Anda di halaman 1dari 13

Laporan Presentasi ilmu tauhid

Kelompok 2
Moderator : Muhamad Wisnu Burhanudin (1207020091)
Notulen : Syafira Maulida Moris (1207020078)
Pemateri : - Nur Lelita (1207020048)
- Putri Nurfadilah (1207020054)
- Risqi Amalia (1207020061)
- Santika Hermawati (1207020068)
- Opi Khoirunnisa (1207020090)
- Yulianti (1207020086)

Pertanyaan dan jawaban :


1. Nama : Sa'adati putri
Nim : 1207020064
Ijin bertanya. Sebagaimana yang kita tau bahwa terdapat tiga
kitab sebelum al-qur'an turun, seperti yang telag dipaparkan.
Lalu, bagaimana cara kita mengimani tiga kitab sebelumnya?
Apakah kita harus mempelajarinya juga? Bagaimana
menyikapinya? .
Lalu di bagian iman kepada nabi dan rasul.. kan nabi itu ada
banyak ya sebenarnya?lebih dari 25 .. kenapa yang wajib
diketahui hanya 25? . Sekian, terimakasih sebelumnya
Dijawab oleh :
1. Nama : putri Nurfadilah
Nim : 1207020054
Izin menjawab,sebenarnya setiap kitab itu ada massa dan Rasul
pada zamannya,kita selaku umatnya Nabi Muhammad harus
mengimani dengan percaya adanya kitab yang 3 itu namun tidak
diwajibkan untuk mempelajari ataupun dijafikannya sebagai
pedoman hidup.Kenapa?karena kita umatnya Nabi Muhammad
sehingga kita hanya berpedoman pada Al-quran,walaupun pada
dasarnya semua kitab itu memberikan tujuan umum yang sama
yaitu untuk bertauhid kepada Alloh.Cara menyikapinya cukup
dengan yakin dan percaya.Karena keterbatasan akal manusia
yang mungkin tidak semua bisa menghapal jumlah rosul
semuanya,jadi Alloh hanya mewajibkan kita untuk mengetahui
yang 25 saja,itupun tertera pada kitab jauhar
tauhid.Terimakasih.Maaf bila ada kekeliruan
2. Nama:Siti Sania
Nim : 1207020074
Assalamualaikum,
Bagaimana dengan orang yang berpura pura menjadi rasul?
Terimakasih wassalamu'alaikum
Dijawab oleh :
1. Nama : Risqi Amalia
Nim : 1207020061
Waalaikumsalam,saya Risqi Amalia (1207020061) akan
mencoba menjawab pertanyaan dari Sania,berarti keimanan
orang tersebut kepada Rasul dan nabi Allah perlu
dipertanyakan,dan seseorang yg disekitarnya tidak perlu
percaya,karena sudah jelas bahwa nabi terakhir adalah nabi
dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Apabila ada
kekurangan saya mohon maaf
2. Nama : Susi Nurul Fadillah
Nim : 1207020077
Assalamualaikum, saya Susi Nurul Fadillah
Mencoba menjawab pertanyaan Sania
Mengenai Rasul palsu memang sudah ada sejak zaman
Rasulullah sendiri, yaitu ketika Rasulullah sedang melakukan
dakwah di jazirah arab, bahkan hingga saat ini pun masih
kerap kali terdengar berita tentanh Nabi palsu tersebut
seperti Lia Aminuddin alias Lia Eden, Ahmad Musadeq, Dedi
Mulyana alias Eyang Ended, Ahmad Mukti, Sutarmin, dan Sri
Hartati.
Sedangkan Allah telah menjelaskan dalam surat al-Ahzab ayat
40 berfirman,
'' Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-
laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
para nabi.” Rasulullah pun bersabda, ''Aku adalah penutup
para nabi, tidak ada nabi sesudahku.”

Dalam riwayat lain Ibnu Abbas lalu berkata, Sesungguhnya


wahyu itu ada dua macam; wahyu dari Allah dan wahyu dari
setan. Wahyu Allah diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad
SAW. Sedangkan wahyu setan diturunkan kepada kawan-
kawannya.” Lalu, Ibnu Abbas pun membaca ayat,
“Sesungguhnya setan itu memberikan wahyu kepada kawan-
kawannya untuk membantah kalian.” (QS. Al-An’am: 121).

Jadi sudah jelas bahwa Rasulullah Muhammad SAW


merupakan nabi dan Rasul terakhir, dan tidak akan ada lagi
nabi dan rosul yang Allah utus seletahnya. Dan selebihnya
tidak merupakan ujian keimanan untuk diri kita sendiri, dan
mereka yang mengaku sebagai nabi merupakan bala tentara
setan sekaligus temannya nanti di akhirat.

Sekian mungkin, mohon maaf bila ada kesalahan bisa


dikoreksi oleh yang lainnya
3. Nama : Sofia Afridiani
NIM : 1207020075
Izin bertanya, apakah kita sebagai umat muslim wajib
mempelajari kitab-kitab Allah SWT selain kitab suci Al-Quran?
lalu apa alasan Allah SWT menciptakan kitab-kitab lainnya selain
Al-Quran?
Dijawab oleh :
1. Nama : Pasya Anten Widuri
Nim : 1207020052
Bismillah izin menjawab pertanyaan sofia bahwa Allah mengutus
seorang Nabi (yang diturunkan setiap kurun), yang membawa
berita wahyu dari Tuhannya berupa syariat agama yaitu kitab
suci, misalnya Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa untuk
kaum Yahudi ( Israel), Injil kepada Nabi Isa As, Zabur kepada
Nabi Dawud dan Alqur'an kepada Nabi Muhammad SAW. Dan
apabila mereka menjalankan syariat itu (menurut kitab yang
diturunkan saat itu) dengan benar maka mereka akan
mendapatkan pahala dan ketenangan sehingga tidak merasakan
kekhawatiran dan bersedih hati.Syariat agama-agama terdahulu
merupakan bukti adanya kebenaran, dan itu digambarkan oleh
Al-Qur'an ..bahwa Al-Qur'an merupakan kitab pembenaran
agama-agama sebelumnya dan meluruskan prinsip-prinsip yang
telah diselewengkan oleh para pendeta atau rahib sesudahnya

Allah berfirman : "Dia menurunkan Al kitab (Alqur'an)


kepadamu dengan sebenarnya, membenarkan kitab yang telah
diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil "( QS.
Ali Imran:3 ). Mohon maaf bila masi ada kekeliruan,mungkin
teman2 yg lain bisa bantu untuk mengkoreksi dan
menambahkan.
2. Nama : Opi Khoirunnisa
Nim : 1207020090
Izin menjawab, sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk
mengimanai seluruh kitab Allah termasuk kitab Injil, Taurat,
dan Zabur. Kalau untuk mempelajari kitab lain juga
diperbolehkan hanya saja alangkah baiknya kita mempelajari
Al-Quran terlebih dahulu. Ibatatnya yah kitab Al-Quran aja
kita blom tentu paham semua, masa mau langsung
mempelajari kitab yang lain? Dan Allah menciptakan kitab lain
itu sebagai petunjuk pada masanya. Mohon maaf bila ada
kesalahan bisa dikoreksi
4. Nama : Salsa Bila Oktavianti
Nim : 1207020067
Assalamualaikum izin bertanya,kenapa Allah SWT menciptakan
kitab yang berbeda-beda,apakah ditujukan untuk agama yang
berbeda-beda, sedangkan agama yang di ridhoi Allah adalah
agama islam?
Dijawab oleh :
1. Nama : Santika Hermawati
Nim : 1207020068
Santika izin menjawab ya mohon maaf bila ada kekeliruan
berdasarkan Santika yang baca Ada analogi yang menarik,
andai kata kita sebagai seorang ayah ingin memiliki seorang
anak yang bekerja di bidang kedokteran, tentu tidak akan anak
kita langsung kita masukan ke dalam jenjang Perkuliahan
Kedokteran, karena seorang anak kecil tidak akan mampu
memahami dan menguasainya. Hal terbaik yang seharusnya
kita lakukan adalah memasukannya kedalam SD, lalu ke SMP,
SMA terbaik, kemudian baru kita masukan ke dalam Kuliah
Kedokteran terbaik guna menunjang tujuan kita.

Begitu juga alasan mengapa Allah SWT sang Maha Mengetahui


menurunkan kitab suci yang berbeda-beda, Taurat diturunkan
sebagai pondasi dasar ketauhidan, Zabur diturunkan untuk
menyiapkan umat ke jenjang berikutnya, lalu injil, dan
terakhir Al-Quran sebagai kitab penyempurna. Setiap masa
memiliki problem dan kualitas kehidupan yang berbeda-beda,
maka setiap masa itulah terdapat kitab suci tertentu sesuai
dengan masa-masanya guna menyelamatkan umat pada
zamannya.

5. Nama : Tia Mutiara


Nim : 1207020079
Izin bertanya, Jika ada seorang muslim yang memiliki kitab selain
Al Quran, contohnya kitab Taurat yang tujuannya hanya untuk
mengetahui firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Musa,
apakah boleh ?
Dijawab oleh:
1. Nama : Sofia Afridiani
NIM : 1207020075
Izin menjawab pertanyaan dari Tia, menurut beberapa
sumber yang saya baca banyak diantaranya ulama
mengatakan bahwa ada baiknya untuk dia mempelajari Al-
Qur'an atau kitabnya agamanya sendiri sebelum mempelajari
kitab lain. Karena dulu, ketika Rasulullah saw. melihat ada
lembaran Taurat (kitab suci yang diturunkan kepada Nabi
Musa as., yakni kitab suci agama Yahudi) di tangan Umar bin
Khaththab ra., beliau marah dan berkata, “Apakah engkau
dalam keraguan, wahai Umar?” Dalam riwayat lain Rasulullah
saw. berkata kepada Umar ra., “Seandainya Nabi Musa berada
di tengah-tengah kalian, dan kalian mengikutinya dan
meninggalkanku, kalian pasti akan sesat.”

Rasulullah saw. menegur Umar bin Khaththab ra. yang seolah-


olah bersikap ragu terhadap al-Qur’an sehingga masih merasa
perlu membaca Taurat. Kemarahan beliau kepada Umar ra.
dapat kita pahami bahwa kalau sudah menyatakan diri
percaya kepada Rasulullah sebagai utusan Allah yang
membawa ajaran al-Qur’an yang benar-benar datang dari
Allah, kita harus bersikap total. Jangan setengah-setengah.
Apalagi di dalam hadis lain beliau mengungkapkan,
“Seandainya Musa dibangkitkan kembali, tidak ada pilihan lain
baginya kecuali mengikuti ajaranku.”
2. Nama : Risty Nuryanti
Nim : 1207020062
Izin menambahkan,
Hukum Membaca Kitab-kitab Sebelum Al-Quran, Seperti
Taurat dan Injil Yang Telah Diubah seperti yg ada saat ini
Para ulama menjelaskan bahwa hukum membacanya ada 2:
• Haram
Apabila maksudnya adalah mencari petunjuk di dalam
kitab-kitab tersebut seakan-akan tidak mencukupkan
dirinya dengan Al-Quran. Karena Allah telah mengabarkan
bahwa kitab-kitab tersebut sudah diubah, sudah tercampur
antara yang haq dan yang bathil. Yang bathil jelas kita
tinggalkan. Adapun yang haq, yang selamat dan tidak
diubah maka Al-Quran yang dijaga oleh Allah dari
perubahan telah mencukupi kita. Tidak ada kebaikan yang
kita butuhkan di dalam agama kita kecuali sudah
diterangkan di dalam Al-Quran.
• Boleh
Boleh hukumnya apabila dia termasuk penuntut ilmu atau
orang yang berilmu dengan Al-Quran dan Hadits. Kuat
keimanannya dalam ilmu agamanya khususnya tentang
masalah ‘aqidah, tauhid dan lain-lain. Dan tujuannya adalah
ingin membantah ahlul kitab, menerangkan
penyimpangannya, menjelaskan pertentangan yang ada di
dalam kitab tersebut, menunjukkan keistimewaan Al-
Quran, menyingkap syubhat mereka, dan juga menegakkan
hujjah atas mereka.
Jadi karena kita sebelumnya yg ada pada saat ini mengalami
perubahan sehingga tercampur isi kitabnya.
6. Nama : Susi Nurul Fadillah
Nim : 1207020077
Assalamualaikum, izin bertanya..
Mengenai para Hafidz Hafidzoh penghafal Al Quran, bagaimana
memunculkan hidayah atau kekuatan hati untuk menghafal Al
Quran, sementara pada literasi yang pernah saya baca bahwa
menghafal Al Quran itu sendiri tidak cukup hanya dengan
kemauan dan ambisi diri semata, tetapi harus dengan hati yang
ikhlas dan diniatkan karena Allah, juga dengan Talaqqi kepada
guru.
Dijawab oleh :
1. Nama : Nisa Nurmillah
Nim : 1207020046
Ijin mencoba menjawab pertanyaan susi, mohon maaf
sebelumnya jika jawabannya kurang memuaskan, kalo
menurut saya untuk memunculkan hidayah atau kekuatan hati
untuk menghafal Al-Quran satu satunya cara adalah meminta
dan mwmohon kepada Allah, dan tentunya dengan usahanya
juga, misalkan meluangkan beberapa menit waktu untuk
sekedar mendengarkan ceramah ceramah dari ustadz pavorit
kita baik di yt atau di mana pun itu mengenai hal hal yang
memang akan memotivasi kita untuk teguh dan kuat dalam
menghafal Al-Quran, lalu bergaul dengan orang orang yang
memang mempunyai tunuan tang sama dengan kita, yang
mana nantinya kita akan saling mengingatkan untuk terus
semangat dalam menghafal, dan meiminta bantuan guru kita
untuk terus muraja'ah hapalan kita dengan benar, gitu, mohon
maaf jika jawabnmya kurang memuaskan
7. Nama: Nisa Nurmillah
NIM :1207020046
Assalamualaikum ijin bertanya Bagaimana pendapat kalian
sebagai mahasiswa mengenai anggapan bahwa Al-Quran yang
kita pegang ini mengalami penambahan dan pengurangan ? Juga
mengenai anggapan bahwa Surat Yusuf bukan termasuk Al-
Quran karena mengandung cerita cinta ( Al-'Ajaridah).?
Dijawab oleh :
1. Nama : Santika Hermawati
Nim : 1207020068
Santika coba jawab ya menurut santika kan ada dalam
Alquran surah Alhijr ayat 9, Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan
Kami pula yang akan menjaganya.” Penegasan ini
menunjukkan bahwa Alquran senantiasa terjaga dari
pemalsuan hingga akhir zaman. Alquran merupakan
kalamullah sehingga tidak mungkin akan dipalsukan oleh
makhluknya.
2. Nama : Shakira NQS
Nim : 1207020072
Bagaimana cara kita mengimani kitab sebelum Al-Qur'an?
Dijawab oleh :
1. Nama : Santika Hermawati
Nim : 1207020068
Cara beriman kepada kitab-kitab Allah sebelum Allah
turunkan Al qur'an itu
• Menyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab sebelum Al
qur'an
• Menyakini bahwa isi kandungan kitab Zabur adalah firman
dari Allah
• Menyakini bahwa isi kandungan kitab Taurat adalah firman
dari Allah
• Menyakini bahwa isi kandungan kitab Injil adalah firman
dari Allah
2. Nama:Nurlelita
NIM:(1207020048)
ijin menjawab pertanyaan dari syakira
caranya yaitu yang pertama menyakini bahwa allah telah
menurunkan kita sebelum al-quran yang kedua meyakini
bahwa isi kandungan kitab zabur adalah firman dari allah,
yang ketiga meyakini bahwa isi kandungan kitab taurat adalah
firman dari allah,yang terakhir yaitu mayakini bahwa isi
kandungan kitab injil adalh firman dari allah.
Terimakasih maaf bila ada kekeliruan
3. Nama : Septiara Putri
Nim : 1207020071
Izin menjawab, Cara kita beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT selain Al-Quran adalah dengan meyakini kitab-kitab
tersebut berisi kalam ilahi dari Allah SWT yang diturunkan
sebagai petunjuk hidup bagi umat terdahulu dan dalam hal ini
tidak lagi berfungsi sebagai petunjuk hidup umat sekarang
sebab sudah digantikan oleh Al-Quran. Dengan hadirnya Al-
Quran dan kesempurnaannya maka Zabur, Taurat dan Injil
tidak lagi menjadi pedoman dan petunjuk hidup bagi umat
manusia melainkan fungsi tersebut sepenuhnya telah beralih
kepada Al-Quran yang pada hakekatnya merangkum dan
melengkapi semua isi kitab-kitab Allah sebelumnya.
4. Nama : Yayah Rahmawati
Nim : 1207020085
Assalamualaikum mohon maaf izin bertanya mengenai iman
kepada kitab-kitab Allah, mengapa suhuf tidak dibukukan?
Tentunya hal ini ada latar belakangnya tersendiri bukan? Nah
apakah latar belakangnya itu? Terima kasih
Dijawab oleh :
1. Nama : Sekar Rahma Aulia
Nim : 1207020070
Izin menjawab pertanyaan Yayah Rahmawati.
Pada masa diturunkannya suhuf terbilang belum modern,
maka para Nabi dan Rasul menuliskan suhuf tersebut ke
dalam media yang tersedia yang mungkin bisa digunakan
untuk menulis, seperti pada lembaran kertas atau lembaran
media tulis lainnya (pelepah dan batu). Semua wahyu Allah
SWT yang terdapat pada suhuf tidak wajib disampaikan
kepada umat Nabi/ Rosul penerima suhuf. Selain itu, Suhuf
berlaku untuk kurun waktu yang pendek alias menyesuaikan
kondisi zaman dan waktu.
Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kekeliruan
2. Nama : Muhammad Wisnu Burhanudin
Nim : 1207020091
izin menjawab pertanyaan dari saudari Yayah
alasan alasan suhuf tidak di bukukan adalah
karena.
1.Suhuf adalah wahyu Allah yang diberikan kepada para
Rasul-Nya yang berisikan pujian-pujian, zikir, nasehat-nasehat
dan tidak wajib diajarkan kepada manusia.
2.wujud/media suhuf yaitu berbentuk lembaran kertas atau
lembaran media tulis lainnya (seperti pelepah dan batu).
Karena pada masa diturunkannya suhuf tersebut terbilang
belum modern, maka para nabi dan rosul menuliskan suhuf
tersebut ke dalam media yang tersedia yang mungkin bisa
digunakan untuk menulis.
3.Kumpulan wahyu Allah SWT yang terdapat pada Suhuf
hanya dijelaskan secara umum saja. Berbeda dengan kitab
yang didalamnya terkandung berbagai ajaran dan hukum yang
dijelaskan secara rinci dan mendetail, suhuf hanya
menjelaskan hal-hal secara global saja.
4. Suhuf kurang lengkap. Karena hanya terdapat beberapa
lembaran dan didalamnya hanya terdapat penjelasan secara
umum maka suhuf dirasa kurang lengkap dibandingkan
dengan kitab-kitab Allah yang 4 itu.
5.Suhuf berlaku untuk kurun waktu yang pendek alias
menyesuaikan kondisi zaman dan waktu. Shuhuf juga
diturunkan dari waktu ke waktu.

maaf bila ada kesalahan,mohon koreksinya


5. Nama: Siti Mariam
NIM: 1207020073
Izin bertanya, bagaimana jika seseorang sudah hafal 1 juz Al-
Qur'an (contohnya juz 30 saja) kemudian ia juga memahami
makna yang terkandung dalam beberapa surah namun ia sangat
jarang mengamalkannya. Bahkan ia juga hampir tidak pernah
muroja'ah. Apakah orang tersebut bisa di katakan seorang hafidz
atau Hafidzah?
Terimakasih
Dijawab oleh :
1. Nama : putri Nurfadilah
Nim : 1207020054
Izin menjawab,bisa selama ia masih hafal ayat quran
tersebut,karena pada dasarnya pengertian hafidz/hafidzoh itu
"orang yang dapat menghafal/mempunyai hafalan Al-
qur'an".Nah mungkin jika ia tidak mengamalkannya dan tidak
pernah muroja'ahnya itu akan hilangnya keberkahan dari Al-
quran yang telah dihafalnya.Dan mungkin itu tidak menjadi
ilmu karena tidak diamalkannya

2. Nama : Neli Nursyamsiah


Nim : 1207020044
Izin menambahkan,
Seorg hafidz /Hafidzah seharusnya sudah yakin dan dapat
menjaga hafalannya, knpa tidak mengamalkan atau muroja'ah
hingga lupa terhadap hafalannya karena hafidz/Hafidzah
tersebut belum memiliki ke Istiqomahan terhadap hafalannya,
dan tidak disiplin waktu atau pola muroja'ah yg teratur.
Jika sudah mengambil keputusan maka harus bisa
mempertanggung jawabkan, adapun Nabi memberi
peringatan kepada seorang yang melupakan hafalan yang
dianugerahkan kepadanya dengan hukuman yang sangat
berat. Nabi bersabda: “Ditunjukkan kepada saya seluruh
pahala umatku bahkan sampai sekecil kotoran (debu) yang
dikeluarkan oleh seseorang dari masjid, dan ditunjukkan
kepada saya dosa-dosa umatku, saya tidak melihat sebuah
dosa yang lebih besar dibandingkan surat atau ayat yang
diberikan kepada seseorang kemudian ia melupakannya”
(Imam Turmudzi,)

3. Nama : Wahdan Al-Haq Fauzi Malik


Nim : 1207020083
Izin menjawab pertanyaan saudari Sima,
umat muslim menggunakan kata hafidz Quran guna merujuk
mereka yang bisa menghafal Al-Quran lengkap. Sedangkan
istilah hafidza merujuk pada perempuan penghafal Quran.
Meski kurang tepat, nyatanya pemakaian sebutan hafidz lebih
populer di kalangan masyarakat luas, apabila seseorang
menghafal atau mendalami makna pada setiap surah dalam al
qur'an tentunya al qur'an sudah hadir dalam jiwanya, apabila
orang tersebut tidak mengamalkan apa yang tertera dalam Al
quran itu semua berbalik kepada kepribadiannya, seseorang
bisa saja hafal terhadap isi dan kandungan ayat suci Al-qur'an
dan bisa dikatakan seorang hafiz karena pada kenyataanya
orang tersebut mampu akan hal tersebut, tetapi dalam
mengamalkan isi dari ayat ayat al qur'an itu bergantung
terhadap karakter orang tersebut. Terima kasih mohon maaf
apabila ada kesalahan dari saya mohon diluruskan

Anda mungkin juga menyukai