Yulia Rosa - 712018051 (Skizoafektif)
Yulia Rosa - 712018051 (Skizoafektif)
2
1.1. Diagnosis
3
terdepresi.
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
sekurangnya 2 minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.
C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk
sebagian bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,
obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.
Sebutkan tipe:
Tipe bipolar: jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran (atau
suatu manik suatu episode campuran dan episode depresif berat)
Tipe depresif: jika gangguan hanya termasuk episode depresif berat.
Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.Ed.
4.Hak cipta American Psychiatric Association. Washington. 1994.
4
Tabel 2. Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif berdasarkan PPDGJ-III
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif
adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-
sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang
sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak
memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyaki yang berbeda.
Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi
Pasca-skizofrenia)
Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik
berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari
keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua episode manik atau
depresif (F30-F33)
Menurut PPDGJ-III :
Pedoman Diagnostik1
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang
tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode
skizoafektif tipe manic.
5
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak
begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang
memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi
dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia,
F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).
Pedoman diagnostik1
Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang
tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar di dominasi
oleh skizoafektif tipe depresif.
Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas, baik
depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk
episode depresif (F 32)
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi
dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia,
F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).
6
F25.9 Gangguan Skizoafektif YTT
1.3. Penatalaksanaan
A. Pengobatan Psikososial
Pasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi keluarga, latihan
keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif.Oleh karena bidang
psikiatri sulit memutuskan diagnosis dan prognosis gangguan
skizoafektif yang sebenarnya, ketidakpastian tersebut harus dijelaskan
kepada pasien.Kisaran gejala mungkin sangat luas, karena pasien
mengalamaikeadaan psikosis dan variasi kondisi mood yang terus
berlangsung. Anggota keluarga dapat mengalami kesulitan untuk
menghadapi perubahan sifat dan kebutuhan pasien tersebut. 2
B. Pengobatan Farmakoterapi
Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan
skizoafektif adalah dengan pemberian antipsikotik disertai dengan
pemberian antimanik atau antidepresan.Pemberian obat antipsikotik
diberikan jika perlu dan untuk pengendalian jangka pendek.
Skizoafektif,Episode Manik atau Campuran (fase akut) 3
Injeksi : olanzapin 2x 5-10 mg/ hari dengan diazepam 2x10 mg/hari.
Oral :
Terapi kombinasi:
8
1. Olanzapin 1x10-30mg/hari atau risperidon 2x1-3 mg/hari atau
quetiapin hari I (200mg), hari II (400mg), hari III (600mg) dan
seterusnya atau aripirazol.
2. Litium karbonat 2x400mg, dinaikan sampai kisaran terapeutik
0,8-1,2 mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis litium karbonat
1200-1800 mg/hari, pada fungsi ginjal normal) atau divalproat
dengan dosis 2x250 mg/hari (atau konsentrasi plasma 50-125
ug/L)
3. Lorazepam 3x1-2 mg/hari kalau perlu
Oral :
Terapi kombinasi
1. Litium karbonat 2x400mg, dinaikan sampai kisaran
terapeutik 0,8-1,2 mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis litium
karbonat 1200-1800 mg/hari, pada fungsi ginjal normal) atau
divalproat dengan dosis 2x250 mg/har dan dinaikan setiap
beberapa hari hingga kadar plasma mencapai 50-100 mg/L atau
Karbamazepin dengan dosis awal 300-800 mg/hari dan dosis
dapat dinaikan 200 mg setiap dua-empat hari hingga mencapai
kadar plasma 4-12 ug/ML. Sesuia dengan Karbamazepin 800-
1600 mg/hari atau Lamotrigin dengan dosis 200-400 mg/hari.
2. Antidepresan, SSRI, misalnya Fluoksetin 1x10-20
mg/hari.
3. Antipsikotika generasi kedua Olanzapin 1x10-
30mg/hari atau risperidone 2x1-3 mg/hari atau quetiapin hari I
9
(200mg), hari II (400mg), hari III (600mg) dan seterusnya atau
aripirazol 1x10-30mg/hari
1. Divalproat 500mg/hari
2. Olanzapin 1x10 mg/hari
3. Quentiapin 450-600 mg/hari
4. Risperidon 1-4 mg/hari
5. Aripirazol 10-20 mg/ hari
6. Klozapin 300-750mg/hari
1.4. Prognosis
10
bahwa pasien dengan gangguan pramorbid yang buruk; onset yang perlahan-perlahan;
tidak ada factor pencetus; menonjolnya gejala psikotik, khususnya gejala deficit atau
gejala negative; onset yang awal; perjalanan yang tidak mengalami remisi; dan
riwayat keluarga adanya skizofrenia. Lawan dari masing-masing karakteristik
tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik. Adanya atau tidak adanya gejala urutan
pertama dari Scheneider tampaknya tidak meramalkan perjalanan penyakit
BAB III
KESIMPULAN
11
Gangguan skizoafektif merupakan suatu gangguan jiwa yang
m e m i l i k i g e j a l a s k i z o f r e n i a d a n gejala afektif yang terjadi bersamaan
dan sama-sama menonjol. Prevalensi gangguan telah dilaporkan lebih
rendah pada laki-laki dibandingkan para wanita, khususnya wanita yang
menikah.Usiaonset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk
laki-laki seperti juga pada skizofrenia. Teori etiologi mengenai gangguan
skizoafektif mencakup kausa genetik dan lingkungan. Tanda dan gejala
klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua tanda dan gejala
skizofrenia,episode manik, dan gangguan depresif. Diagnosis gangguan
skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia
dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan,
atau dalam beberapa hari sesudah yang lain , dalam episode yang sama.
Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode
skizoafektif berulang, baik yang tipe m a n i k , d e p r e s i f a t a u c a m p u r a n
keduanya.Terapi dilakukan dengan melibatkan keluarga,
pengembangan skill sosial dan berfokus pada rehabilitasi
kognitif.
Pada farmakoterapi,digunakan kombinasi anti psikotik
d e n g a n a n t i d e p r e s a n b i l a m e m e n u h i k r i t e r i a d i a g n o s t i k gangguan
skizoafektif tipe depresif. Sedangkan apabila gangguan skizoafektif tipe
manik terapi kombinasi yang diberikan adalah antara anti psokotik dengan
mood stabilizer. Prognosis bisa diperkirakan dengan melihat seberapa jauh
menonjolnya gejala skizofrenianya , atau gejala gangguan afektifnya.
Semakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya maka pronosis
nya buruk. Dan sebaliknya semakin persisten gejala gangguan afektifnya,
prognosis diperkirakan akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
12
1. Maslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya : Jakarta. 2001. Hal
46-57
2. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatri. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins. 2003. Hal.
3. Elvira, S.Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta. 2013. Hal. 119-203
4. Fitri. Kelainan Mental Manik Tipe Skizoafektif. Fakultas Kedokteran,
Universitas Lampung. 2015
13