PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT. Berkat Limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya Penulis
mampu menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul “Formulasi Masker Dari Putih Telur
Dengan Madu dan Air Lemon Untuk Mengatasi Masalah Pori Pada Kulit“.
Penulisan penelitian ini disusun berdasarkan hasil observasi data–data literatur yang
didapatkan oleh penulis serta bantuan orang–orang terkait yang membantu penulis. Dengan
selesainya proposal ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak–pihak yang
telah membantu proses penyusunan penulisan proposal ini, antara lain :
1. Dra. Hj. Suhartiningsih, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.
2. Dra. Dewi Lutfiati, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.
3. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa serta dukungan berupa moril
maupun materi.
4. Teman-teman semua atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi penulis.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Proposal Skripsi ini masih ada kekurangan,
baik dari materi dan teknik penyajiannya karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan untuk dapat memperbaiki penulisan
ini. Kiranya penulisan Proposal Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Semoga
penulisan Proposal Skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
3.1.1 Jenis Penelitian……………………………………………………. 17
3. 2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 17
3.2.1 Waktu Penelitian…………………………………………………... 17
3.2.2 Tempat Penelitian…………………………………………………. 18
3. 3 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 18
3. 4 Populasi, Sampel dan Sampling .................................................................... 19
3.4.1 Populasi……………………………………………………………. 19
3.4.2 Sampel……………………………………………………………... 19
3.4.3 Sampling…………………………………………………………… 20
3. 5 Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................... 20
3.5.1 Subjek Penelitian…………………………………………………... 20
3.5.2 Objek Penelitian…………………………………………………… 20
3. 6 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ................................................. 20
3.6.1 Variabel Bebas…………………………………………………….. 20
3.6.2 Variabel Terikat…………………………………………………… 20
3.6.3 Variabel Kontrol…………………………………………………... 20
3.6.4 Definisi Operasional Variabel……………………………………... 21
3. 7 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................................... 23
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 23
3.7.2 Instrumen Penelitian………………………………………………. 24
3.7.3 Uji Instrumen……………………………………………………… 26
3. 8 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 27
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Masalah pori pada kulit yang sering diresahkan adalah masalah pori yang
membesar. Hal ini dikarenakan kulit akan lebih cepat tampak kusam, mudah berjerawat,
mudah berkomedo dan juga kulit akan tampak lebih banyak ditumbuhi oleh rambut
halus. Beberapa hal tersebut, tentunya membuat penampilan seseorang menjadi tidak
menarik. Namun pada dasarnya, pori-pori yang membesar itu disebabkan oleh produksi
sebum yang berlebih pada kulit. Oleh karena itu, pori-pori wajah otomatis akan
membesar untuk mengeluarkan kelebihan sebum tersebut. (Syarief Hidayat, 2017)
berpendapat bahwa ukuran besar dan kecil pori-pori setiap orang berbeda, tergantung
pada jenis kulit individu. Orang yang memiliki kulit berminyak, akan cenderung
memiliki pori-pori wajah yang besar. Namun tidak berarti mereka yang mempunyai
jenis kulit lain akan terbebas dari masalah pori ini.
Kosmetik merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam usaha untuk
mempercantik diri (Wasitaatmaja, 1997). Bahan atau campuran bahan yang digunakan
akan diaplikasikan pada permukaan kulit dengan maksud untuk membersihkan,
memelihara, menambah daya tarik dan mengubah rupa. Selain itu, kosmetik tidak
termasuk dalam golongan obat-obatan. Salah satu contoh dari kosmetik adalah masker
wajah. Pemakaian masker wajah bermanfaat untuk melembutkan kulit, membuka pori-
pori yang tersumbat, dan membersihkan sisa kosmetik yang tidak bisa dihilangkan
menggunakan pembersih biasa (Dechacare, 2011). Selain itu, pemakaian masker wajah
yang teratur juga dapat membantu mencegah penuaan dini dan mengurangi munculnya
keriput dan garis-garis halus (Aloette, 2011).
Perkembangan kosmetik di dunia industri yang terus meningkat sekarang ini,
menyebabkan munculnya berbagai produk masker di pasaran, baik dari segi merk,
fasilitas, jenis, harga, maupun variasi kandungan dalam produk. Kemajuan teknologi
yang semakin pesat juga memacu perusahaan-perusahaan industri kosmetik berlomba-
lomba untuk menciptakan formulasi dalam pembuatan produk masker wajah.
Kenyataan ini membuat sebagian konsumen, terutama yang kurang paham mengenai
masker wajah menjadi kesulitan menemukan produk masker yang sesuai dengan
kondisi kulit mereka.
1
Produk masker yang banyak beredar, kebanyakan berbentuk bubuk yang nantinya
sebelum diaplikasikan pada wajah ditambahkan dengan bahan pelarut seperti air biasa
atau air mawar. Namun, saat ini tidak jarang juga ditemui masker dengan bentuk cair,
pasta, krim, sheet, dan lain sebagainya. Masker wajah ini sendiri dapat dibuat dari
bermacam-macam bahan. Namun dalam penelitian ini, saya akan membuat masker dari
bahan-bahan alami yang diformulasikan ke dalam pembuatan masker yang berguna
untuk mengatasi masalah pori pada kulit wajah. Kandungan pada bahan alami
seperti enzim, vitamin C, vitamin A serta vitamin E sangat dibutuhkan untuk
membantu proses pengecilan pori. Semua kandungan tersebut, dapat diperoleh dari
putih telur, madu dan juga air lemon yang berfungsi sebagai antioksidan yang
membantu melembapkan serta menutrisi kulit wajah hingga ke dalam. Menurut
(Depatrment Pertanian Amerika Serikat, 2019) putih telur merupakan sumber protein,
vitamin, karbohidrat, kalsium, kolin, fosfor, sodium, zat besi, magnesium, kalium, seng,
selenium, lutein dan zeaxanthin, folat, serta nutrisi lainnya yang bermanfaat untuk
tubuh. Sedangkan madu mengandung antioksidan, antibakteri, dan antiseptik yang
dapat membersihkan pori-pori dari kotoran yang menyumbat. Dan air lemon
mengandung antioksidan, vitamin C serta asam alpha hidroksi yang mampu mengatasi
masalah pori pada kulit.
Namun, sebagian orang masih beranggapan bahwa menggunakan masker dari
bahan alami tidaklah efektif. Bagi sebagian orang, menggunakan masker yang telah
siap pakai lebih efektif untuk menghemat waktu. Oleh karena itu, formulasi masker
alami ini akan memiliki bentuk pasta sehingga dalam pemakaiannya akan lebih efisien
dan tidak membutuhkan tambahan bahan apapun sehingga bisa langsung dipakai.
1. 2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut :
1.2.1 Perkembangan kosmetik dan juga teknologi di dunia industri menyebabkan
sebagian konsumen, terutama yang kurang paham mengenai masker wajah
menjadi kesulitan menemukan produk masker yang sesuai dengan kondisi
kulit mereka.
1.2.2 Timbulnya masalah pori-pori pada kulit wajah.
2
1. 3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian,
maka peneliti melakukan pembatasan masalah sebagai berikut :
1.3.1 Jenis telur yang digunakan adalah telur ayam kampung.
1.3.2 Jenis madu yang digunakan adalah madu murni.
1.3.3 Uji coba dilakukan kepada 10 panelis yang memiliki masalah pori pada kulit
wajah.
1.3.4 Uji coba akan dilakukan pada panelis yang memiliki jenis kulit berminyak.
1. 4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.4.1 Bagaimana formulasi masker putih telur dengan madu dan air lemon yang
tepat untuk mengatasi masalah pori pada kulit ?
1.4.2 Bagaimana pengaruh dari formulasi masker putih telur dengan madu dan air
lemon terhadap masalah pori pada kulit ?
1. 5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Untuk menghasilkan formulasi masker dari putih telur dengan madu dan air
lemon yang tepat untuk mengatasi masalah pori pada kulit.
1.5.2 Untuk mengetahui pengaruh dari formulasi masker putih telur dengan madu
dan air lemon terhadap masalah pori pada kulit.
1. 6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti yaitu :
1.6.1 Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan penelitian,
khususnya konsentrasi bidang tata rias mutlak.
1.6.2 Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk peneliti lain
yang akan mengangkat topik yang sama namun dengan aspek penelitian yang
berbeda.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
Masyarakat saat ini banyak yang beralih pada produk yang berbahan alami.
Keistimewaan masker dari bahan alami ini adalah tidak menimbulkan iritasi dan
efek samping. Karena produk yang terbuat dari bahan alamiah lebih murah, aman,
tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan bagi kulit (Surtiningsih,
2005). Masker yang terbuat dari bahan alami ini dibuat dari bahan-bahan yang ada
di alam seperti ekstrak dari buah-buahan atau sayur-sayuran, telur, susu, madu,
lemon, minyak zaitun, dan lain sebagainya.
2.1.3 Manfaat Masker Bagi Wajah
Menurut Keen (2012 : 117) masker bermanfaat untuk mencerahkan kulit
wajah, mengecilkan pori-pori, mengurangi kadar minyak pada kulit berminyak dan
mengurangi jerawat serta menyamarkan noda hitam pada kulit wajah.
Menurut Muliyawan dan Suriana (2013 : 173), kegunaan masker adalah
sebagai berikut :
a. Memperbaiki dan merangsang aktivitas sel-sel kulit yang masih aktif.
b. Mengangkat kotoran dan sel-sel tanduk yang masih terdapat pada kulit secara
mendalam.
c. Memperbaiki dan mencerahkan kulit
d. Memberi nutrisi, menghaluskan, melembutkan dan menjaga kelembapan kulit.
e. Mencegah, mengurangi, dan menyamarkan kerusakan-kerusakan pada kulit
seperti gejala keriput dan hiperpigmentasi.
f. Memperlancar aliran darah dan getah bening pada jaringan kulit.
Pori-pori adalah folikel rambut kecil di kulit. Ketika pori tersumbat oleh minyak
dan kotoran, folikel ini akan tampak membesar. Ukuran pori-pori bervariasi tergantung
pada usia, jenis kulit dan jenis kelamin. Pori-pori yang membesar disebabkan karena
5
meningkatnya sel-sel kulit mati yang menumpuk di dasar pori dan tersumbatnya pori
oleh minyak berlebih.
Sebenarnya pori-pori memiliki fungsi yang sangat penting. Selain sebagai tempat
tumbuhnya rambut, pori-pori juga berfungsi sebagai jalan minyak untuk sampai ke
permukaan kulit. Minyak tersebut lah yang akan melindungi kulit kita dari paparan
sinar matahari. Pori-pori yang tersumbat oleh sel-sel kulit mati atau minyak dalam
waktu tertentu akan membentuk sebuah komedo hitam maupun putih. Selain
terbentuknya komedo, pori-pori yang tersumbat juga bisa menimbulkan jerawat.
2.2.1 Masalah Pori Berdasarkan Jenis Wajah
Pada dasarnya ada lima jenis kulit manusia, yaitu kulit berminyak, kering,
normal, sensitif dan kombinasi.
a. Tipe Kulit Normal
Tipe kulit normal biasanya memiliki tipe pori yang kecil, memiliki kulit
yang bercahaya dan biasanya terhindar dari sensivitas. Kulit cenderung
berminyak di T-zone yaitu hidung, dahi, dan dagu, serta sedikit kering di area
yang berbeda.
b. Tipe Kulit Kombinasi
6
Jenis kulit ini memiliki pori-pori yang lebih besar, komedo, dan kulit yang
tampak mengilap di beberapa area wajah dan kering di area lainnya. Berbeda
dengan kulit normal yang tidak memerlukan banyak perhatian dan produk,
kulit kombinasi memerlukan produk terpisah untuk kulit berminyak dan kulit
kering.
c. Tipe Kulit Kering
Jenis kulit kering biasanya memiliki tipe pori yang kecil. Wajah akan
cepat kusam, dan keriput akan lebih terlihat, kasar, bahkan mudah mengalami
iritasi karena kadar kelembapan yang rendah. Kondisi ini pun diperburuk
dengan perubahan hormonal, cuaca, mandi air panas, hingga kandungan dalam
produk perawatan kulit.
d. Tipe Kulit Berminyak
Jenis kulit berminyak biasanya memiliki tipe pori yang cukup besar. Pori-
pori yang membesar disebabkan karena meningkatnya sel-sel kulit mati yang
menumpuk di dasar pori dan tersumbatnya pori oleh minyak berlebih. Jenis
kulit ini juga rentan mengalami komedo atau jerawat. Biasanya kondisi ini
7
disebabkan atau diperburuk oleh ketidakseimbangan hormon, stres, atau cuaca
yang panas atau terlalu lembap.
e. Tipe Kulit Sensitif
8
d. Terpapar Sinar Ultraviolet
Paparan matahari terutama sinar UV A atau B menjadi penyebab pori-pori
membesar. Begitu juga jika terpaan sinar matahari ini terlalu lama. Kulit bisa
terbakar, dehidrasi, mengurangi produksi kolagen, elastin, dan air dari kulit.
Membuat jaringan kulit menyusut dan menarik ujung-ujung pori-pori.
Sehingga pori-pori tampak kendur dan membesar.
e. Adanya Komedo
Komedo yang berwarna hitam atau dikenal dengan blackheads merupakan
minyak atau sebum yang terjebak di dalam pori-pori kulit dan teroksidasi
(terkena udara). Komedo tampak seperti bintik-bintik hitam di permukaan
kulit. Komedo ini sering ditemui di area T seperti dahi, hidung, dan dagu.
Sel-sel kulit mati, sebum, atau bakteri yang menyumbat pori-pori
menjadikan ini salah satu faktor penyebab pori-pori membesar. Ukuran pori-
pori yang sebelumnya kecil menjadi bertambah besar karena “terisi” material
dari komedo atau jerawat
9
Hartono dan Isman (2010) menyatakan bahwa struktur telur terdiri atas empat
bagian penting, yaitu selaput membran, kerabang (shell), putih telur (albumen), dan
kuning telur (yolk).
a. Kandungan Nutrisi dakam Putih Telur
Dalam 100 gram putih telur, terkandung nutrisi-nutrisi sebagai berikut :
Kalori : 16
Protein : 4 gram
Lemak : 0 gram
Kolesterol : 0 gram
Vitamin B2 : 6% dari rekomendasi asupan harian (RAH)
Vitamin B5 : 1% dari RAH
Selenium : 9% dari RAH
Kalium : 163 miligram
b. Manfaat Putih Telur untuk Kecantikan
Menurut Samala Mahadi (2020) Manfaat putih telur untuk kecantikan
adalah :
1. Mencegah Penuaan Dini
Kandungan kombinasi putih telur terbukti dapat memperlambat
proses penuaan. Vitamin dan antioksidan yang terkandung didalamnya
akan memperepat regenerasi kulit dan membantu perkembangan kolagen.
Sehingga, kulit akan terasa lebih kenyal, kencang, dan jauh dari keriput.
2. Meminimalisir Minyak di Wajah
Salah satu manfaat putih telur untuk wajah adalah untuk mengurangi
kadar minyak di kulit. Karena kandungan vitamin B12 dan E nya mampu
mempertahankan kelembaban wajah secara normal.
3. Masker untuk Jerawat
Selain memperlambat penuaan, masker dari putih telur juga bisa
membantu mengurangi dan mencegah munculnya jerawat di wajah. Putih
telur yang mengering pada wajah akan mengurangi jumlah sebum
sehingga jerawat akan ikut berkurang.
4. Mengecilkan Pori-Pori
Pori-pori yang terbuka lebar bisa menjadi sumber banyak
permasalahan kulit wajah, termasuk jerawat, minyak berlebih, flek hitam,
komedo, dan bruntusan. Dengan kandungan yang terdapat dalam putih
10
telur, penggunaannya sebagai masker dapat membantu proses pengecilan
pori.
2.3.2 Madu Murni
11
Asam Pantotenat (B5) 0.068 mg (1%)
Vitamin B6 0.024 mg (2%)
Folat (Vit. B9) 2 μg (1%)
Vitamin C 0.5 mg (1%)
Kalsium 6 mg (1%)
Besi 0.42 mg (3%)
Magnesium 2 mg (1%)
Fosfor 4 mg (1%)
Kalium 52 mg (1%)
Natrium 4 mg (0%)
Zink 0.22 mg (2%)
12
melindungi kulit dari kuman sehingga membuat kulit menjadi lembab dan
bergizi.
5. Menunda Tanda Penuaan
Madu dapat membantu mengurangi munculnya keriput secara luas.
Madu kaya dengan antioksidan termasuk flavonoid dan polifenol yang
melawan kerusakan kolagen yang pada gilirannya membantu mengurangi
tanda-tanda penuaan yang terlihat.
2.3.3 Lemon
13
Kalsium : 33 mg
Fosfor : 23 mg
Zat Besi : 0,4 mg
Asam Askorbat : 49 mg
Energi : 51 kal
Air : 86 gram
b. Manfaat Lemon untuk Kecantikan
Menurut dr. M. Dejandra Rasyana (2020) Selain berkhasiat untuk
kesehatan tubuh, vitamin C dalam perasan lemon juga baik untuk kulit, baik
saat dimakan atau diminum. Oleh karena itu, mengaplikasikan perasan lemon
di daerah wajah dipercaya akan berhasil. Beberapa manfaat lemon untuk
kecantikan kulit seperti :
1. Mengatasi Jerawat
Manfaat lemon untuk wajah yang utama adalah untuk
mengatasi jerawat yang meradang. Lemon mengandung efek antibakteri
yang kuat sehingga dapat mengatasi jerawat yang disebabkan oleh
bakteri. Selain itu, lemon juga dapat mengurangi proses peradangan saat
jerawat sedang terbentuk. Khasiat ini diperoleh dari efek antiradang pada
lemon karena sifatnya yang asam.
2. Menyamarkan Bekas Jerawat
Khasiat ini diperoleh dari salah satu kandungan lemon, yakni bentuk
alami dari AHA (alpha hydrocy acid). Perasan lemon juga mengandung
asam sitrat yang bersifat eksfolian. Kandungan ini dapat melepaskan sisa-
sisa sel kulit mati. Dengan begitu, bekas jerawat yang merupakan sel kulit
yang rusak akan cepat terganti dengan sel kulit baru.
3. Mencerahkan Kulit
Asam sitrat dan vitamin C pada lemon bisa membantu proses
pencerahan kulit dari waktu ke waktu. Karena vitamin C dikenal sebagai
antioksidan yang paling baik untuk menetralkan radikal bebas dan
mendongkrak produksi kolagen.
4. Mengatasi Komedo
Komedo atau yang disebut sebagai blackhead atau whitehead
terbentuk akibat adanya penumpukan sel kulit mati yang terjadi pada
14
permukaan kulit wajah. Lemon bermanfaat untuk mengatasi komedo yang
telah terbentuk. Khasiat tersebut diperoleh dari salah satu kandungan
lemon, yakni asam sitrat yang berguna untuk mengangkat sisa sel kulit
mati.
5. Mencegah Penuaan Dini
Radikal bebas yang berasal dari pola hidup, paparan sinar ultraviolet
(UV) matahari, dan polusi, dapat merusak sel-sel kulit. Akibatnya, kulit
akan menjadi lebih cepat keriput. Kandungan vitamin C dalam lemon
berperan sebagai antioksidan. Kandungan ini membantu pembentukan
kolagen untuk menangkal radikal bebas dan membuat kulit tetap kencang
sehingga terlihat awet muda.
6. Mengurangi Minyak Berlebih pada Kulit
Asam sitrat yang terkandung pada lemon dapat bekerja sebagai
astringen (zat yang menyebabkan pengerutan jaringan sehingga dapat
mengurangi sekresi) alami.
Permasalahan :
Pemecahan Masalah :
Merumuskan Masalah :
1. Bagaimana formulasi masker putih telur dengan madi dan air
lemon yang tepat untuk mengatasi masalah pori pada kulit ?
2. Bagaimana pengaruh dari formulasi masker putih telur dengan
madu dan air lemon terhadap masalah pori pada kulit ?
15
1. Melakukan analisis data.
2. Melaksanakan prosedur penelitian pembuatan
masker wajah.
3. Uji kelayakan produk.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Metode Penelitian
Metode penelitian tidak terlepas dari suatu penelitian. Metode merupakan salah
satu hal yang menentukan keberhasilan dalam penelitian. Metode penelitian yang
berbeda akan memberikan hasil yang berbeda pula. Sugiyono (2016 : 6)
mengemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Sedangkan pendapat dari Darmadi (2013 : 153) metode penelitian adalah suatu cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Tujuan dari metode penelitian adalah untuk mendapatkan data, fakta dan
simpulan sehingga dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan
keadaan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
3.1.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
metode eksperimen pre-experimental (one grup pretest post test).
Pre-Experimental Designs adalah yang belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen (Sugiyono 2013 : 74). Metode penelitian
One-Group Pretest-Posttest Design ini dilakukan terhadap satu kelompok tanpa
adanya kelompok kontrol. Penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai, yaitu menguji formulasi masker terhadap kulit yang memiliki masalah
pori-pori pada wajah.
18
3. Pemeras jeruk, digunakan untuk memisahkan bulir lemon dengan airnya.
19
peneliti memiliki keterbatasan dalam melakukan penelitian baik dari segi waktu,
tenaga, dana dan jumlah populasi yang sangat banyak. Maka peneliti harus
mengambil sampel yang benar-benar representatif (dapat mewakili).
3.4.3 Sampling
Terdapat teknik dalam pengambilan sampel untuk melakukan penelitian,
menurut Sugiyono (2017 : 81) teknik sampling merupakan teknik pengambilan
sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
20
Variabel kontrol menurut Sugiyono (2014 : 41) adalah variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen (bebas)
terhadap variabel dependen (terikat) tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
sedang diteliti. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
waktu pengaplikasian masker, alat yang digunakan saat pengaplikasian dan juga
jenis kulit panelis (memiliki masalah pada pori).
3.6.4 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Data
Variabel Perbandingan Quisioner Angket Didapat Ordinal
bebas: proporsi dibuat formulasi
Perbandingan bervariasi digu- masker ter-
proporsi nakan untuk baik yang
bahan yang menentukan dapat ber-
digunakan masker dengan peran pen-
dalam formulasi yang ting untuk
formulasi paling baik dan mengatasi
masker. memiliki kela- masalah
yakan pakai pori pada
kulit.
Variabel Hasil dari Observasi Lembar Masker Ordinal
Terikat: pengaruh dan observasi memiliki
Pengaruh masker Dokumentas , dan pengaruh
masker terhadap ma- i ceklist jika terjadi
terhadap salah pori perubahan
masalah pori sangat me- positif pada
pada kulit. nentukan hasil klien.
akhir dari pene-
litian. Jika Dan tidak
memang ter- me-miliki
bukti berpe- pe-ngaruh
ngaruh, maka jika tidak
masker dapat
21
dikategorikan ter-jadi
layak pakai. peru-bahan
Dan jika
sebaliknya,
maka harus ada
tinjauan ulang
untuk
memperbaiki
produk.
Variabel Penggunaan Observasi Lembar 0 – 8 Interval
Kontrol: masker diuji observasi menit
Waktu cobakan dan 8 – 10
pengaplikasia dipantau kurang menit
n masker lebih 8-15 menit 10 – 15
untuk melihat menit
hasil.
Alat Alat pengap- Dokumentas Cheklist Cawan Nomina
pengaplikasi likasi masker i dan foto masker l
masker disama rata kan Kuas
untuk semua pa- masker
nelis. Pengadu
Tujuannya agar k
pene-litian tidak dll
dipengaruhi
oleh variable
lain
Jenis kulit Karena yang Observasi Lembar Jenis kulit Nomina
panelis akan di jadi-kan dan observasi panelis ber- l
sebagai subjek Dokumentas dan minyak dan
pene-litian i Cheklis memiliki
adalah masalah masalah
pori pada kulit, pori.
maka akan lebih
22
baik untuk me-
ngontrol atau
menyamarataka
n jenis kulit
panelis agar
penelitian ti-dak
mudah
dipengaruhi
oleh variable
lain
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
24
No Indikator Aspek yang Keterangan
Diamati
1 Hasil setelah Kondisi pori pada Skor 4 : Pori-pori mengalami
pengaplikasian bagian dahi perubahan (70–100%)
masker putih Skor 3 : Pori-pori mengalami
telur, madu perubahan (50–69%)
dan air lemon Skor 2 : Pori-pori mengalami
perubahan (30–49%)
Skor 1 : Pori-pori tidak
mengalami perubahan
(0– 29%)
2 Kondisi pori pada Skor 4 : Pori-pori mengalami
bagian pipi kanan perubahan (70–100%)
Skor 3 : Pori-pori mengalami
perubahan (50–69%)
Skor 2 : Pori-pori mengalami
perubahan (30–49%)
Skor 1 : Pori-pori tidak
mengalami perubahan
(0– 29%)
3 Kondisi pori pada Skor 4 : Pori-pori mengalami
bagian pipi kiri perubahan (70–100%)
Skor 3 : Pori-pori mengalami
perubahan (50–69%)
Skor 2 : Pori-pori mengalami
perubahan (30–49%)
Skor 1 : Pori-pori tidak
mengalami perubahan
(0– 29%)
4 Kondisi pori pada Skor 4 : Pori-pori mengalami
bagian hidung perubahan (70–100%)
Skor 3 : Pori-pori mengalami
perubahan (50–69%)
25
Skor 2 : Pori-pori mengalami
perubahan (30–49%)
Skor 1 : Pori-pori tidak
mengalami perubahan
(0– 29%)
5 Kondisi pori pada Skor 4 : Pori-pori mengalami
bagian dagu perubahan (70–100%)
Skor 3 : Pori-pori mengalami
perubahan (50–69%)
Skor 2 : Pori-pori mengalami
perubahan (30–49%)
Skor 1 : Pori-pori tidak
mengalami perubahan
(0– 29%)
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Instrmen Penelitian
3.7.3 Uji Instrumen
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang baik valid berarti memiliki
validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2010:211).
Validitas terdapat 2 macam, yaitu validitas internal dan validitas isi. Hasil
uji coba kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus Korelasi Product
Moment agar panelis menjadi penguji yang sesungguhnya (Suharsimi Arikunto,
2010 : 213 ).
𝑁𝛴𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
Rumus : 𝑅𝑥𝑦 =
√[𝑁∑𝑋 −(∑𝑋)2 ][𝑁∑𝑌 2 −(∑𝑌)2 ]
2
Keterangan :
x=X- X
y=y–Y
X = Skor rata-rata dari X
Y = Skor rata-rata dari Y
Jika r hitung > rtabel pada taraf signifikan 5% maka validitas instrumen
dapat digunakan untuk penelitian.
26
b. Reabilitas
Reabilitas dapat menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002:154). Reliabilitas
menunjukkan sejauh mana suatu instrument dapat memberi hasil pengukuran
yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang terhadap gejala
yang sama dengan alat pengukuran yang sama.
Keterangan :
𝑥̅1 = rata-rata sampel 1
𝑥̅2 = rata-rata sampel 2
𝑠1 = simpangan baku sampel 1
𝑠2 = simpangan baku sampel 2
𝑠12 = varians sampel 1
𝑠22 = varians sampel 2
r = korelasi antara dua sampel
27
DAFTAR PUSTAKA
Muliyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. Halaman 173
Wasitaatmadja, 1997, Penuntun Kosmetik Medik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Hartono, T dan Isman. 2010. Kiat Sukses Menetaskan Telur Ayam. Agro Media Pustaka,
Yogyakarta
Nizhar, M., 2012. Level Optimum Sari Buah Lemon (Citrus limon ) Sebagai Bahan
Penggumpal Pada Pembentukan Curd Keju Cottage. Makassar : UNHAS.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Halaman 6
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Halaman 153
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. Halaman 26
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
28