Anda di halaman 1dari 35

BUPATI KUTAI TIMUR

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


PERATURAN BUPATI KUTAI TIMUR
NOMOR………………..TAHUN………………..

TENTANG
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
SUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUNGGA KABUPATEN KUTAI TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUTAI TIMUR,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat (1)


dan Pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2019 tentang Perangkat Daerah serta Pasal …….
Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor ………
Tahun 2020 tentang Penataan Organisasi dan
Kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga
Kabupaten Kutai Timur, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Kabupaten Kutai
Timur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 tahun 1999 tentang


Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten
Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai
Timur, dan Kota Bontang;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5340);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi
Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor
……… Tahun 2020 tentang Penataan Organisasi dan
Kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga
Kabupaten Kutai Timur;
11. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.03/I/0552/2015 tentang Penetapan Kelas
RSUD Kudungga Kabupaten Kutai Timur;
12. Surat Keputusan Kepala Badan Perizinan dan
Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi
Kalimantan Timur Nomor 503/2370/SK/BPPMD-
PTSP/XII/2016 tentang Pemberian Izin Operasional
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kutai Timur.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI
DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN KUTAI TIMUR.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Kutai Timur.
2. Bupati adalah Bupati Kutai Timur.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kutai
Timur.
4. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.
5. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut RSUD
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Kabupaten
Kutai Timur.
6. Dewan Pengawas Rumah Sakit yang selanjutnya disebut
Dewan Pengawas adalah unit nonstruktural pada Rumah
Sakit yang melakukan pembinaan dan pengawasan Rumah
Sakit secara internal yang bersifat nonteknis perumahsakitan
yang melibatkan unsur masyarakat.
7. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara nyata dan
tegas diatur dalam lini organisasi yang terdiri dari Direktur,
Wakil Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Sub
Bagian dan Kepala Seksi.
8. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, kewajiban, kewenangan dan hak
seseorang pegawai dalam satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
9. Satuan Pemeriksaan Internal yang selanjutnya disebut SPI
adalah perangkat rumah sakit yang bertugas melakukan
pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka
membantu Direktur utama meningkatkan kinerja pelayanan,
keuangan dan pengaruh lingkungan sosial sekitarnya (social
responsibility) dalam menyelenggarakan bisnis yang sehat.

BAB II
KEDUDUKAN DAN KELAS, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Bagian Kesatu
Kedudukan dan Kelas RSUD

Pasal 2

(1) RSUD berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis pada


Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Unit Organisasi
yang bersifat khusus yang memberikan layanan secara
profesional yang dipimpin oleh seorang Direktur.

(2) RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Unit


Pelaksana Teknis yang bersifat khusus, otonom dan bekerja
secara profesional. Memiliki otonom dalam pengelolaan
keuangan dan barang milik daerah serta bidang
kepegawaian.

(3) RSUD merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah


kelas B.

Bagian Kedua
Tugas Pokok dan Fungsi RSUD

Pasal 3

RSUD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna.

Pasal 4

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3, RSUD mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan
ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan; dan
d. penyelenggaraan penelitian, pendidikan dan pengembangan
serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

BAB III
SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 5

Susunan organisasi RSUD, terdiri dari :


a. Direktur;
b. Wakil Direktur;
c. Bidang;
d. Bagian;
e. Seksi;
f. Sub Bagian;
g. Dewan Pengawas;
h. Satuan Pemeriksaan Internal;
i. Komite-komite;
j. Kelompok Staf Medik;
k. Kelompok Jabatan Fungsional;
l. Instalasi-Instalasi; dan
m. Unit-unit

Pasal 6

(1) Wakil Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf


b terdiri dari:
a. Wakil Direktur Pelayanan
b. Wakil Direktur Administrasi Umum
(2) Wakil Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.

Pasal 7

(1) Wakil Direktur Pelayanan, sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 ayat (1) huruf a, membawahkan:
a. Bidang Pelayanan Medik;
b. Bidang Keperawatan; dan
c. Bidang Pelayanan Penunjang.

(2) Bidang Pelayanan Medik sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf a, membawahkan :
a. Seksi Pelayanan Medik; dan
b. Seksi Mutu Pelayanan Medik.

(3) Bidang Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b, membawahkan:
a. Seksi Asuhan Keperawatan; dan
b. Seksi Mutu Keperawatan.

(4) Bidang Pelayanan Penunjang sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf b, membawahkan:
a. Seksi Penunjang Medik; dan
b. Seksi Penunjang Non Medik.

Pasal 8

(1) Wakil Direktur Administrasi Umum sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, membawahkan:
a. Bagian Umum;
b. Bagian Keuangan ; dan
c. Bagian Perencanaan dan Pengembangan.
(2) Bagian Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
membawahkan :
a. Sub. Bagian Kepegawaian dan Rumah Tangga; dan
b. Sub Bagian Hukum, Informasi, dan Pemasaran

(3) Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b, membawahkan :
a. Sub. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana; dan
b. Sub. Bagian Akuntansi dan Verifikasi.

(4) Bagian Perencanaan dan Pengembangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c, membawahkan :
a. Sub. Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; dan
b. Sub. Bagian Diklat, Kerjasama dan Pengembangan.

Pasal 9

(1) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat


(1) dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur.

(2) Seksi –seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2),


ayat (3) dan ayat (4) dipimpin oleh Kepala seksi yang berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Bidang.

Pasal 10

(1) Bagian-bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat


(1) dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur.

(2) Sub Bagian- sub bagian sebagaimana dimaksud pada Pasal


8 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Bagian.

Pasal 11

Bagan Struktur Organisasi RSUD tercantum dalam lampiran


yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
BAB IV
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG

Bagian Kesatu
Direktur

Pasal 12

Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a,


mempunyai tugas :
a. memimpin dan mengurus RSUD sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dengan senantiasa berusaha meningkatkan
daya guna dan hasil guna;
b. menetapkan kebijakan operasional Rumah Sakit;
c. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja
Rumah Sakit;
d. mengevaluasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan
tugas bawahan;
e. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-
tugas kepada bawahan;
f. memberikan petunjuk, pembinaan teknis, pengawasan, dan
pengendalian pelaksanaan tugas-tugas kepada bawahan;
g. melaksanakan pengendalian intern;
h. menilai hasil kerja bawahan dan mempertanggungjawabkan
hasil kerja bawahan;
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
atasan;
j. mengkoordinasi pelaksanaan budaya keselamatan,
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui
Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Direktur


menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi;
b. memelihara, menjaga dan mengelola kekayaan RSUD;
c. melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam
mengelola RSUD sebagaimana yang telah digariskan;
d. mengelola RSUD dengan berwawasan lingkungan;
e. menyusun Rencana Strategi Bisnis (RSB) dan Rencana Bisnis
dan Anggaran (RBA) RSUD;
f. mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi
RSUD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. menyusun laporan tahunan dan laporan berkala;
h. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
i. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan operasional
serta keuangan RSUD kinerja
Pasal 14

Kewenangan Direktur adalah:


a. menetapkan Peraturan Direktur dan kebijakan operasional
dalam melaksanakan tata kelola rumah sakit yang
berpedoman pada Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
Bylaws);
b. memberikan bantuan hukum kepada seluruh unsur yang ada
di RSUD;
c. menetapkan pedoman, petunjuk teknis dan prosedur tetap
RSUD;
d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pegawai
rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan;.
e. menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban pegawai rumah sakit sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. memberikan penghargaan kepada pegawai dan profesional
yang berprestasi;
g. memberikan sanksi yang bersifat mendidik sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
h. mendatangkan ahli, profesional konsultan atau lembaga
independen jika diperlukan;
i. menetapkan organisasi pelaksana dan organisasi pendukung
dengan uraian tugas masing-masing;
j. menandatangani perjanjian dengan pihak lain untuk jenis
perjanjian yang bersifat teknis operasional pelayanan;
k. mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran di
bawahnya;
l. meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari semua
Pejabat Pengelola dibawah Direktur.

Bagian Kedua
Wakil Direktur

Pasal 15

(1) Wakil Direktur Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kegiatan pelayanan
dalam rangka penetapan kebijakan Rumah Sakit;
b. merumuskan kebijakan teknis pelayanan serta
menyelenggarakan administrasi berdasarkan kewenangan;
c. merumuskan indikator mutu pelayanan;
d. melakukan evaluasi mutu pelayanan;
e. melaksanakan budaya keselamatan, peningkatan mutu,
dan keselamatan pasien.
f. mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan sesuai
dengan standar yang berlaku kepada bawahan;
g. melaksanakan kendali mutu dan biaya;
h. mengkoordinasikan penyusunan dan mengawasi
pelaksanaan Medical Staff by Laws;
i. mengkoordinasikan penyusunan dan mengawasi
pelaksanaan Alur Klinis/ Clinical Pathway;
j. mengkoordinasikan pelaksanaan audit klinis;
k. mengawasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan
tugas-tugas di Bidang Pelayanan Medik, Keperawatan,
dan Penunjang;
l. mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas
kepada bawahan;
m. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta
pengawasan kepada bawahan;
n. melaksanakan sistem pengendalian intern;
o. menilai prestasi kerja bawahan dan
mempertanggungjawab-kan hasil kerja bawahan;
p. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Direktur.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), Wakil Direktur Pelayanan mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian seluruh kebutuhan pelayanan medis,
keperawatan dan penunjang;
b. penyelenggaraan pelayanan medis, keperawatan, dan
penunjang;
c. penyelenggaraan mutu pelayanan medis, keperawatan,
dan penunjang;
d. penyelenggaraan evaluasi mutu pelayanan medis,
keperawatan, dan penunjang;
e. perencanaan segala kebutuhan, baik administratif medik
maupun Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk
tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan
profesi lainnya;
f. pemantauan, pengawasan, penggunaan fasilitas kegiatan
pelayanan medis, keperawatan, dan penunjang;
g. pengawasan dan pengendalian penerimaan serta
pemulangan pasien;
h. penyelanggaraan pelayanan medis dan asuhan
keperawatan; dan
i. peningkatan etika medis dan keperawatan, pengembangan
dan pengendalian mutu pelayanan medis dan
keperawatan;
j. pelaksanaan kendali mutu, dan kendali biaya;
k. Pemantauan budaya keselamatan, peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Pasal 16

(1) Wakil Direktur Administrasi Umum dimaksud dalam Pasal 6


ayat (1) huruf b, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja Rumah Sakit;
b. merumuskan kebijakan umum Rumah Sakit serta
menyelenggarakan administrasi berdasarkan
kewenangan;
c. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program
kegiatan administrasi umum, keuangan, tata usaha dan
rumah tangga, bina program, kepegawaian,
pengembangan SDM dan kegiatan kehumasan;
d. mengkoordinasikan penyusunan program kegiatan
perencanaan strategis (Renstra) serta Profil Rumah Sakit
dan Laporan Tahunan Rumah Sakit;
e. mengkoordinasikan penyusunan laporan
pertanggungjawaban kinerja Rumah Sakit;
f. mengkoordinasikan penyusunan Tata Kelola Rumah
Sakit dan Hospital Bylaws;
g. mengatur mendistribusikan mengkoordinasikan tugas
kepada bawahan;
h. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada
bawahan;
i. melaksanakan pengawasan terhadap urusan
administrasi umum, keuangan, tata usaha dan rumah
tangga, bina program, dan kegiatan kehumasan;
j. menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa
sarana prasarana tenaga, peralatan dan bahan
kebutuhan lainnya;
k. melaksanakan pengawasan terhadap keamanan dan
kenyamanan kantor;
l. Melaksanakan pengawasan terhadap urusan
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan serta
pengembangan sumber daya manusia;
m. melaksanakan sistem pengendalian intern;
n. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
o. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
p. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Direktur.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), Wakil Direktur Administrasi Umum dan Sumber
Daya Manusia mempunyai fungsi :
a. penyelenggaran urusan ketatausahaan, kepegawaian,
umum, perlengkapan dan rumah tangga;
b. penyelenggaraan perencanaan dan penyusunan
program, rekam medik dan informasi rumah sakit, data
dan pelaporan, hukum, humas dan kerjasama;
c. menyelenggarakan keuangan, penyusunan anggaran dan
mobilisasi dana; dan
d. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan
pengembangan SDM.

Bagian Ketiga
Kepala Bidang dan Kepala Seksi

Pasal 17

(1) Kepala Bidang Pelayanan Medis sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja bidang;
b. mengkoordinasikan rencana dan program kerja bidang;
c. mengkoordinasikan para kepala seksi;
d. merumuskan kebijakan teknis bidang pelayanan medis
serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan
kewenangan;
e. merumuskan indikator mutu bidang pelayanan medis;
f. melakukan evaluasi mutu bidang pelayanan medis;
g. melaksanakan budaya keselamatan, peningkatan mutu,
dan keselamatan pasien.
h. memberi petunjuk dan bimbingan teknis serta
pengawasan kepada bawahan;
i. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
j. melaksanakan penerapan mekanisme pengaturan dan
pengelolaan kegiatan pelayanan medik;
k. menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa
sarana prasarana, tenaga, peralatan medis dan
kebutuhan lainnya;
l. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan medis di
instalasi terkait;
m. mengkoordinasikan penyusunan dan mengawasi
pelaksanaan Medical Staf By Laws;
n. mengkoordinasikan penyusunan Panduan Praktik Klinis
dan melakukan monitoring dan evaluasi Panduan Pratik
Klinis;
o. mengkoordinasi pelaksanaan audit medis;
p. mengkoordinasikan instalasi terkait lainnya untuk
memberikan informasi/ penjelasan dan meminta
persetujuan (informed consent) atas tindakan medis yang
dilaksanakan;
q. menilai prestasi kerja bawahan dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahannya;
r. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
s. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Wakil
Direktur.

(2) Kepala Seksi Pelayanan Medis sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 7 ayat (2) huruf a mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja bawahan;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
d. merumuskan indikator mutu bidang pelayanan medis;
e. melakukan evaluasi mutu bidang pelayanan medis;
f. melaksanakan budaya keselamatan, peningkatan mutu,
dan keselamatan pasien;
g. mengkoordinasikan penyusunan Panduan Praktik Klinis
dan melakukan monitoring dan evaluasi Panduan Pratik
Klinis;
h. mengkoordinasi pelaksanaan audit medis;
i. mengkoordinasikan penyusunan Alur Klinis/ Clinical
Pathway dan melakukan monitoring dan evaluasi Alur
Klinis/ Clinical Pathway;
j. Melakukan pengukuran budaya keselamatan dan
melakukan evaluasi budaya keselamatan pasien;
k. Menyusun indikator mutu pelayanan medis;
l. Melakukan evaluasi pengukuran mutu pelayanan medis;
m. Melakukan evaluasi atas pelaporan insiden keselamatan
pasien.
n. menyusun dan menyiapkan standar prosedur operasional
(SPO) tentang standar tenaga, standar sarana prasarana
sebagai pedoman dan bimbingan pelaksnaan program;
o. melaksanakan koordinasi dalam penyusunan kebutuhan
sumber daya berupa sarana prasarana, tenaga, peralatan
medis, bahan dan kebutuhan lainnya sesuai dengan
strategi rumah sakit serta prosedur dan peraturan yang
berlaku;
p. mengkoordinasikan instalasi/ unit terkait lainnya untuk
melaksanakan pelayanan medis sesuai dengan standar
pelayanan dan kode etik profesi serta kode etik Rumah
Sakit;
q. melaksanakan penyusunan prosedur pelayanan medik;
r. menilai prestasi kerja bawahan dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan;
s. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
t. melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan
maupun tertulis kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Mutu Pelayanan Medis sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja bawahan;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. mengkoordinasikan penyusunan Panduan Praktik Klinis
dan melakukan monitoring dan evaluasi Panduan Pratik
Klinis;
d. mengkoordinasi pelaksanaan audit medis;
e. mengkoordinasikan penyusunan Alur Klinis/ Clinical
Pathway dan melakukan monitoring dan evaluasi Alur
Klinis/ Clinical Pathway;
f. Melakukan pengukuran budaya keselamatan dan
melakukan evaluasi budaya keselamatan pasien;
g. Menyusun indikator mutu pelayanan medis;
h. Melakukan evaluasi pengukuran mutu pelayanan medis;
i. Melakukan evaluasi atas pelaporan insiden keselamatan
pasien.
j. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
k. menyusun dan menyiapkan standar prosedur operasional
(SPO) tentang standar tenaga, standar sarana prasarana
sebagai pedoman dan bimbingan pelaksnaan program;
l. melaksanakan koordinasi dalam penyusunan kebutuhan
sumber daya berupa sarana prasarana, tenaga, peralatan
medis, bahan dan kebutuhan lainnya sesuai dengan
strategi rumah sakit serta prosedur dan peraturan yang
berlaku;
m. mengkoordinasikan instalasi/ unit terkait lainnya untuk
melaksanakan mutu pelayanan medis sesuai dengan
standar pelayanan dan kode etik profesi serta kode etik
Rumah Sakit;
n. melaksanakan penyusunan prosedur mutu pelayanan
medik;
o. menilai prestasi kerja bawahan dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan;
p. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan
b. maupun tertulis kepada Kepala Bidang.

Pasal 18

(1) Kepala Bidang Keperawatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (3), mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja bidang;
b. mengkoordinasikan rencana dan program kerja bidang;
c. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta
pengawasan kepada bawahan;
d. mengkoordinasikan penyusunan Panduan Asuhan
Keperawatan dan melakukan monitoring dan evaluasi
Panduan Asuhan Keperawatan;
e. mengkoordinasi pelaksanaan audit keperawatan;
f. mengkoordinasikan penyusunan Alur Klinis/ Clinical
Pathway dan melakukan monitoring dan evaluasi Alur
Klinis/ Clinical Pathway;
g. Melakukan pengukuran budaya keselamatan dan
melakukan evaluasi budaya keselamatan pasien;
h. Menyusun indikator mutu keperawatan;
i. Melakukan evaluasi pengukuran mutu pelayanan
keperawatan;
j. Melakukan evaluasi atas pelaporan insiden keselamatan
pasien;
k. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
l. mengkoordinasikan pengaturan kegiatan pelayanan
perawatan di seluruh instalasi terkait;
m. mengkoordinasikan rencana pelaksanaan dan evaluasi
dan asuhan pelayanan keperawatan di instalasi rumah
sakit;
n. mengadakan pemantauan pengawasan evaluasi dan
mutu pelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar mutu yang telah ditetapkan;
o. menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa
sarana prasarana, tenaga, peralatan keperawatan dan
bahan kebutuhan lainnya;
i. menyiapkan, mengatur dan melakukan pengawasan
serta evaluasi kebutuhan peralatan/logistik pelayanan
dan asuhan keperawatan;
j. melaksanakan penerapan mekanisme pengaturan dan
pengelolaan kegiatan pelayanan keperawatan;
k. menyusun dan menerapkan pelaksanaan Nursing Staf
Bylaws, Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Ijin
Kerja Tenaga Perawat;
l. mengevaluasi kegiatan hasil kerja dan laporan untuk
bahan perencanaan berikutnya;
m. melaksanakan sistem pengendalian intern;
n. menilai prestasi kerja bawahan dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan;
o. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
p. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Wakil
Direktur.

(2) Kepala Seksi Asuhan Keperawatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja seksi;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. menyusun dan menyiapkan standar prosedur operasional
(SPO) tentang pelayanan keperawatan dan etika profesi
keperawatan;
d. mengkoordinasikan penyusunan Panduan Asuhan
Keperawatan dan melakukan monitoring dan evaluasi
Panduan Asuhan Keperawatan;
e. mengkoordinasi pelaksanaan audit keperawatan;
f. mengkoordinasikan penyusunan Alur Klinis/ Clinical
Pathway dan melakukan monitoring dan evaluasi Alur
Klinis/ Clinical Pathway;
g. Melakukan pengukuran budaya keselamatan dan
melakukan evaluasi budaya keselamatan pasien;
h. Menyusun indikator mutu keperawatan;
i. Melakukan evaluasi pengukuran mutu pelayanan
keperawatan;
j. Melakukan evaluasi atas pelaporan insiden keselamatan
pasien;
k. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
l. menyiapkan Pedoman Standar Asuhan Keperawatan di
seluruh instalasi/ unit;
m. melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian
kegiatan keperawatan;
n. melaksanakan penyusunan rencana kerja, bimbingan
pelayanan dan asuhan keperawatan;
o. menilai prestasi kerja bawahan dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan;
p. melaksanakan sistem pengendalian intern;
q. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
r. melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan
maupun tertulis kepala Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Mutu Keperawatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (3) huruf b, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja bawahan;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. mengkoordinasikan penyusunan Panduan Asuhan
Keperawatan dan melakukan monitoring dan evaluasi
Panduan Asuhan Keperawatan;
d. mengkoordinasi pelaksanaan audit keperawatan;
e. mengkoordinasikan penyusunan Alur Klinis/ Clinical
Pathway dan melakukan monitoring dan evaluasi Alur
Klinis/ Clinical Pathway;
f. Melakukan pengukuran budaya keselamatan dan
melakukan evaluasi budaya keselamatan pasien;
g. Menyusun indikator mutu keperawatan;
h. Melakukan evaluasi pengukuran mutu keperawatan;
i. Melakukan evaluasi atas pelaporan insiden keselamatan
pasien.
j. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
k. menyusun dan menyiapkan standar prosedur operasional
(SPO) tentang standar tenaga, standar sarana prasarana
sebagai pedoman dan bimbingan pelaksnaan program;
l. melaksanakan koordinasi dalam penyusunan kebutuhan
sumber daya berupa sarana prasarana, tenaga, peralatan
medis, bahan dan kebutuhan lainnya sesuai dengan
strategi rumah sakit serta prosedur dan peraturan yang
berlaku;
m. mengkoordinasikan instalasi/ unit terkait lainnya untuk
melaksanakan mutu keperawatan sesuai dengan standar
pelayanan dan kode etik profesi serta kode etik Rumah
Sakit;
n. melaksanakan penyusunan prosedur mutu keperawatan;
o. menilai prestasi kerja bawahan dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan;
p. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan
maupun tertulis kepada Kepala Bidang.

Pasal 19

(1) Kepala Bidang Penunjang sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 7 ayat (4) , mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja bidang;
b. mengkoordinasikan rencana dan program kerja bidang;
c. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
d. mengkoordinasikan para kepala seksi;
e. membimbing dan memberikan petunjuk kepada kepala
seksi dan bawahan;
f. mengkoordinasikan kegiatan dan pemeliharaan peralatan
kesehatan, diagnostik (Laboratorium Dan Radiologi),
Farmasi, Gizi, Dan Sterilisasi;
g. mengevaluasi kegiatan hasil kerja dan laporan untuk
bahan perencanaan berikutnya;
h. melaksanakan sistem pengendalian intern;
i. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan
maupun tertulis kepada wakil direktur.

(2) Kepala Seksi Penunjang Medis sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (4) huruf a, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja seksi;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. menyusun dan menyiapkan standar prosedur operasional
(SPO) tentang penunjang diagnostik (Laboratorium dan
Radiologi), Sterilisasi, Farmasi Dan Gizi;
d. menyusun program pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian kegiatan pengelolaan diagnostik, sterilisasi,
Instalasi Farmasi Dan Instalasi Gizi;
e. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
f. melaksanakan kegiatan pengelolaan diagnostik, sterilisasi,
Instalasi Farmasi Dan Instalasi Gizi;
g. melaksanakan sistem pengendalian intern;
h. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
j. melaporkan hasil pelaksanaan kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Penunjang Non Medis sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b, mempunyai tugas:
a. menyusun rencana dan program kerja seksi;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. menyusun dan menyiapkan standar prosedur operasional
(SPO) tentang Penunjang Non Medis (IKLRS dan IPSRS);
d. menyusun program pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian kegiatan Penunjang Non Medis (IKLRS dan
IPSRS);
e. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
f. melaksanakan kegiatan pengelolaan penunjang non Medis
(IKLRS dan IPSRS);
g. melaksanakan sistem pengendalian intern;
h. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bidang.

Bagian Keempat
Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian

Pasal 20

(1) Kepala Bagian Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


ayat (1) huruf a mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja;
b. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
c. membimbing dan memberikan petunjuk kepada
bawahan;
d. menyusun standar prosedur operasional (SPO) dan
rencana kebutuhan rumah tangga dan barang serta
peralatan non medis;
e. memelihara kenyamanan, keamanan, ketertiban,
kebersihan kantor, sanitasi rumah sakit serta laundry;
f. menyelenggarakan urusan tata usaha/surat menyurat,
kearsipan dan aset, rumah tangga dan perlengkapannya;
g. melaksanakan pengendalian naskah dinas yang masuk
dan keluar rumah sakit;
h. melakukan pengendalian dan pengawasan konsumsi;
i. mengkoordinasikan gudang logistik dan inventory
khususnya mengenai pengadaan , penyimpanan dan
pendistribusian alat/barang;
j. melaksanakan sistem pengendalian intern;
k. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
m. melaporkan hasil pelaksanaanm tugas kepala Kepala
Bagian.

(2) Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Rumah Tangga


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a,
mempunyai tugas :
a. menyusun standar prosedur operasional (SPO) tentang
administrasi kepegawaian dan rencana program kerja;
b. mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
c. membimbing dan memberikan petunjuk kepada
bawahan;
d. membuat buku penjagaan pegawai;
e. mengadakan koordinasi dengan unit terkait dalam
rangka perencanaan diklat pegawai;
f. mengkoordinasikan dengan instansi terkait untuk
menjamin legalitas pegawai seperti keabsahan ijazah,
surat tanda registrasi dan ijin-ijin yang dibutuhkan;
g. menyiapkan bahan usul kepangkatan, pembinaan,
pemberhentian, mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji
berkala, kartu pegawai, jaminan kesehatan, taspen;
h. membuat konsep usul pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian, mutasi, kenaikan pangkat termasuk
kenaikan pangkat melalui angka kredit jabatan
fungsional, gaji berkala, cuti, penghargaan dan usul
lainnya;
i. melakukan analisis jabatan pegawai;
j. membuat rekapitulasi absensi pegawai;
k. membuat, menghimpun dan memelihara daftar urut
kepangkatan (DUK);
l. menyiapkan blanko-blanko kepegawaian;
m. menyiapkan rekapitulasi prosedur kepegawaian secara
periodik;
n. menata dan menyimpan berkas kepegawaian;
o. menyelenggarakan kegiatan upacara bendera baik
kedinasan maupun kenegaraan atau nasional;
p. melaksanakan sistem pengendalian intern;
q. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung-
jawabkan hasil kerja bawahan;
r. menyusun standar prosedur operasional (SPO) dan
rencana kebutuhan rumah tangga dan barang serta
peralatan non medis;
s. memelihara kenyamanan, keamanan, ketertiban,
kebersihan kantor, sanitasi rumah sakit serta laundry;
t. menyelenggarakan urusan tata usaha/surat menyurat,
kearsipan dan aset, rumah tangga dan perlengkapannya;
u. melaksanakan pengendalian naskah dinas yang masuk
dan keluar rumah sakit;
v. melakukan pengendalian dan pengawasan konsumsi;
w. mengkoordinasikan gudang logistik dan inventory
khususnya mengenai pengadaan , penyimpanan dan
pendistribusian alat/barang;
x. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
y. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bagian.

(3) Kepala Sub Bagian Hukum, Informasi, dan Pemasaran


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b,
mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. melaksanakan perencanaan dan pengkajian produk
hukum dan kerjasama dengan pihak lain;
d. membuat dokumen terkait hukum, informasi dan
kerjasama;
e. menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan
SIMRS;
e. menyusun dan meneliti rancangan produk hukum BLUD;
f. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
g. melaksanakan kegiatan protokoler;
h. memberikan layanan informasi kepada masyarakat
menyangkut pelayanan rumah sakit;
i. melayani pengaduan-pengaduan yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit;
j. mengkoordinasikan kegiatan kepada semua unit dalam
rangka penyelenggaraan dan peningkatan pemasaran
rumah sakit;
k. melaksanakan pamasaran sosial terhadap pelayanan
rumah sakit melalui media cetak maupun elektronik;
l. mengadakan informasi dan koordinasi dengan rumah
sakit lain, instansi, perusahaan, penyelengara asuransi
kesehatan dan lembaga lainnya dan/atau perorangan
dalam rangka memajukan pelayanan rumah sakit;
m. melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat;
n. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
o. melaksanakan sistem pengendalian intern;
p. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bagian.

Pasal 23

(1) Kepala Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja;
b. mengkoordinasikan rencana dan program kerja;
c. mengkoordinasikan para Kepala Sub Bagian;
d. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub
Bagian dan bawahan;
e. menyusun rencana anggaran biaya langsung dan tak
langsung;
f. menyusun perencanaan pendapatan dan keuangan;
g. menyusun unit cost, tarif pelayanan, dan remunerasi/jasa
pelayanan;
h. menyelenggarakan tata usaha keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan pedoman yang telah ditetapkan;
i. mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas
kepada bawahan;
j. melaksanakan sistem pengendalian intern;
k. menilai prestasi kerja bawahan dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan;
l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan;
m. menyusun laporan keuangan dan laporan kinerja
keuangan BLUD; dan
n. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Wakil
Direktur.

(2) Kepala Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf a
mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja;
b. mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas
kepada bawahan;
c. membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan;
d. menyusun anggaran pendapatan rumah sakit dan
melakukan evaluasi perkembangan pendapatan rumah
sakit;
e. menerima dan membukukan pendapatan fungsional
rumah sakit dan melakukan penyetoran kepada bank,
serta menyimpan jika bank tutup;
f. memverifikasi setoran penerimaan dari kasir penerima
dengan rekening bank dan membuat buku kas
penerimaan;
g. menyusun tarif pelayanan dan remunerasi/jasa
pelayanan serta unit cost;
h. melaksanakan tugas penyusunan anggaran belanja
rumah sakit baik anggaran langsung maupun anggaran
tidak langsung;
i. mengeluarkan uang yang bersumber dari anggaran
langsung dan tidak langsung sesuai dengan anggaran,
otorisasi, verifikasi, pembukuan dan
pertanggungjawaban keuangan;
j. membayar tagihan-tagihan lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
k. membayar gaji dan insentif pegawai dilingkungan rumah
sakit;
l. melaksanakan sistim pengendalian intern dan membuat
laporan keuangan yang dibutuhkan pihak internal
maupun eksternal;
i. membantu pencatatan dan pelaporan keuangan serta
meverifikasi seluruh pengeluaran rumah sakit;
j. membuat jurnal umum, buku kas pengeluaran;
k. menyampaikan laporan pertanggungjawaban mengenai
seluruh pengeluaran keuangan Rumah Sakit yang
dituangkan dalam administrasi akuntansi;
l. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
m. melaksanakan sistem pengendalian intern;
n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang dituaskan
oleh atasan; dan
o. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bagian.

(3) Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf b, mempunyai tugas:
a. menyusun rencana dan program kerja;
b. melaksanakan tugas penyusunan anggaran belanja
rumah sakit baik anggaran langsung maupun anggaran
tidak langsung;
c. mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
d. membimbing dan memberikan petunjuk kepada
bawahan;
e. membuat laporan neraca, aktivitas R/K aliran kas dan
realisasi anggaran serta catatan atas laporan keuangan
dan Laporan Kinerja Keuangan BLUD;
f. melakukan verifikasi terhadap pengeluaran
cek/BG/transfer dari kasir pengeluaran dengan rekening
bank;
g. memverifikasi bukti pengeluaran berupa lembar order,
lembar pengeluaran kas, legality form dan nota/kwitansi;
h. melakukan pemeriksaan dan penelitian terhadap
anggaran langsung dan tak langsung;
i. mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa
data-data keuangan sehingga menjadi informasi yang
akurat;
j. menyampaikan laporan pertanggungjawaban mengenai
seluruh pengeluaran keuangan Rumah Sakit yang
dituangkan dalam administrasi akuntansi;
k. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
l. melaksanakan sistem pengendalian intern;
m. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang dituaskan
oleh atasan; dan
n. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bagian

Pasal 24

(1) Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c
mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja bagian;
b. mengkoordinasikan recana dan program kerja bagian;
c. mengkoordinasikan para Kepala Sub Bagian;
d. menyusun rencana strategis rumah sakit (RENSTRA),
menyusun rencana Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA)/Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA), rencana
program dan kegiatan;
e. menyusun rencana pengadaan peralatan dan fasilitas
pelayanan rumah sakit;
f. pengolahan data dan menyusun laporan tahunan, profil
rumah sakit serta pertanggungjawaban kinerja rumah
sakit/Laporan Kinerja Rumah Sakit (LAKIP) dan Laporan
Kinerja BLUD;
g. mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas
kepada bawahan;
h. melakukan koordinasi untuk pengembangan rumah sakit
antara lain, penelitian, BLUD dan jenis pelayanan rumah
sakit, SIM rumah sakit;
i. melakukan koordinasi untuk pengembangan mutu rumah
sakit antara lain, akreditasi, ISO, Citra Pelayanan Prima
dan yang lainnya;
j. melakukan promosi, pemasaran sosial pelayanan,
penanganan pengaduan/ komplain, publikasi rumah sakit
dan kegiatan kehumasan;
k. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub
Bagian dan bawahan;
l. mengevaluasi kegiatan hasil kerja dan laporan untuk
bahan perencanaan berikutnya;
m. melaksanakan sistem pengendalian intern;
n. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
o. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
p. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Wakil
Direktur.

(2) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) huruf a,
mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. menyusun dan menyiapkan standar prosedur
operasional (SPO) tentang perencanaan dan
pengembangan Rumah Sakit antara lain, penelitian dan
jenis pelayanan rumah sakit;
d. menyusun rencana program dan kegiatan, Rencana
Strategis dan RBA (Rencana Bisnis Anggaran) Rumah
Sakit;
e. menyusun penetapan kinerja rumah sakit;
f. menyusun rencana pengembangan fasilitas dan
pelayanan rumah sakit;
g. mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
h. mengatur pelaksanaan kegiatan perencanaan dan
pengembangan rumah sakit;
i. menyusun dan merencanakan pengembangan mutu
rumah sakit antara lain Akreditasi, ISO, IKM (Indek
Kepuasan Masyarakat), Citra Pelayanan Prima;
j. melaksanakan sistem pengendalian intern;
k. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bagian.

(3) Kepala Sub Bagian Diklat, Kerjasama, dan Pengembangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) huruf b,
mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja;
b. mengkoordinasikan rencana dan program kerja;
c. mengatur dan mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
d. membimbing dan memberi petunjuk kepada Staf Sub
Bagian;
e. melaksanaan pengelolaan urusan diklat, sertifikasi serta
penyelenggaraan pengembangan SDM;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundangan,
kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta
melaksanakan penyelenggaraan kerjasama dan MOU
dengan lembaga pendidikan, sertifikasi atau lembaga
lainnya;
g. melaksanakan workshop, seminar, pelatihan dan kursus
lainnya untuk peningkatan kompetensi pegawai;
h. mengkoordinasikan instalasi terkait lainnya untuk
pelaksanaan diklat, sertifikasi dan pengembangan SDM;
i. melaksanakan sistem pengendalian intern;
j. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja bawahan;
k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan
oleh atasan; dan
l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bagian.

Bagian Kelima
Dewan Pengawas

Pasal 25

(1) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


huruf g, bertugas:
a. menentukan arah kebijakan RSUD;
b. menyetujui dan mengawasi pelaksanaan rencana
strategis;
c. menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;
d. mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
e. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;
f. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit;
dan
g. mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit,
etika profesi, dan peraturan perundang- undangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas, Dewan Pengawas mempunyai


wewenang:
a. menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan
kinerja dan keuangan RSUD dari Direktur;
b. menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
Satuan Pemeriksa Internal Rumah Sakit dengan
sepengetahuan Direktur Rumah Sakit dan memantau
pelaksanaan rekomendasi tindak lanjut;
c. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat
manajemen lainnya mengenai penyelenggaraan pelayanan
di RSUD dengan sepengetahuan Direktur sesuai dengan
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) atau
Dokumen Pola Tata Kelola (Corporate Governance)
d. meminta penjelasan dari komite atau unit nonstruktural
di RSUD terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan
Pengawas sesuai dengan Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital Bylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola
(Corporate Governance)
e. berkoordinasi dengan Direktur dalam menyusun
Peraturan Internal RSUD(Hospital Bylaws) atau Dokumen
Pola Tata Kelola (Corporate Governance) untuk ditetapkan
oleh pemilik; dan
f. memberikan rekomendasi perbaikan terhadap pengelolaan
RSUD.

(3) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugas


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati paling
sedikit 1 (satu) kali dalam satu semester dan sewaktu-
sewaktu atas permintaan Bupati.

Pasal 26

(1) Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur: perangkat


daerah yang ditunjuk oleh Bupati, organisasi profesi,
asosiasi perumahsakitan, tokoh masyarakat yang ahli di
bidang perumahsakitan.

(2) Keanggotaan Dewan Pengawas berjumlah maksimal 5 (lima)


orang terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap anggota
dan 4 (empat) orang anggota;

(3) Ketua Dewan Pengawas dipilih oleh anggota Dewan


Pengawas melalui musyawarah;

(4) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi anggota Dewan


Pengawas, yaitu :
a. memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah
yang berkaitan dengan perumahsakitan, serta dapat
menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
c. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi
anggota direksi atau komisaris atau dewan pengawas yang
dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan
usaha pailit;
d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
e. tidak mempunyai benturan kepentingan dengan
penyelenggaraan Rumah Sakit; dan
f. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Bupati.
Bagian Keenam
Satuan Pemeriksaan Internal

Pasal 27

(1) Satuan Pemeriksaan Internal sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 huruf h, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur;

(2) Satuan Pemeriksaan Internal sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan
Direktur.

(3) Tugas dan tanggung jawab Satuan Pemeriksaan Internal


adalah:
a. melakukan kajian dan analisa terhadap rencana investasi
rumah sakit khususnya sejauh mana uraian pengkajian
dan pengelolaan resiko telah dilaksanakan oleh unit-unit
yang lain;
b. melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian,
pengelolaan, pemantauan, efektifitas dan efisiensi sistem
dan prosedur, dalam bidang keuangan, operasi dan
pelayanan, pemasaran, sumber daya manusia dan
pengembangan rumah sakit;
c. melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem
pengendalian informasi dan komunikasi yang meliputi :
1) informasi penting rumah sakit terjamin keamanannnya;
2) fungsi sekretariat rumah sakit dalam pengendalian
informasi dapat berjalan dengan efektif;
3) penyajian laporan-laporan rumah sakit memenuhi
peraturan dan perundang-undangan;
d. melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian
internal yang ditugaskan Direktur;

(4) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud


pada ayat (3), Satuan Pemeriksaan Internal mempunyai
fungsi sebagai unit monitoring untuk :
a. membantu Direktur agar dapat secara efektif
mengamankan investasi dan aset Rumah Sakit;
b. melakukan penilaian desain dan implementasi
pengendalian internal; dan
c. melakukan analisa dan evaluasi efektif proses sesuai dan
prosedur pada semua bagian dan unit kegiatan rumah
sakit;

(5) Satuan Pemeriksaan Internal dalam melaksanakan


fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
(6) Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4) disampaikan dalam bentuk
rekomendasi kepada Direktur.

Bagian Ketujuh
Komite-Komite

Pasal 28

(1) Komite-komite sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf


i, terdiri dari :
b. Komite Medis;
c. Komite Keperawatan; dan
d. Komite Non Medis dan Non Keperawatan.

(4) Komite Medis, Komite Keperawatan dan Komite Non Medis


dan Non Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan unsur organisasi yang mempunyai tanggung
jawab untuk menerapkan tata kelola klinis yang baik (good
clinical governance).

(5) Komite Medis, Komite Keperawatan dan Komite Non Medis


dan Non Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Direktur.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komite Medis, Komite


Keperawatan, dan Komite Non Medis dan Non Keperawatan
diatur dalam Keputusan Direktur.

Bagian Kedelapan
Kelompok Staf Medik

Pasal 29

(1) Pembentukan Kelompok Staf Medis sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 5 huruf j, sesuai dengan jenis dan jumlah
tenaga medis yang ada di RSUD dan ditetapkan dengan
Keputusan Direktur RSUD.

(2) Kepala Kelompok Staf Medis dipilih secara internal di setiap


Kelompok Staf Medis dan ditetapkan dengan Keputusan
Direktur RSUD.
Bagian Kesembilan
Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 30

(1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 huruf k, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai
bidang keahliannya.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(3) Kelompok jabatan fungsional bertugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(5) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari staf keperawatan,
staf tenaga kesehatan lainnya dan staf non medis.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai staf keperawatan, staf
tenaga kesehatan lainnya dan staf non medis ditetapkan
dalam Keputusan Direktur.

Bagian Kesepuluh
Instalasi-Instalasi

Pasal 31

(1) Instalasi-instalasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


huruf l, terdiri dari:
a. Instalasi Gawat Darurat;
b. Instalasi Bedah Sentral;
c. Instalasi Rawat Intensif;
d. MCU;
e. Instalasi Rehabilitasi Medik;
f. Instalasi Rawat Jalan;
g. Instalasi Rawat Inap;
h. Instalasi Farmasi;
i. Instalasi Radiologi;
j. IPSRS;
k. Instalasi Gizi;
l. Instalasi Sanitasi;
m. Instalasi Pelusaran Jenazah;
n. Instalasi Laundry;
o. Instalasi SIMRS;
p. Dan Instalasi lain yang ditetapkan oleh Direktur di
kemudian hari.

(2) Kepala Instalasi mempunyai tugas dan kewajiban


merencanakan, melaksanakan, memonitor dan
mengevaluasi, serta melaporkan kegiatan pelayanan di
instalasinya masing-masing kepada Wakil Direktur;
(3) Kepala Instalasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
berkewajiban untuk menyusun rencana aksi strategis
(Strategic Action Plan).
(4) Garis koordinasi Instalasi RSUD tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Bagian Kesebelas
Unit-Unit

Pasal 32

(1) Unit-Unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf m,


sesuai dengan jenis pelayanan khusus yang ada di RSUD
dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD.
(2) Unit-Unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
oleh Kepala Unit.
(3) Kepala Unit sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
memonitor dan mengevaluasi, serta melaporkan kegiatan
pelayanan di Unitnya masing-masing kepada Wakil Direktur
melalui Kepala Instalasi;
(4) Kepala Unit sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
berkewajiban untuk menyusun rencana teknis operasional
di masing-masing unit;
(5) Unit-unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf l,
terdiri dari:
1 Unit PKRS;
2 Unit Haemodialisa;
3 Unit Rekam Medis;
4 CSSD;
5 Unit Bimbingan Rohani;
6 Unit Pengamanan Internal Rumah Sakit;
7 Unit Gudang dan Perbekalan Rumah Sakit;
8 Unit Pelaporan dan Pengaduan;
9 Unit Pengklaiman dan Casemix;
10 Unit Pengadaan;
11 Unit Penapisan Teknologi;
12 Dan Unit lain yang ditetapkan oleh Direktur di
kemudian hari.
(6) Garis koordinasi Unit RSUD tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.

BAB V
TATA KERJA
Pasal 33

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Direktur,


Wakil Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Seksi,
Kepala Sub Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplikasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun
antar satuan organisasi di lingkungan RSUD, serta instansi lain
di luar RSUD sesuai dengan tugas pokok.

BAB VI
JABATAN PERANGKAT DAERAH

Pasal 34

(1) Direktur merupakan jabatan eselon II b atau jabatan


pimpinan tinggi pratama;
(2) Wakil Direktur merupakan jabatan eselon III a atau
Administrator;
(3) Kepala Bidang dan Kepala Bagian merupakan jabatan eselon
IIIb atau jabatan Administrator;
(4) Kepala Sub. Bidang dan Kepala Sub. Bagian merupakan
jabatan eselon IVa atau jabatan Pengawas.

BAB VII
PEMBIAYAAN

Pasal 35

Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok


dan fungsi Organisasi RSUD dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kutai Timur dan
sumber-sumber lain yang sah.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 36

Peraturan Bupati mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kutai Timur.

Ditetapkan di Sangatta,

Pada tanggal ………………….

Bupati Kutai Timur


Diundangkan di Sangatta
Pada tanggal …………………………..
Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Timur

…………………………………..

Berita Daerah Kabupaten Kutai Timur Ta


Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Kudungga
Lampiran 2. Garis Koordinasi Instalasi/ Unit RSUD Kudungga
Garis Koordinasi
Garis Koordinasi
Bertanggung Jawab Kepala Sub.
No Instalasi/ Unit Kepala Bidang/
Kepada Bidang/ Sub.
Bagian
Bagian
Instalasi Gawat
1 Wadir Pelayanan Pelayanan Medis Pelayanan Medis
Darurat
Instalasi Bedah
2 Wadir Pelayanan Pelayanan Medis Pelayanan Medis
Sentral
Instalasi Rawat
3 Wadir Pelayanan Pelayanan Medis Pelayanan Medis
Intensif

4 MCU Wadir Pelayanan Pelayanan Medis Pelayanan Medis

Instalasi
5 Wadir Pelayanan Pelayanan Medis Pelayanan Medis
Rehabilitasi Medik

6 Unit PKRS Wadir Pelayanan Pelayanan Medis Pelayanan Medis

7 Unit Haemodialisa Wadir Pelayanan Pelayanan Medis Pelayanan Medis

Instalasi Rawat Asuhan


8 Wadir Pelayanan Keperawatan
Jalan Keperawatan
Instalasi Rawat Asuhan
9 Wadir Pelayanan Keperawatan
Inap Keperawatan

10 Unit Rekam Medis Wadir Pelayanan Penunjang Penunjang Medik

11 Instalasi Farmasi Wadir Pelayanan Penunjang Penunjang Medik

12 Instalasi Radiologi Wadir Pelayanan Penunjang Penunjang Medik

13 CSSD Wadir Pelayanan Penunjang Penunjang Medik

Penunjang Non
14 IPSRS Wadir Pelayanan Penunjang
Medik
Penunjang Non
15 Instalasi Gizi Wadir Pelayanan Penunjang
Medik
Penunjang Non
16 Instalasi Sanitasi Wadir Pelayanan Penunjang
Medik
Instalasi
Penunjang Non
17 Pemulasaran Wadir Pelayanan Penunjang
Medik
Jenazah
Unit Bimbingan Penunjang Non
18 Wadir Pelayanan Penunjang
Rohani Medik
Penunjang Non
19 Instalasi Laundry Wadir Pelayanan Penunjang
Medik
Wadir Administrasi
Unit Pengamanan Kepegawaian dan
20 Umum dan Umum
Internal RS Rumah Tangga
Keuangan
Wadir Administrasi
Unit Gudang dan Kepegawaian dan
21 Umum dan Umum
Perbekalan RS Rumah Tangga
Keuangan
Wadir Administrasi Hukum, Humas,
Unit Pelaporan dan
22 Umum dan Umum Indormasi dan
Pengaduan
Keuangan Pemasaran
Wadir Administrasi Hukum, Humas,
23 Instalasi SIM RS Umum dan Umum Indormasi dan
Keuangan Pemasaran
24 Unit Pengklaiman Wadir Administrasi Keuangan Perbendaharaan
Umum dan dan Mobilisasi
dan Case Mix
Keuangan Dana
Wadir Administrasi Perencanaan,
Perencanaan dan
25 Unit Pengadaan Umum dan Evaluasi dan
Pengembangan
Keuangan Pelaporan
Wadir Administrasi Perencanaan,
Unit Penapisan Perencanaan dan
26 Umum dan Evaluasi dan
Teknologi Pengembangan
Keuangan Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai