tersebut diletakkan. 7ahan yang di!urigai
ditempelkan dipunggung atau lengan atas penderita selama 4; jam setelah itu hasilnya
die"aluasi.

5. /es tempel dengan *inar 

9ji tempel sinar dilakukan untuk bahanbahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan
 bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan yang dengan sinar ultra "iolet baru akan
 bersifat sebagai alergen. /ehnik sama dengan uji tempel tertutup, hanya dilakukan se!ara duplo.
'ua baris dimana satu baris bersifat sebagai kontrol. *etelah 24 jam ditempelkan pada kulit salah
satu baris dibuka dan disinari dengan sinar ultra"iolet dan 24 jam berikutnya die"aluasi hasilnya.
9ntuk menghindari efek daripada sinar, maka punggung atau bahan test tersebut dilindungi
dengan se!arik kain hitam atau plester hitam agar sinar tidak bisa menembus bahan tersebut.

9ntuk dapat melaksanakan uji tempel ini sebaiknya penderita sudah dalam keadaan tenang
 penyakitnya, karena bila masih dalam keadaan akut kemungkinan salah satu bahan uji tempel
merupakan penyebab dermatitis sehingga akan menjadi lebih berat. /idak perlu sembuh tapi
dalam keadaan tenang. 'isamping itu berbagai ma!am obat dapat mempengaruhi uji tempel
sebaiknya juga dihindari paling tidak 24 jam sebelum melakukan uji tempel misalnya obat
antihistamin dan kortikosteroid.

'alam melaksanakan uji tempel diperlukan bahan standar yang umumnya telah disediakan oleh
%nternational onta!t dermatitis risert group, unit uji tempel dan penderita maka dengan mudah
dilihat perubahan pada kulit penderita. 9ntuk mengambil kesimpulan dari hasil yang didapat dari
 penderita diperlukan keterampilan khusus karena bila gegabah mungkin akan merugikan
 penderita sendiri. :adangkadang hasil ini merupakan "onis penderita dimana misalnya hasilnya
 positif maka penderita diminta untuk menghindari bahan itu. Penderita harus hidup dengan

16
menghindari ini itu, tidak boleh ini dan itu sehingga berdampak negatif dan penderita dapat jatuh
ke dalam neurosis misalnya. :arenanya dalam menge"aluasi hasil uji tempel dilakukan oleh
seorang yang sudah mendapat latihan dan berpengalaman di bidang itu.

/es in "itro menggunakan transformasi limfosit atau inhibisi migrasi makrofag untuk 
 pengukuran dermatitis kontak alergik pada manusia dan hewan. Aamun hal tersebut belum
standar dan se!ara klinis belum bernilai diagnosis.

2.' Penatalaksanaan

Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik yang baik adalah
mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi indi"idual
yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit.

. Pen!egahan

erupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak 
alergik. 'i lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung
tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik, menggunakan mesin !u!i, sikat bergagang
 panjang, penggunaan deterjen.

2. Pengobatan

Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik.

5. Pengobatan topikal

batobat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsipprinsip umum pengobatan dermatitis
yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi kering. akin
akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. 7ila akut berikan kompres, bila subakut
diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan salep. 7ila basah
 berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak ko!ok, krim atau pasta, bila kering
di dalam, diberi salep. edikamentosa topikal saja dapat diberikan pada kasuskasus ringan.
Genisjenisnya adalah @

17
turgor kulit yang normal sejahtera pas
!. Pertahankan lingkungan yang d. 9ntuk men!
nyaman kulit
d. >unakan kasur busa,
 penyangga, atau peralatan lain e. 9ntuk men!
e. Peringatkan agar tidak kemungkina
menyentuh luka atau balutan
5. 1tur posisi pasien supaya
nyaman dan meminimalkan
5. /indakan ter 
tekanan pada penonjolan tulang.
tekanan, me
9bah posisi pasien minimal
sirkulasi dan
setiap 2 jam. Pantau frekuensi
kerusakan k 
 pengubahan posisi pasien dan
kondisi kulitnya
4. 7erikan kesempatan pasien
untuk mengungkapkan perasaan4. /indakan ini
tentang masalah kulitnya mengurangi
$. 7erikan pengarahan pada meningkatka
 pasien dan anggota keluarga koping
atau pasangan dalam $. 9ntuk mend
 program perawatan kulit
5. >angguan pola tidur b.d Tujuan  . 7erikan kesempatan pasien . endengar
 pruritus 'alam waktu I24 jam untuk mendiskusikan keluhan membantu
 pasien men!apai pola yang mungkin menghalangi  penyebab ke
tidur<istirahat yang tidur 
memuaskan 2. 3en!anakan asuhan 2. /indakan ini

$r"ter"a has"l  keperawatan rutin yang asuhan kepe

. Pasien mengungkapkan memungkinkan pasien tidur konsisten da

 perasaan !ukup tanpa terganggu waktu untuk

 beristirahat terganggu

2. Pasien tidak 5. 7erikan bantuan tidur kepada 5. #ygiene pri


 pasien, seperti bantal, mandi dapat memp

28
menunjukkan tandatanda sebelum tidur, makanan atau  bagi sejumla
fisik depri"asi tidur  minuman dan bahan ba!aan.
5. enghindari konsumsi 4. iptakan lingkungan tenang 4. /indakan ini

kafein yang kondusif untuk tidur  istirahat dan

4. engenali tindakan $. 7erikan pengobatan yang $. 1gens hipno

untuk meningkatkan tidur  diprogramkan untuk obat penena

meningkatkan pola tidur normal ansietas

 pasien. pantau dan !atat reaksi


yang tidak diharapkan
. inta pasien untuk setiap pagi
. /indakan ini
menjelaskan kualitas tidur
mendeteksi
malam sebelumnya
 perilaku yan
dengan tidur 
. 7erikan pendidikan kesehatan
. 9paya relak 
kepada pasien tentang teknik
 bertujuan bi
relaksasi seperti imajinasi
membantu
terbimbing, relaksasi otot
 progresif dan meditasi
4. >angguan !itra tubuh Tujuan  . /erima persepsi diri pasien dan . 9ntuk mem
 b.d penampakan kulit 'alam waktu I24 jam  berikan jaminan bahwa ia dapat  perasaannya
yang tidak baik   pasien menerima mengatasi krisis ini
 perubahan !itra tubuh 2. :etika membantu pasien yang 2. 9ntuk mend
$r"ter"a has"l  sedang melakukan perawatan  pada penguk 

. Pasien berpartisipasi diri, kaji pola koping dan  psikologisny

dalam berbagai aspek tingkat harga dirinya


 perawatan dan dalam 5. 'orong pasien melakukan
 pemgambilan keputusan  perawatan diri
5. 9ntuk meni
tentang perawatan 4. 7erikan kesempatan kepada
kemandirian
2. Pasien menyatakan  pasien untuk menyatakan
4. 1gar pasien
 perasaan positif terhadap  perasaan tentang !itra tubuhnya
mengungkap
dirinya sendiri dan hospitalisasi
dan memper 

29
5. Pasien berpartisipasi $. 7imbing dan kuatkan fo!us kesalahpaha
dalam program  pasien pada aspekaspek positif $. 9ntuk mend
rehabilitasi dan konseling dari penampilannya dan dan kemajua
upayanya dlam menyesuaikan  berkelanjuta
diri dengan perubahan !itra
tubuhnya
$. 3esiko infeksi b.d Tujuan  . inimalkan resiko infeksi .
kerusakan perlindungan *etelah melakukan  pasien dengan @
kulit tindakan keperawatan a. en!u!i tangan sebelum dan a. en!u!i tan

selama I24 jam, infeksi setelah memberikan perawatan satunya !ara

dapat dihindari men!egah pe

$r"ter"a has"l   b. engunakan sarung tangan  b. *arung tang

. /andatanda "ital dalam untuk mempertahankan asepsis melindungi t

 batas normal  pada saat memberikan memegang l

2. /idak adanya tanda  perawatan langsung atau melaku

tanda infeksi 2. Pantau suhu minimal setiap 4 tindakan


 jam dan !atat pada kertas grafik.2. *uhu yang t
6aporkan e"aluasi segera setelah pemb
merupakan t
komplikasi p
luka atau de
5. 7antu pasien men!u!i tangan
saluran kemi
sebelum dan sesudah makan dan
tromboflebiti
setelah dari kamar mandi
5. en!u!i tan
4. 7eri pendidikan kepada pasien
 penyebaran
mengenai @
objek dan m
a. /eknik men!u!i tangan yang
4. /indakan ter 
 baik 
memungkin
 b. Ca!torfaktor yang
 berpartisipas
meningkatkan resiko infeksi
dan memban
!. /andatanda dan gejala infeksi
memodifikas

30
untuk memp
kesehatan ya

3.% Ealuas"

&"aluasi yang akan dilakukan yaitu men!akup tentang @

.emiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.


2.engikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.
5.elaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.
4.enggunakan obat topikal dengan tepat.

31
BAB I4
PENUTUP

%.1 $es"m/ulan

Penyakit alergi memiliki pola perjalanan penyakit tersendiri yang menggambarkan dermatitis
atopik pada periode bayi akan berlanjut menjadi rhinitis alergika, alergi makanan dan atau asma.
Perjalanan penyakit alergi dipengaruhi oleh faktor genetik, dan faktor lingkungan mulai dari
masa intrauterine sampai dewasa (Wahn, 2004). anifestasi penyakit alergi dapat di!egah
dengan melakukan deteksi dan inter"ensi dini, salah satunya adalah dengan identifikasi
kelompok risiko tinggi atopi melalui riwayat atopi keluarga (#arsono, 200$). Penyakit alergi
seperti dermatitis atopik, rhinitis alergika, asma dan urtikaria adalah keadaan atopi yang
!enderung terjadi pada kelompok keluarga dengan kemampuan produksi %g& yang berlebihan
terhadap rangsangan lingkungan (#arsono, 200$).

%.2 aran

'engan dibuatnya makalah ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para
 pemba!a terutama pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses
asuhan keperawatan terutama pada pasien dengan 'ermatitis.

 Aamun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
 penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau
 pihak lain yang membutuhkannya.

32
DA5TAR PUTA$A

arpenito,G,6. (---). 3en!ana 1suhan 'an 'okumentasi :eperawatan. &disi2 (terjemahan). P/


&>. Gakarta.

orwin, &li8abeth G. 7uku saku patofisiologi<#andbook of Pathophysiology.


1lih 7ahasa@ 7rahm 9. Pendit. etakan . Gakarta@ &>. --.

'juanda *, *ularsito. (---). *1. 'ermatitis %n@ 'juanda 1, ed %lmu penyakit kulit dan kelamin.
&disi %%%. Gakarta@ C: 9%@ 25.

&ngram, 7arbara. (--;). 3en!ana 1suhan :eperawatan edikal 7edah. "olume 2,


(terjemahan). Penerbit 7uku :edokteran &>. Gakarta.

 Aettina, *andra . Pedoman praktek keperawatan<6ippin!ottKs Po!ket anual of Aursing


Pra!ti!e. 1lih 7ahasa@ *etiawan, sari :urnianingsih, oni!a, &ster. etakan .Gakarta@ &>.
2000.

Polaski, 1rlene 6. 6u!kmannKs !ore prin!iples and pra!ti!e of medi!alsurgi!al. &d..


Pennsyl"ania@ W.7 *aunders ompany. --.

*melt8er, *u8anne . 7uku ajar medikal bedah 7runner *uddarth<7runner *uddarthKs /eIbook 
of edi!alsurgi!al. 1lih 7ahasa@1gung WaluyoL..(et.al.). ed ; Bol 5 Gakarta@ &> 2002.

33

Anda mungkin juga menyukai