Anda di halaman 1dari 3

KEKERASAN TAJAM/VULNUS

No. Dokumen :  440/227/V/SOP.UKP/


UPK-PM/2018
SOP No. Revisi :  00
Tgl Mulai Berlaku :  28/5/2018
  Halaman :  1/3  
UPK PUSKESMAS Ade M. Cahyadi S., M.P.H.
PARIT MAYOR   NIP 19800808 200003 1 002

1. Pengertian Penatalaksanaan kekerasan tajam adalah tindakan untuk menangani kondisi akibat
kekerasan tajam
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan penatalaksanaan kekerasan tajam
3. Kebijakan Surat Keputusan kepala UPK Puskesmas Parit Mayor
Nomor: 440/227/V/SK.UKP/UPK-PM/2018
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPK Puskesmas Parit Mayor
4. Referensi Permenkes RI No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur Hasil Anamnesis(Subjective)
Terjadi trauma, ada jejas, nyeri, rasa panas di daerah trauma, luka (baik luka tusuk,
luka sayat, luka tembak, luka gigitan, luka tembus, ataupun luka terpotong), dan
biasanya disertai perdarahan (bleeding).

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Look (inspeksi): adanya kerusakan jaringan di daerah trauma, perdarahan, edema di
sekitar area trauma, kulit kemerahan, adakah benda asing yang masuk ke dalam luka
Feel (palpasi): nyeri tekan
Move (gerak): gerakan terbatas karena nyeri, pasien diminta menggerakkan distal
anggota gerak untuk melihat keterlibatan tendon

Penegakan Diagnostik(Assessment)
No. ICD X:T14.1Open wound of unspecified body region
1. Gejala lokal
Nyeri dapat terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf sensoris. Intensitas atau
derajat nyeri berbeda-beda tergantung pada berat/luas kerusakan ujung-ujung saraf,
etiologi, dan lokasi luka. Hebatnya perdarahan tergantung pada lokasi luka, dan jenis
pembuluh darah yang rusak. Diastese atau luka menganga (tepinya saling melebar)
dapat terjadi. Dan gangguan fungsi anggota badan karena rasa nyeri atau kerusakan
tendon
2. Gejala umum
Dapat terjadi akibat penyulit/komplikasi yang terjadi seperti syok akibat nyeri dan
atau perdarahan yang hebat.
Diagnosis Klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang bila diperlukan.Diagnosis pertama dilakukan secara teliti untuk
memastikan apakah ada perdarahan yang harus dihentikan, kemudian menentukan
jenis trauma (dan penyebab), banyaknya kematian jaringan, besarnya kontaminasi,
dan berat luka jaringan.

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan:
1. Pertama dilakukan anestesi setempat atau umum (tergantung berat dan letak
luka, serta keadaan penderita), kemudian luka dan sekitarnya dibersihkan
dengan antiseptik, dapat berupa larutan yodium povidon, klorheksidin, atau
alkohol.
2. Kemudian daerah sekitar area kerja ditutup dengan kain steril, dan secara steril
dilakukan kembali pembersihan luka dari kontaminasi secara mekanis,
misalnya pembuangan jaringan mati dengan gunting atau pisau dan
dibersihkan dengan bilasan atau guyuran NaCl.
3. Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan, dan luka ditutup dengan
bahan yang dapat mencegah lengketnya kasa, misalnya kasa yang
mengandung vaselin ditambah dengan kasa penterap dan dibalut dengan
pembalut elastis.
4. Pasien dibekali obat antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi dan
analgetik untuk mengurangi nyeri
Komplikasi luka
a. Penyulit dini: hematom, seroma, infeksi
b. Penyulit lanjut: keloid dan parut hipertrofik, kontraktur
Konseling & Edukasi:
Pasien diminta menjaga area luka dari kotoran dan basah untuk sementara. Pasien
kemudian diminta kontrol untuk melihat perkembangan penyembuhan luka, dan
untuk kemudian dilepas jahitan lukanya (bila dilakukan penjahitan).

SaranaPrasarana
Alat bedah minor: gunting jaringan, pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting benang,
needle holder, klem arteri, scalpel blade & handler.

Prognosis
Tergantung dari luas, kedalaman, dan penyebab dari trauma
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait -
8. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis
9. Rekaman historis perubahan

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai